Pemeriksaan Fisik Abdomen Dan Kandung Kemih KELOMPOK 12 : Iis Suryani (201233028) Leni Diana Sari (201233057) Peni Oktapia (201233120) Evi Lutviana (201233048) Rinna Septiany (201133071) Sutomo (201233049) UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2012/2013
Anatomi dan fisiologi abdomen Abdomen merupakan suatu bagian tubuh yang menyerupai rongga tempat beberapa organ tubuh yang penting : Lambung, usus, hati, limpa dan ginjal. Bentuk abdomen yang normal : simetris, baik pada orang gemuk dan kurus. Abdomen menjadi tidak simetris dan membesar pada beberapa keadaan: kehamilan, tumor dalam rongga abdomen, tumor ovarium, atau tumor kandung kemih. Abdomen menjadi membesar didaerah setempat : pembengkakan hati, ginjal, limpa, atau kandung empedu. Permukaan abdomen normal tampak halus, lembut dengan kontur datar, melingkar, atau cengkung. Apabila ada pembesaran kulit abdomen menjadi tegang, licin, dan titpis. Pada keadaan distensi berat : kulit abdomen menjadi keriput, pada keadaan ikterik kulit tampak kuning.
TOPOGRAFI ANATOMI ABDOMEN Ada dua macam cara pembagian topografi abdomen yang umum dipakai untuk menentukan lokalisasi kelainan, yaitu: 1.Pembagian atas empat kuadran, dengan membuat garis vertikal dan horizontal melalui umbilicus, sehingga terdapat daerah kuadran kanan atas, kiri atas, kanan bawah, dan kiri bawah. 2.Pembagian atas sembilan daerah, dengan membuat dua garis horizontal dan dua garis vertikal. Garis horizontal pertama dibuat melalui tepi bawah tulang rawan iga kesepuluh dan yang kedua dibuat melalui titik spina iliaka anterior superior (SIAS). Garis vertikal dibuat masing-masing melalui titik pertengahan antara SIAS dan mid-line abdomen. Terbentuklah daerah hipokondrium kanan, epigastrium, hipokondrium kiri,lumbal kanan, umbilical, lumbal kanan, iliaka kanan, hipogastrium/suprapubik, dan iliaka kiri.
Pada keadaan normal, di daerah umbilical pada orang yang agak kurus dapat terlihat dan teraba pulsasi arteri iliaka. Beberapa organ dalam keadaan normal dapat teraba di daerah tertentu, misalnya kolon sigmoid teraba agak kaku di daerah kuadran kiri bawah, kolon asendens dan saecum teraba lebih lunak di kuadran kanan bawah. Ginjal yang merupakan organ retroperitoneal dalam keadaan normal tidak teraba.Kandung kemih pada retensio urine dan uterus gravid teraba di daerah suprapubi
Yang harus diperhatikan sebelum pemeriksaan fisik abdomen Riwayat Kesehatan : Perawat harus tau informasi tentang jenis makanan pasien, nafsu makan, pencernaan, pola defekasi, obat yang diminum, serta gangguan pencernaan yang pernah dan sedang dialami. Menurut morton,1991. Data riwayat kesehatan dikumpulkan meliputi: 1. sehat-sakit (status kesehatan skr, status kesehatan dulu, status kesehatan keluarga, pertimbangan perkembangan), 2. Pola pemeliharaan kesehatan, 3. Pola peranan-kekerabatan,
Persiapan untuk pengkajian abdomen Siapkan Peralatan : baju periksa, selimut, stetoskop, senter, pena, penggaris, sarung tangan (tambahan), masker (tambahan). Cuci tangan Jelaskan prosedur kepada klien Anjurkan klien tuntuk menanggalkan baju sampai pinggang dan mengenakan baju periksa Ruang periksa cukup penerangan.
2. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN Jaga privasi klien Gunakan prinsip universal precautio Tentukan jika nyeri abdomen ada sebelum pemeriksaan, maka periksa daerah yang nyeri pada urutan terakhir Ikuti Urutan pemeriksaan sebagai berikut : inspeksi, auskultasi, perkusi dan palpasi Pemeriksaan harus terorganisasi dengan baik untuk menghemat tenaga klien Visualisasikan struktur/organ dibawahnya sebelum memulai pemeriksaan. Anjurkan klien relaksasi saat dilakukan pemeriksaan Klien mungkinbatuk dan bersinn selama pemeriksaan untuk itu gunakan prinsip universal precaution
Inspeksi Dilakukan pada pasien dengan posisi tidur terlentang dan diamati dengan seksama dinding abdomen. Yang perlu diperhatikan adalah: Keadaan kulit; - Warnanya (ikterus, pucat, coklat, kehitaman). - Elastisitasnya (menurun pada orang tua dan dehidrasi), kering (dehidrasi), lembab (asites) - Adanya bekas-bekas garukan (penyakit ginjal kronik, ikterus obstruktif) - Jaringan parut (tentukan lokasinya) - Striae (gravidarum/ cushing syndrome) - Pelebaran pembuluh darah vena (obstruksi vena kava inferior & kolateral pada hipertensi portal).
Besar dan bentuk abdomen; rata, menonjol, atau scaphoid (cekung). Simetrisitas; perhatikan adanya benjolan local (hernia, hepatomegali, splenomegali, kista ovarii, hidronefrosis). Gerakan dinding abdomen pada peritonitis terbatas. Pembesaran organ atau tumor, dilihat lokasinya dapat diperkirakan organ apa atau tumor apa. Peristaltik; gerakan peristaltik usus meningkat pada obstruksi ileus, tampak pada dinding abdomen dan bentuk usus juga tampak (darm-contour) Pulsasi; pembesaran ventrikel kanan dan aneurisma aorta sering memberikangambaran pulsasi di daerah epigastrium dan umbilical.
Perhatikan juga gerakan pasien: Pasien sering merubah posisi : adanya obstruksi usus. Pasien sering menghindari gerakan :iritasi peritoneum generalisata. Pasien sering melipat lutut ke atas agar tegangan abdomen berkurang/ relaksasi : peritonitis. Pasien melipat lutut sampai ke dada, berayun-ayun maju mundur pada saat nyeri : pankreatitis parah.
Auskultasi Untuk mendengarkan dua suara abdomen : bising usus (peristaltik) yang disebabkan oleh perpindahan gas atau makanan sepanjang intestinum dan suara pembuluh darah. Untuk mendeteksi fungsi pencernaan pasien setelah menjalani operasi Untuk mendengarkan denyut jantung janin pada wanita hamil
Cara kerja auskultasi Siapkan stetoskop, hangatkan tangan dan bagian diagframa stetoskop bila ruang pemeriksaan dingin. Tanya pasien tentang waktu terakhir makan. Bising usus dapat meningkat setelah makan. Tentukan bagian stetoskop yang akan digunakan. Bagian diagframa digunakan untuk mendengarkan bising usus, sedangkan bagian bel (sungkup) untuk mendengarkan pembuluh darah Lakukan diagframa stetoskop dengan tekanan ringan pada setiap area kuadran abdomen dan dnegarkan suara peristaltik aktif dan suara deguk (gurgling) yang secara normal terdengar setiap 5-20 detik dengan durasi lebih dari 1 detik. (frekuensi suara bergantung pada status pencernaan atau ada/tidaknya makanan dalam saluran pencernaan.
Letakan bagian bel (sungkup) stetoskop di atas aorta, arteri renalis dan arteri iliaka. Dengarkan suara arteri (bruit). Letakan bagian bel stetoskop di atas area preumbilikal (sekeliling umbilikus) untuk mendengarkan bising vena (jarang terdengar). Khusus hepar dan limpa Kaji suara suara gesekan seperti gesekan 2 benda. Untuk mengkaji suara gesekan area limpa letakan stetoskop pada area batas bawah tulang rusuk di garis aksila anterior dan minta pasien menarik napas dalam. Untuk mengkaji suara gesekan pada area hepar, letakan stetoskop pada sisi bawah kanan tulang rusuk.
Lokasi yang digunakan pada auskultasi abdomen
perkusi Perkusi dilakukan untuk mndengarkan/mendeteksi adanya gas, cairan, atau massa didalam abdomen dan untuk mengetahui posisi limfa dan hepar. Cara perkusi abdomen secara sistematis : Perkusi dimulai dari kuadran kanan atas kemudian bergerak searah jarum jam Perhatikan reaksi pasien dan catat bila pasien merasa nyeri atau nyeri tekan Lakukan perkusi pada area timpani dan redup.
Perkusi Pekak hati –> pada linea midklavikularis kanan, pekak hati 6 – 12 cm. Pada linea sternalis kanan, pekak hati 4 – 8 cm. Perkusi dilakukan pada iga X kiri, pada linea midklavikularis. Ruang ini dinamakan Ruang Traube. Jika Ruang Traube terisi, berarti ada pembesaran limpa.
Perkusi hati dan limpa Gambar teknik perkusi hati. Gambar teknik untuk memeriksa redup yang berpindah. Daerah berwarna menunjukkan daerah timpani. (Dari Mark H. Swartz. 1995, hal 252).
Palpasi Palpasi merupakan metode yang dilakukan pada akhir pengkajian abdomen. Palpasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu palpasi ringan dan palpasi dalam. Palpasi dilakukan untuk mengetahui bentuk, ukuran, dan konsistensi organ serta struktur di dalam abdomen Ada beberapa jenis palpasi : Palpasi hepar Palpasi limpa Palpasi ginjal Palpasi kandung kemih
Palpasi hepar Cara palpasi hepar berdiri di samping kanan pasien Letakan tangan kiri pada dinding toraks posterior kira – kira pada tulang rusuk ke 11 atau 12 Tekan tangan kiri anda ke atas sehingga sedikit mengagkat dinding dada Letakan tangan kanan pada batas bawah tulang rusuk sisi kanan dengan membentuk sudut 45ºdari otot rektus abdomen atau paralel terhadap otot rektus abdominis dengan jari-jari kearah tulang rusuk
6. Sementara pasien ekshalasi lakukan penekanan dalam 4-5 cm kearah bawah tulang rusuk. 7. Jaga posisi tangan anda dan minta pasien menarik nafas dalam 8. Sementara pasien menarik nafas dalam rasakan batas hepar bergerak menentang tangan anda yang secara normal terasa dengan kontras reguler. 9. Bila hepar membesar, lakukan palpasi dibawah tulang rusuk kanan.
Contoh palpasi hepar
Palpasi Limfa Cara palpasi Limfa Anjurkan pasien untuk miring ke sisi kanan sehingga limfa lebih dekat dengan abdomen Lakukan palpasi pada batas bawah tulang rusuk kiri dengan menggunakan pola seperti palpasi hepar
Teknis palpasi limpa
Palpasi Ginjal Cara Palpasi Ginjal: Dalam menggunakan palpasi ginjal kanan letakan tangan kiri anda dibawah panggul, dan elevasikan ginjal pada daerah anterior Letakan tangan kanan anda pada dinding abdomen anterior digaris Midclavicula pada tepi bawah costa Tekan tangan kanan anda secara langsung keatas sementara pasien menarik nafas panjang. Bila ginjal teraba rasakan bentuk,ukuran dan amati adanya nyeri tekan Untuk melakukan palpasi ginjal kiri, lakukan disisi kiri tubuh pasien
Palpasi Kandung Kemih Palpasi kandung kemih dapat dilakukan dengan menggunakan 1 atau 2 tangan. Kandung kemih teraba bila mengalami distensi akibat penimbunan urine. Bila ditemukan distensi lakukan perkusi pada area kandung kemih, untuk mengetahui suara atau tingkatan redupnya.
REFERENSI Pearce, Evelyn C. 2002. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Priharjo, Robert. 2006. Pengkajian Fisik Keperawatan. Ed 2. Jakarta : EGC nn. 2011. Pemeriksaan Fisik Abdomen. (Online). http://timbangrasaclinic.blogspot.com[September 2011]
KAMSAHAMNIDA (Terima Kasih)…. ^-^