ILMU PENGETAHUAN Ilmu pengetahuan: pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran, dan pengetahuan ini selalu dapat diperiksa dan ditelaah (dikontrol) dengan kritis oleh setiap orang lain yang ingin mengetahuinya.
Ilmu pengetahuan mengandung unsur-unsur: Pengetahuan (knowledge): adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya, sehingga berbeda dengan takhyul dan anggapan-anggapan keliru (misinterpretation).
Tersusun secara sistematis: tidak semua pengetahuan adalah ilmu, hanya pengetahuan yang tersusun secara sistematis saja dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan. Sistematis artinya, urutan-urutan tertentu yang terdiri dari unsur-unsur yang merupakan suatu kebulatan, sehingga dengan terlihat garis besar ilmu pengetahuan yang bersangkutan.
Menggunakan pemikiran: gejala kenyataan yang ditangkap panca indera kemudian dipikirkan secara mendalam, artinya diolah dan disusun secara sistematis oleh otak, bukan oleh perasaan. Dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain atau umum (obyektif): ilmu pengetahuan harus bersifat terbuka (tidak dirahasiakan) dapat dikemukakan, diketahui umum sehingga dapat diperiksa dan diuji oleh umum.
PENGGOLONGAN ILMU PENGETAHUAN Ilmu pengetahuan muncul dari keingintahuan manusia untuk menemukan kebenaran. Tiga sasaran atau obyek oleh manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan: Gejala alam; Tulisan (rekaman pemikiran), dokumen warisan budaya; Perilaku manusia (human behavior).
Beberapa cara menggolongkan ilmu pengetahuan: Penggolongan dalam bahasa Inggris yang disebut sebagai science dan scholarship: science, adalah hasil penelitian para scientists yang mengandalkan diri pada pengamatan secermat mungkin; scholarship, adalah penelitian para scholar yang memusatkan perhatian pada tulisan.
Dalam bahasa Indonesia belum ada istilah padanan untuk dua istilah dalam bahasa Inggris tersebut, sehingga sering timbul kesan bahwa dalam pengembangan ilmu pengetahuan hanya digunakan satu metode penelitian, yaitu metode ilmiah (scientific method).
penggolongan yang banyak digunakan dalam pendidikan tinggi (yang sering terlihat berdasarkan obyek ilmu pengetahuan): ilmu-ilmu alamiah (natural sciences); ilmu-ilmu budaya (humanities); ilmu-ilmu sosial (social sciences).
ILMU ILMU ALAMIAH Terdiri atas pengetahuan tentang kenyataan-kenyataan serta keteraturan-keteraturan yang dapat diungkapkan, berkenaan dengan gejala-gejala alam yang diwujudkan oleh alam semesta. Pengetahuan ini mencakup cabang-cabang ilmmu pengetahuan, diantaranya: kimia, biologi, fisika, geologi, ilmu kedokteran, astronomi.
ILMU-ILMU SOSIAL Berusaha mengungkapkan dan memahami keteraturan-keteraturan yang terwujud dalam hubungan antar anggota masyarakat.
ILMU-ILMU BUDAYA Mengungkapkan dan berusaha memahami peristiwa-peristiwa serta pernyataan-pernyataan budaya yang pada umumnya dianggap khas, unik. Pengetahuan ini mencakup cabang-cabang ilmu pengetahuan, antara lain: hukum, filsafat, kesusasteraan, sejarah. SUMBER: Prof. Dr. Harsja W. Bachtiar. “Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Tinggi di Indonesia”. Prof. Dr. Soerjono Soekanto. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: PRT RajaGrafindo Persada, 2001. hlm. 5-12.
KRITERIA ILMU / ASAS-ASAS ILMU Sistematis Koheren (taat asas) Valid (dapat dipercaya) Akurat (tepat) Objektif Mempunyai hukum, dalil, dan generalisasi Dapat memprediksi Bagaimana dengan sejarah ?
ILMU ALAM SEJARAH Perulangan2 / recurrence Peristiwa sejarah bersifat unik / partikularistik Percobaan/eksperimen di laboratorium atau lapangan, yaitu mewujudkan kembali bentuk semula dari gejala-gejala semula Unsur paralelisme/kesejajaran di samping unsur kekhususan Mengidentifikasi keajegan/keteraturan dari gejala-gejala tersebut Kecenderungan2 umum / general tendencies Keumuman/dalil/hukum bisa dirumuskan Hukum-hukum sejarah bisa dirumuskan
PREDIKSI ILMU ALAM & SEJARAH Hukum / dalil yang pasti Sulit melakukan prediksi karena keterbatasan perulangan Ketepatannya lebih besar Memproyeksikan pengalaman masa lampau ke situasi masa kini, bahkan situasi yad meski tidak dengan landasan yang kokoh KARAKTERISTIK SEJARAH ILMU SOSIAL LAINNYA ILMU ALAM Temporal-spasial A temporal-spasial Diakronik Sinkronik Ideografik Nomotetik Partikularistik Generalistik Einmalig Berulangkali Sumber terbatas Eksperimen dan tes Eksperimen / laboratorium Tidak dapat diukur Dapat diukur Non-prediksi Prediksi