Feminisme Oleh kelompok 12: Agata Safira 070810707 Mega Indah K. 070810716 Okky Gilang 070912008 Ravi Mirza 070912024
Definisi Feminisme Suatu perspektif yang menggunakan gender sebagai subjek utama. Feminisme menelusuri cara – cara dimana ide – ide tentang gender dapat menjadi sesuatu yang sangat bernilai bagi usaha untuk memfungsikan lembaga – lembaga internasional utama.
Latar Belakang Sejarah Belanda (1785) Lahirnya perkumpulan wanita dalam forum ilmiah di Middleburg. Inggris (1866) Suffragette. Awal abad 20 Gerakan emansipasi wanita di Indonesia yang dicetuskan oleh R.A Kartini. 1980an Perdebatan teoritis dalam studi Hubungan Internaisonal. Sudut pandang feminisme dalam studi hubungan internasional bukanlah hal yang baru karena banyak menggunakan tradisi pemikiran feminisme berabad – abad yang lalu, namun pemikiran ini muncul terkait dengan wacana enlightment tentang kemajuan sosial dan emansipasi manusia. Feminisme juga termasuk fenomena yang modern seperti yang dikatakan oleh Elizabeth Stanton (1815-1902) bahwa kemajuan manusia seiring dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan. Status perempuan pun dipakai untuk mengukur kemajuan dan peradaban masyarakat. Suffragette = Hak untuk memeilih bagi kaum perempuan. Muncul akibat dari petisi yang di keluarkan oleh Emily Davis (1830-1921) dan Elizabeth Garret (1836-1917) yang berisi tuntutan hak suara bagi kaum wanita yang ditandatangani oleh 1499 wanita. Aksi ini gagal. Ditolak oleh parlemen Inggris.
Asumsi – Asumsi Dasar Perempuan seharusnya memiliki akses yang sama seperti laki – laki pada kesempatan ekonomi dan pendidikan (Wollstonecraft, 1972). Perempuan adalah kelompok yang tidak diuntungkan di dunia juka dibandingkan dengan laki – laki (Peterson & Runyan, 1993). Studi politik dunia didasarkan pada cara berpikir maskulin (Sylvester, 1994). “Ilmu Sosial” menunjukkan status perempuan merupakan salah satu ukuran kemajuan dan peradaban masyarakat (Stanton, n.d.)
Aliran – Aliran Feminisme Feminisme Liberal. Feminisme Marxis. Feminisme Radikal. Feminisme Postmodern.
Pluralisme Aktor Hubungan Internasional Fenomena: dominasi laki-laki dalam kehidupan internasional, sedangkan perempuan terbatas dalam ‘ruang privat’. Padahal, jika diberi kesempatan, maka perempuan dapat membuktikan diri bahwa mereka bisa setara dengan laki-laki. Kesempatan dalam hal pendidikan, institusi sosial, & temoat kerjaa
Emansipasi Politis Laki – laki mendominasi jabatan – jabatan penting dalam struktur pemerintahan, seperti pengambil kebijakan. Karena perempuan tidak mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam ruang politik. Padahal perempuan sama halnya dengan laki – laki memiliki hak untuk ikut serta dalam kehidupan publik seperti memberi sumbangan pada dialog – dialog pada isu politik, sosial, dan moral.
Feminisme dalam Perdamaian dan Kerjasama Internasional Hierarki dan kesenjangan gender penghalang keamanan 1980-90an kaum feminis moral: “masuknya perempuan ke dalam elit-elit pemerintahan akan mengubah kebijakan luar negeri suatu negara” Feminis menantang pandangan mengenai militer sbg pembela ‘kepentingan nasional’, tingkat orang merasa terancam juga bermacam2 (disesuaikan lingkungan ekonomi, politik, sosial, n personal mereka. Liberalis Kita tidak dapat mencapai kebenaran yang benar2 menyeluruh dan global (dalam teori dan praktik), kecuali kita mengakui bahwa keamanan pada dasarnya suatu masalah ttg HAM Wacana2 (aktivis perdamaian) feminis ttg perdamaian menekankan keterhubungan manusia, dialog2, dan kerjasama atas dominasi & konfrontasi kekerasan.