Formulasi SNEDDS formula 7

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
SALEP MATA dan GEL (Kuliah FTS CSP ).
Advertisements

Acetylcholinesterase Inhibition Assay
TUGAS DASAR-DASAR PEMISAHAN ANALITIK
Kelompok 5 Desta Saputri ( ) Diah Nur’aini ( ) Dita Apriani ( )
AKADEMI FARMASI JEMBER
DOSIS OBAT & MACAM DOSIS
HASIL PENELITIAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
SUSPENSI FARMASEUTIK DASAR.
SUPOSITORIA By Vera Amalia, S.Si, Apt..
Analisis Cr3+ dan Cr6+ menggunakan spektrofotometri UV-Vis
LATIHAN SOAL.
FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL
Psikotropika Kelompok 4 : Adis Ayuni Desti Amelia Dyah Paramita Indratia Mahardika Riri Virawanty Wu’i Septia Siska.
ANALISIS KUALITATIF ANALGETIK NON-NARKOTIK
ANALISIS KUALITATITIF GOLONGAN NARKOTIKA
Tahapan spektrofotometri
Fitri Rahma Yenti, S.Farm.,Apt POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG PROGRAM STUDI DIII FARMASI 5/30/20171.
Bioavailability enhancement studies of amoxicillin with Nigella
BIOAVAILABILITAS DAN BIOEKIVALENSI
Analisis Kualitatif Narkotika
Kuliah FTS CSP tanggal 5 Februari 2012
COLORIMETRI SPECTROFOTOMETER UV-VIS
SIRUP Disusun oleh : Marsaulina Damanik ( )
DASAR TEORI dan Petunjuk praktek Kuliah lapang I (2014) VCO dan Nektar buah Astuti Setyowati.
KUALITAS SUSU Susu bahan makanan yang sangat penting untuk kebutuhan manusia, karena mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Susu.
Laporan Kemajuan Perbandingan Pembuatan Sediaan Herbal Melalui Sediaan Farmasi Indonesia dengan Traditional Chinese Medicine (TCM) Berbasis Aktivitas.
FOTOMETRI Nina Salamah, MSc., Apt.
SALEP MATA dan GEL (Kuliah FTS CSP ).
Kestabilan emulsi formulasi EC T. vogelii (lanjutan)
SUSPENSI CMC Anggota Kelompok : Kartika Dewi I. ( )
Praktikum FTS Steril Kelompok J PEMBUATAN SEDIAAN AMPUL (SEDIAAN VOLUME KECIL DOSIS TUNGGAL) AMPUL FENITOIN.
Penentuan Kadar Zat Besi (Fe)
SIFAT PERMUKAAN Wettability dan Solubility
HASIL SEDIAAN DAN EVALUASI SNEDD IBUPROFEN
Larutan Farmasetik Dasar.
ELIKSIR Nama Kelompok: Kinanthi Sekartanjung P. ( )
BIOAVAILABILITAS OBAT “KETERSEDIAAN HAYATI OBAT”
Praktikum FTS- Cair Semi Padat Krim Vitamin C Kelompok 5 Grassella (I ) Rizki Wahyudi (I ) Armi Rusmariani (I ) Erlinda (I )
ANALISIS SENYAWA IBUPROFEN DALAM SEDIAAN SIRUP
Argento-Gravimetri.
DEDE KURNIAWAN NIM: FARMASI A
Pengolahan Limbah Minyak Kelapa Sawit PT
Produksi Protein Sel Tunggal (PST)
INFUS KCL Ayu Rosalia ( ) Ayuna Amalia P ( )
AJI NAJIHUDIN Pembimbing 1 : Atun Qowiyyah, M.Si., Apt.
FOMULASI SNEDDS DISUSUN OLEH : 1.Lutfatul Amalia ( )
FORMULASI SNEDDS GAGARISMA MINYAK EUGENOL DENGAN TWEEN 80 DAN PEG 400
Nama : M. Adhitya Nugraha Kelas : XII Kimia Analis I
Penentuan Kadar Karbohidrat Dengan Metode Anthrone
Latarbelakang Amoksisilin (α-aminohidroksi benzilpenisillin) adalah antibiotik semisintetik yang termasuk dalam golongan β-laktam, yang efektif untuk pengobatan.
Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II
SUSPENSI Kelompok 3 Anggota : Destiana Wijaya.
PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN
ELIKSIR (FI III) Sediaan berupa larutan yg mempunyai rasa dan bau sedap, mengandung selain obat, juga zat tambahan seperti gula atau zat pemanis lainnya,
Assalamualaikum Wr.Wb Dhea Kanzela
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ABSORBSI OBAT
PROSES BIOFARMASETIKA
PENDAHULUAN Tujuan pemberian sediaan parenteral : 1. Pemberian obat pada keadaan mendesak 2. Zat aktif tidak dapat diserap oleh saluran cerna 3.Obat yang.
FENOMENA ANTAR PERMUKAAN
Sediaan Larutan Teknologi Sediaan Liquid & Semisolid.
FORMULASI SEDIAAN SUSPENSI
ABSORBSI DARI GASTROINTESTINAL
FORMULASI SEDIAAN LARUTAN
Tujuan Mahasiswa mampu mengetahui hasil Absorbansi pada beberapa sampel simplisia dengan menggunakan Spektrofotometri UV VIS.
PREFORMULASI SEDIAAN LIQUID & SEMISOLID
Teknologi Sediaan Liquid & Semisolid
Applied Biopharmacetic
Mekanisme Absorbsi.
MATA KULIAH TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMISOLID DOSEN PENANGGUNG JAWAB YUSNITA USMAN, S.Si., M.Si., Apt. BOBOT (JUMLAH SKS) 1 T, 3 P ( 4 SKS) LARUTAN.
SALEP LUKA BAKAR. LATAR BELAKANG Salep merupakan salah satu bentuk sediaan farmasi yang digunakan pada kulit, yang sakit atau terluka dimaksudkan untuk.
Transcript presentasi:

Formulasi SNEDDS formula 7 Khoirul Nikmah 1041411084 Mardiana Nur Astuti 1041411093

Tujuan Membuat sediaan nanoemulsi dari obat- obat yang tidak stabil oleh enzim pencernaan obat – obat yang memiliki kelarutan yang kecil (poor solubility) yang memenuhi persyaratan sediaan SNEDDS.

Dasar Teori SNEDDS merupakan salah satu metode formulasi nanoemulsi yang berupa campuran isotropic minyak, surfaktan, dan ko-surfaktan yang dengan cepat dan mudah membentuk nanoemulsi pada pencampuran dengan air. (Petet et all, 2001)

Dasar Teori Keuntungan yang didapat dari sediaan SNEDDS ini berupa peningkatan ketersediaan hayati zat aktif dalam tubuh melalui penggunaan secara per oral, memberikan luas permukaan yang besar dengan membran saluran cerna, stabilitasnya yang tinggi, dapat menurunkan dosis pemberian obat ataupun frekuensi pemakaian, memberikan profil absorpsi yang reproduksibel, sangat efektif untuk obat – obat yang memiliki target absorpsi di dalam lambung, melindungi obat yang sensitif terhadap pengaruh lingkungan lambung. (Kumar et all, 2010)

Dasar Teori Proses nanoemulsyfying terjadi secara spontan tidak dimasukkan ke dalam air. Hasil pencampuran sediaan SNEDDS dalam cairan lambung setelah dikonsumsi oleh pasien akan membentuk nanoemulsi. Bentuk nanoemulsi dipilih karena nanoemulsi terdapat kandungan minyak yang dapat membawa bahan obat yang sukar larut air. SNEDDS memiliki komponen utama berupa minyak sebagai pembawa obat, surfaktan sebagai emuglator minyak ke dalam air melalui pembentukan dan penjaga stabilitas lapisan film antar muka dan ko-surfaktan untuk membantu sebagai emuglator. (Date, 2010)

Alat dan Bahan Alat: Neraca, Alat – alat gelas, pH meter, Mikropipet, Vortex, Water bath, Termometer, Sentrifuge, vortex, Spektrofotometer UV-Vis, sonikator, dissolution tester. Bahan: Ibuprofren, Propilenglikol, span 20, tween 20, VCO, AIF, AGF

Formula Bahan Penimbangan Ibuprofen 500 mg Minyak kelapa (VCO) 1 mL Propilenglikol ( Kosurfaktan) Tween 20 ( Surfactan) 2 mL Span 20 ( Surfactan ) 4 mL

Analisa BAhan Ibuprofen Pemerian : Serbuk hablur, putih hingga hampir putih, berbau khas lemah Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air Sangat mudah larut dalam etanol

Propilenglikol Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, rasa tawar, praktis tidak berbau Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, kloroform tetapi tidak dapat bercampur dengan minyak lemak Span 20 Pemerian : Larutan minyak tidak berwarna, berkarakteristik dari asam lemak Kelarutan : Praktis tidak larut tetapi terdispersi didalam air dapat bercampur dengan alkohol sedikit larut dalam minyak kapar

Tween 20 Pemerian : cairan kenatl seperti minyak, jernih kuning berkarakteristik dari asam lemak Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol 95% (P)

Uji Karakteristik Fisik dan Stabilitas Sediaan SNEDDS Loading Drug Bertujuan untuk mengetahui jumlah obat (ibuprofen) yang terlarutkan di dalam SNEDDS 2. Emulsification Time Bertujuan untuk mengetahui berapa waktu yang diperlukan agar terbentuknya emulsi, dimana terbentuknya emulsi ditandai dengan berubahnya warna larutan dari bening menjadi keruh.

3. Uji transmitan Untuk mengetahui seberapa besar larutan SNEDDS yang dapat membiaskan cahaya 4. Cycling Test untuk menguji produk terhadap kemungkinan mengalami kristalisasi pada suhu tertentu 5. Uji Disolusi Untuk mengetahui seberapa besar obat yang larut dalam media .

Dicari Perbandingan tween 20 dan span 20 Skema Kerja Pembuatan Larutan Snedd Dicari Perbandingan tween 20 dan span 20 (2 : 4) Digunakan VCO dan Propilenglikol dengan jumlah yang sama tiap formula ( 1ml :1 mL) Dicampur VCO, Propilenglikol, tween 20, dan span 20 didalam tabung sentrifuge divortex 5 menit disonifikasi selama 10 menit

Evaluasi Snedd Loading Drug Divortex selama 10 menit Larutkan 500 mg ibuprofen kedalam 8 ml Divortex selama 10 menit Disonifikasi selama 15 menit, kemudian diinkubasi pada uhu 40 º c selama 5 menit dilakukan 3x siklus berurutan Campuran SNEDD dan ibuprofen di sentrifuge 3000rpm selama 5 menit Di ambil endapan dan di encerkan dengan hcl ph 1,2 Di baca di spektrofotometer UV-VIS

EMULSIFICATION TIME 1,0 ml SNEDD ibuprofen ditambahkan kedalan 500ml aquadest, AGF dan AIF Dilakukan pada suhu 37 º C dengan dayung pada kecepatan 50 rpm

Di ambil hasil emulsi dari ke tiga bahan tersebut dengan spuit 10ml Uji Transmitan 1,0 ml SNEDD ibuprofen di tambahkan tiap tabung 500ml aquadet, AGF, dan AIF Di ambil hasil emulsi dari ke tiga bahan tersebut dengan spuit 10ml Di baca nilai transmitanya menggunakan spektro UV-VIS dengan panjang gelombang 650 nm dengan aquadest sebagai blangko

Cycling Test Lakukan secara berulang-ulang selama 1 minggu Sediaan SNEDD ibuprofen disimpan pada kulkas suhu 4ºC selama 1 hari Kemudian di inkubasi pada alamari pengering suhu 45ºC selama 1 hari berikutnya Lakukan secara berulang-ulang selama 1 minggu

SNEDD ibuprofen di masukkan ke dalam kapsul no 00 Uji Disolusi SNEDD ibuprofen di masukkan ke dalam kapsul no 00 Di gunakan media dalam AGF sebanyak 900 ml kecepatan pengadukan 50 rpm suhu 37ºC Di ambil 10ml sampel hasil disolusi dengan interval waktu 5, 10, 15, 30,45,60 menit. Diganti dengan media baru dengan jumlah yg sama (10) ml ad volume tetap. Di ukur kadar ibuprofen dalam media dengan spektro uv-vis pada panjang gelombang 262,6 nm.

Deret baku loading drug konsentrasi absorbansi 150,3 ppm 0,280 200,4 ppm 0,380 250,5 ppm 0,362 300,6 ppm 0,377 300,7 ppm 0,505 400,8 ppm 0,692 a : 0,0477 b : 1,3972 x 10 −4 r : 0, 8966

Data evaluasi Data absorbansi loadung drug replikasi Absorbansi 1 0,476 2 0,605 3 0,652 Y = 1,5242 X 10-3x +2,8378 x 10-4 Di dapatkan hasil Replikasi 1 x = 312,1088 mg/ml Replikasi 2 x = 396,7434 mg/ml Replikasi 3 x = 426,9231 mg/ml

Kadar tak terlarut = kadar (ppm) x vol ad didapatkan hasil : Replikasi 1 = 390,36 mg Replikasi 2 = 495,929 mg Replikasi 3 = 533,653 mg Kadar terlarut = penimbangan awal – kadar tak terlarut Replikasi 1 = 3074,664 mg Replikasi 2 = 2954,971 mg Replikasi 3 = 2891,747mg

Uji disolusi Deret baku Konsentrasi (ppm) Absorbansi 100,2 0,190 150,3 0,226 200,4 0,302 250,5 0,337 300,6 0,447 350,7 0,461 400,8 0,572 a : 0,0267 b : 1,3214 x 10-3 r : 0,9862

Data absorbansi disolusi formula 7 Waktu (detik) absorbansi 5 0,056 10 0,059 15 0,109 30 0,228 45 0,343 60 0,313

Y= 1,3214. 10 −3 x + 0,0267 Koreksi kadar = 𝑥 1000 𝑚𝑙 x 900 mL Waktu ( menit) X ( ppm) Koreksi kadar(mg) 5 22,1734 19,9561 10 22,4438 20,1994 15 62,2824 56,0542 30 152,3384 137,1046 45 239,3673 215,43057 60 216,6641 194,9977

Faktor koreksi = 𝑣𝑜𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑖𝑝𝑒𝑡𝑎𝑛 𝑣𝑜𝑙 𝑡𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑜𝑙𝑢𝑠𝑖 x koreksi kadar %kadar = 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑚𝑔 𝑖𝑏𝑢𝑝𝑟𝑜𝑓𝑒𝑛 x 100 % Waktu (menit ) Faktor koreksi (mg) % Kadar 5 - 11,7451 % 10 0,2217 11,8883 % 15 0,4461 32,9905 % 30 1,0689 80,6925 % 45 2,5923 126,79% 60 4,9860 114,76%

Emulsification Time Nilai Transmitan Formula SNEDD AGF ( detik) AIF (detik) Aquadest ( detik) 7 600 Nilai Transmitan Formulasi SNEDD AGF (%) AIF(%) Aquadest (%) 7 34,9 1,7 40,4

Pembahasan Pada praktikum ini dilakukan percobaan SNEDDS ibuprofen dengan formula yang berbeda beda. Kelompok kami Munggunakan Formula 7 dengan perbandingan minyak (1mL) : propilenglikol (1mL) : Tween 20 (2 mL) : Span 20 ( 4 mL). Ibuprofen dibuat sediaan SNEDDS karena ibuprofen merupakan obat yang termasuk BCS kelas II dimana memiliki kelarutan yang buruk namun memiliki permeabilitas yang baik sehingga kelarutan yang jelek dibuat dalam sediaan nanoemulsi untuk memperbaiki kelarutannya dan meningktkan bioavailibilitasnya

Pembahasan Loading Drug Dari data sebelumnya menunjukkan bahwa Snedd pada formula 7 dapat melarutkan ±3500 mg ibuprofen dalam 8 mL larutan SNEDD. Lalu dibuat optimasi dengan design expert, untuk mengetahui jumlah bahan obat yang dapat terdispersi dan stabil didalam formula SNEDD.

Pembahasan Emulsifaction Time Bertujuan untuk mengetahui berapa waktu yang diperlukan agar terbentuknya emulsi, semakin cepat maka semakin cepat penyebaran obat didalam saluran cerna. Didapatkan hasil emulsification time pada 3 media AIF, AGF, dan aquadest yakni 600 detik, kemudian data dimasukkan ke design expert didapatkan hasil bahwa formula tersebut mendapat hasil yang sama karena pada saat penguian dilakukan perlakuan pada waktu yang sama

Pembahasan Uji Transmitan Untuk mengetahui seberapa besar larutan SNEDDS yang dapat membiaskan cahaya , semkin tinggi nilai transmitan (mendekati 99%) maka larutan SNEDD makin jernih dan semakin banyak / cepat cahaya yang diteruskan. Formula snedds yang baik adalah yang memiliki nilai transmitan yang besar/ ukuran partikel yang kecil. Kelompok kami memiliki nilai transmitan yang rendah maka memiliki ukuran partikel yang besar

Pembahasan Cycling Test Uji ini untuk menguji produk terhadap kemungkinan mengalami kristalisasi pada suhu tertentu. Pada uji ini digunakan suhu rendah 4º C dan suhu tinggi 45ºC. Pada uji ini didapatkan hasil formula 7 stabil tidak mengalami kristalisasi.

Pembahasan Uji DIsolusi Untuk mengetahui seberapa besar obat yang larut dalam media. Semakin banyak yang larut maka akan semakin baik karena akan semakin banyak obat yang diabsorbsi sehingga mendapatkan efek yang diinginkan. Pada uji disolusi ini formula 7 didapatkan hasil yang tidak valid karena kadar obat pada T5’ hingga T45’ naik sedangkan pada T60’ turun ini dikarenakan kesalahan teknis saat pengambilang snedd di tabung disolusi.

Kesimpulan Loading Drug : dapat melarutkan ±3500 mg ibuprofen dalam 8 mL snedd Emulsifaction Time: Didapatkan hasil emulsification time pada 3 media AIF, AGF, dan aquadest yakni 600 detik Uji Transmitan : memiliki nilai transmitan yang rendah maka memiliki ukuran partikel yang besar Cycling Test ; didapatkan hasil stabil Uji Disolusi : didapatkan hasil tidak valid

Kurva deret baku loading drug (konsentrasi vs absorbansi)

Kurva deret baku disolusi (konsentrasi vs absorbansi)

DESIGN EXPERT LOADING DRUG

EMULSIFICATION TIME (AQUADEST)

EMULSIFICATION TIME (AGF)

EMULSIFICATION TIME (AIF)

TRANSMITAN (AQUADEST)

TRANSMITAN (AGF)

TRANSMITAN (AIF)

CYCLING TEST

TERIMA KASIH