Wawancara Klinis Adhyatman Prabowo
Wawancara klinis Adalah percakapan yg bertujuan Definisi Wawancara klinis Adalah percakapan yg bertujuan Bingham & Moore, 1924 dalam Korchin, 1976
Tujuan wawancara Membantu klien dalam menemukan masalah yang dihadapinya Untuk memahami klien dengan teliti dari awal hingga akhir dalam rangka mengurangi penderitaannya
Tugas dari klinisi Mencatat atau mengingat cerita klien Mengobservasi perilaku klien Mengases pengaruh tindakan- tindakannya terhadap apa yang dia lihat dan dia dengar dari klien.
Struktur wawancara Struktur : tk dmn pewwcr menentukan isi & jalannya pembicaraan Nondirective : pewwcr sedikit memberi intervensi & menyerahkan klien utk menentukan topik pembicaraan Structured : dg format yg penuh perencanaan Struktur mgkn berubah selama proses pembicaraan berlgsg : problem identification nondirective lalu mjd structured Jg tgt pd teori yg mendasari & pilihan pribadi pewwcr : eksistensial (least structured), psikoanalisa (more structured), cognitive-behavioral (directive)
TAHAP-TAHAP INITIAL (ASSESSMENT) INTERVIEW FASE PEMBUKA Membuat suasana nyaman Membangun raport Mencari informasi tentang Cara pandang klien terhadap masalah Tanggung jawab klien terhadap masalah Bagaimana klien memahami masalahnya apakah disebabkan karena masalah psikologis dalam dirinya atau oleh orang lain atau situasi luar dirinya
Yang dilakukan klinisi pada waktu fase pembuka Menunjukkan perhatian pada masalah klien Penerimaan apa adanya Memberikan kehangatan hubungan Membantu klien memahami hubungan dalam proses klinis dan peran klien di dalamnya Memberi empati Memberikan perhatian terhadap pengaruh- pengaruh yang mungkin menyebabkan penderitaan klien
Contoh: “Memang berat untuk bercerita tentang…..” (empati), “Jangan khawatir, sebagian besar orang merasakan hal seperti itu” (menurunkan intensitas perasaan klien; semua individu adalah unik sehingga setiap individu mempunyai perasaan yang berbeda dalam menghadapi permasalahan).
Fase Pertengahan Merupakan inti dari proses wawancara. Fokusnya adalah mencari informasi yang diperlukan untuk merumuskan masalah dan karakteristik klien. Secara umum klinisi berusaha untuk mempelajari: Apa masalah klien, simtom atau keluhannya? Mengapa dia mencari bantuan? Bagaimana kehidupannya saat ini? Apakah ada stressful events yang mempengaruhi permasalahannya sekarang? Bagaimana kepribadian klien?Apakah bakat, kelebihan dan kompetensi atau kekurangan yang dimilikinya? Konflik, karakter, defense-defense apakah yang relevan dengan masalah saat ini? Apakah ada perubahan perilaku pada masa lalu? Apakah ada pengalaman masa kanak-kanak yang mungkin berhubungan dengan masalah sekarang? Apakah ada faktor-faktor organik yang relevan? Apakah perlu konsultasi medis?
next 4. Setelah klien bercerita tentang kesulitan-kesulitannya, lakukan inquiry misalnya: “Sudah berapa lama hal itu berlangsung?, “Bagaimana kehidupan Anda sebelumnya?:, dll. 5. Eksplorasi lagi tentang precipitating events (faktor-faktor pencetus) permasalahan klien. 6. Klinisi harus mempunyai formulasi sementara dalam pikirannya (working image) tentang permasalahan klien, lingkungan sosial, faktor pencetus, kebiasaan mekanisme coping, kepribadian klien, bakat dan intelektual, kapasitas kerja dan hubungan yang memuaskan, konsep diri, dll. 7. Memastikan klien untuk bisa menerima psikoterapi, keinginannya untuk berubah, kesadaran diri, juga faktor-faktor pribadi dan sosial yang mungkin dapat dipertimbangkan untuk kontak selanjutnya atau dirujuk ke pihak lain atau mungkin beberapa pengukuran emergensi misalnya pada kasus depresi dan potensial bunuh diri.
FASE PENUTUP Mengkomunikasikan secara empatik tentang kesulitan-kesulitan yang dialami selama wawancara. Apresiasi terhadap permasalahan klien. Harapan di waktu yang akan datang. Bicara jujur tentang keadaan klien, permasalahan dan merencanakan intervensi lanjutan. Membuat kesimpulan hasil interview.