Pendahuluan Bab ini membahas perkembangan kongnitif siswa dengan pendidikan ilmu – ilmu sosial Pertanyaan utama pada bab ini adalah apakah kemampuan berfikir.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TEORI PERKEMBANGAN MANUSIA
Advertisements

Disadur dari berbagai sumber
Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
METODOLOGI PENELITIAN
1. Bondan Gayuh Almuazzam 2. Luluk Inayatul A 3. Dyah Novi K 4. Mahdum 5. Ryan Pangeran N 6. Alvian Vilen Pandhega 7. Utia Fauziah Yahya 8. Yuli Riyani.
Teori Belajar Kognitivisme
FILSAFAT PENDIDIKAN ALIRAN REALISME
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
PENDEKATAN DALAM PENGAJARAN MATEMATIKA
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
Aliran Psikologi Kognitif
Pembelajaran TIK – Bahasan 1
Perkembangan Kogniti Piaget Materi 2. Perkembangan (Piaget) Perkembangan manusia dapat di gambarkan dalam konsep fungsi dan struktur. Fungsi merupakan.
Indra | Sulastri.  Teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan.
Model discovery learning
Teori perkembangan kognitif Piaget
HAND OUT METODE PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR
Perkembangan Kognitif Menurut Piaget
PERKEMBANGAN KOGNITIF
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
TEORI BELAJAR KOGNITIF
Pemilihan Media.
Teori Belajar Kognitivisme
Perkembangan Kognitif & Bahasa
Model discovery learning
Teori Kognitif Jean Piaget ( ).
PERTEMUAN 4 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
TEORI BELAJAR KOGNITIF
HAND OUT METODE PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR
Assalamualaikum wr wb.
JEAN PIAGET (1896 – 1980).
TEORI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA
TEORI BELAJAR Teori Keterampilan Proses Oleh : Iswadi, M. Pd.
TEORI BELAJAR KOGNITIF
PERTEMUAN 2 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB.
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
PERKEMBANGAN KOGNITIF REMAJA
Konsep Belajar dan Teori Belajar IPA
KONSTRUKTIVISME Piaget Vygotsky
TEORI PEMBELAJARAN KOGNITIVISME
REFLEKSI TENTANG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH
Metode Curah Pendapat(Brainstroming)
TEORI KOGNITIVISME.
MANAJEMEN KOMUNIKASI PEMASARAN
KOGNITIVISME.
Teori Kognitif Jean Piaget ( ).
Konsep Belajar dan Teori Belajar IPA
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
Perbedaan Individu Berbagai Kemampuan dan Cara Mengukur
BELAJAR PENEMUAN DAN BELAJAR BERMAKNA
Pengertian belajar menurut teori kognitif :  Lebih mementingkan proses daripada hasil belajar  Belajar merupakan proses internal yang mencakup  Ingatan.
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
Teori Belajar Sosial & Kognitif
TEORI BELAJAR Teori Keterampilan Proses Oleh : Iswadi, M. Pd.
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
PSIKOLOGI KOGNITIF Psikologi Umum 1.
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN MODEL PEMBELAJARAN.
Transcript presentasi:

Pendahuluan Bab ini membahas perkembangan kongnitif siswa dengan pendidikan ilmu – ilmu sosial Pertanyaan utama pada bab ini adalah apakah kemampuan berfikir & emosi siswa sudah siap untuk di ajak berfikir keilmuan

Pendahuluan Untuk menjawab pertanyaan di atas bisa mengunakan dua teori psikologi perkembangan Pertama adalah mengunakan teori perkembangan Piaget Kedua adalah mengunakan teori perkembangan Bruner Kedua teori ini berhubungan dengan perkembangan kongnitif karena dalam ranah keilmuan , persoalan utama adalah dalam ranah kongnitif

BERFIKIR ABSTRAK DALAM ILMU-ILMU SOSIAL Setiap disiplin ilmu selalu berhubungan dengan kemampuan berfikir abstrak. Kemampuan berfikir abstrak tersebut merupakan sesuatu yang tak dapat dielakan. Dalam kajian disiplin ilmu-ilmu sosial selalu berhubungan dengan kehidupan sosial manusia. Kehidupan sosial adalah kehidupan yang berada jauh lebih tinggi dari kehidupan biotik untuk hewan dan tumbuhan. Kehidupan sosial manusia tidak mungkin terlepas dari kemampuan anggota masyarakat dalam berfikir abstrak. Kemampuan berfikir abstrak dalam belajar disiplin ilmu-ilmu sosial adalah suatu persyaratan yang mutlak harus dimilki siswa. Tanpa kemampuan berfikir abstrak maka siswa hanya akan belajar sesuatu yang bersifat permukaan dari apa yang dihasikan disiplin ilmu-ilmu sosial. BERFIKIR ABSTRAK DALAM ILMU-ILMU SOSIAL

Secara sederhana proses berfikir abstrak dalam displin ilmu-ilmu sosial dapat terlihat bahwa seseorang yang belajar ilmu-ilmu sosial mengamati kegiatan-kegiatan yang dilakukan masyarakat. Dari apa yang dilakukan masyarakat tersebut dikumpulkan data (informasi). Kemampuan berfikir abstrak yang lebih tinggi ditutut dalam merumuskan generalisasi dan teori. Secara sederhana genereasi dikembang dari konsep-konsep. Keterhubungan antara satu konsep dengan konsep lainnya teruji berdasarkan data lapangan yang dikumpulkan. Dalam merumuskan generalisasi menjadi konsep diperlukan kemampuan berfikir menterjemahkan sesuatu yang umum menjadi sesuatu yang khusus dan ini yang dinamakan dengan proses “berfikir deduktif”.

Persoalan lain yang juga memerlukan kemampuan berfikir abstrak adalah apa yang dinamakan kausalita. Kausalita digunakan pada saat suatu hipotesis dirumuskan. Seserang yang belajar mengenai ilmu-ilmu sosial tidak mungkin dapat memahami apalagi menerapkan dan menganalisis konsep, generalisasi, teori ilmu-ilmu sosial yang dipelajari. Sesuatu yang abstrak baru dapat dipahami dengan baik melalui kemampuan berfikir abstrak pula. Jika sesuatu yang abstrak diturunkan tingkat abstraksinya sehingga menjadi sesuatu yang kongkret maka ia akan kehilangan makna.

Proses Perubahan Skema Teori Piaget Teori piaget menyatakan proses terjadi apabila terjadi proses pengolahan data yang aktif di pihak yang belajar. Sehingga seseorang baru dapat dikatakan belajar kalau skemanya berkembang jadi pendidikan baru bermakna kalau skema siswa ke arah yang lebih maju. Dalam proses perubahan skema terjadi proses awal bekenaan dengan apa yang disebut : Asimilasi, proses penyesuaian informasi yang akan diterima sehingga menjadi sesuatu yang dikenal oleh siswa. Menyebabkan apa yang akan dipelajari mudah dicerna oleh siswa Proses Perubahan Skema Akomodasi, informasi yang baru diterima tadi menjadi bagian yang utuh dari skema yang lama maka skema lama berkembang menjadi suatu skema baru yang siap sebagai dasar baru untuk menerima informasi baru.

Teori Piaget Tingkat Perkembangan Perkembangan skema dipengaruhi antara lain oleh kematangan bio-psikologis seseorang. Maka secara umum dapat sikatakan bahwa orang akan melalui tingkatan – tingkatan perkembangan tertentu. Tingkat Sensorimotor (0 – 18 bulan), seseorang anak mulai mengembangkan kesadaran akan dunia diluar dirinya dan mulai mengadakan verbal. Tingkatan Konkret (18 bulan – 6 tahun), mulai terjadi perkembangan skema kognitif yang lebih jelas. Daya ingat seseorang sudah semakin kuat. Tingkat Perkembangan Tingakat Operasi Konkret (7-12 tahun), mereka mulai mengembangkan kemampuan berpikir beraneka. Dalam tingkatan ini struktur kognitif siswa sudah relatif stabil.

TEORI BRUNER Menurut Bruner ada tiga tahapan berpikir yang dialami oleh seseorang, yaitu: enactive, iconic, dan simbolic(Good dan Brophy,1977;Bruner,1980). Adapun penjelasan tahapan berpikir menurut teori Bruner, diantaranya   Pada tahapan Enactive ini terjadi pada masa kanak-kanak sehingga apa yang dipelajari, dikenal, ataupun diketahui hanya sebatas dalam ingatan. Jadi didalam tahapan ini seorang anak berpikirnya masih terbatas pada ruang, waktu, dan informasi yang diterimanya sebagaimana adanya. Pada tahap iconic anak sudah dapat mengembangkan kemampuan berpikir lebih jauh, karena mereka sudah dapat menggali informasi yang lebih jauh dari apa yang tertera dalam tulisan atau informasi yang diberikan. Sehingga kemamppuan berpikir logisnya sudah dapat mereka lakukan walaupun harus dikatakan bahwa tingkat abstraksi konsep masih sangat rendah. Pada tahapan symbolic anak sudah mampu berpikir abstrak. Artinya, kondisi semacam ini terjadi ketika anak berusia remaja (usia SMP dan diatasnya), anak sudah mampu diajak berpikir analisis, sintesis maupun evaluatif pada tingkat abstrasi yang sama seperti yang dikemukakan Piaget dalam jenjang operasi formal.

Selanjutnya, Bruner (1960:23-26) mengatakan bahwa ada 4 keuntungan pengajaran disiplin ilmu. Keempat keuntungan tersebut ialah: Pemahaman terhadap struktur keilmuan akan menyebabkan bahan pelajaran menjadi semakin komprehensif. Penguasaan struktur suatu disiplin ilmu akan menyederhanakan cara menyimpan dan menggunakan ingatan (memory). Penguasaan struktur disiplin ilmu merupakan jembatan bagi terciptanya transfer of training. Dengan mempelajari struktur disiplin ilmu secara tetap, maka siswa memiliki kesempatan untuk mengembangkan ketajamannya dalam hal analisis sehingga mereka dapat merasakan perbedaan yang sifatnya tipis tapi prinsipil anatara “ pengetahuan dasar” dengan “ pengetahuan yang lebih maju”.

Kesimpulan Bruner jelas tergambar bahwa Bruner merupakan seorang penganut esensialis dalam pendidikan. Meskipun demikian harus disadari bahwa posisi itu di anut oleh Bruner bukan berdasarkan keyakinan normatif semata namun di dasarkan ataspemikiran kemampuan anak didik untuk menerima pendidikan suatu disiplin ilmu, jadi setiap pandangan yang dikemukakan oleh Bruner dapat dijadikan dasar yang kuat untuk mengembangkan suatu kegiatan pendidikan terkecuali apabila ada pertimbangan kependidikan lainnya yang dapat mengabaikan apa yang dikemukakan Bruner. Adapun hasil penelitian yang dilakukan Raudanbush, Rowan, dan Yuk (1993) mendukung pendapat Bruner tersebut.