Perkuliahan Tatap Muka Ke-4 Ilmu Tasawuf 8 November 2008 HUBUNGAN TASAWUF, ILMU KALAM, DAN FILSAFAT Oleh : Hadiyan, MA (Dosen FAI UMJ) Perkuliahan Tatap Muka Ke-4 Ilmu Tasawuf 8 November 2008
Tasawuf Salah satu disiplin ilmu yang berkembang dalam tradisi kajian Islam, selain Ilmu Kalam, Filsafat dan Fiqih. Tujuannya : memperoleh hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan, sehingga disadari benar bahwa seseorang berada di hadirat Tuhan. Intisari : adanya komunikasi antara ruh manusia degan Tuhan. Caranya : berkontemplasi, serta melalui maqamat dan ahwal.
Tingkat Kedekatan Allah-Manusia Allah di sana (QS. Alu Imran/3:156) والله بما تعملون بصير Allah di sini (QS. Al-Baqarah/2:186) وإذا سألك عبادي عني فإني قريب أجيب دعوة الداعي إذا دعان Allah dalam diri kita (QS. Qaf/50: 16) ولقد خلقنا الإنسان ونعلم ما توسوس به نفسه ونحن أقرب إليه من حبل الوريد
Karakteristik Tasawuf Pengalaman mistis selalu mengarah ke dalam, dan dengan sendirnya bersifat pribadi (dirinya dengan Allah). Ajaran tasawuf disebut juga ajaran akhlak; akhak yang mereka hendak wujudkan adalah ‘tiruan’ akhlak Allah sesuai hadis : Takhallaqu bi akhlaqi ‘l-ah. Tasawuf berusaha mengetahui dan menemukan Kebenaran Tertinggi (Allah SWT); dan bila mendapatkannya, seorang sufi tidak akan banyak menuntut dalam hidup ini. Orientasi kegaiban lekat pada karakteristik tasawuf
Lima Ciri Tasawuf Menurut Taftazani Peningkatan moral. Tasawuf memiliki nilai-nilai moral dengan tujuan membersihkan jiwa. Sirna (fana) dalam realitas mutlak (Allah). Manusia merasa kekal abadi dalam Realitas Yang Tertinggi, bahkan meleburkan kepadaNya. Pengetahuan intuitif langsung. Realitas tersingkap dengan kasyaf. Ketenteraman dan kebahagiaan. Penggunaan simbol-simbol dalam ungkapan.
Ilmu Kalam Nama lain : Ilmu Aqaid (ilmu akidah-akidah), Ilmu Tawhid (Ilmu tentang Kemahaesaan Tuhan), Ilmu Ushuluddin (Ilmu pokok-pokok agama). Disebut juga ‘Teologi Islam’. ‘Theos’=Tuhan; ‘Logos’=ilmu. Berarti ilmu tentang ketuhanan yang didasarkan atas prinsip-prinsip dan ajaran Islam; termasuk di dalamnya persoalan-persoalan gaib. Ilmu=pengetahuan; Kalam=‘pembicaraan’; pengetahuan tentang pembicaraan yang bernalar dengan menggunakan logika.
Sebab Dinamai Ilmu Kalam dan Contoh Persoalan terpenting yang dibicarakan pada awal Islam adalah tentang Kalam Allah (Al-Qur’an); apakah azali atau non azali (Dialog Ishak bin Ibrahim dengan Imam Ahmad bin Hanbal. Dasar Ilmu Kalam adalah dalil-dalil fikiran (dalil aqli) Dalil Naqli (Al-Qur’an dan Hadis) baru dipakai sesudah ditetapkan kebenaran persolan menurut akal fikiran. (Persoalan kafir-bukan kafir) Pembuktian kepercayaan agama didasarkan atas logika (Dialog Al-Jubbai dan Al-Asy’ari).
Filsafat Filsafat adalah salah satu pengetahuan; pengetahuan ada tiga : indera, ilmu (ilmiah), filsafat. Pengetahuan indera mencakup segala sesuatu yang dapat diindera. Batasnya : segala sesuatu yang tidak tertangkap panca indera; pengetahuan ilmu mencakup sesuatu yang dapat diteliti (riset). Batasnya: segala sesuatu yang tidak atau belum dapat dilakukan penelitian; pengetahuan filsafat mencakup segala sesuatu yang dapat difikir oleh akal budi (rasio). Batasnya adalah alam. Namun ia juga mencoba memikirkan sesuatu di luar alam, yang disebut agama, Tuhan.
Tiga Ciri Berfikir Filsafat Radikal. Radix (bahasa Yunani) berarti akar. Berfikir sampai ke akarnya, tidak tanggung- tanggung. Sistematis. Berarti berfikir logis, bergerak selangkah demi selangkah dengan penuh kesadaran dan saling berhubungan secara teratur. Universal. Berarti berfikir secara umum, tidak khusus. Berfikir secara khusus, masuk lapangan ilmu.
Contoh Berfikir dan Tujuan Filsafat Hujan turun dari langit; hujan berasal dari bawah (air laut) dengan proses penguapan; air hujan dan seluruh air adalah persenyawaan antara H (Hidrogen) dan O (Oksigen); Persenyawaan itu adalah sunnatullah, hukum yang digariskan oleh Allah; Allah adalah Pencipta segala yang ada. Dialah yang awal dan yang akhir. Dengan demikian tujuan filsafat adalah menemukan kebenaran; al-Farabi mengatakan tujuan terpenting filsafat adalah mengetahui Tuhan Yang Maha Esa.
Hubungan Tasawuf, Ilmu Kalam dan Filsafat Ketiganya berusaha menemukan apa yang disebut Kebenaran (al-haq). Kebenaran dalam Tasawuf berupa tersingkapnya (kasyaf) Kebenaran Sejati (Allah) melalui mata hati. Kebenaran dalam Ilmu Kalam berupa diketahuinya kebenaran ajaran agama melalui penalaran rasio lalu dirujukkan kepada nash (al-Qur’an & Hadis). Kebenaran dalam Filsafat berupa kebenaran spekulatif tentang segala yang ada (wujud).
Hubungan… Bersandar kepada pendapat Abbas Mahmud ‘Aqqad dalam al-Tafkir : Faridlah Islamiyah : فالتعمق في طلب الأسرار صفة مشتركة بين الصوفية وفلاسفة التفكير الذين يغوصون على الحقائق البعيدة وعلماء النفس الذين ينقبون عن ودائع الوعي الباطن وغرائب السريرة الإنسانية Maka ketiganya mendalami pencarian segala yang bersifat rahasia (gaib) yang dianggap sebagai ‘kebenaran terjauh’ dimana tidak semua orang dapat melakukannya.
Penutup Demikian Terimakasih