BIMBINGAN PSIKO-EDUKATIF DI SEKOLAH DASAR

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III
Advertisements

PENYUSUNAN LAPORAN HASIL BELAJAR (LHB) PESERTA DIDIK SD
Model Pengembaangan Kegiatan TPA
MASA ANAK SEKOLAH Materi Pertemuan 2. Masa anak sekolah (6 – 12 tahun) Keterampilan yang diperlukan pada masa anak sekolah (Hurlock dalam Munandar, 1999):
YENY DURIANA WIJAYA, M.PSI., PSI stres dan trauma.
PERKEMBANGAN EMOSI-SOSIAL
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN MASA DEWASA AWAL
Manajemen Perubahan.
Manajemen Penguatan Kemitraan Satuan Pendidikan, Keluarga dan Masyarakat Disampaikan pada Pelatihan untuk Pelatih Pendidikan Keluarga, Bogor, Oktober.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
VIENA RUSMIATI HASANAH
MERANCANG PEMBELAJARAN IPA DI SD PERTEMUAN 13
Bandar Lampung, 28 Agustus 2016
Masalah-masalah dalam belajar
PERMENDIKBUD NOMOR 23 TAHUN 2015
Latihan Kasus.
PERAN KADER DALAM MENINGKATKAN BKB
MODEL pelaksanaan remedial & pengayaan DIREKTORAT PEMBINAAN SMA
KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
PRINSIP–PRINSIP Perkembangan
BIMBINGAN TEKNIS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
BIMBINGAN PSIKO-EDUKATIF DI SEKOLAH DASAR 1 60 menit
BIMBINGAN PSIKO-EDUKATIF DI SEKOLAH DASAR
PENGELOLAAN KELAS.
PEMAHAMAN KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Perkembangan Sosioemosional masa kanak-kanak akhir (Usia Sekolah)
MASA ANAK SEKOLAH Materi Pertemuan 2.
PEMECAHAN MASALAH SISWA
Penumbuhan Budi Pekerti dalam Mencapai Penampilan, Pelayanan dan Prestasi (3P) di SMA 1.
Mata kuliah: diagnostik permasalahan anak
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PENYUSUNAN RPP NAMA KELOMPOK: Retno Lasdditya Dewantari
Standar Pelayanan Pekerjaan Sosial di bidang kesehatan.
Cara Belajar Yang Efektif
BIMBINGAN KONSELING.
HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN
Pemberian Tugas. Pemberian Tugas Anggota Kelompok: Nilam Permana Sasmita Sari Yuliana Tilar Feny Novawati.
PERTEMUAN KE-3 DAN 4 karakter siswa
(Permendikbud No.23 Tahun 2015)
Workshop Pembuatan RPP
PENGEMBANGAN Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Yeny Duriana Wijaya, M.Psi., Psi
PENYUSUNAN LAPORAN HASIL BELAJAR (LHB) PESERTA DIDIK SD
PENANGANAN MASALAH.
Pengembangan Program Pendidikan Anak Usia Dini
Tugas Perkembangan Manusia Sepanjang Rentang Kehidupan
HAKIKAT BELAJAR & PEMBELAJARAN
TUJUAN DAN KARAKTERISTIK BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
PANDUAN Layanan Akademik Siswa
Pengasuhan Anak Usia Sekolah Dasar PERTEMUAN 8
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH DAN REMAJA
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) Mengenal Lebih Dekat dan Penanganannya di Kelas Oleh: Ana Karunia, S.Psi.
HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN
PERTEMUAN KE-3 DAN 4 karakter siswa
DITULIS OLEH : AFRIYANDI, S.Pd.SD NIP
MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK
MENUMBUHKEMBANGKAN DAN MEMBUDAYAKAN LITERASI DI INDONESIA
INSPIRASI PEMBELAJARAN MELALUI TAYANGAN VIDEO
POLA 17 (+) BK Ber Keluarga Keber -Agamaan Tampilan Kepustakaan
LAPORAN HASIL BELAJAR (LHB) PESERTA DIDIK SMA
PERMASALAHAN MAHASISWA
LAPORAN HASIL BELAJAR (LHB) PESERTA DIDIK SMA
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Model-Model Pembelajaran di Sekolah Kecil Oleh: Dr. Reddy Siram, M.Pd.
(MASYARAKAT EKONOMI ASIA) (TARGET) Implementasi LAYANAN BK MENGHADAPI MEA Created by AMDANI SARJUN.
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PERTEMUAN 3: KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN.
PERAN KADER DALAM MENINGKATKAN BKB OLEH : Ns. I Gede Dedy Artho, S.Kep., M.Kes.
Transcript presentasi:

BIMBINGAN PSIKO-EDUKATIF DI SEKOLAH DASAR KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH DASAR TAHUN 2016 BIMBINGAN PSIKO-EDUKATIF DI SEKOLAH DASAR

Pengantar Bimbingan Psiko-Edukatif Setiap peserta didik memiliki potensi untuk berkembang secara utuh dan optimal (prinsip Pendidikan Anak Seutuhnya) Setiap peserta didik adalah “unik” (prinsip perbedaan individu) kecerdasan, bakat, minat, kepribadian, kondisi fisik, latar belakang keluarga, lingkungan tempat tinggal, agama, tradisi/adat, sosial dan budaya Bimbingan psiko-edukatif merupakan upaya pemenuhan hak anak yang diberikan variasi sesuai kebutuhan pengembangan potensi peserta didik secara utuh dan optimal

Tujuan Bimbingan Psiko-Edukatif Tujuan umum Membantu peserta didik agar dapat memenuhi tugas-tugas perkembangan mencapai kematangan, kemandirian, secara utuh dan optimal Tujuan khusus Membantu memberikan pelayanan kepada serta didik agar mampu mengenali dan memahami diri sendiri. Membantu memberikan pendampingan kepada peserta didik untuk mengenali lingkungan fisik dan sosial dalam beradaptasi serta penyesuaian diri dengan lingkungan. Membantu peserta didik agar berhasil menjalani masa peralihan dari lingkungan keluarga ke lingkungan sekolah. Mengembangkan bakat, minat, dan potensi peserta didik yang memiliki keunggulan di berbagai bidang. Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran.

Stress Test for Children Key Menurut David Elkind kehidupan anak-anak setiap hari dipenuhi akan stres (tekanan, ketegangan) yang harus diketahui oleh guru dan orang tua. Mulai dari stres ringan hingga stres berat yang mengkhawatirkan. Rentang stres digambarkan Elkind lewat “Stress Test for Children Key” yang memuat 44 jenis stres dengan skoring nilai dalam angka yang harus dipahami oleh guru dan orang tua agar dapat diberikan pelayanan pendampingan atau pemulihan.

Tingkat stres tersebut antara lain: Meninggalnya orang tua – angkanya 100 Orangtua bercerai - angkanya 73 Orangtua berpisah – angkanya 65 Orang tua bepergian untuk bagian dari dinas – angkanya 63 Meninggalnya salah seorang famili terdekat– angkanya 63 Menekan anak untuk berprestasi secara tak patut – angkanya 63 Menderita sakit – angkanya 53 Orang tua kawin lagi – angkanya 50 Orang tua di PHK – angkanya 47 Orang tua rujuk – angkanya 45 Ibu pergi bekerja – angkanya 47 Keluarga sakit – angkanya 44 Ibu hamil – angkanya 40 Mengalami kesulitan saat di sekolah – angkanya 39

15. Menerima kelahiran adik baru – angkanya 39 16. Sekolah baru atau guru baru –angkanya 39 17. Kondisi keuangan keluarga bermasalah – angkanya 38 18. Sahabat dekat menderita sakit – angkanya 37 19. Memulai suatu kegiatan baru atau kegiatan diubah – angkanya 36 20. Perubahan peringkat prestasi antarsaudara – angkanya 35 Ancaman dan kekerasan di sekolah – angkanya 31 Kemalingan barang pribadi --- angkanya 30 Bergantinya tanggung jawab di rumah --- angka 29 Perginya Abang dan Kakak Perempuan dari rumah – angkanya 29 Bermasalah dengan Kakek Nenek – angkanya 29 Menjadi anak yang berprestasi – angkanya 28 Pindah dari suatu kota ke kota lain --- angkanya 26 Pindah dari suatu tempat ke tempat lain – angkanya 26 Menerima atau kehilangan hewan peliharaan – angkanya 25

30. Kebiasaan yang diubah – angkanya 24 31 30. Kebiasaan yang diubah – angkanya 24 31. Bermasalah dengan guru – angkanya 24 32. Diubahnya waktu di penitipan/bersama pengasuh – angkanya 20 33. Pindah ke rumah baru – angkanya 20 34. Pindah ke sekolah baru –angkanya 20 35. Diubahnya kebiasaan bermain – angkanya 19 36. Liburan bersama keluarga – angkanya 19 37. Teman baru – angkanya 19 38.Liburan/ berkemah --- angkanya 17 39. Berubahnya Jam tidur – angkanya 16 40. Berubahnya anggota keluarga --- angkanya 15 41.Berubahnya waktu makan – angkanya 15 42. Berubahnya siaran teve yang biasa ditonton – angkanya 13 43. Saat merayakan hari ulang tahun – angkanya 13 44. Dihukum karena bicara bohong --- angkanya 11

Jika skor angkanya di bawah 150, maka itu bentuk stres yang masih mampu dihadapi anak sendiri. Jika skor antara 150 hingga 300 anak mulai memperlihatkan gejala-gejala stres. Namun apabila skor di atas angka 300 maka anak akan lelah yang memicu timbulnya masalah perilaku dan kesehatan ( This stress test for children is adapted from “The Hurried Child: Growing Up too Fast too Soon”, by David Elkind, Adapted by Stanley Wonderly).

Lembar Kerja Kasus 1 Rama, usia 7 tahun, peserta didik kelas 1 di SD Merdeka. Berdasarkan catatan guru kelas, Rama sangat pendiam, jarang berbicara. Ingusnya tidak pernah kering. Dia suka bermain sendiri di halaman sekolah. Semua tugas yang diberikan guru kepadanya tidak pernah dikerjakan. Apa yang harus dilakukan pihak sekolah kepada Rama?

Lembar Kerja Kasus 2 Buatlah rancangan layanan untuk memberi bantuan penyelesaian masalah yang dihadapi peserta didik sebagai berikut: Robby, usia 11 tahun, peserta didik kelas 5 di SD Merdeka. Berdasarkan pengamatan guru kelas, Robby mengalami masalah belajar hampir di semua mata pelajaran pada semester 1. Perubahan perilaku yang tampak adalah antusias terhadap pelajaran semakin rendah, beberapa kali terlibat perkelahian dengan teman sekelas maupun kelas lain. Penampilan sehari- hari juga kurang tertib dengan berpakaian tidak rapi, cuek, berbicara kasar dan jorok, dan beberapa kali terlambat datang ke sekolah. Apa yang dapat dilakukan sekolah kepada Robby?

Lembar Kerja Kasus 3 Lintang, usia 10 tahun, peserta didik kelas 4 di SD Merdeka. Berdasarkan pengamatan guru kelas, prestasi belajar Lintang di semua mata pelajaran semester 1 di bawah rata-rata, tetapi dia sangat mahir melukis. Sayang sekali di sekolah merdeka tidak ada kegiatan ekstrakurikuler melukis, juga tidak ada guru yang mendampinginya melukis. Supaya kemampuan yang dimiliki Lintang tidak hilang tindakan apa yang bisa dilakukan sekolah padanya?

Contoh Format Pengerjaan No Jenis Bimbingan Solusi dan Langkah Tindakan Penanggung Jawab Ketr 1   2 Dst

Bidang Layanan Bimbingan Psiko-Edukatif Bimbingan pribadi pemberian pelayanan individual kepada peserta didik terkait latar sosial , budaya, kecerdasan, bakat, minat, kepribadian, kondisi fisik, latar belakang keluarga, lingkungan tempat tinggal, agama, tradisi/adat, merealisasikan keputusan terhadap kondisi peserta didik. Bimbingan sosial memberikan wadah bersosialisasi kepada peserta didik untuk bersosialiasi dengan lingkungannya , melakukan interaksi sosial secara positif, terampil berkomunikasi kepada teman sebaya, teman sekelas, dan warga sekolah. Bimbingan belajar mengenali potensi diri peserta didik untuk mau dan siap belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil berkomunikasi, membaca, mendengar aktif, membaca, menulis, berhitung, memperhitungkan kemampuan, dan memahami merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara optimal.

Komponen Bimbingan Psiko-Edukatif Bantuan kepada seluruh peserta didik menyiapkan diri melalui latar sosial, budaya masing-masing. Layanan dasar Mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan peserta didik di berbagai bidang. Layanan bakat dan minat khusus Bantuan kepada peserta didik yang menghadapi masalah dan memerlukan pertolongan edukatif-psikis. Layanan responsif Menyiapkan layanan terpadu dengan Puskesmas, Psikolog, rumah sakit terdekat sesuai dengan kondisi peserta didik. Layanan dukungan sistem

Kegiatan Layanan Bimbingan Psiko-Edukatif Di dalam Kelas Diberikan kepada peserta didik yang bermasalah. Diberikan kepada seluruh peserta didik. Terintegrasi dalam pembelajaran. Di luar kelas Bimbingan individual Bimbingan kelompok Bimbingan kelas besar atau lintas kelas Konsultasi Konferensi kasus Kunjungan rumah Alih tangan kasus Advokasi Kolaborasi Pengelolaan media informasi Pengelolaan kotak masalah

Tugas Guru dalam Bimbingan Psiko-Edukatif Mengarahkan Mengendalikan Mendampingi Memotivasi Menampilkan diri sebagai model Menghubungkan Fasilitasi Diperlukan keterampilan komunikasi efektif baik verbal maupun non-verbal, peduli, empati, dan respek

“Guru yang sukses adalah guru yang fokus utamanya pada peserta didik, bukan pada mata pelajaran” “The succesful teacher is the one whose their main interest is the children not the subject” Sir Walter Raleigh

“Anak bagaikan buku Ia butuh dibaca”