S u y a t i 1 2 0 1 1 3 0 2 5 8.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Indonesia Relatif Aman dari Radiasi Masyarakat Indonesia tidak perlu khawatir berlebihan dengan isu radiasi akibat ledakan di Pembangkit Listrik Tenaga.
Advertisements

PEDOMAN PENILAIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3
Kesehatan dan keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH)
MANAJEMEN JARINGAN Pertemuan ke-13.
TEKNIK PEMADAMAN DAN TEKNIK PENYELAMATAN JIWA PADA BANGUNAN GEDUNG
Directorate for Regulations of Nuclear Installations and Material
SISTEM MANAJEMEN K3 PENDAHULUAN DAN PENGERTIAN K.3 MATERI 1
DASAR-DASAR KESELAMATAN INSTALASI NUKLIR
Perawatan Mesin dan Peralatan
Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja
PERLENGKAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Sanitasi dan Keamanan.
Reaktor Nulkir Reaktor atom atau reaktor nulir adalah tempat terjadinya reksi fisi berntai yang terkendali. A. Jenis Reaktor Nuklir Berdasarkan tujuan.
Keselamatan Kerja Syarat-syarat Keselamatan Kerja
REAKTOR NUKLIR nanikdn.staff.uns.ac.id
MENDISKRIPSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3 )
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
INSPEKSI K3.
EPID KERJA (6) KESELAMATAN KERJA LALU LINTAS
ANALISIS LAJU DOSIS GAMMA DI PERMUKAAN KOLAM REAKTOR TRIGA 2000 SEBAGAI FUNGSI TINGGI AIR PENDINGIN PRIMER Rasito, R.H. Oetami, P. Ilham Y., dan Sudjatmi.
Pertemuan 5 PENANGGULANGAN RESIKO
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
PENGANTAR SISTEM PENGATURAN
Sanitasi dan Keamanan Industri Pangan
“Peran Profesor Riset dalam Mempercepat Pelaksanaan Kegiatan Prioritas BATAN Tahun ” Oleh: Efrizon Umar Bogor, 3 Juni 2016.
JUSTIFIKASI PERSYARATAN DESAIN SISTEM INSTRUMENTASI DAN KENDALI RDE
PENENTUAN KEBUTUHAN PEMELIHARAAN DENGAN MENGGUNAKAN
MANAJEMEN JARINGAN Bobi Kurniawan, ST.,M.Kom
DALAM MANAJEMENT BENCANA PENGANTAR MANAJEMEN PB
Matakuliah : V0152 / Hygiene, Keamanan & Keselamatan
Belajar Profesional HERI SAPTONO, ST Disampaikan Pendidik SMK
Menggambar UTILITAS GEDUNG ( I )
PENCEGAHAN TERHADAP BAHAYA BAHAN KIMIA
Keselamatan dan kesehatan kerja
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
Minimum Environmental Standards Environmental Quality Standards
Business Continuity Plan
SANITASI DAN KEAMANAN.
MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA
Pengendalian Risiko Amalia Ilmiani.
Oleh : Mariano Fernandez (TN’06)
MANAJEMEN PENGENDALIAN MUTU
pengelolaan resiko SYAFRIANI
Urgensi dan Prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Manajemen Resiko Dalam Pengembangan SI
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
PROTEKSI DATA SBD - 12.
KESELAMATAN KERJA DAN PENANGANAN BAHAN PELEDAK
FILOSOFI K3 OLEH: SYAFRIANI.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja
II. DASAR-DASAR K3 Oleh : Ir. Soedarjanto.
TRAGEDI NUKLIR DI FUKUSHIMA
Manajemen Kearsipan II
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
HOT WORK Persyaratan Hot Work dirancang untuk membantu mencegah cedera personil, kerusakan properti atau dampak terhadap lingkungan akibat kebakaran atau.
CEDERA JARINGAN LUNAK Yang termasuk dalam kelompok jaringan lunak antara lain kulit, jaringan lemak, pembuluh darah, jaringan ikat, membran, kelenjar,
REAKTOR NUKLIR & MANFAATNYA BAGI KESEJAHTERAAN UMMAT MANUSIA
Boiling Water Reactor By: Rindi Wulandari.
Perawatan Mesin dan Peralatan
Badan Tenaga Nuklir Nasional J A K A R T A
KOMPRESI KABIN BERTEKANAN KELOMPOK 3. Pendahuluan kabin Tekanan adalah hal penting pada ketinggian di atas kaki (3000 m) di atas permukaan laut.
Mesin Diesel 1.Prinsip-prinsip Diesel Salah satu pengegrak mula pada generator set adalah mesin diesel, ini dipergunakan untuk menggerakkan rotor generator.
Konsep Manajemen Pemeliharaan
Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja
PEMELIHARAAN RUTIN.
Apriyanto. 1. Bahaya listrik 2. Bahaya listrik bagi manusia 3. Bahaya kebakaran dan peledakan.
Kualitas dari keadaan yang aman
OLEH ; FEBRY TALAKUA, ST., MPH. Keselamatan kerja ( Occupational Safety ), dalam istilah sehari – hari sering disebut “SAFETY” KESELAMATAN KERJA Menurut.
Transcript presentasi:

S u y a t i 1 2 0 1 1 3 0 2 5 8

Keselamatan Reaktor Nuklir Fungsi Utama Keselamatan Reaktor Nuklir Sistem Keselamatan Reaktor Nuklir Sistem Keselamatan Rekayasa Reaktor Nuklir

K e s e l a m a t a n R e a k t o r N u k l i r Prinsip keselamatan yang diterapkan pada reaktor nuklir disebut sistem pertahanan berlapis, yaitu mencegah terjadinya kecelakaan (preventif), mengendalikan dan melindungi reaktor dari akibat kecelakaan (proteksi) dan memperkecil dampak yang dapat diakibatkan oleh kecelakaan (mitigasi). Bila prinsip-prinsip keselamatan ini digunakan dalam pembangunan reaktor, keselamatan operasi reaktor akan terjamin. Untuk reaktor kecil seperti reaktor riset sistem keselamatannya tidak selengkap reaktor daya.

S i s t e m K e s e l a m a t a n R e a k t o r N u k l i r Sistem keselamatan operasi reaktor terutama ditujukan untuk menghindari bocornya radiasi dari dalam teras reaktor dan dirancang agar mampu menjamin unsur-unsur radioaktif di dalam teras reaktor tidak terlepas ke lingkungan, baik dalam operasi normal atau waktu ada kejadian yang tidak diinginkan. Kecelakaan terparah yang diasumsikan dapat terjadi pada suatu reaktor nuklir adalah hilangnya sistem pendingin teras reaktor. Peristiwa ini dapat mengakibatkan pelelehan bahan bakar sehingga unsur-unsur hasil fisi dapat terlepas dari kelongsong bahan bakar. Hal ini dapat mengakibatkan unsur-unsur hasil fisi tersebar ke dalam ruangan penyungkup reaktor.

Dalam teknologi, reaktor yang dikenal tersebut dengan istilah sistem keselamatan berlapis, yaitu lapisan penghalang terlepasnya zat radioaktif ke lingkungan.

Agar unsur-unsur hasil fisi tetap dalam keadaan tertungkup, maka reaktor nuklir memiliki sistem keamanan yang ketat dan berlapis-lapis. Karena digunakan sistem berlapis maka sistem pengamanan ini bisa juga dinamakan penghalang ganda. Adapun jenis penghalang tersebut adalah sebagai berikut: Penghalang pertama adalah matrik bahan bakar nuklir. Lebih dari 99% unsur hasil fisi akan tetap terikat secara kuat dalam elemen bahan bakar ini. Penghalang kedua adalah kelongsong bahan bakar. Apabila ada unsur hasil fisi yang terlepas dari matriks bahan bakar, maka unsur tersebut akan tetap tertungkup di dalam kelongsong yang dirancang tahan bocor. Penghalang ketiga adalah sistem pendingin. Seandainya masih ada unsur hasil fisi yang terlepas dari kelongsong, maka unsur tersebut akan terlarut dalam air pendingin primer sehingga tetap tertungkup dalam tangki reaktor. Penghalang keempat adalah perisai beton. Tangki reaktor disangga oleh bangunan berbentuk kolam dari beton yang dapat berperan sebagai penampung air pendingin apabila terjadi kebocoran. Penghalang kelima dan keenam adalah sistem penungkup reaktor secara keseluruhan yang terbuat dari pelat baja dan beton setebal dua meter serta kedap udara.

S i s t e m K e s e l a m a t a n R e k a y a s a R e a k t o r N u k l i r Sistem keselamatan yang dapat menjamin reaktor akan berhenti jika terjadi kondisi anomali / kecelakaan. Bila suatu ketika terjadi kecelakaan yang menyebabkan pipa saluran air pendingin terputus atau bocor sehingga pendinginan reaktor tidak cukup, maka fasilitas sistem pendinginan teras darurat (Emergency Core Cooling System atau ECCS) bekerja. Pada saat terjadi kerusakan batang bahan bakar, air pendingin dari teras yang bertekanan tinggi dan bertemperatur tinggi akan

mengandung bahan radioaktif yang berasal dari batang bahan bakar mengandung bahan radioaktif yang berasal dari batang bahan bakar. Air pendingin yang mengandung bahan radioaktif tidak boleh keluar dari reaktor karena berbahaya. Apabila bejana reaktor tidak didinginkan, struktur bejana kemungkinan akan rusak. Untuk mengatasi hal ini, disediakan sistem penyemprot untuk melakukan tugas-tugas pendinginan dan penurunan tekanan. Dalam hal lain apabila terjadi kebocoran bejana reaktor, disediakan pula sistem pengelolaan bocoran gas agar tetap tidak menyebarl uas ke lingkungan.

F u n g s i U t a m a K e s e l a m a t a n R e a k t o r N u k l i r Fungsi utama keselamatan reaktor adalah mencegah terlepasnya zat-zat radioaktif ke lingkungan baik dalam keadaan operasi normal, gangguan maupun kecelakaan. Tugas ini dilakukan oleh sistem keselamatan reaktor. Filosofi keselamatan reaktor adalah “gagal selamat” artinya bila reaktor beroperasi tidak normal sistem keselamatan segera mematikan reaktor dan mengambil tindakan pengaman secara otomatis. Tujuannya, agar elemen bakar selalu memperoleh pendinginan yang cukup sehingga integritasnya selalu terjaga dan pelepasan zat radioaktif terhindarkan. Oleh karena itu, sistem keselamatan reaktor harus mempunyai keandalan yang tinggi yaitu dengan jalan : Kontrol kualitas yang ketat pada setiap komponen reaktor Inspeksi kontinyu selama beroperasi. Didesain dengan prinsip ganda, yaitu diversiter dan redudan diversite