MUNCULNYA NEGARA MODEREN Seri Kuliah Sosiologi Politik By. Zamzami A Karim
Prakondisi Modernisasi Upaya perombakan sistem feudal bermula dari munculnya raja-raja yang berambisi sentralisasi kekuasaan. Lahirnya kalangan kelas-menengah pengusaha bisnis atau kelas borjuis, akibat dari lahirnya industrialisasi. Terjadi persekutuan ganjil, di mana sang Raja bertujuan memperbesar wilayah kekuasaannya, sedang sang Pengusaha berharap menguasai pasar yang bebas dan lebih luas.
Bell mengelompokkan 3 tahap perkembangan masyarakat berdasarkan periode sejarah perkembangan teknologi. Tahap pertama, yaitu masyarakat pra-industrial. Tipe teknologi yang berkembang adalah teknologi tangan (craft/hand technology), di mana otot manusia digunakan untuk menggerakkan alat-alat teknologi yang diciptakan seperti menggenjot pedal sepeda agar roda berputar, penggunaan pompa tangan, alat pintal kapas menjadi kain yang masih manual, dan sebagainya. Tahap kedua, yaitu masyarakat industrial 1765-1970. Dimulai dg penemuan mesin uap oleh James Watt, kemudian terjadinya lompatan dari masyarakat pra-industrial ke tahap masyarakat industrial. Tipe teknologi yang berkembang adalah teknologi uap dan listrik. Penggunaan tenaga manusia mulai berkurang. Manusia bisa memproduksi barang dalam jumlah besar dan harga yang murah. Kelahiran masyarakat industrial diikuti oleh tumbuhnya kapitalisme industri, percepatan urbanisasi dan munculnya kelas pekerja. Dkl, terjadi revolusi teknologi dalam bentuk lompatan dari teknologi manual menuju teknologi mekanistik. Tahap ketiga yaitu masyarakat pasca-industrial yang tumbuh sejak 1970-an. Revolusi teknologi ketiga terjadi dalam bentuk lompatan dari teknologi mekanikal dan kelistrikan menuju apa yang disebut oleh Bell dengan teknologi intelektual (intellectual technologies). Teknologi intelektual lahir dengan didahului oleh kodifikasi pengetahuan teoritis.
Menurut Duverger, bahwa pembentukan struktur politik tergambar sbb:
Dari Perspektif Politik, pengaruh kemajuan teknologi dapat berupa: Pengurangan antagonisme sosial; Pengembangan sikap saling mengerti di antara berbagai kelompok manusia; dan Peningkatan kekuasaan politik di pihak penguasa.
Dari Sentralisasi dan Diferensiasi Raja-raja yang berambisi sentralisasi itu berhasil menaklukkan para adipati yang semula otonom, sehingga muncul kerajaan-kerajaan kuat bersifat dinasti pada abad 17 dan 18. Keberhasilan ini bukan hanya membuat kekuasaan sang raja meningkat, tetapi juga wilayah yang harus diurus jadi lebih luas, penduduk yang harus diatur lebih banyak dan pekerjaan pemerintahan jadi lebih rumit dan lebih banyak jenisnya. Fungsi-fungsi baru muncul dan menuntut struktur baru. Selain itu pekerjaan pemerintahan yang lebih banyak membutuhkan pembiayaan yang lebih banyak. Mulailah transformasi menuju Negara Moderen.
Menurut Weber, prakondisi masa transisi ditandai oleh: Adanya monopoli kekuatan yang diperlukan untuk pengendalian sosial dan penciptaan sistem administrasi yang efektif yang didasarkan pada adanya sistem perpajakan yang terpusat dan permanen. Adanya monopoli tindakan–tindakan hukum dan penggunaan daya paksa secara sah oleh penguasa pusat. Adanya staf administrasi rasional yang diciptakan dan dikendalikan oleh penguasa pusat.
Modernisasi tatacara pengorganisasian kehidupan politik meliputi tiga dimensi: Pembinaan bangsa (nation-building); atau rasa kebangsaan yaitu penciptaan identitas bersama di kalangan warga yang mendukung komunitas politik itu. Proses ini sering juga disebut sebagai proses penciptaan negara-bangsa (nation-state); Pembinaan negara (state-building); yaitu proses pembinaan lembaga-2 politik dan pemerintahan. Yaitu pembinaan struktur dan proses pengorganisasian kehidupan politik dan pemerintahan; dan Pembangunan ekonomi (economic development).
Pembangunan ekonomi melahirkan Birokrasi Modern, menurut Weber adalah karena: Munculnya ekonomi uang; Berkembangnya suatu staf administrasi yang berpandangan rasional dan bisa diandalkan sebagai tanggapan terhadap meluasnya secara kuantitatif maupun kualitatif tugas-tugas administratif; dan Adanya keunggulan administrasi birokratik atas semua bentuk alternatif penyelenggaraan urusan pemerintahan resmi.
Ancaman terhadap eksistensi Negara Moderen bila terjadi krisis yg meliputi: Krisis identitas; Krisis Legitimasi; Krisis penetrasi; Krisis partisipasi; dan Krisis distribusi.