CYTOMEGALOVIRUS
Virus ini menyebabkan pembengkakan sel yang karakteristik sehingga terlihat sel membesar (sitomegali) dan tampak sebagai gambaran mata burung hantu.
Penularan Transmisi horisontal terjadi melalui “droplet infection” dan kontak dengan air ludah. Transmisi vertikal penularan proses infeksi maternal ke janin. transplasenta.
Infeksi CMV yang terjadi karena pemaparan pertama kali atas individu infeksi primer. Infeksi primer berlangsung simtomatis ataupun asimtomatis serta virus akan menetap dalam jaringan hospes dalam waktu yang tak terbatas infeksi laten.
Transmisi CMV dari ibu ke janin dapat terjadi selama kehamilan, dan infeksi pada umur kehamilan kurang sampai 16 minggu menyebabkan kerusakan serius. Infeksi eksogenus dapat bersifat primer yaitu terjadi pada ibu hamil dengan pola imunologis seronegatif dan non primer bila ibu hamil dengan seropositif. Infeksi endogenus suatu reaktivasi virus yang sebelumnya dalam keadaan laten.
DIAGNOSIS Metode serologis diagnosa infeksi maternal primer dapat ditunjukkan dengan adanya perubahan dari seronegatif menjadi seropositif (tampak adanya IgM dan IgG anti CMV) Metode virologis, viremia maternal dapat ditegakkan dengan menggunakan uji immuno fluoresen.
DIAGNOSIS PRENATAL Diagnosis prenatal harus dikerjakan terhadap ibu dengan kehamilan yang menunjukkan infeksi primer pada umur kehamilan sampai 20 minggu. Diagnosis prenatal metode PCR dan isolasi virus pada cairan ketuban yang diperoleh setelah amniosentesis.
Kemungkinan infeksi CMV intrauterin bila didapatkan : Oligohidramnion, Polihidramnion Hidrops non imun Asites janin Gangguan pertumbuhan janin Mikrosefali, Ventrikulomegali serebral (hidrosefalus)
TERAPI DAN KONSELING Saat ini terminasi kehamilan merupakan satu-satunya terapi intervensi karena pengobatan dengan anti virus (ganciclovir) tidak memberi hasil yang efektif serta memuaskan. Dengan demikian konseling, infeksi primer yang terjadi pada umur kehamilan 20 minggu setelah memperhatikan hasil diagnosis prenatal dapat dipertimbangkan terminasi kehamilan
HERPES
Virologi Berdasarkan perbedaan imunologi dapat dikenali 2 jenis herpes simpleks virus (HSV) HSV tipe 1 (Non genital) HSV tipe 2 (Genital) dan ditularkan melalui hubungan seksual.
Diagnosis Penemuan virus dengan biakan jaringan merupakan konfirmasi paling optimal untuk membuktikan infeksi klinis.
Perjalanan penyakit selama kehamilan 80 persen wanita yang terjangkit infeksi herpes genitalis mengalami kekambuhan simtomatik sebanyak 2-4 kali selama hamil Kekambuhan klinis tampaknya sedikit lebih sering pada kehamilan tahap lanjut.
Pada Janin dan Neonatus Janin hampir selalui terinfeksi oleh virus yang di keluarkan dari serviks atau saluran genital bawah. Virus menginvasi uterus setelah selaput ketuban pecah atau berkontak dengan janin saat persalinan.
Infeksi pada Neonatus Diseminata keterlibatan organ-organ dalam mayor Lokalisata Keterlibatan terbatas pada mata, kulit atau mukosa Asimtomatik.
Penatalaksanaan Antepartum Seksio sesarea diindikasikan pada wanita dengan lesi genital aktif. Dengan demikian seksio sesarea dilakukan hanya apabila tampak lesi primer atau rekuren saat mejelang persalinan atau saat selaput ketuban pecah.
TERIMA KASIH