MASALAH YANG LAJIM TERJADI PADA LANSIA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BAHAYA PENGGUNAAN NARKOBA
Advertisements

KEDARURATAN SUHU DAN KERACUNAN.
FIRST AID “Pertolongan Pertama Selamatkan Jiwa” Anchi PP KSR Dasar
Hipertensi (Darah Tinggi)
KESEHATAN REPRODUKSI USIA LANJUT
KESEHATAN TENTANG DIARE.
Penderita Asam Urat Lebih Banyak Lelaki
KEPERAWATAN SISTEM PERKEMIHAN GLOMERULUSNEFROTIK KRONIK
ASKEP DEPRESI PD LANSIA
PENGKAJIAN FISIK PADA ANAK DIARE
KEBUTUHAN PERSONAL HIGIENE by: Richa Noprianty
DESA KARANGWUNI PUJIANTA, S.KEP
STRESS KERJA.
Jangan Sepelekan Rasa Haus
PSIKOSOSIAL PADA PASIEN DENGAN MASALAH SISTEM HEMAIMMUNOLOGI
Wahai Penggemar Makan Enak, Awasi Ginjalmu!
PENCEGAHAN DAN PENGELOLAAN DEKUBITUS PADA PASIEN PALLIATIF
DIABETES MELLITUS “The Best Prescription is Knowledge"
Masa Usia Lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang.
Gizi untuk lansia Oleh: Yeti Herliza.
depresi Dinas Kesehatan Kota Palembang
STRESSOR PADA LANSIA Oleh; Syaifurrahaman Hidayat, S.Kep.,Ns.
dr. ELLY ANGGRENY ANG, SpKJ
ANEMIA Oleh : puspitasari.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA
STRESS KERJA.
Awas! Bahaya Diet Ada beberapa cara diet yang dapat menimbulkan gejala-gejala seperti berkurangnya volume darah (hypovolemia). Penyakit ini diketahui dengan.
Bagaimana Menghadapi MENOPAUSE?
Klimakterium dan menapause
Penyakit dan gangguan pada darah
PERSENTASE CAIRAN (LIQUID)
Prinsip perawatan pasien medik
Keperawatan Dasar I Memandikan Pasien
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN INFARK MIOCARDIUM
KARAKTERISTIK PENYAKIT PADA LANSIA
Gizi untuk lansia Oleh: Dzakirah.
Pelaksanaan Asuhan Kebidanan
Bagus Rulianto Vicky Febrian
Sindrom Guillain–Barré
PENANGANAN FISIOTERAPI PADA PENDERITA GANGGUAN HERNIA DISKUS
PENERAPAN PROSES PERAWATAN USILA
KELOMPOK VI GAGAL GINJAL AKUT & KRONIK
GANGGUAN ALAM PERASAAN
Kelompok 13 Skenario Jatuh.
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada Remaja Ketergantungan NAPZA ADE RIA CARISNA.
PENYAKIT JANTUNG Chania Dwi Mentary
OLEH : WITRI HASTUTI, S.Kep, Ns STIKES KARYA HUSADA SEMARANG 2008
PELATIHAN RUTIN IV SYOK HIPOVOLEMIK & SINKOP
SEROSIS HEPATIS Ariana. D
KELOMPOK 4 : NADILA RIANA PUTRI .S K PUTRI YANTI K TRIA HARYUNI .D K
ASKEP PADA USIA LANJUT By.FITRY ERLIN.
ERGONOMI DAN FAAL KERJA OLEH KELOMPOK 5 Alief Wijayanto Vivi Sefrinta Izza Afkarina Dewi Titah
Manajemen Stres TUJUAN PEMBELAJARAN  Peserta pelatihan dapat Mengetahui gambaran umum mengenai Definisi Stress  Peserta dapat Mengetahui Penyebab dan.
KEDARURATAN SUHU DAN KERACUNAN.
Epidemiologi Penyakit tidak Menular “REMATIK”
GANGGUAN KESADARAN (PERUBAHAN STATUS MENTAL)
TINJAUAN MEDIS PUASA TERHADAP BEBERAPA PENYAKIT
PENYAKIT DEGENERATIF. Apa itu PENYAKIT DEGENERATIF?  Merupakan suatu penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan.
STRESS KERJA.
CEREVASKULER ATTACK (CVA)
VERTIGO KELOMPOK Anggota : Triyani Kusumastuti (P )
Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah nyeri Ahmad Zaini Arif. S.Kep., Ns.
DIABETES MELLITUS : Kenali, cegah, dan kendalikan Dr. Ema Mayasari UPTD PUSKESMAS TELAGASARI.
BY : FITRIA OKTARINA.  suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan kegiatan dengan bebas (kosier,1989).  kemampuan seseorang untuk berjalan bangkit berdiri.
Kesehatan Jemaah Haji PUSKESMAS SUKAREJO DR. ANGGIA MAYA MASITA SIREGAR.
MENUJU HARI TUA YANG SEHAT
CHAIRANISA ANWAR, SST., MKM
TUBERCULOSIS. . APA ITU TBC ? 1.TBC adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh basil/kuman TBC 2.TBC dapat menyerang siapa saja dari golongan.
Transcript presentasi:

MASALAH YANG LAJIM TERJADI PADA LANSIA

Dari sekian banyaknya bentuk kelainan (penyakit) pada kasus lansia, terdapat 8 (delapan) jenis gangguan yang sering ditemukan pada kasus-kasus lansia yang memerlukan perawatan di Rumah Sakit maupun ditempat perawatan lainnya. Kesemuanya ini dikenal dengan istilah sindrom geriatric atau yang pada banyak literature disebut GERIATRIC GIANT. Berturut-turut akan diuraikan dibawah ini

1.DELIRIUM (Acute Confusional State) Salah satu karakteristik pasien geriatric adalah gejala dan tanda penyakit tidak khas sesuai organ/system organ yang sakit. Acapkali suatu penyakit sistemik muncul berupa gangguan kesadaran walau system syaraf pusat tidak terganggu, meski demikian penyakit susunan syaraf pusat pun dapat muncul dalam bentuk tersebut, maka perlu meningkatkan kewaspadaan untuk mendeteksi sedini mungkin kelainan-kelainan sistemik yang dapat mendasari delirium agar penyakit tidak bertambah berat

Penyebabnya a.l.: Sroke, Tumor Otak, Pneumonia, I.S.K., Dehidrasi, Diare, Hiperglikemi, Hipoksia, Putus Obat. Gejala-gejalanya a.l.: Kurang perhatian, Gelisah, Gangguan pola tidur, Murung, Perubahan Kesadaran, Disorientasi, Halusinasi, Sulit Konsentrasi, Sangat Mudah Lupa, Hipoaktif, Hiperaktif.

Strategi Intervensinya Sakit kepala / pusing dikaji dengan cermat; Keluhan penglihatan (yang baru)  perhatian! Atasi batuk, pilek, meriang secepatnya Keluhan berkemih  Identifikasi Nafsu Makan berkurang  pengkajian Muntaber  Tindak lanjut Mual, keringat dingin  Konsultasi/Rujuk Pingsan sesaat 

2.JATUH akan menyebabkan cedera jaringan lunak bahkan fraktur pangkal paha atau pergelangan tangan. Keadaan tersebut menyebabkan nyeri dan immobilisasi dengan segala akibatnya. Berikut faktor-faktor resikonya, a.l.:

Faktor resiko Internal Gangguan Penglihatan, Gangguan Adaptasi Gelap, Infeksi Telinga, Obat Gol. Aminoglikosida (quinidine, furosemide, diazepam, antidepresan, anthihipertensi.), Vertigo, Perkapuran Vertebra Servikal, Gangguan aliran darah otak, artristis (artrosis lutut), Neuropati perifer, Lemah otot tungkai, Hipotensi postural, Pneumoni, Penyakit Sistemik  I.S.K.,Gagal Jantung, Dehidrasi, Diabetes,Hipoglikemi.

Faktor resiko Eksternal Turun Tangga, Benda-benda yang harus dilangkahi, Lantai licin ( tms.Kamar mandi), Alas kaki kurang pas, Kain/celana terlalu panjang, Tali sepatu, Tempat tidur terlalu tinggi/terlalu rendah, Kursi terlalu empuk/terlalu rendah, Kursi roda tidak terkunci, Tempat kaki kursi roda, Penerangan kurang, WC jauh dari kamar, WC terlalu rendah.

Tindakan Pencegahannya Identifikasi faktor resiko, Perhatikan kelainan cara jalan/duduk, Romberg test, Uji keseimbangan sederhana (Instabilitas saat baru berdiri, saat didorong didada/ditarik, saat menengok ke samping/keatas dan Instabilitas saat memutar tubuh.), Berkurangnya lebar langkah dan Modifikasi Faktor eksternal.

3.INKONTINENSIA URINE Mengompol tidak hanya menimbulkan problem hygiene seperti, penyakit kulit, dekubitus dan bau tak sedap, namun lebih dari itu dapat pula menyebabkan perasaan rendah diri dan isolasi. Inkontinensia dapat diobati, diperlukan pendekatan yang rasional serta sistematis.

Faktor resiko akut : Delirium, Retensi;gangguan mobilitas, Infeksi (ISK,pneumoni), Inflamasi, Fecolith Poliuri (hiperglikemi,diuretik).

Faktor resiko Inkontinensia urin persisten Kelemahan otot dasar panggul Kelemahan otot sfinker uretra Instabilitas senrosik / motorik otot detrusor, misalnya pada: Sistis, uretrisis, tumor / batu / divertikel buli- buli ; dementia,parkinsonisme Pembesaran prostat, striktur uretra, sistokel Diabetes lama Depresi berat

Sikap/Tindakan : Edukasi pasien dan keluarga untuk : Tidak malu/segan untuk melapor bila terdapat kejadian mengompol Mencatat jumlah, frekuensi dan waktu-waktu minum serta berkemih Dengan seksama menjaga hygiene terutama daerah genitalia, bokong, tempat tidur, alas tempat tidur, kalau perlu sediakan pispot atau urinal, Menemukan, kenali dan mengatasi faktor resiko secepatnya.

4.IMMOBILISASI memanjakan Lansia pada keadaan “bed ridden” (berbaring terus ditempat tidur) dapat menimbulkan atrofi otot, dekubitus dan malnutrisi serta pneumoni.

Faktor resikonya Osteoartritis -Gangguan penglihatan Fraktur -impotensi postural Decomp. Cordis -Anemia Stroke -Nyeri Dementia -Lemah otot Vertigo -Keterbatasan ruang lingkup PPOK -Gerak sendi Hypotiroid -Sesak napas

TINDAKAN Restorasi fungsi dan kemandirian, sesuai taraf kamampuan dgn mengikutsertakan peran pasien dan keluarga Menemukan, kenali dan mengatasi faktor resiko secepatnya. Tidur mika miki setiap 2 jam Menggerakkan semua sendiri secara bertahap ( pergelangan kaki,lutut,,panggul ,pergelangan tangan, siku ,bahu ) Mencoba keseimbangan duduk, berdiri, berjalan sesuai kemampuan.

5. Gizi kurang/ buruk Kekebalan tubuh sangat ditentukan oleh keadaan gizi,demikian juga dgn mobilitas , kemampuan beraktivitas sehari-hari dan penyembuhan penyakit. Gejala gizi kurang biasanya tersembunyi,maka bila tidak sengaja dicari akan terlewatkan sampai keadaan menjadi sangat nyata gizi buruk.

Faktor resiko Depresi berkabung Immobilisasi Penyakit kronis ( PPOK,gagal jantung, gangguan hati,rematik,DM,) Dementia Demam

Gejala : Wanita < 19 Laki-laki < 20 IMT = BB (kg)/ (TB)2 (m) Riwayat masukan makanan menurun IMT (Indeks Massa Tubuh) menurun Wanita < 19 Laki-laki < 20 IMT = BB (kg)/ (TB)2 (m) Hb < 10 gr/dl Albumin < 3 gr/dl

6.OSTEOPOROSIS Jatuh menyebabkan tingginya angka kematian dan hendaya (distabilitas), serta tingkat ketergantungan. Lansia dengan tingkat ketergantungan tinggi akan jadi beban lingkungannya.

Faktor resiko Terlalu kurus Kurang aktivitas Merokok Tak pernah melahirkan Menopause dini Menarche terlambat Intoleransi susu Vegetarian Tirotoksinosis

Gejala : Nyeri akibat fraktur Deformasi akibat fraktur Skoliosis Daerah cenderung fraktur : Pergelangan tangan, Panggul/pangkal paha, Vertebrata lumbal

Tindakan Identifikasi faktor resiko Jangan berbaring terus Cukupkan sinar matahari Masukan kalsium 800-1000 mg/hari (Susu/Produk susu/Tablet kalsium Berhenti merokok

7.DEPRESI / DEMENTIA yakni keadaan jiwa yang tertekan dan penurunan fungsi kognitif hingga berpotensi menimbulkan berbagai kendala

Faktor resiko Depresi Kehilangan/meninggal orang (obyek) yang dicintai Sikap pesimistik Kecenderungan berasumsi negatif terhadap suatu pengalaman yang mengecewakan Kehilangan integritas pribadi Berpenyakit degeneratif kronik, tanpa dukungan sosial yang adekuat.

Gejala Depresi : Afek depresif Hilang minat Penurunan BB/penambahan BB Insomnia/hipersomnia Aktivitas psikomotor menurun/meningkat Kelelahan/lemas Rasa tak berguna lagi; rasa bersalah Sulit konsentrasi Keinginan untuk mati

Faktor resiko Dementia Riwayat keluarga Sindroma Down Trauma kepala Penyakit tiroid Stroke/CVD

Karateristik Dementia Gangguan daya ingat jangka pendek dan jangka panjang Gangguan proses pikir abstrak, misalnya tidak dapat memahami arti sesuatu konsep/kata Gangguan dalam « judgment »,misalnya tidak mampu mengatasi masalah dalam pekerjaan, hubungan interpersonal, hubungan keluarga Afasia (gangguan berbahasa), apraxia (gangg. Aktiv. Motorik), agnosia (gangg. Identifikasi obyek). Perubahan kepribadian Aktivitas sosial terganggu Tidak dalam keadaan delirium

Tindakan : Benda tajam, sumber api Gas, minyak tanah, bensin spiritus Menemukan, kenali faktor resiko yang potensial fatal Benda tajam, sumber api Gas, minyak tanah, bensin spiritus Racun serangga Tangga loteng Edukasi keluarga/pelaku rawat Bersikap lebih pengertian (“ngemong”)

Lanjutan… Peningkatan pengawasan hygiene Penjadwalan ketat untuk minim, makan, duduk, latihan jalan, senam, berjemur, Upayakan sosialisasi, rekreasi

8.DEKUBITUS Dekubitus bisa dicegah, namun bila terlanjur terjadi akan memerlukan perawatan khusus. Dekubitus mengakibatkan anemia perdarahan, hipoalbuminemia bahkan sepsis dan kematian

Faktor resiko : Immobilisasi Inkontinensia Malnutrisi, hipoalbuminemia Gangguan kesadaran Kulit sangat kering Demam

Tindakan : Prinsipnya  “mencegah lebih baik dari pada mengobati” Atasi faktor resiko Tiap hari mengamati timbulnya kemerahan kulit didaerah-daerah yang tertekan seperti : Tulang ekor (sakrum) Bokong Panggul Mata kaki,Tumit Tepi lutut Siku