MASALAH YANG LAJIM TERJADI PADA LANSIA
Dari sekian banyaknya bentuk kelainan (penyakit) pada kasus lansia, terdapat 8 (delapan) jenis gangguan yang sering ditemukan pada kasus-kasus lansia yang memerlukan perawatan di Rumah Sakit maupun ditempat perawatan lainnya. Kesemuanya ini dikenal dengan istilah sindrom geriatric atau yang pada banyak literature disebut GERIATRIC GIANT. Berturut-turut akan diuraikan dibawah ini
1.DELIRIUM (Acute Confusional State) Salah satu karakteristik pasien geriatric adalah gejala dan tanda penyakit tidak khas sesuai organ/system organ yang sakit. Acapkali suatu penyakit sistemik muncul berupa gangguan kesadaran walau system syaraf pusat tidak terganggu, meski demikian penyakit susunan syaraf pusat pun dapat muncul dalam bentuk tersebut, maka perlu meningkatkan kewaspadaan untuk mendeteksi sedini mungkin kelainan-kelainan sistemik yang dapat mendasari delirium agar penyakit tidak bertambah berat
Penyebabnya a.l.: Sroke, Tumor Otak, Pneumonia, I.S.K., Dehidrasi, Diare, Hiperglikemi, Hipoksia, Putus Obat. Gejala-gejalanya a.l.: Kurang perhatian, Gelisah, Gangguan pola tidur, Murung, Perubahan Kesadaran, Disorientasi, Halusinasi, Sulit Konsentrasi, Sangat Mudah Lupa, Hipoaktif, Hiperaktif.
Strategi Intervensinya Sakit kepala / pusing dikaji dengan cermat; Keluhan penglihatan (yang baru) perhatian! Atasi batuk, pilek, meriang secepatnya Keluhan berkemih Identifikasi Nafsu Makan berkurang pengkajian Muntaber Tindak lanjut Mual, keringat dingin Konsultasi/Rujuk Pingsan sesaat
2.JATUH akan menyebabkan cedera jaringan lunak bahkan fraktur pangkal paha atau pergelangan tangan. Keadaan tersebut menyebabkan nyeri dan immobilisasi dengan segala akibatnya. Berikut faktor-faktor resikonya, a.l.:
Faktor resiko Internal Gangguan Penglihatan, Gangguan Adaptasi Gelap, Infeksi Telinga, Obat Gol. Aminoglikosida (quinidine, furosemide, diazepam, antidepresan, anthihipertensi.), Vertigo, Perkapuran Vertebra Servikal, Gangguan aliran darah otak, artristis (artrosis lutut), Neuropati perifer, Lemah otot tungkai, Hipotensi postural, Pneumoni, Penyakit Sistemik I.S.K.,Gagal Jantung, Dehidrasi, Diabetes,Hipoglikemi.
Faktor resiko Eksternal Turun Tangga, Benda-benda yang harus dilangkahi, Lantai licin ( tms.Kamar mandi), Alas kaki kurang pas, Kain/celana terlalu panjang, Tali sepatu, Tempat tidur terlalu tinggi/terlalu rendah, Kursi terlalu empuk/terlalu rendah, Kursi roda tidak terkunci, Tempat kaki kursi roda, Penerangan kurang, WC jauh dari kamar, WC terlalu rendah.
Tindakan Pencegahannya Identifikasi faktor resiko, Perhatikan kelainan cara jalan/duduk, Romberg test, Uji keseimbangan sederhana (Instabilitas saat baru berdiri, saat didorong didada/ditarik, saat menengok ke samping/keatas dan Instabilitas saat memutar tubuh.), Berkurangnya lebar langkah dan Modifikasi Faktor eksternal.
3.INKONTINENSIA URINE Mengompol tidak hanya menimbulkan problem hygiene seperti, penyakit kulit, dekubitus dan bau tak sedap, namun lebih dari itu dapat pula menyebabkan perasaan rendah diri dan isolasi. Inkontinensia dapat diobati, diperlukan pendekatan yang rasional serta sistematis.
Faktor resiko akut : Delirium, Retensi;gangguan mobilitas, Infeksi (ISK,pneumoni), Inflamasi, Fecolith Poliuri (hiperglikemi,diuretik).
Faktor resiko Inkontinensia urin persisten Kelemahan otot dasar panggul Kelemahan otot sfinker uretra Instabilitas senrosik / motorik otot detrusor, misalnya pada: Sistis, uretrisis, tumor / batu / divertikel buli- buli ; dementia,parkinsonisme Pembesaran prostat, striktur uretra, sistokel Diabetes lama Depresi berat
Sikap/Tindakan : Edukasi pasien dan keluarga untuk : Tidak malu/segan untuk melapor bila terdapat kejadian mengompol Mencatat jumlah, frekuensi dan waktu-waktu minum serta berkemih Dengan seksama menjaga hygiene terutama daerah genitalia, bokong, tempat tidur, alas tempat tidur, kalau perlu sediakan pispot atau urinal, Menemukan, kenali dan mengatasi faktor resiko secepatnya.
4.IMMOBILISASI memanjakan Lansia pada keadaan “bed ridden” (berbaring terus ditempat tidur) dapat menimbulkan atrofi otot, dekubitus dan malnutrisi serta pneumoni.
Faktor resikonya Osteoartritis -Gangguan penglihatan Fraktur -impotensi postural Decomp. Cordis -Anemia Stroke -Nyeri Dementia -Lemah otot Vertigo -Keterbatasan ruang lingkup PPOK -Gerak sendi Hypotiroid -Sesak napas
TINDAKAN Restorasi fungsi dan kemandirian, sesuai taraf kamampuan dgn mengikutsertakan peran pasien dan keluarga Menemukan, kenali dan mengatasi faktor resiko secepatnya. Tidur mika miki setiap 2 jam Menggerakkan semua sendiri secara bertahap ( pergelangan kaki,lutut,,panggul ,pergelangan tangan, siku ,bahu ) Mencoba keseimbangan duduk, berdiri, berjalan sesuai kemampuan.
5. Gizi kurang/ buruk Kekebalan tubuh sangat ditentukan oleh keadaan gizi,demikian juga dgn mobilitas , kemampuan beraktivitas sehari-hari dan penyembuhan penyakit. Gejala gizi kurang biasanya tersembunyi,maka bila tidak sengaja dicari akan terlewatkan sampai keadaan menjadi sangat nyata gizi buruk.
Faktor resiko Depresi berkabung Immobilisasi Penyakit kronis ( PPOK,gagal jantung, gangguan hati,rematik,DM,) Dementia Demam
Gejala : Wanita < 19 Laki-laki < 20 IMT = BB (kg)/ (TB)2 (m) Riwayat masukan makanan menurun IMT (Indeks Massa Tubuh) menurun Wanita < 19 Laki-laki < 20 IMT = BB (kg)/ (TB)2 (m) Hb < 10 gr/dl Albumin < 3 gr/dl
6.OSTEOPOROSIS Jatuh menyebabkan tingginya angka kematian dan hendaya (distabilitas), serta tingkat ketergantungan. Lansia dengan tingkat ketergantungan tinggi akan jadi beban lingkungannya.
Faktor resiko Terlalu kurus Kurang aktivitas Merokok Tak pernah melahirkan Menopause dini Menarche terlambat Intoleransi susu Vegetarian Tirotoksinosis
Gejala : Nyeri akibat fraktur Deformasi akibat fraktur Skoliosis Daerah cenderung fraktur : Pergelangan tangan, Panggul/pangkal paha, Vertebrata lumbal
Tindakan Identifikasi faktor resiko Jangan berbaring terus Cukupkan sinar matahari Masukan kalsium 800-1000 mg/hari (Susu/Produk susu/Tablet kalsium Berhenti merokok
7.DEPRESI / DEMENTIA yakni keadaan jiwa yang tertekan dan penurunan fungsi kognitif hingga berpotensi menimbulkan berbagai kendala
Faktor resiko Depresi Kehilangan/meninggal orang (obyek) yang dicintai Sikap pesimistik Kecenderungan berasumsi negatif terhadap suatu pengalaman yang mengecewakan Kehilangan integritas pribadi Berpenyakit degeneratif kronik, tanpa dukungan sosial yang adekuat.
Gejala Depresi : Afek depresif Hilang minat Penurunan BB/penambahan BB Insomnia/hipersomnia Aktivitas psikomotor menurun/meningkat Kelelahan/lemas Rasa tak berguna lagi; rasa bersalah Sulit konsentrasi Keinginan untuk mati
Faktor resiko Dementia Riwayat keluarga Sindroma Down Trauma kepala Penyakit tiroid Stroke/CVD
Karateristik Dementia Gangguan daya ingat jangka pendek dan jangka panjang Gangguan proses pikir abstrak, misalnya tidak dapat memahami arti sesuatu konsep/kata Gangguan dalam « judgment »,misalnya tidak mampu mengatasi masalah dalam pekerjaan, hubungan interpersonal, hubungan keluarga Afasia (gangguan berbahasa), apraxia (gangg. Aktiv. Motorik), agnosia (gangg. Identifikasi obyek). Perubahan kepribadian Aktivitas sosial terganggu Tidak dalam keadaan delirium
Tindakan : Benda tajam, sumber api Gas, minyak tanah, bensin spiritus Menemukan, kenali faktor resiko yang potensial fatal Benda tajam, sumber api Gas, minyak tanah, bensin spiritus Racun serangga Tangga loteng Edukasi keluarga/pelaku rawat Bersikap lebih pengertian (“ngemong”)
Lanjutan… Peningkatan pengawasan hygiene Penjadwalan ketat untuk minim, makan, duduk, latihan jalan, senam, berjemur, Upayakan sosialisasi, rekreasi
8.DEKUBITUS Dekubitus bisa dicegah, namun bila terlanjur terjadi akan memerlukan perawatan khusus. Dekubitus mengakibatkan anemia perdarahan, hipoalbuminemia bahkan sepsis dan kematian
Faktor resiko : Immobilisasi Inkontinensia Malnutrisi, hipoalbuminemia Gangguan kesadaran Kulit sangat kering Demam
Tindakan : Prinsipnya “mencegah lebih baik dari pada mengobati” Atasi faktor resiko Tiap hari mengamati timbulnya kemerahan kulit didaerah-daerah yang tertekan seperti : Tulang ekor (sakrum) Bokong Panggul Mata kaki,Tumit Tepi lutut Siku