CINDE ILAU SATU KAJIAN SEJARAH SOCIAL TENTANG ORANG MELAYU DI JALUR PERDAGANGAN INDONESIA BAHAGIAN TIMUR ABAD KE-17 Mukhlis.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Perkembangan Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia
Advertisements

ANDI NIRWANA CLASS 1 D.
Terbentuknya Jaringan Nusantara Melalui Jalur Perdagangan
KEDATANGAN BANGSA EROPA KE INDONESIA
KD : 1. Mendeskripsikan sejarah dan perkembangan Islam di Indonesia.
NAMA : DESSY APRIANI HENI WEKASARI
Pengaruh keunggulan lokasi terhadap kolonialisme barat di indonesia
MASA KOLONIAL EROPA DI INDONESIA
PANTAI TUMPUAN PERDAGANGAN NUSANTARA MASA AWAL. Enam kerajaan di Nusantara pada abad ke-5 dan ke-6 terletak di selatan Selat Malaka dan di pantai Sumatera.
Jakarta, 17 Maret BMKG PRAKIRAAN TINGGI GELOMBANG WARNING : POTENSI HUJAN LEBAT DISERTAI PETIR BERPELUANG TERJADI DI : Selat Malaka Perairan Utara.
PERSEBARAN NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA
MEMBUAT MEDIA PENGAJARAN
PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG
LATAR BELAKANG LAHIRNYA VOC
maulfisr.lecture.ub.ac.id Apresiasi Budaya Jawa maulfisr.lecture.ub.ac.id.
Study and Journey in Lead by: Mr. Yose Rizal Leang-Leang Bantimurung
AWAL KEKUASAAN BARAT DI INDONESIA
Andi Marwan Zulkhaidir Alfiah Sahraeni Julianti Salam
SEJARAH BERDIRINYA KERAJAAN BANTEN ISLAM
KELOMPOK 1.
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Kerajaan sriwijaya.
AWAL KEKUASAAN BANGSA BARAT DI INDONESIA
LALU LINTAS PERDAGANGAN NUSANTARA
Islamisasi dan silang budaya di Nusantara
Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusa Tenggara
PERKEMBANGAN ISLAM TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA.
SEJARAH INDONESIA.
Sumber : Juknis Pengembangan KSM Hal.12
A.    SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA.
Kelompok 13 Pangki azis t. (25) Paul lonika (26)
Kedatangan bangsa eropa
Sistem pemerintahan daerah masa kerajaan nusantara
BANGGAI KEPULAUAN SULTENG
Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
KEGIATAN EKONOMI PENDUDUK BERDASARKAN PENGGUNAAN LAHAN
Struktur masyarakat Hindia Belanda awal abad 20
Sejarah Maritim Kelompok 2 Syarifa Wulan
DAMPAK PERJANJIAN ANTARA PORTUGIS DAN SPANYOL TERHADAP WILAYAH NUSANTARA Prima Tegar Anugrah
Asal usul penyebaran ras nenek moyang Indonesia “proto melayu dan deutro melayu” ANDREAS RAGA D
Disusun Oleh Kelompok 9:
MAKAM DAN TAMAN LOANG BALOK
BAB 10 PROSES KEDATANGAN DAN KOLONIALISME BANGSA BARAT DI INDONESIA
PERAN KERAJAAN GOWA DALAM PERNIAGAAN PADA ABAD XVII
NURHASANA KARUNIA Kepulauan Riau.
Bajak Laut A. B. Lapian.
KERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM
SEJARAH MARITIM NUSANTARA
Masyarakat Multikultural
Sejarah Nusantara Sejarah Bahari (A.B. Lapian)
Sejarah Terbentuknya Kepulauan Indonesia Oleh: Haris Al Farizi ( )
KERAJAAN TERNATE DAN TIDORE
Nama : AINA LIESYEIFILLA HABIBAH Npm :
Sa hyunh.
Summative Assessment Unit 3
Perlawanan Terhadap Kolonialisme sebelum Lahirnya Kesadaran Nasional
Sejarah Perkembangan dan Problematika Bahasa Indonesia
Kehidupan Negara-Negara Kerajaan Hindu Budha di Indonesia
Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda Yang Memicu Perlawanan Lokal
Sejarah Ekspedisi Bangsa Inggris
Tugas IPS Kolonialisme Barat
KOLONIALISME IMPERIALISME
KEDATANGAN BANGSA EROPA KE INDONESIA Mengapa perlu mempelajari bab ini ? Dengan mempelajari bab ini kita dapat mengetahui apa tujuan bangsa-bangsa Eropa.
YULIANTI NIM :  Peserta didik mampu Menyebutkan suku bangsa Indonesia yang menjadi keturunan ras proto melayu dan deutro melayu Menyebutkan.
BAB 2 INTERAKSI ANTARA TAMADUN.
PERSEBARAN NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA
Interaksi masyarakat di berbagai daerah dengan tradisi Hindu-Budha
KEGEMILANGAN MELAKA.
KONDISI KEPULAUAN INDONESIA. NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA Untuk mengetahui asal nenek moyang bangsa Indonesia, kita bisa menggunakan dua cara, yakni.
Sejarah Nenek Moyang Bangsa Indonesia . Ras Proto Melayu dan Deutro Melayu
Transcript presentasi:

CINDE ILAU SATU KAJIAN SEJARAH SOCIAL TENTANG ORANG MELAYU DI JALUR PERDAGANGAN INDONESIA BAHAGIAN TIMUR ABAD KE-17 Mukhlis

Pada tahun 1542, seorang Portugis bernama Antonio de Paiva mendarat di Siang, sebuah kerajaan tua di pesisir Selat Makasar, ia bertemu dengan orang Melayu yang sudah tinggal di Siang. Beberapa sumber lokal menyatakan peranan orang melayu sangat besar dalam bidang penyebaran agama maupun perdagangan sampai 1615.

Sejak kedatangan orang-orang Melayu di Kerajaan Gowa (Makassar) peranannya tidak hanya dalam perdagangan dan penyebaran agama, tetapi juga dalam kegiatan sosial-budaya dan bahkan dalam birokrasi. Raja Gowa ke XII membangunkan masjid untuk orang Melayu Pengangkatan orang terkemuka Melayu sebagai sahbandar sampai sahbandar terakhir tahun 1669.

Datuk Leang Abdul Kadir bersama istrinya, Tuan Fatimah dikenal sebagai cikal bakal keluarga Melayu asal Patani di Salajo, sedangkan Datuk Makotta bersama istrinya Tuan Sitti adalah cikal bakal keluarga Melayu Minangkabau dari Pagarruyung di Salajo. Merekalah generasi pertama migaran Melayu di Salajo.

Pada generasi ke-II masyrakat Melayu di Salajo lahir dari perkawinan antra orang-orang Melayu Patani dengan orang-orang Melayu Minagkabau. Ikatan ini ditandai dengan perkawinan Tuan Aminah, putri Datuk Leang dengan Tuan Rajja putra Datuk Makotta.

Generasi ke-III di tandai dengan penggunaan Titulatur “Incek” di depan nama diri. Setelah itu Titulatur “Incek” diguanakan oleh orang-orang keturunan Melayu terpandang Generasi ke-IV terjadi perkawinan campuran antara dara Incek keturunan Melayu di Salajo dengan seorang tokoh masyrakat Bajo di Sanrobone yang dikenal dengan nama “Lolo Bajo”

Perkawinan melahirkan Generasi ke-V masyrakat Melayu campuran Bajo Perkawinan melahirkan Generasi ke-V masyrakat Melayu campuran Bajo. Generasi campuran darah Melayu-Bajo dikenal dengan penggunaan Titulatur “Kare”. Sejak saat itulah Titulatur “kare”dikenal dalam sistem kemasyrakatan Makassar.

Satu hal yang menarik dalam kajian sejarah social Nusantara Timur ialah terjadi perkawinan campuran antara orang-orang Melayu dengan para bangsawan Bugis-Makassar di Sulawesi Selatan yang kemudian melahirkan masyrakat keturunan Melayu. Perkawinan ini melahirkan struktur social baru dalam masyrakat Makassar yang disebut “Tubaji” (bahasa Makassar), “Tudeceng” (bahasa Bugis)

BANDAR-BANDAR NIAGA DI PERAIRAN MALUKU R. Z Leirissa

pendahuluan Pola hubungan laut pada masa kini di perairan Maluku dapat dikatakan merupakan perkembangan lanjut dari pola yang dibentuk oleh VOC sejak pertengahan abad ke-17.

Pola Maluku Tengah Hitu mulai muncul sebagai Bandar utama di Maluku Tengah sekitar awal abad ke-16 bersamaan dengan meluasnya penanaman cengkeh di wilayah itu dan terutama di jazirah Hoamoal di Seram Barat. Kedudukan Hitu menjadi istimewa setelah menjalin hubungan dengan Jepara.

Hitu kehilangan posisinya sebagai Bandar niaga utama di Maluku Tengah setelah VOC menduduki benteng Portugis di Kota Laha yang kemudian dinamakan Ambon. Sejak pertengah abad ke- 17 Hitu sudah tidak penting lagi. VOC lalu membangun sutu kawsan perdagangan batu yang berpusat di kota Ambon dan meliputi pulau-pulau Haruku, Saparua dan Nusalaut serta Seram Barat.

Pengaruh voc Dalam jangka waktu panjang kedudukan VOC di Maluku mengubah seluruh pola Bandar niaga yang ada sebelumnya. Bandar niaga Ternate yang asli ditinggalkan dan keraton sultan di pindahkan ke lokasi yang baru dimana terdapat benteng VOC (sebelah timur pulau Ternate).

NUSA UTARA, TEPIAN-LINTASAN Alex J. Ulean

Nusa Utara, lebih dikenal dengan nama kepulauan Sangihe dan Talaud, terletak pada jalur pelayaran dari daratan Cina Selatan ke kepulauan Maluku melalui laut Cina Selatan, laut Sulu, laut Sulawesu dan laut Maluku.

Meskipun tidak berkembang menjadi Bandar niaga dalam pisisinya sebagai daerah lintasan kepulauan ini menjadi tempat persinggahan para pelaut dan pedagang Gugusan pulau yang tersebar dari utara ke selatan ini menjadi “panduan-alami” bagi pelaut yang menyeberang dari daratan Mindanao menuju ujung utara jazirah Sulawesi, kemudian ke pulau rempah-rempah, Maluku.

Sebagai kawasan tepian-lintasan, meskipun letak geografisnya menjadikannya sebagai panduan-alami bagi para pelaut dari utara ke selatan ke pulau rempah-rampah namun keberadaan Bandar-bandar niaga di Nusa Utara nyaris tidak berbekas. Ketidak amanan pulau-pulau ini pada abad ke 18 dan 19, dimana perampokan dan penampakan budak oleh bajak laut (Balangingi dan Mangindano) merajalela, mendorong para pedagang (Cina dan Arab) memilih untuk berdagang di pusat keresidenan Mando dan Ternate. Disana keamanan meraka lebih terjamin.