PERTIMBANGAN LINGKUNGAN DALAM PEMBANGUNAN Perhimpunan Cendekiawan Lingkungan Indonesia (Indonesian Society of Environmental Intellectuals) PERTIMBANGAN LINGKUNGAN DALAM PEMBANGUNAN Februari 2009
Perhimpunan Cendekiawan Lingkungan Indonesia 1 1. Dasar Pemikiran Kegiatan yang dilakukan di lingkungan selalu harus dengan pertimbangan bahwa hasil-hasil kegiatan, termasuk infrastruktur yang dibangun, memenuhi syarat : 1. Secara lingkungan, mampan (environmentally sustainable), 2. Secara ekonomis, menguntungkan (economically profitable), 3. Secara teknis/teknologis, terkelola (technologically manageable), 4. Secara sosial, dapat diterima masyarakat (socially acceptable). Diterima masyarakat (socially acceptable) Mampan (environmentally sustainable) Menguntungkan (economically profitable) Terkelola (technologically manageable) secara lingkungan secara teknis/teknologis secara ekonomis secara sosial Kegiatan di lingkungan (pembangunan) Agar secara lingkungan mampan, perlu diberikan pertimbangan yang didasarkan atas : 1) Tipologi lingkungan, baik secara makro maupun mikro di lokasi kegiatan yang dilakukan, 2) Kaidah-kaidah ekologik dan lingkungan yang berlaku dalam bekerja, 3) Teknologi yang tersedia dan dikuasai.
Perhimpunan Cendekiawan Lingkungan Indonesia 2 Seringkali karena mendesak dan terpaksa, misalnya karena tekanan kependudukan, maka tipologi lingkungan dan kaidah-kaidah ekologik seringkali diabaikan dan dilanggar. Akibatnya alam akan bereaksi, karena one cannot bargain with nature, sehingga akan muncul dampak akibat lecut balik (backlash) alam. Maka dalam rangka mencegah, mengatasi atau melakukan mitigasi dan menanggulangi dampak yang akan terjadi, sudah dipertimbangkan penguasaan teknologi, yaitu ketersediaan dan pemanfaatan teknologi, baik yang tepatguna, maupun teknologi maju, namun tetap dengan memperhatikan kesesuaian dengan tipologi dan kaidah-kaidah lingkungan yang ada.
Kebutuhan Pertimbangan Lingkungan Dalam Pembangunan Infrastruktur Perhimpunan Cendekiawan Lingkungan Indonesia 3 Penanggulangan dampak juga tetap berdasarkan wawasan kemampanan lingkungan, dan karena itu pengelolaan lingkungan yang dijalankan haruslah didasarkan atas kaidah-kaidah ekologik, yaitu 1. Mengatur dan mengendalikan interaksi antar komponen lingkungan yang ada di alam, baik itu komponen fisik maupun komponen sosial 2. Memanfaatkan dan memudahkan bekerjanya mekanisme kompensatif antar komponen yang ada di lingkungan, baik itu fisik, maupun sosial 3. Meniadakan terjadinya intervensi yang merugikan alam (lingkungan) oleh manusia 4. Mencegah terjadinya usikan pada lingkungan yang berlebihan. Pada kesempatan ini Perhimpunan Cendekiawan Lingkungan Indonesia (PERWAKU) mengajukan dua isu sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk pengembangan kebijakan dan implementasi pembangunan yaitu : Kebutuhan Pertimbangan Lingkungan Dalam Pembangunan Infrastruktur dan Identifikasi Kebutuhan Pembangunan Kebun Raya untuk Penyelamatan Keanekaragaman Hayati
2. Kebutuhan Pertimbangan Lingkungan Dalam Pembangunan Infrastruktur Perhimpunan Cendekiawan Lingkungan Indonesia 4 2. Kebutuhan Pertimbangan Lingkungan Dalam Pembangunan Infrastruktur Pembangunan infrastruktur penting mempertimbangkan lingkungan karena dapat : a. Menjaga keseimbangan lingkungan sehingga tercapai tujuan pembangunan berkelanjutan, b. Meningkatkan percepatan pertumbuhan sesuai kaidah-kaidah lingkungan, c. Mengurangi kesenjangan sosial sehingga tidak terjadi konflik sosial dan kesenjangan, dan d. Meningkatkan ekonomi dan taraf hidup masyarakat. Memasukkan pertimbangan lingkungan yang tidak tepat dapat mengakibatkan gangguan dan ancaman bagi pemenuhan kebutuhan sumberdaya alam di masa mendatang. Sebagai contoh proses pembangunan di Pulau Jawa yang cenderung meningkatkan pembangunan di wilayah utara, yang adalah wilayahnya sesuai untuk pengembangan sektor kelautan dan perikanan. Ketika pengembangan infrastruktur difokuskan pada wilayah ini maka kosentrasi penduduk akan meningkat. Peningkatan kosentrasi penduduk tersebut dapat mengganggu keseimbangan ekologi di darat dan wilayah Laut Jawa jika tidak diatur dengan baik.
Perhimpunan Cendekiawan Lingkungan Indonesia 5 Koridor Pantai Utara Koridor Pantai Selatan Pembangunan infrastruktur di wilayah selatan agak lamban, karena kondisi geografis yang sedikit menyulitkan pembangunan infrastruktur, tetapi jika direncanakan dengan baik maka persebaran penduduk di Pulau Jawa dapat merata. Sebagai contoh perencanaan pembangunan sarana dan prasarana jalan dibangun di daerah selatan, maka akan terjadi pembagian kosentrasi pemukiman masyarakat sehingga dapat meningkatkan kegiatan ekonomi di wilayah ini. Disamping pembangunan sarana jalan, juga dapat dikembangkan sarana pelabuhan sebagai penghubung lalulintas barang melalui laut. Begitu juga daerah-daerah lain di luar Pulau Jawa harus senantiasa memperhatikan potensi dan tipologi lingkungan di wilayah rencana, dengan pertimbangan lingkungan dan manfaatnya.
1 2 3 Untuk itu kami merekomendasikan : Perhimpunan Cendekiawan Lingkungan Indonesia 6 Untuk itu kami merekomendasikan : Memetakan tipologi dan potensi daerah dengan kebutuhan infrastruktur wilayah saat ini dan masa depan. Mempercepat pembangunan infrastruktur pada daerah pusat pertumbuhan ekonomi, daerah tertinggal dan wilayah dengan selalu memperhatikan tipologi dan potensi daerah rencana, misalnya percepatan pembangunan infrastruktur wilayah selatan Pulau Jawa, Wilayah Kalimantan bagian timur, dan daerah-daerah lain yang memiliki potensi tinggi. Mengelola pemanfaatan lingkungan sesuai daya dukung dan daya tampungnya 1 2 3
Perhimpunan Cendekiawan Lingkungan Indonesia 7 3. Identifikasi Kebutuhan Pembangunan Kebun Raya untuk Penyelamatan Keanekaragaman Hayati Kebun raya adalah suatu area yang ditanami berbagai jenis tumbuhan koleksi dan In-Situ yang ditujukan untuk keperluan konservasi dan penelitian. Selain untuk penelitian, kebun raya juga kerap kali digunakan sebagai sarana wisata pendidikan bagi peneliti dan pelajar. Dari jumlah sekitar 2000 kebun raya di dunia, pengembangan kebun raya di Indonesia jauh tertinggal dibandingkan negara lain. Sekarang ini telah ada 6 Kebun Raya di seluruh Indonesia yang masing-masing memiliki karakteristik berbeda berdasarkan tinggi lokasi di atas permukaan laut dan vegetasi iklim mikro dan makro, jenis vegetasi, komposisi vegetasi dan vegetasi dominan. Beberapa kebun raya yang didirikan semenjak 2005, yaitu: Kebun Raya Sungai Wain, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur. Kebun Raya Enrekang-Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan. Kebun Raya Kuningan-Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat. Kebun Raya Liwa-Kabupaten Lampung Barat, Lampung. Kebun Raya Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah. Kebun Raya Pucak, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan (peta).
Gambar Penyebaran Kebun Raya yang Telah dan Sedang Dibangun Perhimpunan Cendekiawan Lingkungan Indonesia 8 Gambar Penyebaran Kebun Raya yang Telah dan Sedang Dibangun
Perhimpunan Cendekiawan Lingkungan Indonesia 9 Kebun Raya Purwodadi Kebun Raya Cibodas Kebun raya dapat dikatakan sebagai benteng terakhir berbagai jenis tumbuhan Indonesia. Maraknya perambahan hutan untuk berbagai kepentingan yang terjadi di Indonesia berdampak kepada hilangnya berbagai jenis tumbuhan Indonesia yang terkadang belum sempat diketahui baik nama maupun manfaatnya bagi ilmu pengetahuan dan masyarakat luas. Adanya kebun raya dapat menyelamatkan jenis-jenis tumbuhan Indonesia baik yang langka, endemik, bernilai ekonomi maupun bernilai estetika. Sampai saat ini di empat kebun raya (Bogor, Cibodas, Purwodadi dan Bali) yang dikelola oleh LIPI, jumlah jenis-jenis yang telah dikonservasikan sekitar 5.000 jenis atau sekitar 40.000 spesimen koleksi. Kebun Raya Eka Karya - Bali Kebun Raya Bogor
1. Untuk menyelamatkan semua tumbuhan asli Indonesia. Perhimpunan Cendekiawan Lingkungan Indonesia 10 Peran kebun raya bagi upaya pelestarian lingkungan, antara lain adalah: 1. Untuk menyelamatkan semua tumbuhan asli Indonesia. 2. Memperkenalkan keunggulan komparatif kekayaan tumbuhan daerah setempat. 3. Menyediakan sarana penelitian, pendidikan konservasi tumbuhan. 4. Menyediakan sarana rekreasi yang sehat. 5. Menciptakan lapangan kerja. Menyadari tingkat ancaman kepunahan keanekaragaman hayati dan mekanisme penyelamatan yang masih rentan maka pembangunan kebun raya yang dapat menyelamatkan dan mendorong kehidupan aneka hayati yang lebih baik perlu diperkuat dengan memperhatikan tipologi ekosistem, penyebaran geografis dan keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia (tabel).
Faktor Pembentuk Keanekaragaman Hayati Perhimpunan Cendekiawan Lingkungan Indonesia 11 Tabel Tipologi Ekosistem dan Kebutuhan Penyelamatan Keanekaragaman Hayati Di Indonesia Faktor Pembentuk Keanekaragaman Hayati Tipologi Ekosistem Posisi Geografis Flora dan Fauna Rekomendasi Garis Wallace Fauna tipe Asiatis Menempati bagian barat Indonesia sampai Selat Makasar dan Selat Lombok. Berbagai jenis hewan menyusui yang besar seperti gajah, harimau, badak, beruang, orang utan. Melakukan kajian-kajian potensi wilayan untuk pembangunan kebun raya yang disesuaikan dengan tipologi lingkungan (ekosistem, iklim, dan tinggi rendahnya daerah yang ada). Melakukan kajian infrastruktur kebun raya untuk mendukung keberlanjutan ekosistem dalam kebun raya tersebut. Membangun kebun raya minimal satu kebun raya di setiap propinsi, dan atau disesuaikan dengan luas wilayah masing-masing dengan perbandingan tertentu. Fauna tipe Australis Menempati bagian timur Indonesia, meliputi Papua dan pulau-pulau sekitarnya. Jenis hewan seperti kanguru, burung kasuari, cendrawasih, kakaktua Fauna Peralihan dan asli Terdapat di bagian tengah Indonesia, meliputi Sulawesi dan daerah Nusa Tenggara Jenis hewan seperti kera, kuskus, babi rusa, anoa dan burung maleo 2. Garis Weber Fauna Orientalis Indonesia bagian tengah (sulawesi dan nusa tenggara) Babi rusa, kuskus, burung maleo, kera, Fauna Australasia Indonesia bagian timur (papua) Burung cendrawasih, burung kakatua, kangguru, dan sebagainya. 3. Garis Lijdeker Membentang di sebelah barat Waigeo dan Misol (di utara) dan antara Kepulauan Kei dan Aru (di selatan) ke timur 4. Equator Hutan Musim Terdapat di daerah Indonesia yang memiliki suhu udara tinggi dan memiliki perbedaan kondisi tumbuhan di musim hujan dan musim kemarau. Pada musim kemarau pohonnya akan meranggas dan pada musim hujan akan tumbuh hijau kembali. Contoh hutan musim ialah hutan jati dan kapuk randu. Hutan musim banyak terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Hutan Hujan Tropis Di Indonesia hutan hujan tropis terdapat di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Sabana Terdapat di daerah yang curah hujannya sedikit. Sabana terdapat di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Sabana berupa padang rumput yang diselingi pepohonan yang bergerombol. Steppa Stepa terdapat di daerah yang curah hujannya sangat sedikit atau rendah. Stepa terdapat di Nusa Tenggara Timur dan baik untuk peternakan. Padang rumput yang sangat luas Hutan Bakau atau Mangrove Hutan bakau banyak terdapat di pantai Papua, Sumatera bagian timur, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan. Hutan yang tumbuh di pantai yang berlumpur
Perhimpunan Cendekiawan Lingkungan Indonesia 12 4. Penutup Banyak hal yang selama ini dilakukan dalam pembangunan tidak memperhatikan hal-hal tersebut diatas, sehingga terjadi degradasi lingkungan dimana-mana. Perwaku sebagai perhimpunan independen non komersial, ingin memberikan pertimbangan dan sumbangsaran berdasarkan penilaian profesional (professional judgment) yaitu untuk melaksanakan tujuan utama dari perhimpunan, yang adalah mengupayakan penyelamatan lingkungan hidup tanpa menghambat dan mengganggu pembangunan nasional bangsa. Jika dihajatkan, berbagai contoh dan uraian mengenai hal ini dapat diberikan dalam kesempatan lain yang memungkinkan misalnya lokakarya, seminar atau presentasi ilmiah. Perwaku ingin memberikan persepsi lingkungan yang secara profesi akademik sehingga pengambil keputusan mampu memiliki visi melakukan antisipasi, bukan reaksi.