Mengelola Tanggung Jawab Sosial dan Etika By: Fani Ishlaah Heryunda Tegar Mahendra By: Fani Ishlaah Heryunda Tegar Mahendra
Apa itu Tanggung Jawab Sosial ? Kewajiban sosial Ketanggapan sosial Tanggung jawab sosial Kewajiban sosial Ketanggapan sosial Tanggung jawab sosial
Kewajib an Sosial Responsivit as/ketangg apan Sosial Kewajiban perusahaan untuk memenuhi tanggung jawab ekonomis dan hukum. kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan masyarakat yang berubah-ubah.
Tanggu ng Jawab Sosial Niat bisnis untuk memenuhi kewajiban hukum dan ekonomi, dengan melakukan hal yang benar dan bertindak dengan cara- cara yang baik untuk masyarakat.
Dua Pandangan Tentang Tanggung Jawab Sosial Pandangan Klasik : Pandangan bahwa tanggung jawab sosial manajemen hanyalah memaksimalkan laba. Pandangan Sosial Ekonomi : Pandangan bahwa tanggung jawab sosial manajemen bukan sekedar menghasilkan laba, tetapi juga mencakup melindungi dan meningkatkan kesejahteraan sosial. Pandangan Klasik : Pandangan bahwa tanggung jawab sosial manajemen hanyalah memaksimalkan laba. Pandangan Sosial Ekonomi : Pandangan bahwa tanggung jawab sosial manajemen bukan sekedar menghasilkan laba, tetapi juga mencakup melindungi dan meningkatkan kesejahteraan sosial.
Perlukah organisasi terlibat secara sosial ? Mendukung : Laba jangka panjang Kewajiban etis Citra masyarakat Lingkungan yang lebih baik Keseimbangan tanggung jawab dan kekuasaan Kepentingan- kepentingan pemegang saham Kepemilikan sumber daya Menentang : Menghalangi maksimalisasi laba Lunturnya tujuan Biaya Terlampau banyak kekuasaan Kurangnya keterampilan Kurangnya akuntabilitas
Manajemen Ramah Lingkungan kesadaran akan eratnya kaitan antara keputusan dan kegiatan organisasi dengan dampaknya terhadap lingkungan alam.
Bagaimana organisasi menjadi ramah lingkungan ? 1.Pendekatan hukum ( hijau muda) Pendekatan dimana organisasi cukup mengikuti apa yang perlu dipatuhi dari hukum. Mereka akan mematuhi undang-undang, peraturan, dan pengendalian pemerintah secara sukarela dan tanpa memberikan tantangan hukum, dan bahkan mungkin mereka menggunakan hukum itu demi keuntungan mereka sendiri, tetapi sejauh itu sajalah usaha mereka menjadi hijau. 1.Pendekatan hukum ( hijau muda) Pendekatan dimana organisasi cukup mengikuti apa yang perlu dipatuhi dari hukum. Mereka akan mematuhi undang-undang, peraturan, dan pengendalian pemerintah secara sukarela dan tanpa memberikan tantangan hukum, dan bahkan mungkin mereka menggunakan hukum itu demi keuntungan mereka sendiri, tetapi sejauh itu sajalah usaha mereka menjadi hijau.
2. pendekatan pasar Organisasi menanggapi preferensi lingkungan para pelanggannya. Apa pun permintaan pelanggan atas produk yang ramah lingkungan maka organisasi tersebut akan menyediakannya. 2. pendekatan pasar Organisasi menanggapi preferensi lingkungan para pelanggannya. Apa pun permintaan pelanggan atas produk yang ramah lingkungan maka organisasi tersebut akan menyediakannya.
3. Pendekatan pemegang kepentingan Organisasi memilih untuk menanggapi banyak yang dibuat oleh para pemercaya, seperti karyawan, pemasok, investor, atau masyarakat. 3. Pendekatan pemegang kepentingan Organisasi memilih untuk menanggapi banyak yang dibuat oleh para pemercaya, seperti karyawan, pemasok, investor, atau masyarakat.
4. pendekatan aktivis Perusahaan itu mencari cara guna menghormati dan melestarikan bumi serta sumber-sumber alamnya. 4. pendekatan aktivis Perusahaan itu mencari cara guna menghormati dan melestarikan bumi serta sumber-sumber alamnya.
Bagaimana cara mengevaluasi aksi manajemen yang ramah lingkungan ? 1.Organisasi melaporkan kegiatan penyelamatan lingkungan yang mereka lakukan 2.Organisasi memenuhi standar yng ditetapkan oleh ISO 3.Menggunakan daftar yang tercantum di Global 100 list ( 1.Organisasi melaporkan kegiatan penyelamatan lingkungan yang mereka lakukan 2.Organisasi memenuhi standar yng ditetapkan oleh ISO 3.Menggunakan daftar yang tercantum di Global 100 list (
Peraturan dan prinsip yang mendefinisikan tindakan benar dan salah Etika Manajerial
Faktor yang Menentukan Perilaku Etis dan Tidak Etis 1.Tahap Perkembangan Moral 2.Karakteristik Individu 3.Variabel Struktural 4.Budaya Organisasi 5.Intensitas Masalah 1.Tahap Perkembangan Moral 2.Karakteristik Individu 3.Variabel Struktural 4.Budaya Organisasi 5.Intensitas Masalah
Tahap Perkembangan Moral Tingkat 1 (Pra-Konvensional) 1.Orientasi kepatuhan dan hukuman 2. Orientasi minat pribadi Tingkat 2 (Konvensional) 3. Orientasi keserasian interpersonal dan konformitas 4. Orientasi otoritas dan pemeliharaan aturan sosial( Moralitas hukum dan aturan) Tingkat 3 (Pasca-Konvensional) 5. Orientasi kontrak sosial6 6. Prinsip etika universal Tingkat 1 (Pra-Konvensional) 1.Orientasi kepatuhan dan hukuman 2. Orientasi minat pribadi Tingkat 2 (Konvensional) 3. Orientasi keserasian interpersonal dan konformitas 4. Orientasi otoritas dan pemeliharaan aturan sosial( Moralitas hukum dan aturan) Tingkat 3 (Pasca-Konvensional) 5. Orientasi kontrak sosial6 6. Prinsip etika universal
Karakteristik Individu Setiap orang memiliki nilai yang berbeda. Nilai ini yaitu keyakinan dasar tentang apa yang benar dan salah. Dua variabel yang mempengaruhi benar dan salah yakni kekuatan ego dan tempat kendali. Kekuatan ego yaitu ukuran kepribadian tentang kekuatan keyakinan seseorang. Orang yg tinggi kekuatan egonya cenderung melakukan apa yang menurutnya benar. Tempat kendali yaitu sifat kepribadian yang mengukur derajat sampai seberapa orang yakin bahwa mereka mampu mengendalikan nasib mereka sendiri.
. Variabel-variabel Struktural Variabel disini bisa meliputi desain struktural organisasi, sistem penilaian kinerja, dan prosedur pemberian upah.
Budaya Organisasi Budaya organisasi yg cenderung mendorong standar etika yg tinggi adalah budaya yg tinggi dalam mentolerir risiko, tinggi pengendaliannya, dan tinggi toleransi konfliknya.
Intensitas Masalah Enam karakteristik telah diidentifikasi sbg hal yg relevan dalam menentukan intensitas masalah. Keenam faktor tersebut menentukan seberapa penting masalah etika bagi seseorang. Dengan mengikuti pedoman itu 1.semakin besar jumlah orang yg dirugikan 2.semakin besar kesepakatan bahwa suatu perbuatan itusalah 3.semakin tinggi kemungkinan bahwa tindakan itu akan menimbulkan kerugian 4.semakin cepat konsekuensi tindakan itu akan dirasakan 5.semakin dekat orang merasa menjadi korban tindakan 6.semakin besar intensitas masalah tersebut. Ketika masalah etika penting yaitu semakin kuat masalah itu, semakin besar kita berharap manajer akan bertindak etis. Enam karakteristik telah diidentifikasi sbg hal yg relevan dalam menentukan intensitas masalah. Keenam faktor tersebut menentukan seberapa penting masalah etika bagi seseorang. Dengan mengikuti pedoman itu 1.semakin besar jumlah orang yg dirugikan 2.semakin besar kesepakatan bahwa suatu perbuatan itusalah 3.semakin tinggi kemungkinan bahwa tindakan itu akan menimbulkan kerugian 4.semakin cepat konsekuensi tindakan itu akan dirasakan 5.semakin dekat orang merasa menjadi korban tindakan 6.semakin besar intensitas masalah tersebut. Ketika masalah etika penting yaitu semakin kuat masalah itu, semakin besar kita berharap manajer akan bertindak etis.
Etika dalam Konteks Internasional Etika dalam Konteks Internasional, standar moral tidak universal. Perbedaan sosial dan budaya antarnegara merupakan faktor lingkungan penting yang menentukan perilaku etis dan tidak etis
Mendorong Perilaku Etis 1. Seleksi Karyawan Dalam proses seleksi karyawan kita bisa mengetahui tingkat perkembangan moral, nilai-nilai pribadi, kekuatan ego, dan locus of control karyawan tersebut. 2. Kode Etik dan Peraturan Keputusan Kode etik adalah pernyataan resmi tentang nilai pokok sebuah organisasi dan peraturan etika yang diharapkan untuk dipatuhi oleh karyawan. Kode etik harus cukup spesifik, hukuman dan reward- nya pun harus jelas, sebagai petunjuk bagi karyawan bagaimana mereka diharapkan untuk berperilaku 1. Seleksi Karyawan Dalam proses seleksi karyawan kita bisa mengetahui tingkat perkembangan moral, nilai-nilai pribadi, kekuatan ego, dan locus of control karyawan tersebut. 2. Kode Etik dan Peraturan Keputusan Kode etik adalah pernyataan resmi tentang nilai pokok sebuah organisasi dan peraturan etika yang diharapkan untuk dipatuhi oleh karyawan. Kode etik harus cukup spesifik, hukuman dan reward- nya pun harus jelas, sebagai petunjuk bagi karyawan bagaimana mereka diharapkan untuk berperilaku
3. Kepemimpinan Manajemen Puncak Melakukan bisnis beretika membutuhkan komitmen dari top manager. Karena mereka yang berdiri menyangga nilai-nilai bersama dan memberikan nuansa budaya. Mereka adalah panutan, baik dari kata-katanya maupun perbuatannya
Target Pekerjaan dan Penilaian Kinerja Target yang tidak realistis bisa membuat karyawan yang tadinya beretika merasa mereka tidak punya pilihan lain kecuali manghalalkan berbagai macam cara untuk memenuhi target tersebut. Untuk mengatasinya, manajer harus memeriksa cara pencapaian target sebelum memberi reward pada karyawan
Pelatihan Etika Mengajarkan penyelesaian masalah etika dapat memberikan perbedaan pada perilaku etis, bahwa pelatihan telah meningkatkan tingkat perkembangan moral seseorang dan bahwa jika ada hal lain, pelatihan etis meningkatkan kesadaran isu etika dalam bisnis.
Audit Sosial Independen Rasa takut atau malu akan ditangkap saat berbuat tidak beretika bisa jadi pencegah perilaku tidak beretika. Auditor harus melakukan evaluasi secara rutin maupun secara dadakan terhadap pelanggaran-pelanggaran etika. Auditor harus bertanggungjawab pada dewan direksi perusahaan dan mempresentasikan penemuan mereka secara langsung kepada dewan. Rasa takut atau malu akan ditangkap saat berbuat tidak beretika bisa jadi pencegah perilaku tidak beretika. Auditor harus melakukan evaluasi secara rutin maupun secara dadakan terhadap pelanggaran-pelanggaran etika. Auditor harus bertanggungjawab pada dewan direksi perusahaan dan mempresentasikan penemuan mereka secara langsung kepada dewan.
Mekanisme Protektif Karyawan yang memiliki dilema etika membutuhkan sebuah mekanisme protective agar mereka dapat berperilaku secara benar tanpa takut ditegur. Mekanisme perlindungan ini bisa dilakukan dengan cara menugaskan staff yang membentuk, mengarahkan, dan merubah etika sesuai kebutuhan Karyawan yang memiliki dilema etika membutuhkan sebuah mekanisme protective agar mereka dapat berperilaku secara benar tanpa takut ditegur. Mekanisme perlindungan ini bisa dilakukan dengan cara menugaskan staff yang membentuk, mengarahkan, dan merubah etika sesuai kebutuhan
TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN MASALAH ETIKA DI DUNIA MASA KINI Terdapat tiga isu terbaru yang dapat dipelajari. Yaitu isu mengelola kegagalan moral dan kebobrokan sosial, mendorong kewiraswastaan sosial, dan mempromosikan perubahan sosial yang positif.
MENGELOLA KEGAGALAN MORAL DAN KEBOBROKAN SOSIAL Terdapat dua tindakan untuk dapat mengatasi kegagalan moral dan kebobrokan sosial. Dua tindakan itu adalah kepemimpinan yang beretika dan perlindungan bagi mereka yang melaporkan tindakan yang salah. Kepemimpinan yang beretika maksudnya adalah manajer harus memberikan kepemimpinan yang etis. Manajer mempunyai pengaruh yang kuat pada keputusan karyawan untuk berperilaku etis atau tidak etis. Perlindungan bagi karyawan yang mengangkat isu etika maksudnya adalah penting bagi manajer untuk meyakinkan para karyawan yang menyatakan keluhan atau masalah etika karyawan lain bahwa mereka tidak akan menghadapi resiko pribadi atau karir. Terdapat dua tindakan untuk dapat mengatasi kegagalan moral dan kebobrokan sosial. Dua tindakan itu adalah kepemimpinan yang beretika dan perlindungan bagi mereka yang melaporkan tindakan yang salah. Kepemimpinan yang beretika maksudnya adalah manajer harus memberikan kepemimpinan yang etis. Manajer mempunyai pengaruh yang kuat pada keputusan karyawan untuk berperilaku etis atau tidak etis. Perlindungan bagi karyawan yang mengangkat isu etika maksudnya adalah penting bagi manajer untuk meyakinkan para karyawan yang menyatakan keluhan atau masalah etika karyawan lain bahwa mereka tidak akan menghadapi resiko pribadi atau karir.
MENDORONG ENTREPRENEURSHIP SOSIAL Entrepreneur sosial adalah individu atau organisasi yang mencari kesempatan untuk memajukan masyarakat dengan menggunakan pendekatan praktis, inovatif, dan berkelanjutan. Entrepreneur sosial hendaknya membuat dunia yang lebih baik dan mempunyai keinginan kuat untuk menjadikannya nyata.. Entrepreneur sosial adalah individu atau organisasi yang mencari kesempatan untuk memajukan masyarakat dengan menggunakan pendekatan praktis, inovatif, dan berkelanjutan. Entrepreneur sosial hendaknya membuat dunia yang lebih baik dan mempunyai keinginan kuat untuk menjadikannya nyata..
BISNIS MEMPROMOSIKAN PERUBAHAN SOSIAL YANG POSITIF Bisnis dapat melakukan hal mempromosikan perubahan sosial yang positif dengan dua cara, yaitu melalui filantrofi perusahaan, atau melalui tindakan sukarela karyawan. Filantrofi perusahaan atau disebut suka sumbangan sukarela perusahaan maksudnya adalah donasi yang diberikan oleh perusahaan akan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Contohnya donasi untuk kanker, donasi operasi katarak gratis, beasiswa, dan lain-lain. Sukarela karyawan adalah jalan yang populer bagi bisnis untuk terlibat dalam promosi perubahan sosial. Banyak perusahaan yang menyatakan bahwa usaha ini tidak hanya menguntungkan komunitas, tetapi juga meningkatkan usaha kerja dan motivasi karyawan. Bisnis dapat melakukan hal mempromosikan perubahan sosial yang positif dengan dua cara, yaitu melalui filantrofi perusahaan, atau melalui tindakan sukarela karyawan. Filantrofi perusahaan atau disebut suka sumbangan sukarela perusahaan maksudnya adalah donasi yang diberikan oleh perusahaan akan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Contohnya donasi untuk kanker, donasi operasi katarak gratis, beasiswa, dan lain-lain. Sukarela karyawan adalah jalan yang populer bagi bisnis untuk terlibat dalam promosi perubahan sosial. Banyak perusahaan yang menyatakan bahwa usaha ini tidak hanya menguntungkan komunitas, tetapi juga meningkatkan usaha kerja dan motivasi karyawan.