N PERSYARATAN K3 (TEKNISI) AWAS LISTRIK BISA MATI N UTAMAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERSYARATAN K3 (TEKNISI) PEMELIHARAAN INSTALASI, PERLENGKAPAN DAN PERALATAN TRANSMISI (EDITING JUNI 2016) H. SUMARSONO
Saluran Udara Tegangan Tinggi, Gardu Induk, Pemisah (PMS), Objeck pemeliharaan Tranformator Tenaga, Saluran Udara Tegangan Tinggi, Gardu Induk, Pemisah (PMS), Pemutus Tenaga (PMT). Peralatan Proteksi. Slide ini adalah Slide Wajib (Slide yang harus ditunjukkan kepada peserta pelatihan) No.MI10.1. Instruktur akan menjelaskan lingkup pemeliharaan pada Instalasi Transmisi, Perlengkapan Transmisi, dan Peralatan Transmisi pada Slide berikutnya.
Objek pemeliharaan (lanjutan) Penggerak Pemutus Tenaga, Kompesator, Peralatan SCADA dan Telekomunikasi, PLC, Peralatan Kopling, Kapasitor Kopling, Wave trap, Line Matching Unit, Peralatan Pengaman, Sistem Pentanahan Titik Netral, Kabel Tenaga, Proteksi Sistem Penyaluran, Charger (Rectifier), Automatic Voltage Regulator (AVR), Rangkaian voltage Dropper, Rangkaian Proteksi Tegangan Surja Hubung, Baterai (DC Power). Slide ini adalah Slide lanjutan MI10.2 Pada Slide-Slide berikutnya Instruktur akan menjelaskan Objek pemeliharaan yaitu Penggerak Pemutus Tenaga, Kompesator, Peralatan Scada dan Telkomunikasi, PLC, Peratan Kopling, Kapasitor Kopling, Wave trap, Line Matching Unit, Peralatan Pengaman, Sistem Pentanahan Titik Netral, Kabel Tenaga, Proteksi Sistem Penyaluran,
Pemeliharaan pada Transmisi Listrik Intruktur menjelaskan sistem transmisi
Transformator Klasifikasi transformator tenaga : Transformator tenaga dapat di klasifikasikan menurut sistem pemasangan dan cara pendinginannya. 1. Pemasangan Pemasangan dalam; Pemasangan luar. Ini adalah Slide Wajib No.MI10.2.1. Instruktur menjelaskan menegenai Transformator yang ada pada Pembangkitan Listrik. Referensi : Standard handbook for Electrical Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne Beaty
Transformator (lanjutan) Klasifikasi transformator tenaga : Pendinginan Menurut cara pendinginannya dapat dibedakan sebagai berikut : Fungsi dan pemakaian Transformator mesin (untuk mesin-mesin listrik); Transformator Gardu Induk; Transformator Distribusi. Ini adalah Slide Wajib No.MI10.2.1. Instruktur menjelaskan menegenai Transformator yang ada pada Pembangkitan Listrik. Referensi : Standard handbook for Electrical Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne Beaty
Transformator (lanjutan) Klasifikasi transformator tenaga : Pendinginan Kapasitas dan Tegangan. Contoh transformator 3 phasa dengan tegangan kerja diatas 1.100 kV dan daya diatas 1.000 MVA ditunjukkan pada Gambar berikut ini. Ini adalah Slide Wajib No.MI10.2.1. Instruktur menjelaskan menegenai Transformator yang ada pada Pembangkitan Listrik. Referensi : Standard handbook for Electrical Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne Beaty
Ini adalah Slide Wajib No. MI10. 2. 1. 2 Ini adalah Slide Wajib No.MI10.2.1.2. Ini adalah lanjutan dari Slide sebelumnya. Instruktur menjelaskan menegenai Transformator yang ada pada Pembangkitan Listrik. Referensi : Standard handbook for Electrical Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne Beaty
Transformator (lanjutan) Dalam usaha mempermudah pengawasan dalam operasi, transformator dapat dibagi menjadi : transformator besar, transformator sedang, dan transformator kecil. Ini adalah Slide Wajib No.MI10.2.1. Instruktur menjelaskan menegenai Transformator yang ada pada Pembangkitan Listrik. Referensi : Standard handbook for Electrical Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne Beaty
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) adalah sarana instalasi tenaga listrik diatas tanah untuk menyalurkan tenaga listrik dari Pusat Pembangkit ke Gardu Induk (GI) atau dari GI ke GI lainnya (antar GI). SUTT/SUTET terdiri dari kawat/konduktor yang direntangkan antara tiang-tiang melalui isolator dengan tegangan tinggi (30 kV, 70 kV, 150 kV dan 500 kV). Slide lanjutan MI10.2.2. Pada Slide ini instruktur menjelaskan secara umtum tentang saluran udara tegangan tinggi dan saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET). Referensi standar pemeliharaan SUTT dan SUTET (PT.PLN)
Saluran Udara (lanjutan) SUTT/SUTET merupakan peralatan buatan manusia. Peralatan ini pada dasarnya bisa rusak baik karena salah pengoperasian, kesalahan saat konstruksi maupun telah melampaui masa kerjanya (life time). Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan kerja dari SUTT/SUTET adalah dengan melakukan pemeliharaan SUTT / SUTET. Slide lanjutan MI10.2.2. Pada Slide ini instruktur menjelaskan secara umtum tentang saluran udara tegangan tinggi dan saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET). Referensi standar pemeliharaan SUTT dan SUTET (PT.PLN)
Saluran Udara (lanjutan) Komponen Saluran udara tegangan tinggi terdiri : Saluran Udara; Saluran Kabel; Perlengkapan SUTT/SUTET; Tower; Bagian-bagian tower; Kondukror, Kawat Tanah dan Pentanahan Tower; Isolator. Slide lanjutan MI10.2.2. Pada Slide ini instruktur menjelaskan secara umtum tentang saluran udara tegangan tinggi dan saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET). Referensi standar pemeliharaan SUTT dan SUTET (PT.PLN)
Perlengkapan Gardu Induk (GI) Busbar/Rel; Gardu Induk dengan single busbar; Gardu Induk dengan Doble busbar; Gardu Induk dengan satu setengah/one half busbar; Arrester; Transformator Instrumen; Transformator Bantu; Transformator Ukur (CT, PT) Slide lanjutan MI10.2.2. Pada Slide ini instruktur menjelaskan secara umtum tentang saluran udara tegangan tinggi dan saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET). Referensi standar pemeliharaan SUTT dan SUTET (PT.PLN)
PMT dan PMS PMS terdiri dari : Pemisah Engsel, Pemisah Putar, Pemisah Siku, Pemisah Luncur. PMT terdiri : PMT dengan Media pemutus udara, PMT dengan Hampa Udara, PMT dengan Media pemutus Minyak, PMT dengan Sedikit Minyak, Penggerak Pemutus Tenaga. Ini adalah Slide Wajib No.MI10.2.1. Instruktur menjelaskan menegenai Transformator yang ada pada Pembangkitan Listrik. Referensi : Standard handbook for Electrical Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne Beaty
Perlatan Pengaman Terdiri dari : Lightning Arester, Aplikasi PLC (Komunikasi Suara), Penggunaan Kanal Suara, Teleproteksi (Protection Signalling), Remote Terminal Unit (RTU), Rele Proteksi, Annunciator. Ini adalah Slide Wajib No.MI10.2.1. Instruktur menjelaskan menegenai Transformator yang ada pada Pembangkitan Listrik. Referensi : Standard handbook for Electrical Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne Beaty
Sistem Pentanahan Gardu Induk Gardu Induk merupakan suatu sistem Instalasi listrik yang terdiri dari beberapa peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik dari jaringan transmisi ke jaringan distribusi primer. Gardu Induk befungsi sebagai penyalur daya (kVA, MVA) sesuai dengan tegangan operasinya. Slide lanjutan MI10.2.2. Pada Slide ini instruktur menjelaskan secara umtum tentang saluran udara tegangan tinggi dan saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET). Referensi standar pemeliharaan SUTT dan SUTET (PT.PLN)
Sistem Pentanahan (lanjutan) Karena peranannya yang sangat penting dalam menyalurkan daya listrik dan menjadi penghubung listrik dari jaringan transmisi ke jaringan distribusi primer maka harus diterapkan sistem pentanahan yang memenuhi persyaratan sistem pengaman yaitu : Slide lanjutan MI10.2.2. Pada Slide ini instruktur menjelaskan secara umtum tentang saluran udara tegangan tinggi dan saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET). Referensi standar pemeliharaan SUTT dan SUTET (PT.PLN)
Sistem Pentanahan (lanjutan) Sistem pentanahan Gardu Induk harus peka terhadap gangguan yang terjadi, dan secara proposional mampu mendeteksi gangguan dengan tepat di area atau zona yang di amankan. Sistem Pentanahan Gardu Induk harus handal. Tidak boleh gagal, mampu bekerja sesuai dengan pengaturan yang diterapkan pada sistem pentanahan tersebut Slide lanjutan MI10.2.2. Pada Slide ini instruktur menjelaskan secara umtum tentang saluran udara tegangan tinggi dan saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET). Referensi standar pemeliharaan SUTT dan SUTET (PT.PLN)
Macam Pemeliharaan di SUTT/SUTET Macam pemeliharaan yang pernah terjadi di jaringan SUTT / SUTET antara lain : Penggantian isolator pecah; Pembersihan isolator karena polusi; Perbaikan kawat rantas; Pembersihan kawat dari layang-layang; Pengecekan member tower termasuk number & danger plate; Slide lanjutan MI10.2.2. Pada Slide ini instruktur menjelaskan secara umtum tentang saluran udara tegangan tinggi dan saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET). Referensi standar pemeliharaan SUTT dan SUTET (PT.PLN)
Macam Pemeliharaan (lanjutan) Pemeriksaan pondasi tower (leveling, retak); Pemeriksaan kelengkapan tapak tower (patok tanda batas tanah PLN, urugan tanah tapak tower); Pengecekan Tahanan Pembumian; Pemeriksaan jarak bebas konduktor dengan benda di sekitarnya; Tanah sekeliling pondasi longsor; Pondasi turun, tanah dasar pad mengalami sliding arus air bawah tanah; Kualitas beton pondasi tower. Slide lanjutan MI10.2.2. Pada Slide ini instruktur menjelaskan secara umtum tentang saluran udara tegangan tinggi dan saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET). Referensi standar pemeliharaan SUTT dan SUTET (PT.PLN)
Macam Pemeliharaan (lanjutan) Ketahanan beton terhadap jenis materi tanah/bahan di sekelilingnya; Grounding (cek periodik, rawan pencurian); Pohon tumbang (diluar row); Pencurian baut dan member tower termasuk fenomena penggergajian member tower; Kawat rantas (karena : haspel, pelaksanaan, petir, akibat lain); Layang-layang. Slide lanjutan MI10.2.2. Pada Slide ini instruktur menjelaskan secara umtum tentang saluran udara tegangan tinggi dan saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET). Referensi standar pemeliharaan SUTT dan SUTET (PT.PLN)
Macam Pemeliharaan (lanjutan) Pohon/benda di dalam jarak bebas; Tension clamp konduktor (tekanan mesin pres, pemilihan mata dies, bahan, manusia); Tension clamp gsw (material); Suspension clamp konduktor; Joint sleeve (tekanan mesin pres, pemilihan mata dies, bahan, manusia; Joint box opgw (rawan pencurian). Slide lanjutan MI10.2.2. Pada Slide ini instruktur menjelaskan secara umtum tentang saluran udara tegangan tinggi dan saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET). Referensi standar pemeliharaan SUTT dan SUTET (PT.PLN)
Instalasi Listrik Instalasi Listrik pada Transmisi Listrik : Secara umum, Transmisi listrik menyalurkan tenaga listrik arus bolak-balik tiga fasa melalui Tower. Tegangan generator paling tinggi yang dapat dibangkitkan oleh pembangkit listrik adalah 23 kV. Pada saat ini, dalam tingkat riset sedang dikembang kan generator yang dapat membangkitkan tegangan listrik sampai 150 kV. Slide lanjutan MI10.2.2. Pada Slide ini instruktur menjelaskan secara umtum tentang saluran udara tegangan tinggi dan saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET). Referensi standar pemeliharaan SUTT dan SUTET (PT.PLN)
Instalasi Listrik (lanjutan) Instalasi Listrik pada Transmisi Listrik : Diagram satu garis instalasi tenaga listrik pada pusat pembangkit listrik sederhana ditunjukkan pada gambar dibawah ini. Pusat pembangkit listrik yang sudah beroperasi secara komersial secara umum ditunjukkan pada Gambar. Tegangan listrik yang dihasilkan oleh generator sinkron dinaikkan dengan menggunakan trafo sebelum dihubungkan pada rel (busbar) melalui pemutus tenaga (PMT). Slide lanjutan MI10.2.2. Pada Slide ini instruktur menjelaskan secara umtum tentang saluran udara tegangan tinggi dan saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET). Referensi standar pemeliharaan SUTT dan SUTET (PT.PLN)
Instalasi Listrik (lanjutan) Instalasi Listrik pada Transmisi Listrik : Semua generator listrik yang menghasilkan energi listrik dihubungkan pada rel (busbar). Begitu pula semua saluran keluar dari pusat listrik dihubungkan dengan rel pusat listrik. Saluran yang keluar dari rel pusat pembangkit listrik digunakan untuk mengirim tenaga listrik dalam jumlah besar ke lokasi pemakai (beban) dan digunakan untuk menyediakan tenaga listrik dilokasi sekitar pusat pusat pembangkit listrik. Slide lanjutan MI10.2.2. Pada Slide ini instruktur menjelaskan secara umtum tentang saluran udara tegangan tinggi dan saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET). Referensi standar pemeliharaan SUTT dan SUTET (PT.PLN)
Instalasi Listrik (lanjutan) Instalasi Listrik pada Transmisi Listrik : Selain itu juga ada saluran (feeder) yang digunakan menyediakan tenaga listrik untuk keperluan pusat pembangkit sendiri yang digunakan untuk sumber tenaga listrik pada instalasi penerangan, mengoperasikan motor- motor listrik (motor listrik sebagai penggerak pompa air pendingin, motor listrik sebagai penggerak pendingin udara, motor listrik sebagai penggerak peralatan pengangkat, keperluan kelengkapan kontrol, dan lain-lain). Slide lanjutan MI10.2.2. Pada Slide ini instruktur menjelaskan secara umtum tentang saluran udara tegangan tinggi dan saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET). Referensi standar pemeliharaan SUTT dan SUTET (PT.PLN)
Instalasi Listrik (lanjutan) Pada pusat pembangkit listrik juga memiliki instalasi listrik dengan sumber tegangan listrik arus searah. Sumber listrik arus searah pada pusat pembangkit tenaga listrik digunakan untuk menggerakkan peralatan mekanik pada pemutus tenaga (PMT) dan untuk lampu penerangan darurat. Sumber listrik arus searah yang digunakan pada pusat pembangkit listrik adalah baterai aki yang diisi oleh penyearah. Slide lanjutan MI10.2.2. Pada Slide ini instruktur menjelaskan secara umtum tentang saluran udara tegangan tinggi dan saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET). Referensi standar pemeliharaan SUTT dan SUTET (PT.PLN)
Slide lanjutan MI10.2.7.1. Ini adalah lanjutan dari Slide sebelumnya. Instruktur menjelaskan tentang Instalasi Listrik pada Sistem Transmisi. Referensi : Standard handbook for Electrical Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne Beaty
Proteksi Proteksi sitem tenaga listrik adalah suatu proses menjadikan Pembangkitan, Transmisi, Distribusi, dan Pemanfaatan enegi listrik seaman mungkin dari efek kegagalan dan kejadian yang menempatkan sistem tenaga pada risiko. Tidak mungkin kita menjadikan sistem tenaga listrik 100% aman (safe) atau 100% dapat diandalkan (reliable), karena biayanya akan sangat mahal. Slide lanjutan MI10.2.2. Pada Slide ini instruktur menjelaskan secara umtum tentang saluran udara tegangan tinggi dan saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET). Referensi standar pemeliharaan SUTT dan SUTET (PT.PLN)
Proteksi (lanjutan) Oleh karena itu perlu penilaian risiko (risk assessment) untuk menentukan tingkat bahaya yang dapat diterima terhadap kecelakaan atau biaya akibat kerusakan. Slide lanjutan MI10.2.2. Pada Slide ini instruktur menjelaskan secara umtum tentang saluran udara tegangan tinggi dan saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET). Referensi standar pemeliharaan SUTT dan SUTET (PT.PLN)
Tujuan proteksi dan koordinasi sistem listrik menurut ANSI/IEEE Std 242 1986/2001 Prinsip Utama : Tujuan dari proteksi dan koordinasi sistem listrik adalah : Mencegah kecelakaan pada manusia Meminimalisasi kerusakan pada peralatan Membatasi durasi pemadaman listrik Note : ANSI = American National Standards Institute IEEE = Institute of Electrical and Electronics Engineers Slide lanjutan b No.MI10.2.8.1. Instruktur menjelaskan Tujuan dari Proteksi dan koordinasi sistem listri. Referensi yang digunakan adalah ANSI/IEEE Std 242 1986/2001.
Paper of ANSI/IEEE Std 242 1986/2001 (Objectives of Electrical System Protection) Slide lanjutan MI10.2.8.2. Instruktur menampilkan potongan asli dari ANSI/IEEE Std 242-1986/2001 tentang Tujuan sistem Proteksi dan koordinasi sitem listrik, agar peserta pelatihan bisa mengeksplorasi lebih jauh mengenai hal itu.
1.Circuit Breaker Alat Proteksi Utama pemutus Listrik adalah : Selain “ELCB (GFCI)” dan “Oveload Heater” pada Motor Control, Alat Proteksi Utama pemutus Listrik adalah : 1.Circuit Breaker dan / atau 2.Fuse (Sekering) Ini adalah Slide Wajib No.MI10.2.8.3. Instruktur menjelaskan bahwa selain ELCB (GFCI) dan Overload Heater pada motor control, maka Alat proteksi listrik yang utama adalah Circuit Breaker dan/atau Fuse (Sekering).
1. Circuit Breaker (CB) MCB (Mini Circuit Breaker) : bisa trip sendiri MCCB (Molded Case Circuit Breaker) : bisa trip sendiri ACB (Air Circuit Breaker) : ada yang bisa trip sendiri, ada yang dilengkapi Protective Relays OCB (Oil Circuit Breaker) : dilengkapi Protective Relays VCB (Vacuum Circuit Breaker) : dilengkapi Protective Relays SF6CB (Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker) : dilengkapi dengan Protective Relays Slide lanjutan MI10.2.8.3. Instruktur menjelaskan macam-macam Circuit Breaker, mulai dari Miniatur Circuit Breaker sampai dengan SF6 Circuit Breaker. Referensi berdasarkan Standard Handbook For Electrical Engineer - Donald G.Fink,1987, bagian 10.
a).MCB (Mini Circuit Breaker) MCB berfungsi mengamankan arus hubung singkat (short circuit) dan pembatas daya (overload) , kerjanya berdasarkan dua kendali. Kendali panas terbuat dari elemen dwilogam yang akan bekerja jika daya beban melebihi batas dan kendali elektromagnetik untuk arus hubung singkat akan bekerja jika arus yang mengalir jauh melampaui arus nominal yang ditentukan; biasanya setelan pengaman ini 6 s/d 12 kali arus nominal, tergantung dari tipe MCB tersebut apakah tipe lambat atau cepat. Slide lanjutan MI10.2.8.3. Instruktur menjelaskan mengenai MCB (miniatur Circuit Breaker). Referensi berdasaran manual book Miniature Circuit Breakers Siemens Configuration Manual- October 2010, halaman 1
MCB 1 fasa, 2 fasa, 3 fasa
Tipe G (rating besar) untuk pengaman motor. Berdasarkan penggunaan dan daerah kerjanya, MCB dapat digolongkan menjadi 5 jenis yaitu : Tipe Z (rating dan breaking capacity kecil) : Digunakan untuk pengaman rangkaian semikonduktor dan trafo-trafo yang sensitif terhadap tegangan. Tipe K (rating dan breaking capacity kecil) : Digunakan untuk mengamankan alat-alat rumah tangga. Tipe G (rating besar) untuk pengaman motor. Tipe L (rating besar) untuk pengaman kabel atau jaringan. Tipe H untuk pengaman instalasi penerangan bangunan. Slide lanjutan M10.2.8.3. Instruktur menjelasakn jenis-jenis MCB (Miniatur Circuit Breaker). Referensinya berdasarkan Manual Book Miniature Circuit Breakers Siemens Configuration Manual- October 2010, halaman 2.
Tunjukkan dan jelaskan MCB (Mini Circuit Breaker) sebagai penegasan penjelasan Slide lanjutan adalah Alat Peraga wajib No.MI10.2.8.3.1. Instruktur menunjukkan wujud fisik Fuse dan menjelaskan cara kerjanya.
b). MCCB (Molded Case Circuit Breaker) MCCB merupakan salah satu alat pengaman yang dalam proses operasinya mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengaman dan sebagai alat untuk penghubung. Jika dilihat dari segi pengaman, maka MCCB dapat berfungsi sebagai pengaman gangguan arus hubung singkat dan arus beban lebih. Pada jenis tertentu pengaman ini, mempunyai kemampuan pemutusan yang dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan. Slide lanjutan MI10.2.8.3. Instruktur menjelaskan MCCB (Molded Case Circuit Breaker). Referensi dari ANSI/IEEE Std 242 -1986/2001, halaman 193.
(Moulded Case Circuit Breaker) Keterangan : 1. Bodi dan tutup 2. Peredam busur api 3. Blok sambungan 4. Penggerak lepas-sambung 5. Kontak bergerak 6. Data kelistrikan dan pabrik pembuat 7. Unit magnetik trip Gambar MCCB (Moulded Case Circuit Breaker)
c). ACB (Air Circuit Breaker) ACB (Air Circuit Breaker) merupakan jenis circuit breaker dengan sarana pemadam busur api berupa udara. ACB dapat digunakan pada tegangan rendah dan tegangan menengah. Udara pada tekanan ruang atmosfer digunakan sebagai peredam busur api yang timbul akibat proses switching maupun gangguan. Pengoperasian pada bagian mekanik ACB dapat dilakukan dengan bantuan solenoid motor ataupun pneumatik. Slide lanjutan MI10.2.8.3. Instruktur mejelaskan ACB (Air Circuit Breaker ). Referensi dari Standard Handbook For Electrical Engineer - Donald G.Fink,1987, halaman 10.79
Gambar ACB (Air Circuit Breaker) LV-ACB : Voltage = 250V dan 660V Current Rating = 800A-6300A Interrupting Rating = 45kA-170kA MV-ACB : Tegangan = 7,2kV dan 24kV Current Rating = 800A-7000A Interrupting rating = 12,5kA-72kA Gambar ACB (Air Circuit Breaker)
d). OCB (Oil Circuit Breaker) Oil Circuit Breaker adalah jenis CB yang menggunakan minyak sebagai sarana pemadam busur api yang timbul saat terjadi gangguan. Bila terjadi busur api dalam minyak, maka minyak yang dekat busur api akan berubah menjadi uap minyak dan busur api akan dikelilingi oleh gelembung-gelembung uap minyak dan gas. Gas yang terbentuk tersebut mempunyai sifat thermal conductivity yang baik dengan tegangan ionisasi tinggi sehingga baik sekali digunakan sebagi bahan media pemadam loncatan bunga api. Slide lanjutan MI10.2.8.3. Instruktur menjelaskan OCB (Oil Circui Breaker). Referensinya dari Standard Handbook For Electrical Engineer - Donald G.Fink,1987, halaman 10.81
Gambar OCB (Oil Circuit Breaker)
e). VCB (Vacuum Circuit Breaker) Vacuum circuit breaker memiliki ruang hampa udara untuk memadamkan busur api, pada saat circuit breaker terbuka (open), sehingga dapat mengisolir hubungan setelah bunga api terjadi, akibat gangguan atau sengaja dilepas. Slide lanjutan MI10.2.8.3. Instruktur menjelaskan VCB (Vacuum Circuit Breaker). Referensinya dari Standard Handbook For Electrical Engineer - Donald G.Fink,1987, halaman 10.84
Gambar VCB (Vacum Circuit Breaker) tampak dalam Gambar VCB (Vacum Circuit Breaker)
(Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker) f). SF6 CB (Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker) SF6 CB adalah pemutus rangkaian yang meng-gunakan gas SF6 sebagai sarana pemadam busur api. Gas SF6 merupakan gas berat yang mem- punyai sifat dielektrik dan sifat memadamkan busur api yang baik sekali. Prinsip pemadaman busur apinya adalah Gas SF6 ditiupkan sepanjang busur api, gas ini akan mengambil panas dari busur api tersebut dan akhirnya padam. Slide lanjutan MI10.2.8.3. Instruktur menjelaskan SF6 CB (SF6 Circuit Breaker). Referensinya dari Standard Handbook For Electrical Engineer - Donald G.Fink,1987, halaman 10.89
Rating tegangan CB antara 3.6 KV - 760 KV.
Circuit Breaker dengan Rele Proteksi Slide lanjutan M10.2.8.3. Instruktur menjelaskan bahwa Protective Relay merupakan “perantara” untuk men-trip-kan Circuit Breaker. Referensinya dari ANSI/IEEE Std 242 1986/2001.
Fuse Patron leburnya akan lebur jika ada arus yang besarnya jauh melampaui arus nominal pengaman tersebut, sehingga patron lebur/sekring tersebut putus dan tidak bisa digunakan lagi. Sekarang banyak digunakan sekring otomatis yang dapat digunakan lagi jika rangkaian terjadi hubung singkat, karena didalam sekring tersebut tidak digunakan pengaman lebur tetapi menggunakan elektromagnetik. Pengaman tersebut akan bekerja jika arus gangguan atau arus hubung singkat melampaui setelan nominal alat pengaman tersebut dan dapat disetel lagi jika gangguan sudah teratasi. Ini adalah Slide wajib No.M10.2.8.4. Instruktur menjelaskan bahwa Alat utama untuk proteksi listrik yang kedua adalah Fuse. Referensinya dari ANSI/IEEE Std 242 1986/2001.
Fuse (lanjutan) Sekering otomatis
A fuse may be defined as a device that protects a circuit by fusing open its current-responsive element when an overcurrent or short-circuit current passes through it. [Fuse bisa didefinisikan sebagai alat yang memproteksi circuit dengan cara membuka elemen respon arusnya, ketika arus lebih atau arus hubung singkat melewatinya]. Fuse dibuat untuk tegangan rendah maupun tegangan menengah. Berikut ini adalah klasifikasi Fuse tegangan rendah. Slide lanjutan MI10.2.8.4. Instruktur menjelaskan klasifikasi LV Fuse. Referensi dari ANSI/IEEE Std 242-1986/2001, halaman 137.
Circuit Breakers as Protective Device Alat (Gawai) Proteksi listrik dalam Pemeliharaan listrik: Aplikasi Circuit Breaker dan Aplikasi Fuse Slide lanjutan MI10.2.8.4. Instruktur menjelaskan aplikasi Circuit Breaker saja di sistem listrik, dan aplikasi Fuse saja dalam sistem listrik. Referensinya dari ANSI/IEEE Std 242-1986/2001, halaman 153, 202. Fuses as Protective Device Circuit Breakers as Protective Device
Combination Circuit Breakers & Fuses as Alat (Gawai) Proteksi listrik dalam Pemeliharaan listrik: Aplikasi Kombinasi Circuit Breaker dan Fuse Slide lanjutan MI10.2.8.4. Instruktur menjelaskan aplikasi kombinasi Circuit Brekaer dan Fuse dalam sistem listrik. Referensinya dari ANSI/IEEE Std 242-1986/2001, halaman 174. Combination Circuit Breakers & Fuses as Protective Devices
3. Checklist pekerjaan pemeliharaan di Transmisi listrik, meliputi Instalasi listrik, Perlengkapan listrik, Peralatan listrik Ini adalah Slide Wajib MI10.3. Pada Slide selanjutnya Instruktur akan menjelaskan Checklist pekerjaan pemeliharaan di transmisi listrik ,meliputi Instalasi listrik, Perlengkapan listrik, Peralatan listrik .
Slide ini adalah Slide wajib No. MI10. 3. 1 Slide ini adalah Slide wajib No.MI10.3.1. Instruktur menjelaskan tentang pelaksanaan Pemeliharaan.
Pemeliharaan Trafo Tenaga Ini adalah Slide Wajib No.MI10.3.2. Instruktur menjelaskan salah satu Contoh Checklist pekerjaan pemeliharaan di transmisi listrik ,meliputi Instalasi listrik, Perlengkapan listrik, Peralatan listrik, misalnya untuk Transformator Tenaga. Referensi dari Dokumen PLN “Panduan Pemeliharaan Trafo Tenaga”; No.P3B/O&M Trafo Tenaga/001.01
Ini adalah Slide lanjutan No. MI10. 3. 2 Ini adalah Slide lanjutan No.MI10.3.2. Instruktur menjelaskan salah satu Contoh Checklist pekerjaan pemeliharaan di transmisi listrik ,meliputi Instalasi listrik, Perlengkapan listrik, Peralatan listrik, misalnya untuk Transformator Tenaga. Referensi dari Dokumen PLN “Panduan Pemeliharaan Trafo Tenaga”; No.P3B/O&M Trafo Tenaga/001.01
Ini adalah Slide lanjutan No. MI10. 3. 2 Ini adalah Slide lanjutan No.MI10.3.2. Instruktur menjelaskan salah satu Contoh Checklist pekerjaan pemeliharaan di transmisi listrik ,meliputi Instalasi listrik, Perlengkapan listrik, Peralatan listrik, misalnya untuk Transformator Tenaga. Referensi dari Dokumen PLN “Panduan Pemeliharaan Trafo Tenaga”; No.P3B/O&M Trafo Tenaga/001.01
Ini adalah Slide Wajib No. MI10. 3. 3 Ini adalah Slide Wajib No.MI10.3.3. Instruktur menjelaskan salah satu Contoh Checklist pekerjaan pemeliharaan di transmisi listrik ,meliputi Instalasi listrik, Perlengkapan listrik, Peralatan listrik, misalnya untuk Sistem Proteksi. Referensi dari Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR : September 2005, halaman 7.
Ini adalah Slide lanjutan No. MI10. 3. 3 Ini adalah Slide lanjutan No.MI10.3.3. Instruktur menjelaskan salah satu Contoh Checklist pekerjaan pemeliharaan di transmisi listrik ,meliputi Instalasi listrik, Perlengkapan listrik, Peralatan listrik, misalnya untuk Sistem Proteksi (lanjutan1). Referensi dari Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR : September 2005, halaman 7.
Ini adalah Slide lanjutan MI10. 3. 3 Ini adalah Slide lanjutan MI10.3.3. Instruktur menjelaskan salah satu Contoh Checklist pekerjaan pemeliharaan di pembangkitan listrik ,meliputi Instalasi listrik, Perlengkapan listrik, Peralatan listrik, misalnya untuk Sistem Proteksi (lanjutan2). Referensi dari Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR : September 2005, halaman 7.
Ini adalah Slide lanjutan No. MI10. 3. 3 Ini adalah Slide lanjutan No.MI10.3.3. Instruktur menjelaskan salah satu Contoh Checklist pekerjaan pemeliharaan di transmisi listrik ,meliputi Instalasi listrik, Perlengkapan listrik, Peralatan listrik, misalnya untuk Sistem Proteksi (lanjutan3). Referensi dari Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR : September 2005, halaman 7.
Ini adalah Slide Wajib No. MI10. 3. 4 Ini adalah Slide Wajib No.MI10.3.4. Instruktur menjelaskan salah satu Contoh Checklist pekerjaan pemeliharaan di transmisi listrik ,meliputi Instalasi listrik, Perlengkapan listrik, Peralatan listrik, misalnya untuk Sistem Proteksi (lanjutan3). Referensi dari Dokumen
Ini adalah Slide Wajib No. MI10. 3. 5 Ini adalah Slide Wajib No.MI10.3.5. Instruktur menjelaskan salah satu Contoh Checklist pekerjaan pemeliharaan di transmisi listrik ,meliputi Instalasi listrik, Perlengkapan listrik, Peralatan listrik, misalnya untuk Sistem Proteksi (lanjutan3). Referensi dari Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR : September 2005, halaman 7.
Manajemen pemeliharaan instalasi, perlengkapan dan peralatan listrik, meliputi : Perencanaan Pengornaisasian Penggerakan Pengendalian Ini adalah Slide Wajib No.MI10.4. Pada Slide berikutnya Instruktur akan menjelaskan mengenai Manajemen pemeliharaan instalasi, perlengkapan dan peralatan listrik, meliputi : Perencanaan, Pengornaisasian, Penggerakan, Pengendalian.
(Planning, Organizing, Actuating, Controlling) P.O.A.C (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) 4.A. Perencanaan (Planning) Perencanaan pemeliharaan peralatan tenaga listrik meliputi koordinasi antara kebutuhan akan pemeliharaan dan kondisi sistem. Ini adalah Slide Wajib No.MI10.4.1. Instruktur menjelaskan Perencanaan (Planning) dalam Pemeliharaan listrik. Referensi dari Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR, September 2005, halaman 2-3.
Dalam hal ini diupayakan agar kedua kebutuhan itu terpenuhi sebaik mungkin. Hasil dari perenca-naan ini adalah jadwal dan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk setiap peralatan. Berdasarkan pengalaman lapangan yang cukup lama didalam memelihara peralatan instalasi listrik ini, maka bisa dilakukan perubahan dengan mengurangai siklus pemeliharaan peralatan. Ini adalah Slide Wajib No.MI10.4.2. Instruktur menjelaskan Perencanaan (Planning) dalam Pemeliharaan listrik (lanjutan). Referensi dari Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR, September 2005, halaman 2-3.
4.B. Pengorganisasian (Organizing) Rencana pemeliharaan sebagai hasil perenca-naan tersebut merupakan dasar dalam pengaturan SDM, alat, tugas, tanggung-jawab dan wewenang untuk melaksanakan pekerjaan pemeliharaan. Pengorganisasian ini perlu dalam mengalokasi-kan sumber daya yang ada atas pekerjaan yang diperlukan agar dapat dimanfaatkan seefisien dan seefektif mungkin. Ini adalah Slide Wajib No.MI10.4.3. Instruktur menjelaskan Pengorganisasian (Organizing) dalam Pemeliharaan listrik. Referensi dari Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR, September 2005, halaman 3.
Ini adalah Slide Wajib No. MI10. 4. 4 Ini adalah Slide Wajib No.MI10.4.4. Instruktur menjelaskan “typical line” organisasi dalam bidang pemeliharaan asset. Referensi dari buku 1).Maintenance Manager’s Standard manual - Thomas A.Westerkamp, 1997, halaman 18, 2).Maintenance Engineering Handbook-Lindley Higgins,1988
Ini adalah Slide Wajib No. MI10. 4. 5 Ini adalah Slide Wajib No.MI10.4.5. Instruktur menjelaskan “typical line-staff” organisasi dalam bidang pemeliharaan asset. Referensi dari buku Maintenance Manager’s Standard manual - Thomas A.Westerkamp, 1997, halaman 18.
Ini adalah Slide Wajib No. MI10. 4. 6 Ini adalah Slide Wajib No.MI10.4.6. Instruktur menjelaskan “typical functional” organisasi dalam bidang pemeliharaan asset. Referensi dari buku Maintenance Manager’s Standard manual - Thomas A.Westerkamp, 1997, halaman 19.
Ini adalah Slide Wajib No. MI10. 4. 7 Ini adalah Slide Wajib No.MI10.4.7. Instruktur menjelaskan “typical geographic” organisasi dalam bidang pemeliharaan asset. Referensi dari buku Maintenance Manager’s Standard manual - Thomas A.Westerkamp, 1997, halaman 18.
Ini adalah Slide Wajib No. MI10. 4. 8 Ini adalah Slide Wajib No.MI10.4.8. Instruktur menjelaskan “combined” organisasi dalam bidang pemeliharaan asset. Referensi dari buku Maintenance Manager’s Standard manual - Thomas A.Westerkamp, 1997, halaman 20.
4.C. Penggerakan (Actuating) Setelah ada rencana kerja, kemudian pengalokasi an sumber daya, tibalah saatnya pada pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan yang disebut sebagai penggerakan. Pada tahap ini sumber daya manusia merupakan salah satu penentu bagi keberhasilan pencapaian sasaran sehingga diperlukan suatu sifat kepemim- pinan, motivasi dan komunikasi yang baik. Ini adalah Slide Wajib No.MI10.4.9. Instruktur menjelaskan Penggerakan (Actuating) dalam Pemeliharaan listrik. Referensi dari Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR, September 2005, halaman 3.
Dalam rangka pelaksanaan pemeliharaan mulai dari persiapan sampai akhir pekerjaan diperlukan proses mempengaruhi dan mengarahkan orang menuju ke pencapaian tujuan yaitu terlaksananya pekerjaan pemeliharaan dengan baik. Ini adalah Slide Wajib No.MI10.4.10. Instruktur menjelaskan Penggerakan (Actuating) dalam Pemeliharaan listrik (lanjutan). Referensi dari Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR, September 2005, halaman 3.
4.D. Pengendalian (Controlling) Dalam mencapai tujuan sesuai dengan yang direncanakan, diperlukan pengendalian, sehingga penyimpangan yang terjadi dapat dideteksi sedini mungkin dan dapat dilakukan tindakan koreksi. Untuk dapat melaksanakan pengendalian diperlu- kan sasaran pengendalian, indikator dan standar yang jelas. Ini adalah Slide Wajib No.MI10.4.11. Instruktur menjelaskan Pengendalian (Controlling) dalam Pemeliharaan listrik. Referensi dari Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR, September 2005, halaman 3.
5. Jenis Potensi bahaya listrik (Shock, Arc,Blast dan bahaya lainnya) pada Instalasi Transmisi, Perlengkapan Transmisi, Peralatan Transmisi Ini adalah Slide Wajib No.MI10.5. Pada Slide selnjutnya Instruktur akan menjelaskan Jenis Potensi bahaya listrik (Shock, Arc,Blast dan bahaya lainnya) pada Instalasi transmisi, Perlengkapan transmisi, Peralatan transmisi.
Bahaya listrik (Electrical Hazard) : 1.Shock = tersengat listrik = kesetrum 2.Arc = Percikan api (Arc flash) Kebakaran (Fire) 3.Blast = Ledakan, kadang-kadang disebut “Arc blast” 4.Bahaya lainnya : Bahaya Induksi Electromagnetic ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik Bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik Bahaya terpeleset ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik Dan lain-lainnya. Ini adalah Slide Wajib No.MI10.5.1. In struktur menjelaskan Bahaya Listrik (Electrical Hazard) yaitu : Shock, Arc, Blast, dan Bahaya lainnya (Bahaya Induksi Elektromagnetik ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik, bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik, bahaya terpeleset ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik, Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik, Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik, dan lain-lain. Referensinya dari Electrical Safety Handbook-John Cadick, halaman 1.1.
Pengendalian Risiko (Controlling Risk) bahaya listrik : Metoda pemastian risiko dikendalikan secara efektif adalah dengan menggunakan “hirarki pengendalian” : Eliminasi : Menghilangkan bahaya; Substitusi: Mengganti substansi bahaya dengan yang kurang bahayanya. Isolasi: Menyekat bahaya terhadap manusia terpapar risiko; Rekayasa (engineering): Rekayasa ulang agar bahayanya berkurang. Administratif : Melaksanakan cara kerja aman, SOP, dll. Alat pelindung Diri (APD): Menggunakan APD dengan baik,tepat dan benar. Ini adalah Slide Wajib MI10.5.3. Instruktur menjelaskan Pengendalian risiko bahaya listrik. Referensinya dari 1).Equipment Risk Assessment-UOW, October 2006 ,halaman 2. 2). Electrical safety code of practice 2013 - Managing electrical risks in the workplace ,halaman 12.
Risk Matrix RISK MATRIX Ini adalah Slde Wajib No.MI10.5.4. Instruktur menjelaskan “Risk Matrix”. Referensinya dari 1).Equipment Risk Assessment-UOW, October 2006 ,halaman 2. 2). Electrical safety code of practice 2013 - Managing electrical risks in the workplace ,halaman 12. RISK MATRIX = Likelyhood (or Probability) x Consequence (or Impact) (or Severity)
Shock (electric) : Tersengat listrik, Kesetrum, Stimulasi fisik atau trauma yang terjadi sebagai akibat dari mengalirnya arus listrik lewat melalui tubuh. (The physical stimulation or trauma that occurs as a result of electric current passing through the body.) Ini adalah Slide Wajib No.MI10.5.5. Instruktur menjelaskan mengenai Bahaya listrik yang pertama yaitu “SHOCK”. Shock = Tersengat listrik = Kesetrum, yaitu Stimulasi fisik atau trauma yang terjadi sebagai akibat dari mengalirnya arus listrik lewat melalui tubuh (The physical stimulation or trauma that occurs as a result of electric current passing through the body). Referensinya dari Electrical safety Handbook-John Cadick, halamam 1.2
Dalam PUIL2011 halaman 6 dibahas proteksi dari kejut listrik sebagai berikut : 131.2.1(2.1.2.1) Proteksi dari sentuh langsung Manusia dan ternak harus dihindarkan/diselamatkan dari bahaya yang bisa timbul karena sentuhan dengan bagian aktif instalasi (sentuh langsung). 131.2.2(2.1.2.2) Proteksi dari sentuh tak langsung Manusia dan ternak harus dihindarkan/diselamatkan dari bahaya yang bisa timbul karena sentuhan dengan bagian konduktif terbuka dalam keadaan gangguan (sentuh tak langsung). Ini adalah Slide Wajib MI10.5.6. Instruktur menjelaskan bahwa dalam PUIL 2011 proteksi dari kejut listrik (Shock) terdiri dari Proteksi dari Sentuh langsung, dan Proteksi dari Sentuh tak langsung. Yang menarik dalam PUIL 2011 ini adalah bukan hanya manusia saja yang harus dilindungi tetapi jug ternak. Referensinya adalah PUIL 2011 halaman 6.
Proteksi sentuh langsung dan tidak langsung-Lanjutan Ini adalah Slide Wajib No.MI10.5.7. Instruktur menjelaskan bahwa dalam PUIL 2011 proteksi dari kejut listrik (Shock) terdiri dari Proteksi dari Sentuh langsung, dan Proteksi dari Sentuh tak langsung. Yang menarik dalam PUIL 2011 ini adalah bukan hanya manusia saja yang harus dilindungi tetapi jug ternak. Referensinya adalah PUIL 2000 halaman 21. Disini dicantumkan gambar-gambarnya. (a) Sentuhan Langsung (b) Sentuhan Tak Langsung
SHOCK Tahanan kontak kulit bervariasi dari 1000 kΩ (kulit kering) sampai 100 Ω (kulit basah). Tahanan dalam tubuh sendiri antara 100 Ω-500 Ω. Jika tegangan sistem 220 Volt, Kondisi terjelek : Tahanan tubuh paling kecil,Rb = 100 Ω +100 Ω =200 Ω Arus yang mengalir ketubuh = 220V/200 Ω = 1,1 A Menurut IEC tegangan aman bagi manusia adalah 50 VAC atau 120 VDC, maka arus yang mengalir ketubuh=50 V/200 Ω = 0,25 A 1,1 A > 0,25 A : Berbahaya Ini adalah Slide Wajib No.MI10.5.8. Instruktur menjelaskan Shock dengan tahan kontak kulit manusia dan tahan internal tubuh manusia, dan perhitungan sederhana tentang bahayanya. Referensinya dari Electrical safety Handbook-John Cadick
SHOCK Kondisi terbaik : Tahanan tubuh paling besar, Rb = 1.000.000 Ω +500 Ω = 1.000.500 Ω Arus yang mengalir ketubuh = 220 V/1.000.500 Ω = 0,0002198 A = 0,2198 mA. Menurut IEC tegangan aman bagi manusia adalah 50 VAC atau 120 VDC, maka arus yang mengalir ketubuh = 50 V/1.000.500 Ω = 0,000049975 A = 0,049975 mA 0,2198 mA > 0,049975 A : Tetap Berbahaya Ini adalah Slide Wajib No.MI10.5.8. Instruktur menjelaskan Shock dengan tahan kontak kulit manusia dan tahan internal tubuh manusia, dan perhitungan sederhana tentang bahayanya. Referensinya dari Electrical safety Handbook-John Cadick
Daerah Reaksi tubuh 1 Tidak terasa 2 3 4 0,01 Amper=10 mA Terasa, tetapi belum menyebabkan gangguan kesehatan 3 Kejang otot, dan gangguan pernafasan 4 Kegagalan detak jantung, kematian Ini adalah Slide Wajib No.MI10.5.9. Instruktur menjelaskan mengenai Kurva Arus yang mengalir ketubuh manusia –vs- Waktu, untuk menggambarkan secara komprehensif efek dari bahaya Shock. Instruktur juga menjelaskan bahwa pada 30 mA : Manusia Tidak bisa melepaskan diri sendiri (Can not let go)=Mulai lengket, sehingga Sensitivitas ELCB dipilih = 30 mA. 0,01 Amper=10 mA Setara dengan : Lampu pijar 2,5 Watt, 220 Volt 0,1 Amper=100mA Setara dengan : Lampu pijar 20 Watt, 220 Volt Pada 30 mA : Manusia Tidak bisa melepaskan diri sendiri (Can not let go)=Mulai lengket Sensitivitas ELCB dipilih = 30 mA. Lihat Kurva : ELCB trip pada 30 mA dalam waktu 20 mS.
Pemutaran Video : Berita orang kesetrum Ini adalah Alat Peraga Pengembangan No.MI10.5.5A, karena menyangkut Hak Cipta: Pemutaran Video : Berita orang kestrum Referensi : TV, Durasi : 1 (satu) menit
Cara untuk mecegah bahaya Shock. 1.Jangan membiasakan diri mencoba secara sengaja maupun tidak sengaja memegang benda-benda logam yang kemungkinan bisa ada tegangan listriknya. 2.Isolasi bagian-bagian terbuka yang bertegangan. 3.Beri tutup yang aman pada bagian-bagian yang bertegangan 4.Beri pagar pengaman pada bagian-bagian bertegangan yang kemungkinan bisa tersentuh manusia secara tidak sengaja, pasang peralatan Interlocking (bila perlu). 5.Pasang Grounding pada Instalasi listrik 6.Pasang Grounding pada bagian-bagian yang kemungkinan bisa bertegangan (misalnya frame dari motor, dan lain-lain) 7.Pasang ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) dengan sensitivity maksimum 30 mA. Nama lain dari ELCB adalah GPAS (Gawai Proteksi Arus Sisa), alias RCCB (Residual Current Circuit Breaker), alias RCD (Residual Current Detector), alias GFCI (Ground Fault Current Interrupter). 8.Laksanakan LOTO (Lock Out Tag Out) sewaktu melakukan pekerjaan listrik. 9.Gunakan PPE yang benar Ini adalah Slide wajib MI10.5.12. Instruktur menjelaskan untuk mecegah bahaya Shock.
Gunakan Alat Pelaindung Diri (APD) yang baik dan benar CARA MENCEGAH TERJADINYA ARC yang timbul karena terhubungnya kawat fasa (AC) atau kawat positif + (DC) dengan kawat lain atau bagian konduktor lain : Pada saat melakukan pekerjaan Pemeliharaan, harus selalu listriknya dimatikan dulu (off & LOTO), kecuali terpaksa. Hindarkan kemungkinan terjadinya short circuit, dan pastikan harus ada alat proteksi (CB atau Fuse); Hindari Kondisi tidak aman (Unsafe condition) dan Perilaku yang tidak aman (Unsafe Act); Gunakan Alat Pelaindung Diri (APD) yang baik dan benar Ini adalah Slide wajib MI10.5.13. Instruktur menjelaskan untuk mecegah terjadinya ARC.
“HEAT” BISA TIMBUL KARENA : Terjadi short circuit, tetapi alat proteksi tidak mentripkan cicuit; Kualitas kabel (kawat dan isolasi) tidak baik; Penggunaan jenis kabel yang salah (misalnya NYM hanya untuk indoor); Ukuran kawat terlalu kecil; Terjadi “loss connection” (dari sambungan kawat, tusuk kontak yang bertumpuk-tumpuk yang cenderung tidak rapat, dan lain-lain) Ini adalah Slide wajib MI10.5.14. Instruktur menjelaskan tentang Heat dan cara untuk menghoindari terjadinya ARC.
CARA MENCEGAH TERJADINYA ARC yang menyebabkan Kebakaran : Hindarkan kemungkinan terjadinya short circuit, dan harus ada alat proteksi (CB atau Fuse); Gunakan kulaitas kabel (kawat dan isolasi) yang baik; Gunakan jenis kabel yang benar; Gunakan ukuran kawat yang sesuai dengan KHA (Ampacity)nya; Hindari terjadinya “Loss connection.” Ini adalah Slide wajib MI10.5.14. Instruktur menjelaskan tentang Heat dan cara untuk menghoindari terjadinya ARC.
Cara mencegah Blast yang berasal dari equipment yang pemeliharaannya kurang baik : Laksanakan pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM, dan CM) sesuai dengan prosedur-prosedur Pemeliharaan (Maintenance Procedurs). Lakukan JSA (Job Safety Analysis) untuk setiap pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM, CM) Ini adalah Slide wajib MI10.5.15. Instruktur menjelaskan Cara mencegah Blast yang berasal dari equipment yang pemeliharaannya kurang baik
Oleh karena itu pada alat proteksi baik Fuse maupun Circuit Breaker : BLAST yang terjadi karena Interrupting Rating yang tidak benar pada CB & Fuse Bila terjadi short circuit dan alat proteksinya trip tetapi pecah (break) maka terjadi blast. Oleh karena itu pada alat proteksi baik Fuse maupun Circuit Breaker : Contact Rating [Amper], untuk proteksi over current (over load), dan Short circuit; Breaking Capacity (Interrupting Current) [kA], untuk bertahan tidak pecah jika terjadi short circuit. Ini adalah Slide wajib MI10.5.17. Instruktur menjelaskan Cara mencegah Blast yang terjadi karena interruting Rating yang tidak benar pada CB dan Fuse
Hindari kemungkinan terjadinya short circuit; BLAST yang terjadi karena Interrupting Rating yang tidak benar pada CB & Fuse CARA MENCEGAH BLAST TERSEBUT : Hindari kemungkinan terjadinya short circuit; Pastikan Breaking Capacity dari Fuse dan Circuit Breaker adalah lebih besar daripada Maximum Short Circuit pada titik terjadinya short circuit tersebut. Maximum Short Circuit pada setiap titik Bus dihitung menggunakan software misalnya ETAP (Electrical Transient Analizer Program), atau dengan mengguna- kan Tabel seperti contoh dari PLN. Ini adalah Slide wajib MI10.5.17. Instruktur menjelaskan Cara mencegah Blast yang terjadi karena interruting Rating yang tidak benar pada CB dan Fuse
Bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik; Yang dimaksud bahaya lain dari listrik adalah bahaya-bahaya yang selain Shock, Arc & Blast : Bahaya Induksi Electromagnetic ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik; Bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik; Bahaya terpeleset ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik; Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik; Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliha- raan listrik. Ini adalah Slide wajib MI10.5.18. Instruktur menjelaskan Cara mencegah Blast yang berasal dari equipment yang pemeliharaannya kurang baik
Hindari Unsafe Condition & Unsafe Acts; Yang dimaksud bahaya lain dari listrik adalah bahaya-bahaya yang selain Shock, Arc & Blast : Cara mencegahnya : Hati-hati; Hindari Unsafe Condition & Unsafe Acts; Gunakan APD yang tepat dan baik; Patuhi rambu-rambu yang dipasang; Patuhi prinsip-prinsip K3 Umum, dan K3 Spesialis. Ini adalah Slide wajib MI10.5.18. Instruktur menjelaskan Cara mencegah Blast yang berasal dari equipment yang pemeliharaannya kurang baik
Ini adalah Slide Wajib MI10. 5. 18 Ini adalah Slide Wajib MI10.5.18. Instruktur menjelaskan bahwa APD untuk listrik berbeda dengan APD umum. Referensi dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013
Gunakan PPE yang benar Ini adalah Slide Wajib MI10.5.19. Instruktur menjelaskan bahwa APD untuk listrik berbeda dengan APD umum. Referensi dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013
Ini adalah Slide lanjutan MI10. 5. 19 Ini adalah Slide lanjutan MI10.5.19. Instruktur menjelaskan checklist APD.
Pekerja listrik tidak dianjurkan bekerja sendirian, harus selalu bekerja 2 orang (Electrician + Helper). Dengan maksud agar bisa saling menyelamatkan apabila terjadi kecelakaan tersengat listrik (shock). Ini adalah Slide Wajib No.MI10.5.37. Instruktur menjelaskan bahwa Pekerja listrik tidak dianjurkan bekerja sendirian dengan maksud agar bisa saling menyelamatkan apabila terjadi kecelakaan tersengat listrik (shock). Referesi dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical Safety Handbook-John Cadick
Lepaskan korban dari sengatan listrik menggunakan Isolator Lakukan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) listrik Ini adalah Slide Wajib No.MI10.5.38. Instruktur menjelaskan P3K (Pertolongan Perttama Pada Kecelakaan) dalam kecelakaan listrik.Referensi : PUIL 2011
Arc Flash = Arc yang timbul karena Short Circuit [terhubungnya kawat fasa AC atau kawat positif + DC dengan kawat lain atau bagian konduktor lain sebelum pemakaian (load)]. Ini adalah Slide wajib No.MI10.5.39. Instruktur menjelaskan Jenis Arc yang pertama yaitu ARC FLASH yaitu Arc yang timbul karena Short Circuit [terhubungnya kawat fasa AC atau kawat positif + DC dengan kawat lain atau bagian konduktor lain sebelum pemakaian (load)]. Referensi dari Electrical Safety Handbook-John Cadick
Ini adalah Slide Wajib No. MI10. 5. 40 Ini adalah Slide Wajib No.MI10.5.40. Instruktur menjelaskan Arc flash. Referensi dari Electrical Safety Handbook-John Cadick Figure : Electric arc damage caused by 240 volt arc. (Courtesy Brosz and Associates.)
Penggunaan APD yang benar untuk mencegah efek dari Arc Flash = Arc yang timbul karena Short Circuit Ini adalah Slide Wajib No.MI10.5.41. Instruktur menjelaskan Penggunaan APD yang benar, tepat dan baik untuk mencegah efek dari Arch Flash [Arc yang timbul karena Short Circuit [terhubungnya kawat fasa AC atau kawat positif + DC dengan kawat lain atau bagian konduktor lain sebelum pemakaian (load)]. Referensi dari Electrical Safety Handbook-John Cadick
Arc yang menyebabkan KEBAKARAN (Fire) Ini adalah Slide Wajib No.MI10.5.42. Instruktur menjelaskan Arc yang menyebabkan KEBAKARAN (Fire). Referensinya dari Electrical Safety Handbook-John Cadick
Segitiga api (Fire Triangle) Ini adalah Silde Wajib No.MI10.5.43. Instruktur menjelaskan Segitiga Api sebelum menjelaskan mengenai Arc yang menyebabkan KEBAKARAN (Fire). Referensinya dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John cadick
Hindari terjadinya “Loss Connection” Jika ada “loss connection” maka tahanan kontaknya menjadi besar, misalnya sama dengan 20 Ω. Maka arus yang timbul = 220 V/20 Ω = 11 A. Panas yang ditimbulkan cukup besar, yaitu sama dengan : I2R = 112 x 20 = 2420 W Panas ini bisa menimbulkan kebakaran. Alat untuk mengetahui loss connection pada sambungan lempeng rel adalah MicroOhm meter. Ini adalah Slide Wajib. Instruktur menjelaskan tentang “Loss connection (sambungan kendor)” sebagai salah satu timbulnya Heat yang akan menyebabkan Kebakaran (Fire). Referensi dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick
Transformator meledak Blast yang berasal dari equipment yang pemeliharaannya kurang baik, misalnya : Ini adalah Slide wajib No.MI10.5.44. Instruktur menjelaskan Blast yang berasal dari equipment yang pemeliharaannya kurang baik, misalnya Trafo meledak, Batery (Aki) meledak, dan lain-lain. Referensi dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick Transformator meledak Battery meledak
Blast yang terjadi karena Interrupting Rating (Breaking Capacity) yang tidak benar pada CB & Fuse Ini adalah Slide Wajib No.MI10.5.66. Instruktur menjelaskan mengenai Blast yang terjadi karena Interrupting Rating (Breaking Capacity) yang tidak benar pada CB & Fuse. Referensi dari Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick Interior after Blast Exterior after Blast
Data “Interrupting Rating (Breaking Capacity)” dari Gambar satu garis (Single line diagram) (2) Ini adalah Slide Wajib No.MI10.5.68. Instrutur menjelaskan Data “Interrupting Rating (Breaking Capacity)” dari Gambar satu garis (Single line diagram) (2). Referensi dari suatu Gambar satu garis (Single line diagram) Contoh : Interrupting Rating = 40 KA
tunjukkan dan jelaskan Interrupting Rating pada setiap Switchgear Dengan menggunakan “Gambar satu garis (single line diagram)” yang sesungguhnya, tunjukkan dan jelaskan Interrupting Rating pada setiap Switchgear Ini adalah Alat Peraga Wajib MI10.5.68A. Instruktur mnejelaskan “Gambar satu garis (single line diagram)” yang sesungguhnya, tunjukkan dan jelaskan Interrupting Rating pada setiap Switchgear, Referensi : Single line Diagram, Durasi : 5 menit
Data Hubung Singkat sisi sumber PLN 20 KV/400V : Ini adalah Slide Wajib MI10.5.45. Instruktur menjelaskan Data Hubung Singkat sisi sumber PLN 20 KV/400V (1). Referensi dari PLN
Interrupting Rating & Blast Pemutaran Video : Interrupting Rating & Blast Ini adalah Alat Peraga Pengembangan No.MI10.5.66A, karena menyangkut Hak Cipta: Pemutaran Video Interrupting Rating & Blast. Referensi dari Cooper Bussman. Durasi : 8 (delapan) menit
6. Checklist Identifikasi Potensi (Shock, Arc,Blast dan bahaya bahaya listrik (Shock, Arc,Blast dan bahaya lainnya) pada Instalasi Transmisi, Perlengkapan Transmisi, Peralatan Transmisi Ini adalah Slide Wajib No.MI10.6. Pada Slide selanjutnya Instruktur akan menjelaskan Checklist Identifikasi Potensi bahaya listrik (Shock, Arc,Blast dan bahaya lainnya) pada Instalasi Pembangkitan, Perlengkapan Pembangkitan, Peralatan Pembangkitan
CHECK LIST Cara mencegah bahaya SHOCK Uraian Temuan Rekomendasi 1.Jangan membiasakan diri mencoba secara sengaja maupun tidak sengaja memegang benda-benda logam yang kemungkinan bisa ada tegangan listriknya. 2.Isolasi bagian-bagian terbuka yang bertegangan. 3.Beri tutup yang aman pada bagian-bagian yang bertegangan 4.Beri pagar pengaman pada bagian-bagian bertegangan yang kemungkinan bisa tersentuh manusia secara tidak sengaja, pasang peralatan Interlocking (bila perlu). Ini adalah Slide Wajib No.MI10.6.1. Instruktur menjelaskan Check list Cara mencegah bahaya Shock, Referensi : Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick 5.Pasang Grounding pada Instalasi listrik 6.Pasang Grounding pada bagian-bagian yang kemungkinan bisa bertegangan (misalnya frame dari motor, dan lain-lain) 8.Laksanakan LOTO (Lock Out Tag Out) sewaktu melakukan pekerjaan listrik. 9.Gunakan PPE yang benar
CHECK LIST Cara mencegah bahaya ARC FLASH 2.Hindarkan kemungkinan terjadinya short circuit, dan pastikan harus ada alat proteksi (CB atau Fuse) 4. Gunakan Alat Pelaindung Diri (APD) yang baik dan benar 3. Hindari Kondisi tidak aman (Unsafe condition) dan Perilaku yang tidak aman (Unsafe Act) Uraian Temuan Rekomendasi 1.Pada saat melakukan pekerjaan Pemeliharaan, harus selalu listriknya dimatikan dulu (off & LOTO), kecuali terpaksa. CHECK LIST Cara mencegah bahaya ARC yang menyebabkan Kebakaran (FIRE) 2. Gunakan kulaitas kabel (kawat dan isolasi) yang baik 4. Gunakan ukuran kawat yang sesuai dengan KHA (Ampacity)nya. Uraian Rekomendasi Temuan Ini adalah Slide Wajib No.MI10.6.2. Instruktur menjelaskan Check list Cara mencegah bahaya Arc, naik Arc Flash maupun Arc yang menyebabkan Kebakaran (Fire), Referensi : Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick 1. Hindarkan kemungkinan terjadinya short circuit, dan harus ada alat proteksi (CB atau Fuse) 3. Gunakan jenis kabel yang benar 5. Hindari terjadinya “Loss connection”
Cara mencegah bahaya BLAST karena Pemeliharaan yang kurang baik pada Peralatan Uraian Temuan Rekomendasi 1.Laksanakan pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM, dan CM) sesuai dengan prosedur-prosedur pemeliharaan (Maintenance Prosedures). 2.Lakukan JSA (Job Safety Analysis) untuk setiap pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM, CM) Cara mencegah BLAST yang terjadi karena Interrupting Rating yang tidak benar pada CB & Fuse Ini adalah Slide Wajib No.MI10.6.3. Instruktur menjelaskan Check list Cara mencegah bahaya Blast, baik Blast karena Pemeliharaan yang kurang baik pada Peralatan, maupun BLAST yang terjadi karena Interrupting Rating yang tidak benar pada CB & Fuse, Referensi : Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick Uraian Temuan Rekomendasi 1. Hindari kemungkinan terjadinya short circuit 2. Pastikan Breaking Capacity dari Fuse dan Circuit Breaker adalah lebih besar daripada Maximum Short Circuit pada titik terjadinya short circuit tersebut. Maximum Short Circuit pada setiap titik Bus dihitung menggunakan software misalnya ETAP (Electrical Transient Analizer Program), atau dengan menggunakan Tabel seperti contoh dari PLN.
Cara mencegah bahaya listrik lainnya Uraian Temuan Rekomendasi a. Bahaya Induksi Electromagnetic ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik b. Bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik c. Bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik d. Bahaya terpeleset ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik e. Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik Ini adalah Slide Wajib No.MI10.6.4. Instruktur menjelaskan Check list Cara mencegah bahaya listrik lainnya, Referensi : Doe Hadbook Electrical Safety,2013, dan Electrical safety handbook-John Cadick f. Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik g. Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik h. Dan lain-lain : ...............................................................................
Standar Prosedur Pemeliharaan dan JSA (Job Safety Analysis) pada Instalasi Transmisi, Perlengkapan Transmisi, Peralatan Transmisi Ini adalah Slide Wajib No.MI10.7. Pada Slide-slide berikutnya Instruktur akan menjelaskan Standar Prosedur Pemeliharaan dan JSA(Job Safety Analysis) pada Instalasi Pembangkitan, Perlengkapan Pembangkitan, Peralatan Pembangkitan
JOB Safety Analysis (JSA) Bertujuan mencari/ menemukan adanya sumber bahaya dan usaha menghilangkannya dari suatu rangkaian proses pekerjaan. Ini adalah Slide Wajib No.MI10.7.1. Pada Slide-slide berikutnya Instruktur akan menjelaskan Standar Prosedur Pemeliharaan dan JSA(Job Safety Analysis) pada Instalasi Pembangkitan, Perlengkapan Pembangkitan, Peralatan Transmisi.
Langkah-langkah JSO Ada lima langkah yang ahrus dilakukan : Memilih pekerjaan yang diamati, Melaksanakan pengamatan, Mencatat hasil-hasil pengamatan, Membahas hasil-hasil pengamatan bersama pekerja yang diamati, Memberikan tindak lanjut bagi sikap bekerja yang aman. Ini adalah Slide Wajib No.MI10.7.2. Pada Slide-slide berikutnya Instruktur akan menjelaskan Standar Prosedur Pemeliharaan dan JSA(Job Safety Analysis) pada Instalasi Pembangkitan, Perlengkapan Pembangkitan, Peralatan Transmisi.
Ada 4 aspek yang membantu dalam JSA : Manusia, orang yang terkait : operator, supervisor, Metode Praktek kerja dan prosedur kerja dari perkerjaan yang dianalisis, Peralatan dan mesin yang digunakan, Material (Bahan), Lingkungan kerja. Ini adalah Slide Wajib No.MI10.7.3. Pada Slide-slide berikutnya Instruktur akan menjelaskan Standar Prosedur Pemeliharaan dan JSA(Job Safety Analysis) pada Instalasi Pembangkitan, Perlengkapan Pembangkitan, Peralatan Transmisi.
Kolom pertama yaitu “Sequence of Basic Jobs Steps” pada hakekatnya merupakan Standard Procedure termasuk untuk bidang Pemeliharaan. Ini adalah Slide Wajib No.MI10.7.4. Instruktur menjelaskan standar Format JSA(Job Safety Analysis) dari National Safety Council, Referensi dari National safety Council
Ini adalah Slide Wajib No. MI10. 7. 5 Ini adalah Slide Wajib No.MI10.7.5. Instruktur menjelaskan Contoh pengisian JSA(Job Safety Analysis), Referensi dari Fluor, Trpatra, Chevron
Referensi SNI Pembangkit, IEC, Checklist Maintenance PT.Medco Energy E & P Indonesia, Dokumen PLN No. PT-KITSBS-26 April 2015, PUIL 2011, Doe Hadbook Electrical Safety,2013 Buku RCM II - John Moubray, Standard handbook for Electrical Engineer,1987- Donald G.Fink,H.Wayne Beaty. Instruktur wajib untuk memberikan penjelasan tentang referensi yang ditulis dalam materi persyaratan K3 pemeliharaan instalasi, perlengkapan dan peralatan di Transmisi
UTAMAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERIMA KASIH