2011 PESANTREN SEBAGAI KIBLAT POLA PENDIDIKAN UNGGUL OLEH:

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Perkembangan Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia
Advertisements

Seminar Pendidikan Agama Islam
PENGEMBANGAN MODEL MATA PELAJARAN
Pokok – Pokok Pengaturan RUU Pendidikan Tinggi
1. RESPONSI I I. Orang yang baik adalah orang yang : II. Guru yang ideal adalah guru yang : III. Peserta didik yang baik adalah : IV. Jika saya memiliki.
ITB dan Kebijakan Publikasi Kekayaan Intelektual Oleh Adang Surahman.
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI : SEBUAH PENYEMPURNAAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN Oleh : Trisakti Handayani.
Konsep Dasar Pendidikan
Rancang Bangun Pengembangan
PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN INDONESIA Prof. Dr. H. Nur Syam, Drs., MSi Guru Besar Sosiologi dan Rektor IAIN Sunan Ampel.
A. DASAR  Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas.  Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.  Peraturan Pemerintah.
Hakikat PKn.
LIMA PILAR BELAJAR GUNA MEWUJUDKAN TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
ASAL-USUL DAN PERKEMBANGAN KELEMBAGAAN PESANTREN Materi Ke 3
MIMIN AKHMAD FURQON, Model Pendidikan dan Pengasuhan Sekolah Bertaraf Internasional di SMA Semesta Bilingual Boarding School Semarang.
1 PENDIDIKAN KARAKTER MOH. SALEH, SH., MH. UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2011 KEBIJAKAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA.
KOMPETENSI DASAR Memahami sistem pendidikan di pesantren.
KEBIJAKAN PENDIDIKAN GRATIS PENDIDIKAN DASAR TAHUN 2009
HOME MAN 2 KUDUS ABOUT MAN 2 KUDUS MAN 2 KUDUS Sebuah kampus yang terletak di pinggiran kota kudus , tepatnya di Prambatan Kidul Kaliwungu Kudus ini adaLah.
SIATEM PENDIDIKAN NASIONAL
Aktivitas di R.LAB Ruang Perpustakaan. 1. Latar Belakang 1. Tenaga kerja yang kompetitif 3. Globalisasi 2. Agraris Industri 4. Devisa Negara.
QUANTUM TEACHING METODE PEMBELAJARAN MUDAH DAN MENYENANGKAN
analisis k-13 dalam mata pelajaran sejarah materi wajib dan peminatan
KEBIJAKAN SBI dan RSBI Kementerian Pendidikan Nasional
DI PERGURUAN TINGGI DALAM KONTEKS
UPAYA PEMBENTUKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA
PENGEMBANGAN LPTK DAN PPG
PENGEMBANGAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL
MODEL PENGEMBANGAN KOMPETENSI BAGI SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL Drs
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
Apa yang harus dilakukan?
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Pendidikan karakter Apakah karakter? Apakah pendidikan karakter?
SMP Kelas 3 Semester 1 BAB VI
KELOMPOK 2 Disusun Oleh : GINAH MARDEANAH MIRANTI VISKA PERTAMI
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
4 PILAR PENDIDIKAN MENURUT UNESCO
PESANTREN SEBAGAI KIBLAT POLA PENDIDIKAN UNGGUL
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
BAB 3 MUNCULNYA NASIONALISME INDONESIA
K13- MBS sebagai Proses Pemberdayaan
Pondok Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Islam
RUMUSAN MASALAH MASALAH ITU APA? Sesuatu yang ‘mengganjal’
KEBIJAKAN SBI dan RSBI Kementerian Pendidikan Nasional
Penulis : Zainul Milal Bizawie Pustaka Compass Cet. II 2014
UNDANG–UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Balai Bahasa Jawa Timur, Badan Pengembangan dan
Pendekatan Terpadu dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA PENJAJAHAN
SIATEM PENDIDIKAN NASIONAL
Muatan Lokal dan Pengembangan Diri
PROGRAM PASCA SARJANA KEUANGAN SYARIAH STIE AHMAD DAHLAN JAKARTA
RINTISAN SMA BERTARAF INTERNASIONAL (SBI)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG, 03 JAN 2013
PENGEMBANGAN MODEL MATA PELAJARAN
PENGEMBANGAN MODEL MATA PELAJARAN
Tujuan Nasional Bangsa Indonesia Tertuang dalam alinea keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 : ”melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah.
MUATAN LOKAL KURIKULUM MUATAN LOKAL
PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK
PENGEMBANGAN MODEL MATA PELAJARAN
PENGEMBANGAN MODEL MATA PELAJARAN
CIVIC EDUCATION Rabiatul Adawiyah, M.Pd. Pendidikan Kewiraan UU N0.2 Tahun 1989 Alasan tidak relevan: a.Pola dan praktek pembelajaran yang indoktrinatif.
Konsep Dasar Pendidikan Mata Kuliah: Oleh: Pengantar Ilmu PendidikanMawan Eko Defriatno, S.Pd., M.T. Mata Kuliah: Oleh: Pengantar Ilmu PendidikanMawan.
MODUL 5 PROFIL KURIKULUM SEKOLAH DASAR MODUL 6 KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN.
PENGEMBANGAN MODEL MATA PELAJARAN
MENAKAR PERAN RUU PESANTREN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL
Oleh : KEPALA BIDANG PENDIDIKAN MADRASAH
Oleh : KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA TIMUR
KURIKULUM DAN KERANGKA KOMPETENSI PENDIDIKAN MENENGAH OLEH: KELOMPOK 2 1. ASEP TUTUN USMAN 2. YUFI MOHAMMAD NASRULLAH.
KEWARGANEGARAAN Ary Handayani 1. KONTRAK BELAJAR Perkuliahan / Kehadiran : 30% Tugas / Quiz : 35% UTS : 15% UAS : 20% 2.
Transcript presentasi:

2011 PESANTREN SEBAGAI KIBLAT POLA PENDIDIKAN UNGGUL OLEH: Saidna Zulfiqar bin Tahir 2011

LATAR BELAKANG Kampung peradaban sebagai forgotten community Pionir intelektual di tanah air Dibiayai oleh Pemerintah Pusat 50%, Propinsi 30%, dan Kabupaten/Kota 20%. Pada zaman penjajahan, pesantren menjadi basis perjuangan kaum nasionalis-pribumi/ subkultur Banyaknya lembaga pendidikan umum yang bercirikan Islam di semua tingkatan/ sekolah-sekolah bertaraf internasional (SBI) Pendidikan yang bermartabat, pro-perubahan, kreatif, inovatif, dan eksperimentif Dunia tertutup, Islam fundamentalis , dan dicap sebagai pusat radikalisme, TERORIS. Potensi transformasi peradaban Islam yang kosmopolit.

PESANTREN Mastuhu memperkirakan pesantren telah ada sejak 300-400 tahun yang lalu. Sementara itu, Departemen Agama, pesantren pertama didirikan pada tahun 1062 dengan nama pesantren Jan Tampes 2 di Pamekasan Madura. Dan ada yang menyebutkan pesantren pertama didirikan oleh Raden Rahmat pada Abad 15 M. Kata pesantren berasal dari akar kata santri dengan awalan ”pe” dan akhiran ”an” berarti tempat tinggal para santri Profesor John berpendapat bahwa istilah santri berasal dari bahasa Tamil, yang berarti guru mengaji CC. Berg berpendapat bahwa istilah tersebut berasal dari kata shastri yang dalam bahasa India adalah orang-orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu, atau seorang sarjana ahli kitab suci agama Hindu Kata santri dirunut dari kata cantrik, yaitu para pembantu begawan atau resi yang diberi upah berupa ilmu Selain istilah tersebut, dikenal pula istilah pondok yang berasal dari kata Arab fundûq dan berarti penginapan

CIRI-CIRI PESANTREN Menurut Mukti Ali, pesantren mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) adanya hubungan yang akrab antara kyai dan santri; (2) tradisi ketundukan dan kepatuhan seorang santri terhadap kyai; (3) pola hidup sederhana; (4) kemandirian atau independensi (5) berkembangnya iklim dan tradisi tolong menolong serta suasana persaudaraan; (6) disiplin ketat; (7) berani menderita untuk mencapai tujuan; dan (8) kehidupan dengan tingkat relegius tinggi. (Mastuhu:2005) Alamsyah Ratu Perwiranegara juga mengemukakan beberapa pola umum yang khas yang terdapat dalam pendidikan pesantren tradisional, yaitu: (1) independen; (2) kepemimpinan tunggal; (3) kebersamaan dalam hidup yang merefleksikan kerukunan; (4) kegotong-royongan; dan (5) motivasi yang terarah dan pada umumnya mengarah pada peningkatan kehidupan beragama.

Berbasis masyarakat KARAKTERISTIK PENDIDIKAN PESANTREN Alamsyah Ratu Perwiranegara mengemukakan beberapa pola umum yang khas yang terdapat dalam pendidikan pesantren tradisional, yaitu: (1) independen; (2) kepemimpinan tunggal; (3) kebersamaan dalam hidup yang merefleksikan kerukunan; (4) kegotong-royongan; dan (5) motivasi yang terarah dan pada umumnya mengarah pada peningkatan kehidupan beragama. Memiliki muatan kurikulum agama lebih banyak Berbasis masyarakat Mengembangkan kurikulum berdasarkan kekhasan lembaga Siswa tinggal di asrama/pesantren/pondokan Penguasaan bahasa Asing (Arab dan Inggris) sangat ditekankan

POTENSI PESANTREN Potensi pesantren sudah sangat cukup siap. Karena pesantren sebenarnya memiliki kelebihan dari sekolah umum di bidang penguasaan bahasa asing Dalam konteks sekolah umum pada saat ini, penekanan pada penguasaan bahasa asing tersebut juga dilakukan (Bilingual). Hal ini terutama diterapkan pada sekolah-sekolah yang dikembangkan menjadi sekolah bertaraf internasional (SBI). Hanya saja yang membedakan adalah nasib pesantren yang telah mengembangkan pembelajaran 2 bahasa asing tersebut juga L1 (Multilingual) sejak dahulu tidak seberuntung sekolah-sekolah tertentu yang didesain menjadi SBI. Bahkan sampai saat ini belum ada pesantren yang dikembangkan menjadi SBI.

SBI DAN SEKOLAH-SEKOLAH UNGGULAN PROBLEMATIKA DAN ALTERNATIF PENGEMBANGAN PESANTREN Kebijakan pemerintah mengenai SBI selain didukung secara konstitusi dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 50 ayat (3) SBI DAN SEKOLAH-SEKOLAH UNGGULAN (Pesantren mampu bersaing secara internasional) Pilar pendidikan, yaitu: learning to know, learning to do, learning to live together, and learning to be  Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pengembangan manajemen kelembagaan Mempertahankan karakter utama pesantren Peningkatan kualitas SDM

PENUTUP Sebuah hal yang sangat ironis manakala model pendidikan pesantren yang sudah cukup ideal tersebut tidak dapat dikembangkan dan diberdayakan menjadi sebuah desain pesantren yang unggul, tetapi justru diadopsi oleh sekolah umum dan dapat dikembangkan menjadi sekolah yang bermutu. Pesantren semestinya tidak perlu terpengaruh untuk mengikuti pola pengembangan sekolah umum yang dianggap lebih baik, sebaliknya pesantren justru perlu mempertahankan karakteristiknya dan mengembangkannya

MUHAMMAD AMRI