PRATIWI SULISTIAWATI UTAMI SKRIPSI SKRIPSI PRATIWI SULISTIAWATI UTAMI 21208088
PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN PROSES INOVASI TERHADAP DAYA SAING PADA SENTRA INDUSTRI RAJUTAN BINONG JATI BANDUNG Free Powerpoint Templates
LATAR BELAKANG PENELITIAN Dilihat dari karakteristik dan jiwa pengelola dari industri kecil dan usaha kecil menengah dari sisi pembentukan kewirausahaan yang dimiliki lebih banyak bersifat natural (alami) hanya sebagian kecil dari mereka melengkapi diri dengan background pendidikan dan pelatihan secara formal dan memadai untuk keperluan bisnis. Hal ini sudah tentu akan berimbas pada keterampilan yang mereka miliki dalam kewirausahaan (teknis dan pribadi) seperti yang dijelaskan pada poin di atas. Dengan semakin besarnya peran dari usaha kecil menengah dalam kontribusinya bagi pembangunan ekonomi negara adalah sangat penting upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka memberdayakan industri kecil menegah pada segala aspek.
No. Rencana Strategi Keterangan 1 Pembuatan showroom sentra Sejalan dengan perkembangan Sentra Rajutan, maka dirasa perlu untuk membentuk miniatur sentra. Di dalamnya memuat semua aspek yang terlibat dalam industri. Miniatur tersebut akan digunakan sebagai ikon sentra dan sarana pemasaran bersama. 2 Pelatihan untuk peningkatan keahlian Rencana bidang pelatihan bersama, seperti : Desain dasar, desain lanjut Pelatihan motivasi Manajemen dasar ; manajemen lanjut Pembukuan dasar ; pembukuan lanjut Kewirausahaan Marketing dasar ; marketing lanjut Akuntansi dasar
3 Administrasi perijinan dan sertifikasi Bersama instansi terkait, organisasi sentra akan mengelola pembuatan perizinan : Izin domisili Surat Izin Tempat Usaha (SITU) Tanda Daftra Perusahaan (TDP) Tanda Daftra Industri (TDI) Standar Nasional Indonesia Sertifikasi ISO untuk UKM 4 Promosi/Pemasaran Mengikuti pameran-pameran di dalam dan luar negeri Mencari pasar baru di dalam dan di luar negeri Mengadakan Sentra Rajutan Expo/Binong Jati Fiesta/Open House Lokalisasi pasar grosir di sentra Rajutan Binong Jati Mulai membuat dan menyebarkan katalog, juga membuka website atau online shop 5 Inovasi terhadap produk itu sendiri Melakukan perubahan terhadap model baju yang biasa Memproduksi produk baru selain baju. Misalkan sepatu rajutan, tas, topi dll Menambahkan bahan lain selain rajutan
IDENTIFIKASI MASALAH Pemilik perusahaan kecil tidak berani mengambil risiko. Proses inovasi terutama inovasi produk kurang, karena bahan baku dan mesin yang mahal, dan tidak adanya partisipasi dari pemerintah setempat. Jiwa kewirausahaan yang dimiliki para pengusaha masih kurang dalam menjalankan usahanya
RUMUSAN MASALAH Bagaimana jiwa kewirausahaan pada pelaku kegiatan Industri Rajutan Binong Jati Bandung? Bagaimana penerapan inovasi produk pada Industri Rajutan Binong Jati Bandung? Bagaimana daya saing pada Industri Rajutan Binong Jati Bandung? Seberapa besar pengaruh jiwa kewirausahaan dan proses inovasi secara parsial dan simultan terhadap daya saing pada Industri Rajutan Binong Jati Bandung?
TUJUAN PENELITIAN Untuk mengetahui jiwa kewirausahaan pada pelaku kegiatan Industri Rajutan Binong Jati Bandung. Untuk mengetahui penerapan inovasi produk pada para pelaku kegiatan Industri Rajutan Binong Jati Bandung. Untuk mengetahui daya saing pada Industri Rajutan Binong Jati Bandung. Untuk mengetahui besarnya pengaruh jiwa kewirausahaan dan proses inovasi baik secara parsial dan simultan terhadap daya saing pada Industri Rajutan Binong Jati Bandung.
Keterkaitan Jiwa kewirausahaan terhadap daya saing Menurut Surachman (2008:7) dalam penelitiannya, variabel kewirausahaan terhadap daya saing, seperti sistem produksi yang berbasiskan waktu, industri yang memproduksi massa dan produksi berdasarkan pesanan, karena menurut hasil penelitian Vanderembse (1991) kewirausahaan mampu meningkatkan nilai pada pelanggan, yang memperkaya penemuan yang berhubungan dengan pengaruh variabel kewirausahaan terhadap daya saing.
Keterkaitan antara inovasi terhadap daya saing Menurut Muhamad Sunarno (2010:8) menyatakan tingkat adopsi inovasi teknologi berpengaruh terhadap tingkat produksi inovasi diterima dengan koefisien jalur 0,752. Sejalan dengan temuan ini, Tan (1994) yang menyatakan bahwa dengan adopsi inovasi akan: (1) mendorong terciptanya kebutuhan dan permintaan baru, karena produk inovasi memiliki nilai surplus, (2) meningkatkan daya guna dan daya saing, karena produk inovasi mengacu pada peningkatan nilai produk.
Jiwa Kewirausahaan (X1) Inovasi (X2) Kemauan/daya juang Disiplin Kerja keras Jujur Berani mengambil risiko Zimmere and Scarborough (2004:6) dalam Yohanes Rante (2011:140) Daya Saing (Y) Biaya Kualitas Waktu Fleksibilitas Michael Porter (1994) dalam Sri Hardiati (2008:118) Inovasi (X2) Skala usaha Ketersediaan kredit dan tenaga kerja Karakteristik pengusaha Faktor situasional (keadaan pasar) Sudarno and Rietveld (1987:60) dalam Muhamad Sunarno (2010:3)
Hipotesis Terdapat pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Inovasi terhadap daya saing pada kawasan Sentra industri rajutan Binong jati Bandung baik secara simultan maupun secara parsial
Jiwa Kewirausahaan, Inovasi, Daya Saing METODE PENELITIAN OBJEK PENELITIAN Jiwa Kewirausahaan, Inovasi, Daya Saing METODE PENELITIAN Deskriptif dan Verifikatif SUMBER DATA Data Primer dan Sekunder TEKNIK PENENTUAN DATA Populasi Dan Sampel TEKNIK PENGUMPULAN DATA Observasi, Wawancara, Kuesioner RANCANGAN ANALISIS Analisis Korelasi, Determinasi, Regresi Linier Berganda PENGUJIAN HIPOTESIS Secara Simultan Dan Parsial
OPERASIONAL VARIABEL Powerpoint Templates Variabel Konsep Teori Indikator Ukuran Jiwa Kewirausahaan (X1) Seorang wirausaha haruslah jiwa seorang yang mampu melihat ke depan. Melihat ke depan bukan melamun kosong, tetapi melihat, berfikir dengan penuh perhitungan, mencari pilihan dari berbagai alternatif masalah dan pemecahannya. (BN. Marbun, 1993 : 63). Kemauan/daya juang Tingkat keinginan untuk berbisnis Tingkat motivasi dari diri sendiri untuk berhasil Disiplin Tingkat kedisiplinan dalam bekerja Tingkat ketepatan waktu dalam bekerja (proses produksi dan distribusi barang) Kerja keras Tingkat usaha yang maksimal Tingkat kegigihan dalam mencapai tujuan Jujur Tingkat kejujuran dalam berbisnis Tingkat keterbukaan terhadap masalah Berani mengambil resiko Tingkat keberanian dalam pengambilan keputusan Tingkat keberanian menghadapi perubahan Powerpoint Templates
Powerpoint Templates Proses Inovasi (X2) Menurut Zimmerer (1996) dalam Suryana (2006:14) Inovasi diartikan sebagai kemampuan menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan (innovation is the ability to apply creative solutions to those problems and opportunities to enhance or to enrich people’s live). Skala usaha Tingkat keberhasilan yang dicapai Tingkat peningkatan usaha Ketersediaan kredit dan tenaga kerja Tingkat kredit untuk pengusaha Tingkat sumber daya manusia dalam usahanya Karakteristik pengusaha Tingkat penilaian individu Tingkat pelatihan pengusaha Faktor situasional (keadaan pasar) Tingkat permintaan pasar Tingkat kebutuhan konsumen Powerpoint Templates
Powerpoint Templates Daya Saing (Y) Menurut Porter (2000) dalam penelitian Surachman (2007:4) mendefinisikan daya saing adalah kemampuan atau keunggulan yang dipergunakan untuk bersaing pada pasar tertentu. Daya saing ini diciptakan melalui pengembangan terus menerus di semua lini dalam organisasi, utamanya di sektor produksi. Bila sebuah organisasi melakukan pengembangan terus menerus akan mampu meningkatkan kinerja. Biaya Tingkat pengeluaran seefisien mungkin Tingkat keuntungan pengusaha Kualitas Tingkat mutu yang bagus Tingkat keunggulan produk Waktu Tingkat jangka pencapaian usaha Tingkat ketahanan dalam persaingan pasar Fleksibilitas Tingkat keterjangkauan harga Tingkat segmentasi pasar Powerpoint Templates
Jiwa Kewirausahaan (X1) Hasil perhitungan Skor Tiap Indikator Jiwa Kewirausahaan (X1) Presentase (%) Penjelasan Kemauan/Daya Juang 51.5 Hasil presentase tersebut menjelaskan bahwa indikator tertinggi untuk variabel jiwa kewirausahaan (X1) adalah kerja keras. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan para pengrajin bahwa kerja keras, kegigihan dan usaha maksimal dalam bekerja akan memberikan hasil yang maksimal juga. Sedangkan indikator terendah adalah Berani mengambil risiko. Hal itulah yang menyebabkan usaha rajutan Binong Jati tidak dapat memanfaatkan segala peluang dikarenakan tidak adanya keberanian untuk mengambil risiko dan cenderung tidak ingin rugi. Disiplin 52.4 Kerja keras 53.9 Jujur 50.7 Berani mengambil risiko 50.0 Total Variabel 51.7 Hasil presentasi dari jiwa kewirausahaan masuk dalam kategori kurang baik. Hal ini berarti kemampuan para pengrajin dalam berwirausaha masih kurang.
Hasil perhitungan Skor Tiap Indikator Inovasi (X2) Presentase (%) Penjelasan Skala Usaha 53.3 Aspek (indikator) yang paling tinggi adalah karakteristik pengusaha. Hal itu dikarenakan para pengrajin rajutan Binong Jati Bandung sudah menerapkan pelatihan kepada para pekerja dan pengrajin yang baru memulai usahanya. Sedangkan indikator terendah adalah faktor situasional (keadaan pasar), hal ini dikarenakan para pengrajin Binong Jati tidak terlalu memperhatikan keadaan pasar, dimana permintaan pasar dan keadaan pasar dapat berubah sewaktu-waktu. Ketersediaan kredit dan tenaga kerja 54.0 Karakteristik pengusaha 55.8 Faktor situasional 46.0 Total Variabel 52.3 Hasil persentase Proses inovasi yang diperoleh masuk dalam kategori cukup baik. Hal ini berarti bahwa kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan pengusaha pada sentra industri rajutan Binong Jati Bandung masih perlu ditingkatkan
Daya Saing (X3) Presentase (%) Penjelasan Biaya 54.9 Aspek (indikator) yang paling tinggi untuk variabel Daya saing adalah kualitas, hal tersebut dikarenakan Industri Rajutan Binong Jati mampu bersaing dengan pasar karena kualitas rajutan yang mereka produksi dapat diperhitungkan. Sedangkan indikator yang terendah adalah fleksibilitas, hal tersebut dikarenakan para pengrajin Binong Jati tidak dapat menempatkan produk mereka untuk menyesuaikan dengan pasar, baik dari segi biaya dan model yang sering berubah-ubah. Rajutan Binong Jati cenderung monoton dan konsisten dengan cara mereka sendiri. Kualitas 63.3 Waktu 53.4 Fleksibilitas 51.9 Total Variabel 55.9 Hasil persentase dari Daya Saing masuk dalam kategori cukup baik. Hal ini berarti bahwa kemampuan atau keunggulan yang dipergunakan untuk bersaing pada pasar tertentu dinilai cukup baik.
Koefisien regresi variabel Jiwa kewirausahaan (X1) bernilai bertanda positif 0,569 menyatakan bahwa bila variabel Proses inovasi dianggap kostan maka peningkatan skor penilaian terhadap Jiwa kewirausahaan sebesar satu satuan akan menyebabkan peningkatan Daya saing sebesar 0,569. Jadi semakin baik Jiwa kewirausahaan maka Daya saing semakin tinggi. Koefisien regresi untuk Proses inovasi (X2) bertanda positif sebesar 0,329 menyatakan bahwa bila variabel Jiwa kewirausahaan dianggap kostan maka peningkatan skor penilaian terhadap Proses inovasi sebesar satu satuan akan menyebabkan peningkatan Daya saing sebesar 0,329. Jadi semakin baik Proses inovasi maka Daya saing semakin tinggi.
Hasil Pengujian hipotesis melalui uji f Untuk menguji hipotesis yang ditetapkan sebelumnya dilakukan dengan membandingkan antara Fhitung dengan nilai Ftabel. Dari tabel F diperoleh nilai Ftabel dengan db1 = 2 dan db2 = 67-2-1= 64 sebesar 3,140. Diperoleh Fhitung lebih besar dari Ftabel (59.761> 3,140). Dengan demikian, hasil uji menunjukkan menolak Ho. Jadi hasil pengujian statistik secara simultan adalah tidak signifikan. Kesimpulan di atas didukung pula dari nilai signifikansinya (0,000) yang lebih kecil dari nilai α = 0,05), yang berarti kesalahan untuk menyatakan ada pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebas signifikan sangat kecil atau lebih kecil dari tingkat kesalahan yang ditetapkan sebesar 5% (α = 0,05). Artinya Jiwa kewirausahaan dan Proses inovasi secara bersama-sama (simultan) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Daya saing.
Hasil Pengujian hipotesis melalui uji t Untuk mengetahui variabel yang berpengaruh signifikan secara parsial dilakukan pengujian koefisien regresi dengan menggunakan statistik Uji t. Penentuan hasil pengujian (penerimaan/ penolakan H0) dapat dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel atau juga dapat dilihat dari nilai signifikansinya. Nilai ttabel dengan taraf kesalahan 5% dan db = n–k–1 = 67-2-1 = 64 adalah 1,998 Hasil penghitungan nilai statistik uji t yang diperoleh menunjukkan t-hitung untuk X1 lebih besar dari ttabel (t = 5,182 > ttabel = 1,998), maka diperoleh hasil pengujian Ho ditolak. Hasil ini juga ditunjukkan oleh nilai signifikansi uji statistik (p-value) untuk variabel X1 sebesar 0,000. Artinya kesalahan untuk mengatakan ada pengaruh dari Jiwa kewirausahaan terhadap Daya saing signifikan sangat kecil atau berarti lebih kecil dari tingkat kesalahan yang dapat diterima sebesar 5%. Jadi dapat disimpulkan Jiwa kewirausahaan berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Daya saing.. Dari koefisien regresi yang diperoleh terlihat ada hubungan positif Jiwa kewirausahaan dengan Daya saing. Semakin baik jiwa kewirausahaan akan diikuti dengan daya saing usaha pengusaha pada sentra industri rajutan Binong Jati Bandung. Hasil penghitungan nilai statistik uji t yang diperoleh menunjukkan t-hitung untuk X2 lebih besar dari ttabel (t = 2,728 > ttabel = 1,998), maka diperoleh hasil pengujian Ho ditolak. Hasil ini juga ditunjukkan oleh nilai signifikansi uji statistik (p-value) untuk variabel X2 sebesar 0,008. Artinya kesalahan untuk mengatakan ada pengaruh dari Proses inovasi terhadap Daya saing signifikan 0,8% atau berarti lebih kecil dari tingkat kesalahan yang dapat diterima sebesar 5%. Jadi dapat disimpulkan Proses inovasi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Daya saing.. Dari koefisien regresi yang diperoleh terlihat ada hubungan positif Proses inovasi dengan Daya saing. Semakin baik Proses inovasi akan diikuti dengan daya saing usaha pengusaha pada sentra industri rajutan Binong Jati Bandung
TERIMA KASIH