Pembinaan Warga Gereja Kelompok VIII Nama-nama Anggota Kelompok: Agnes M. G ( ) Andre ( ) Djeferson E. Riwoe ( ) Ekan Setiawan ( ) Yosepi ( )
I. RANGKUMAN BLIBIOGRAFI Judul Buku: Ajarlah Mereka Melakukan Penulis Editor: Andar Ismail Judul Bab: Pendidikan Agama Kristen di Sekolah:Suatu Bidang Studi atau Asuhan Iman Kristen Penulis Bab: Jedida T. Posumah-Santosa Dari halaman: Jumlah Halaman: 14 hlm. Kota Terbit: Jakarta Tahun Terbit: 2009 Penerbit: BPK Gunung Mulia 1. Pendidikan Kristen dan PAK di Sekolah Dalam Sejarah Indonesia Indonesia pernah mengalami masa penjajahan baik oleh bangsa barat maupun pada masa penjajahan Jepang. Sehingga tidak mengherankan apabila pengaruhnya sangat kuat dalam segala bidang, baik di bidang pendidikan, politik, ekonomi, maupun militer. Periode sejarah Indonesia dapat dibagi menjadi lima era: Era Prakolonial, munculnya kerajaan- kerajaan Hindu-Buddha serta Islam di Jawa dan Sumatera yang terutama mengandalkan perdagangan; Era Kolonial, masuknya orang-orang Eropa (terutama Belanda) yang menginginkan rempah-rempah mengakibatkan penjajahan oleh Belanda selama sekitar 3,5 abad antara awal abad ke-17 hingga pertengahan abad ke-20; Era Kemerdekaan Awal, pasca-Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (1945) sampai jatuhnya Soekarno (1966); Era Orde Baru, 32 tahun masa pemerintahan Soeharto (1966–1998); serta Era Reformasi yang berlangsung sampai sekarang. PAK dilaksankan di Indoneisa dan diselenggarakan dengan dasar hukum UUD 1945, Bab XI, pasal 29 No 2, UU No.4 tahun 1950 No.12 tahun 1954 Bab IX ayat 1, Kep. Bersama Menteri Agama dan Menteri tahun 1953, Instruksi No.51/1967, Kep. Bersama Mendikbud dan Menag tahun 1985, dan GHBN 1983 serta 1993.
2. PAK di Sekolah dan Pendidikan Nasional. PAK merupakan mata pelajaran yang wajib dari jenjang pendidikan taman kanak-kanak sampai pendidikan tinggi yang berisi tentang bagaimana meningkatkan kualitas manusia Indonesia terhadap taqwa kepada Tuhan, relasi sesama umat manusia dan semua Makhluk hidup. Yang merupakan PAK motivasi utama adalah Injil yang senantiasa bersifat mengajar, mengubah dan memanusiakan manusia. Tidak dapat lepaskan bahwa Allah sendirilah yang menjadi pendidik, yang menjadi pendorong terjadinya proses PAK. PAK merupakan tanggung jawab Gereja, yang mengemban tugas memberitakan Injil dan ditugaskan untuk menyebarluaskannya. Hakekat PAK yaitu sebagai tugas panggilan Gereja yang mengusahakan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan peserta didik agar dapat memahami dan menghayati pertolongan Roh Kudus dalam Kasih Allah yaitu Yesus Kristus dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari- hari. Sasaran Akhir PAK ialah bagaimana sesorang yang memiliki integritas diri, mampu menggunakan imannya dalam menjawab tantangan hidup dan mampu memanusiakan sesamanya dengan berbagi kehidupan yang sejahtera yang dikaruniakan Allah kepada manusia. Menurut Ronald Goldman, kebutuhan naradidik haruslah menjadi titik awal dan tujuan akhir PAK, dan motivasi PAK haruslah demi kebutuhan manusia akan hidup sejahtera. Menurut Thomas Groome, PAK adalah suatu proses yang menghantarkan umat manusia yang berziarah untuk memasuki suatu kehidupan yang bukan telah mapan namun yang masih harus dibentuk oleh umat manusia sendiri. Untuk menghindari pengulangan masa lalu diperlukan sikap yang kritir dan kreatif agar ada kebebasan untuk membangun masa depan yang senantiasa baru. PAK berorientasi dan bertolak pada kepentingan manusia, bukan untuk kepentingan politis baik Negara maupun Gereja. Sebab untuk hidup sejahtera, manusia membutuhkan relasi yang baik dengan Tuhan dan sesamanya, yang tercipta bila ada pengenalan akan Tuhan dan menjadi pribadi yang takut akan Tuhan.
3. PAK sebagai Suatu Bidang Studi atau Asuhan Iman Kristen? PAK yang diselenggarakan di sekolah negeri maupun swasta kebanyakan dimaknai sebagai tuntutan kurikulum saja. PAK diberikan pada jam pelajaran Agama. Begitupun pengajar agama yang tetap dan khusus tidak tersedia, sehingga tugas mengajar dirangkap oleh guru bidang studi lainnya. PAK disamakan dengan ilmu pengetahuan atau bidang studi yang lain, seperti: mata pelajaran atau pendidikan moral, budi pekerti, budaya dan pengembangan wawasan kebangsaan, yang lebih mengutamakan ranah kognitif atau intelektual peserta didik daripada perilakunya. Agama dilihat sebagai satu unsur budaya dan bukan sebagai wahyu dari Allah. PAK diselenggarakan lebih bersifat pengetahuan dan sebagai satu bidang studi. PAK sebagai asuhan iman kristen seharusnya menjadi tanggung jawab gereja. Karena PAK hakikatnya berbeda dengan bidang studi atau ilmu pengetahuan lainnya. Iman bukan sekedar pengetahuan, melainkan keyakinan yang bertumbuh melalui pergumulan dan pengalaman yang dihidupkan dalam sikap dan perilaku. 4. Kesimpulan PAK yang dilaksanakan di dalam berbagai sekolah Kristen dan sekolah negri serta swasta dikatakan sangat tidak efektif bila hanya dikaitkan dengan unsur yang mencakup satu bidang studi atau sekedar pengetahuan saja. Tujuan dalam PAK tidak serta merta sebagai suatu proses pengenalan bahkan pengetahuan yang merujuk tentang suatu agama saja melainkan juga merambah ke peserta didik yang seharusnya beriman kepada Tuhan dalam rangka mencapai pribadi yang mencerminkan kedewasaan dan keutuhan.Sekitar abad XXI yang sudah mencapai ambang pintu, Gereja-gereja di Indonesia semestinya harus semakin meningkatkan kesadaran dan kepekaan terkait pentingnya menerapkan metode pelayanan di dalam Sekolah. Sebab Indonesia sudah memasuki era globalisasi dan mengalami perkembangan pesat dalam hal industry dan tekhnologi serta komunikasi yang sangat canggih dan begitu melekat dengan kehidupan masyarakat modern di masa kini. Mereka harus bisa dibina dan diarahkan agar pola hidup yang mencerminkan nilai-nilai budaya nasional dan religus tidak tergerus oleh budaya- budaya modern yang dapat mengusik dan mengurangi keinginan masyarakat untuk tetap mempertahankan tradisi yang melekat dalam budaya mereka yang terpengaruh oleh budaya modern.
Gereja sebagai pemegang tanggung jawab atas terlaksananya PAK di berbagai sekolah dari segi penataan kurikulum, menyeleksi tenaga pengajar yang layak dan berkompeten dalam bidangnya sehingga mampu menyajikan Pendidikan yang sangat berkualitas. Pada dasarnya PAK dan pelayanan Pendidikan yang berasal dari Gereja sangat begitu penting untuk kelangsungan hidup dan keberadaan Gereja Tuhan di dunia untuk keberlangsungan kehidupan para umat selaku ciptaan-nya. Sehingga bagian-bagian dalam pelayanan seperti pengakuan iman diwariskan secara turun-temurun kepada generasi selanjutnya sebagai ujung tombak pengajaran yang sederhana tetap terpelihara. Gereja-Gereja Di Indonesia mesti serius dalam memperdalam dan menjalankan program PAK yang dianggap masih kurang diperhatikan oleh Gereja. Kepercayaan dan ketetapan Pemerintah yang mendorong Gereja agar dapat menuntun program PAK adalah sebuah hal dan kesempatan yang begitu berharga atas berkat Tuhan.
SMAN 1 Manuhing raya yang terletak di kelurahan Tehang kecamatan Manuhing Raya, kabupaten Gunung Mas dengan penduduk yang bermayoritas Kristen. Situasi real di SMAN 1 Manuhing raya, mengenai studi PAK,direspon biasa-biasa saja dan di anggap seperti mata pelajaran biasa seperti yang lainnya. Akan tetapi studi PAK ini sangatlah berperan penting didalam pertumbuhan iman baik siswa maupun guru di sekolah. Guru yang mengajar PAK juga tidak hanya membuat tugas di sekolah untuk para siswa(i) namun juga diluar sekolah, seperti setiap hari minggu dan kebaktian kategorial (ibadah pemuda), setiap siswa(i) di disuruh untuk membuat tugas mencatat apa yang disampaikan pendeta atau yang memimpin ibadah pada saat itu dan ditanda tangani oleh pendeta/penetua diakon, dan dikumpulkan setiap minggu kepada guru yang mengajar PAK untuk dinilai. Dan itu sebagai nilai tambahan untuk mata pelajaran PAK di sekolah. Selain itu, sekolah juga menjalankan ibadah rutin setiap hari jumat, bagi yang beragama Kristen, Ibadah diadakan sedemikian rupa, seperti halnya ibadah di Gereja. Setiap ibadah hari jumat tentu yang memimpin atau petugas ibadah adalah dari siswa(i) itu sendiri dan guru juga ikut ambil bagian dalam petugas ibadah dalam hal berkhotbah. Setiap kali ibadah pasti diadakan absen untuk mengetahui siapa yang rajin beribadah atau tidak dan juga jika tidak diantara siswa ada yang tidak mengikuti ibadah akan dikenakan sanksi karena itu juga bagian dari mata pelajaran PAK. Namun disisi lain pelajaran PAK ini dianggap hanya sebuah pelajaran biasa dan tidak diterapkan dilingkuan luar sekolah. Apa yang diajarkan hanya sebatas pemahaman saja dan tidak terlihat seperti memperkuat iman para siswa. Selain itu, dari pihak Gereja juga tidak menunjukkan bagaimana pentingnya mata pelajaran PAK ini, dan program dari Gereja itu sendiri tidak ada mengadakan pendidikan PAK secara khusus. Sekalipun keterlibatan pendeta/ penetua diakon hanya dalam hal menanda-tangani tugas siswa(i) saja dan hanya sampai disitu saja. Sekolah tidak diperlengkapi dengan pengetahuan yang lebih dari Gereja. Selain itu, guru yang membidangi PAK di sekolah tidak ada, hanya ada guru yang merangkap dan itupun adalah guru sarjana ekonomi. Di SMAN 1 Manuhing raya sangat keterbatasan guru dan ada banyak guru honorer dan guru yang PNS merangkap di berbagai bidang mata pelajaran. Jumlah keseluruhan siswa(i) di SMAN 1 Manuhing raya tercatat ada 124 orang siswa dan itu terdiri dari siswa(i) yang beragama Islam (4 orang), agama hindu ada (15 orang) dan sisanya siswa(i) yang beragama Kristen (124). Dengan ada banyaknya siswa yang Kristen tentu pendidikan PAK harus ditingkatkan dan agar tidak hanya menjadi sebuah pelajaran biasa namun juga menjadi nilai tambah spritualitas atau meningkatkan kualitas iman para siswa(i) tidak hanya di sekolah tapi juga dapat di terapkam di lingkungan luar. SITUASI REAL atau PAPARAN KONTEKS
ANALISIS Dalam bagian kesimpulan ingin memberikan suatu pemahaman bahwa dalam Tujuan PAK bukan hanya melakukan pengenalan atau pengetahuan tentang suatu Agama melainkan agar peserta didik beriman kepada Tuhan bahkan mencapai pribadi yang dewasa atau utuh. Berikut kami akan menjabarkan mengenai Analisis dari pemahaman seperti yang berikut ini: Agar iman kita dapat menuntun pada suatu proses keselamatan, maka hal itu harus dipusatkan kepada Tuhan Yesus Kristus. Dalam rangka untuk memiliki iman kepada Yesus Kristus berarti harus memercayai dia dan mematuhi perintah- perintahnya. Karena Iman adalah lebih dari sekedar kepercayaan pasif (bersifat menerima saja). Kita mengungkapkan iman kita melalui tindakan dengan cara hidup kita supaya kita dapat menjadi pribadi yang mapan dan matang bertumbuh menuju ke fase dewasa. Beriman kepada Kristus sebagai tujuan utama yang dituntut dalam diri seorang penganut agama Kristen, apabila ia ingin mendapatkan keselamatan. Pada dasarnya hal tersebutlah yang menjadi tanda sebagai orang yang beragama Kristen.
Karena injil adalah karya keselamatan yang dapat terjadi dalam setiap kehidupan orang berdosa melalui kuasa allah yang menyelamatkan melewati instrument yang dipakai oleh Roh Kudus untuk membangunkan dan menyadarkan orang berdosa yang tertidur sehingga ia dapat percaya. Sebab Roh senantiasa mendiami jiwa orang percaya, ia menegur dunia melalui injil yang telah mereka beritakan. Penginsafan akan dosa, kebenaran, dan penghakiman hanya datang melalui Injil. Sehingga Jikalau orang percaya tidak pernah memberitakan dan mewartakan Injil, maka tidak akan ada suatu pengampunan dosa. Sebab injil disebut sangat baik karena memuat perihal warta gembira tentang keselamatan kehidupan umat manusia. Sebab Allah menyelamatkan manusia melalui puteranya, Yesus Kristus. Dengan demikian Allah begitu peduli dan terlibat melalui nasib manusia dan menginginkan manusia agar dapat bersatu dengannya. PAK sebagai asuhan iman kristen seharusnya menjadi tanggung jawab gereja. Karena PAK hakikatnya berbeda dengan bidang studi atau ilmu pengetahuan lainnya. Agama harus dilihat sebagai wahya Allah. Oleh karena itu, para pemimpin pendidikan gereja seharusnya juga ikut merasakan keprihatinan rekan-rekan mereka dari kalangan pendidikan sekular. Hal ini dilakukan supaya gereja dan sekolah sama-sama berfungsi untuk menyampaikan pesan iman Kristen yang hakiki. Iman bukan sekedar pengetahuan, melainkan keyakinan yang bertumbuh melalui pergumulan dan pengalaman yang dihidupkan dalam sikap dan perilaku. Karena Agama Kristen mendasarkan dirinya pada karya keselamatan Allah di dalam diri Yesus Kristus.
TAWARAN PWG Berdasarkan situasi real pelayanan Agnes di SMAN 1 Manuhing Raya - PAK mesti diprioritaskan, dan menjadi tolak ukur demi kesahjehtraan seluruh mahasiswa. - PAK perlu dikuatkan tidak hanya dari segi teori namun juga praktikknya. - PAK akan menjamin mutu dan kualitas pertumbuhan mahasiswa sehingga dapat meningkatkan kebutuhan iman dan spritualitas mereka. - PAK menjadi dasar utama guna menunjang sendi-sendi kehidupan mahasiswa. - Menjadi syarat utama untuk menggagas dan menyelaraskan kepentingan tujuan PAK agar dapat bersinergi dengan keinginan para Mahasiswa. - Pengajar atau Guru PAK memang harus memiliki pendidikan di bidang PAK dan tidak mencabang. - Dibutuhkan peran Gereja dalam bimbingan PAK di sekolah. - Gereja perlu bekerja sama dengan pihak sekolah, untuk menyelenggargakan PAK yang sesuai dengan iman kristen. Solusi dari Jedida: Gereja harus mengambil tindakan dalam mengajarkan PAK di sekolah. Penyelenggaraan PAK disekolah adalah tanggung jawab Gereja. Agama harus dilihat sebagai wahyu Allah. Pengajaran yang diupayakan adalah lebih bersifat oikumenis tanpa membedakan aliran atau denominasai gerejanya. PAK juga harus dikaitkan atau dihubungkan dengan bidang studi lainnya sehingga tidak terjadi pertentangan dan kesenjangan. Proses belajar PAK bukan hanya berlangsung secara formal dalam kelas, tetapi juga berlaku secara informal melalui kehidupan bersama di sekolah maupun diluar sekolah. Di sekolah harus dibentuk komunitas atau persekutuan umat percaya, agar melalui komunitas tersebut para peserta didik dapat bertumbuh secara bersama-sama, baik dalam iman dan kepribadian. Dengan demikian, seorang guru PAK juga mempunyai tugas sebagai gembala umat yang yang bekerja tidak sebatas ruang dan jam kelas tetapi juga terlibat dalam kegiatan lain, diluar jam pelajaran dan diluar sekolah.