Skenario 1 Blok Hematologi-Sistem Limfatik dan Endokrin Tutor 15

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
26 Maret 2010Struktur Hewan/Any Aryani/Bio1. 26 Maret 2010Struktur Hewan/Any Aryani/Bio2 PLASMA DARAH BENDA DARAH SEDOT DARAH MASUKKAN KE DALAM TABUNG.
Advertisements

HEMATOLOGI DR. RINI RAHMAWATI KADIR, M.KES
DARAH PERIFER, SUM-SUM TULANG DAN HEMATOPOIESIS
Dr. Bastiana bermawi, SpPK
Matrissya Hermita Biopsikologi UG
The Composition of Blood
BAB 5 Sistem Sirkulasi.
BAB 5 Sistem Sirkulasi.
Peredaran darah manusia
Radang Burhannudin Ichsan.
RESPON TUBUH TERHADAP CEDERA
SISTEM PEREDARAN DARAH
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PEMBULUH DARAH DAN DARAH
SISTEM SIRKULASI.
SISTEM PEREDARAN DARAH
Leukosit.
DARAH DAN SIRKULASI FISIOLOGI HEWAN I April 2008 UNIVERSITAS
SISTEM CARDIOVASCULARE
LEUKOSIT Disusun oleh : Tita Izatul Mubarokah (20/XI MIA 1)
DARAH drg.Fidya, MSi.
TROMBOSIT Disusun oleh : Kirana Wahyu Damayanti/09
Sistem Pertahanan Tubuh
JARINGAN IKAT Kelompok 1 : Anggraini Dwi I (02)
SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA
Sistem Peredaran Darah
Sistem Peredaran Darah
SISTEM PEMBULUH DARAH MANUSIA
BIOKIMIA DARAH Lilis Hadiyati, S.Si..
MOTIVASI.
DARAH Imran Tumenggung.
Oleh : Aisyah Rahadi Safitri Fatima Salsabila Dhata Wirinda Shafira
Struktur Dan Fungsi Sistem Peredaran Darah
“(SISTEM PERTAHANAN TUBUH)”
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL. PERTEMUAN 3
SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA
SISTEM SIRKULASI.
BAB 5 SISTEM SIRKULASI.
2 Cisauk Junior high School
BIOLOGI DASAR MANUSIA “IMUNOLOGI DAN SISTIM LIMFATIK”
NAMA : OSHI ANDILA NIM : TINGKAT : 1 B
Komposisi dan komponen tubuh manusia
Dr. Bastiana bermawi, SpPK
Tugas Biologi Ari Febrina Endang W Lia Marda Liza Mei Cicilia
SISTEM PEREDARAN DARAH
EVALUASI SHDT.
SISTEM TRANSPORTASI.
DARAH Team Teaching: Dra. Hj. Aseptianova, M.Pd.
DARAH.
BAHAN AJAR BIOLOGI Kelas XI Semester I
DARAH DAN PEMBULUH DARAH
LEUKOSIT (Sel Darah Putih) Disusun Oleh : ANNISA RIZQI DAMYANTI
Sistem Perdaran Darah.
BAB 5 Sistem Sirkulasi.
NILAI PCV DAN DIFERENSIAL LEUKOSIT KELINCI YANG DIINDUKSI PROTEIN B SPESIFIK DARI SAPI BUNTING Bogor, 8-9 Agustus 2017.
Oleh : Anhari Raushanfikri Bagus Arlianto Putra Kevin Augusto Asyrafi
SISTEM KARDIOVASKULER Anatomi dan Fisiologi Manusia
BAB 5 Sistem Sirkulasi.
Sistem Kekebalan Tubuh
Rangkuman Praktikum Hematologi
Nama Kelompok : Athena Joanne Tarigan ( XI A7 / 05 )
BAB 5 Sistem Sirkulasi.
DARAH.
SISTEM PEREDARAN DARAH Akademi Famasi Tolitoli
BAHAN AJAR IPA STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
SEL DARAH.
Respon Imun Non Spesifik (Respon Imun Innate)
Hati (hepar) Merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia (2 kg) yang terletak di rongga perut sabelah kanan di bawah diafragma.
ADAPTASI A. Pengertian Sistem Kekebalan Tubuh Sistem kekebalan tubuh atau sistem imun adalah sistem perlindungan dari pengaruh luar biologis yang dilakukan.
Leukosit. Darah Terdiri dari : – Plasma – Sel darah Eritrosit Leukosit trombosit.
BAB 4 SISTEM PEREDARAN DARAH By : Anna Laura Silaban, S.Si.
Transcript presentasi:

Skenario 1 Blok Hematologi-Sistem Limfatik dan Endokrin Tutor 15 Atika Rachmania Lilo 201310330311006 Ria Churin Ain 201310330311019 Rizkya Arini Soraya Fays 201310330311075 Marisa Fatkiya 201310330311104 Windy Kirtanti 201310330311126 Inge Amalia Suharto 201310330311136 Novi Puspita Sari 201310330311141 Arina Nuril Fauziyah 201310330311142 Dwi Wilyani 201310330311146 Inas Khoirunnisa 201310330311153 Nadia Farah Fadhila 201310330311161 Tutor: Prof. Dr. dr. Hj. Soebaktiningsih DTMH, M.Sc, SP.Par.K

Tolong saya Dok, badan saya terasa lemah dan mudah capai Sdr. X, perempuan, 20 tahun, adalah seorang mahasiswa sebuah perguruan tinggi di kota Malang. Sudah sebulan ini, dia merasa badannya terasa lemah, mudah capai, dan tidak kuat berolahraga basket seperti biasanya. Teman-temannya mengamati bahwa dia terlihat pucat. Sdr X memeriksakan dirinya ke dokter di RS Universitas Muhammadiyah Malang. Dokter menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan darah lengkap, dimana dengan pemeriksaan ini dapat mendeteksi kadar hemoglobin, jumlah sel leukosit, jumlah sel trombosit, hitung jenis leukositnya, hematokrit, laju endap darah, mean corpuscular haemoglobin (MCH), mean corpuscular volume (MCV), persentase sel retikulosit, dan evaluasi hapusan darah tepinya. Keyword: lemah, capai, pucat

Klarifikasi Istilah Pemeriksaan darah lengkap : complete blood count (CBC) Pemeriksaan laboratorium umum yang juga sering disebut sebagai ‘hematologi’, memeriksa jenis sel dalam darah, termasuk sel darah merah, sel darah putih dan trombosit (platelet). (Yudi Nur Ahmad, 2011) Kadar Hb : kadar protein dalam sel darah merah yang bertugas mengangkut oksigen dari paru ke bagian tubuh lain. (Istadi, 2010) Leukosit : sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik yang berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari system kekebalan tubuh. (Devi Indriasari, 2009) Trombosit : bagian dari beberapa sel-sel besar dalam sumsum tulang yang terbentuk cakram bulat, oval, bikonveks, tidak berinti, dan hidup sekitar 10 hari. (Wiwik Handayani, 2008) Hitung jenis leukosit : perhitungan jenis leukosit yang ada dalam darah berdasarkan proporsi (%) tiap jenis leukosit dari seluruh jumlah leukosit. (Devi Indriasari, 2009)

Laju Endap Darah (LED) : laju mengendapnya eritrosit dalam tabung vertical. (Metha dan Hoffbrand , 2012) evaluasi hapusan darah tepi : Pemeriksaan mikroskopik yang dapat mengungkapkan adanya variasi pada ukuran sel (anisositosis) atau bentuk (poikilositosis) sel darah. (Harrison, 2011) Hematokrit : persentase sel darah merah dalam darah, yang dihitung dengan mengikutsertakan baik jumlah maupun ukuran sel-sel tersebut dan dinyatakan sebagai persentase terhadap volume darah. (Mahmet Cengiz, Michael F. Roizen, 2009) Mean Corpuscular Volume (MCV) : ukuran volume dalam mikrokubik untuk satu sel darah merah. MCV paling sering digunakan sebagai penanda apakah sel berukuran normal, kecil atau besar dan digunakan secara klinis untuk menentukan jenis anemia. (Corwin, 2009) Mean Corpuscular Haemoglobin (MCH) : menandakan jumlah rerata hemoglobin dalam sel darah merah. (Sullivan, Lucy Kean, Alison Cryer, 2009) Retikulosit : sel darah merah yang belum mature/matang.

Rumusan Masalah Bagaimana hubungan antara keluhan saudara X dengan hasil pemeriksaan darah lengkap ?

Pemeriksaan Darah Lengkap Limfosit Mudah capek Eosinofil Kadar Hb anemia Saudara X, 20 tahun Neutrofil Jumlah Leukosit Basofil lemah Monosit Petekia Ekimosis Perdarahan Abnormal Pemeriksaan Darah Lengkap Limfosit Mudah capek Eosinofil < 100.000 /mm3 Tidak kuat OR < 20.000 /mm3 Jumlah Trombosit Hematemesia Hematuria Melena Pucat Normal Hct anemia Hematokrit Pria 40 - 48% Wanita 37 – 43 % Polisitemia Hemokonsentrasi Dehidrasi Hct LED Normal Polisitemia Laju Endap Darah (LED) Pria <10 mm/jam Wanita <15 mm/jam LED Infeksi Bakteri Rhematoid Arthritis Anemia Normal 26 - 32 Mean Corpuscular Haemoglobin (MCH) X 10 pg Normal 80 - 94 X 10 fl Mean corpuscular volume (MCV) Hapusan Darah Untuk mengetahui bentuk dan ukuran sel darah merah

Narasi Peta Konsep Saudara X usia 20 tahun, merasakan lemah, mudah capai, tidak kuat olah raga dan wajahnya terlihat pucat. Kemudian saudara X disarankan oleh dokter untuk melakukan pemeriksaan darah lengkap. Pemeriksaan darah lengkp itu sendiri meliputi kadar Hemoglobin apabila seseorang kaar Hb-nya kurang dari nilai normal (pria :13-18 g/dl; wanita: 12-16 g/dl), pemeriksaan jumlah leukosit 4000-10.000 sel/mm³, pada pemeriksaan jumlah trombosit jika <100.000 dapat menyebabkan beberapa indikasi antar lain petakia, ekimosis dan perdarahan abnormal dan apabila <20.000 menyebabkan terjadinya hematemesia, hematuria dan melena. Pemeriksan hematokrit normalnya pria: 40%-48%; wanita: 37%-43%. Apabila hematokrit menurun dapat menyebakan anemia dan apabila hematokrit meningkat menyebabkan polisitemia vera, dehidrasi dan hemokonsentrasi. Pemeriksaan LED normalnya pria: <10 mm/jam; wanita: <15mm/jam. Apbila LED menurun menyebabkan polisitemi vera, jika LED meningkat merupakan tanda terjadinya infeksi oleh bakteri. Untuk nilai MCH merupakan kadar hemoglobin dibagi jumlah eritrosit (juta) dikali sepuluh (pg), nomalnya 26-32. Untuk nilai MCV merupakan nilai hematokrit dibagi dengan jumlah eritrosit (juta) dikali 10 (fl), normalnya 80-94. Kemudian, pada pemeriksaan hapusan darah kita dapat melihat sel darah secara histologis.

Mahasiswa harus memahami tentang : Anatomi dan Histologi sel-sel darah Fisiologi sel-sel darah Pemeriksaan darah lengkap Proses Hematopoesis

Tinjauan Pustaka Histologi Darah Trombosit Trombosit (thrombocytas) atau platelet bukanlah sel darah, namun merupakan unsur bentukan darah yang paling kecil dan tidak berinti serta ditemukan di dalam darah semua mamalia. Trombosit merupakan fragmen atau sisa sitoplasma megakariosit, sel terbesar di sumsum tulang. Trombosit terbentuk melalui pelepasan sebagian sitoplasma atau fragmen dari tepi megakariosit yang kemudian disalurkan ke dalam aliran darah. Seperti eritrosit, trombosit melakukan fungsi utamanya di dalam pembuluh darah. Fungsi utama trombosit adalah memantau secara terus menerus sistem vaskular dan mendeteksi setiap kerusakan di lapisan endotel pembuluh darah bila lapisan endotel rusak. Neutrofil Leukosit yang memiliki granula sitoplasma dan inti berlobus adalah granulosit polimorfonuklear, dengan neutrofil paling banyak ditemukan. Sitoplasma neutrofil mengandung granula halus berwarna ungu atau merah muda yang sukar dilihat dengan mikroskop cahaya. Akibatnya, sitoplasma tampak jernih atau netral. Inti terdiri atas beberapa lobus yang dihubungkan oleh benang kromatin halus.

Eosinofil Eosinofil dildentifikasi dalam sediaan apus darah dari sitoplasmanya, yang terisi oleh granula eosinofilik (merah muda terang) besar. Inti eosinofil biasanya bilobus, namun kadang-kadang ada lobus ketiga yang kecil. Eosinofil membentuk sekitar 2 sampai 4% leukosit darah. Basofil Granula dalam basofil tidak sebanyak pada eosinofil . Namun, ukuran granula lebih bervariasi, tidak terlalu padat, dan berwarna biru tua atau coklat. Meskipun inti tidak berlobus dan terpulas basofilik pucat, inti biasanya terhalang oleh densitas dan jumlah granula. Basofil membentuk kurang dari 1% leukosit darah dan itulah sebabnya paling sulit ditemukan dan dikenali dalam sediaan apus darah. Monosit Monosit adalah leukosit agranular terbesar. Intinya bervariasi dari bulat atau lonjong sampai berlekuk atau bentuk-tapal kuda dan berwarna lebih muda daripada inti limfosit. Kromatin inti tersebar halus di dalam monosit , sitoplasmanya banyak dan sedikit basofilik dengan sedikit granula halus.Monosit membentukkira-kira 3-8 % leukosit darah.

Limfosit Leukosit agranular sedikit atau tidak memiliki granula sitoplasma, dan memperlihatkan inti bulat sampai bentuk-tapal kuda. Limfosit memiliki ukuran bervariasi dari sel yang lebih kecil daripada eritrosit sampai dua kali besarnya. Untuk membandingkan ukuran antara limfosit dan eritrosit, gambar sediaan apus darah manusia ini memperlihatkan sebuah limfosit besar dan limfosit kecil dikelilingi oleh eritrosit berwarna merah. Pada limfosit kecil, inti yang berwarna lebih gelap mengisi hampir seluruh sitoplasma, yang terlihat berupa daerah basofilik yang tipis di sekitar inti. Sitoplasma limfosit biasanya agranular, namun dapat mengandung beberapa granula. Pada limfosit besar , sitoplasma basofilik lebih banyak, dan inti lebih besar dan lebih pucat yang mengandung satu atau dua nukleolus. Limfosit tersebut membentuk sekitar 20 sampai 30% leukosit darah. Kebanyakan limfosit dalam darah, sekitar 9 0%, adalah limfosit kecil.

Eritrosit Eritrosit matang dikhususkan untuk mengangkut oksigen dan karbondioksida. Kekhususan ini diakibatkan oleh adanya protein hemoglobin di dalam sitoplasmanya. Molekul besi dalam hemoglobin mengikat molekul oksigen. Karena itu, kebanyakan oksigen dalam darah diangkut dalam bentuk campuran oksihemoglobin, yang menyebabkan warna darah arteri merah terang. Karbondioksida berdifusi dari sel dan jaringan ke dalam pembuluh darah. Karbondioksida dibawa ke paru-paru dalam keadan sebagian larut dalam darah dan sebagian terikat pada hemoglobin di eritrosit berupa karbaminohemoglobin, yang menyebabkan darah vena berwarna kebiruan. Selama diferensiasi dan pematangan di sumsum tulang, eritrosit menyintesis banyak hemoglobin. Sebelum eritrosit dibebaskan ke dalam sirkulasi sistemik, intinya dikeluarkan dari sitoplasma, dan eritrosit matang berbentuk bikonkaf. Bentuk ini menyediakan luas permukaan yang lebih besar untuk mengangkut gas pernapasan. Karena itu, eritrosit mamalia matang di dalam sirkulasi adalah cakram bikonkaf tidak berinti yang dibungkus oleh membran dan mengandung hemoglobin dan beberapa enzim. Rentang usia eritrosit sekitar 120 hari, sehingga sel yang sudah tua disingkirkan dari darah dandifagositosis oleh makrotag di lirnpa, hati, dan sumsum tulang.

LEUKOSIT Leukosit (sel darah putih atau SDP) adalah satuan pada sistem pertahanan imun tubuh. Imunitas adalah kemampuan tubuh menahan atau menyingkirkan benda asing yang berpotensi merugikan . Leukosit dan turunan- turunannya, bersama dengan berbagai protein plasma, membentuk sistem imun, suatu sistem pertahanan internal yang mengenali dan menghancurkan atau menetralkan benda-benda dalam tubuh yang asing bagi "diri normal". Secara spesifik, sistem imun : (1) mempertahankan tubuh dari patogen penginvasi (mikroorganisme penyebab penyakit misalnya bakteri dan virus); (2) mengidentifikasi dan menghancurkan sel kanker yang timbul di tubuh; dan (3) berfungsi sebagai 'petugas kebersihan' yang membersihkan sel-sel tua (misalnya sel darah merah yang sudah uzur) dan sisa jaringan (misalnya jaringan yang rusak akibat trauma atau penyakit). Yang terakhir ini esensial bagi penyembuhan luka dan perbaikan jaringan.

Fisiologi Darah Darah merupakan cairan berwarna merah yang mengisi pembuluh darah dan terdiri dari 3% sel -sel darah dan 5% cairan yang disebut plasma. Kadar darah normal adalah 8% berat badan total. Volume rata-rata darah adalah 5,5 L pada pria dan 5 L pada wanita. Darah memiliki pH 7,35-7,45.

Fungsi Darah 1. Transport (utama) Gas pernafasan : O2, CO2 Nutrisi, hormon, elektrolit. Metabolit 2. Proteksi Kelompok leukosit, komplemen, antibodi Clotting (koagulasi) 3. Homeostasis Keseimbangan asam basa Pengaturan suhu  menghantarkan panas tubuh

Plasma Plasma merupakan bagian darah yang tidak mengandung sel Plasma Plasma merupakan bagian darah yang tidak mengandung sel. Plasma memiliki ciri-ciri berwarna kuning muda transparan karena pigmen bilirubin dan merupakan cairan yang terus-menerus menukar zat dengan cairan interstisial melalui pori-pori kapiler. Komposisi plsma darah adalah 93% air, 7% protein (albumin, globulin, dan fibrinogen), gas, glukosa, laktat, piruvat, lipid, asam amino, urea, asam urat, keratin, kreatinin, garam, ammonia, ion organic (Na, K, Ca, Mg, dan lain-lain), enzim, vitamin, dan hormon.

Protein Plasma Protein plasma merupakan semua protein yang mengisi plasma. Kadar protein plasma adalah 7,3 gram protein / 100 ml plasma. Protein plasma memiliki fungsi untuk menjaga tekanan osmotik koloid, sebagai buffer, mengandung factor-factor koagulasi untuk proses hemostasis, dan memiliki immune globulin (Ab) yang penting di dalam proses mekanisme kebal tubuh. Protein utama dalam plasma terdiri dari albumin yang berfungsi sebagai osmotic koloid, globulin yang berfungsi untuk mengangkut Fe dalam bentuk transferrin, dan fibrinogen yang berfungsi untuk koagulasi.

Eritrosit Eritrosit merupakan bagian dari sel darah yang disebut dengan sel darah merah. Eritrosit berfugsi untuk transport O2, mengatur transport CO2, dan sebagai buffer darah. AIR 62 – 72 % PROTEIN LIPID : - FOSFOLIPID - CHOLESTEROL  VITAMIN  GLUKOSA  ENZIM : - CHOLIN ESTERASE - PHOSPHATASE - CARBONIC ANHIDRASE - PEPTIDASE  MINERAL PO4 Mg S Na Cl K 95 % HEMOGLOBIN Eritrosit BAHAN PADAT 5 %

Morfologi Eritrosit Bentuk : Cakram Bikonkaf Diameter : 7,5 – 8,7 µm Luas : 135 µ m2 Jumlah : 4,8 – 5,4 juta /mm3 Keuntungan bentuk erirosit : 1. Eritrosit memiliki bentuk bikonkaf yang berfungsi untuk memperluas permukaan eritrosit dalam mengikat oksigen. 2. Eritrosit memiliki sel yang tipis dan pipih yang berfungsi agar O2 cepat berdifusi antara bagian paling dalam sel dan eksterior sel 3. Eritrosit memiliki membrane yang lentur yang berfungsi agar eritrosit dapat melewati kapiler dengan diameter yang kecil dan tidak mengakibatkan deformitas eritrosit. Jumlah di pengaruhi : 1. Sex (jenis kelamin) pria : 5,4 juta / mm3 ± 300.000 / mm3 wanita : 4,8 juta / mm3 ± 300.000 / mm3 2. Umur 3. Tempat tinggal / ketinggiannya

Fe / Besi Fe/besi memili fungsi sebagai komponen hemoglobin yang mengikat O2. Jumlah total Fe dalam tubuh 4-5 gram, dimana 65% berupa hemoglobin. Kebutuhan Fe  20 mg / hari. Fe akan diabsorbsi 1-2 mg/hari di dalam duodenum dan dipengaruhi depo Fe di dalam tubuh.

Metabolisme Fe

Eritrogenesis Eritropoietin Eritrogenesis merupakan proses pembentukan eritrosit. Eritrogenesis dilangsang oleh eritropoietin (EPO). Eritrognenesis diregulasi oleh kemampuan fungsional dalam mentransport O2. Eritropoietin Eritropoietin merupakan faktor utama perangsang eritrogenesis. Tempat produksi eritropoietin adalah 80-90% di ginjal dan 10-20% di hepar. Eritropoietin dirangsang oleh hipoksia, epinefrin, norepinefrin, dan lain-lain.

(retikulosit meningkat) Hipoxia Menit s/d jam (max : 24 jam) – HIF1 Eritropoietin Hambat Sumsum tulang Stem cells Oksigenasi jaringan Proeritroblast dipercepat Eritrosit baru (retikulosit meningkat) 30 – 50%

Terdapat lima jenis leukosit : Neutrofil adalah spesialis fagositik. Selain itu, para ilmuwan baru-baru ini menemukan bahwa neutrofil mengeluarkan suatu jaringan serat ekstrasel yang dinamai neutrofil.Serat-serat ini mengandung bahan kimia pemusnah bakteri, memungkinkan menjerat lalu menghancurkan bakteri di luar sel. Karena itu, neutrofil dapat mematikan bakteri baik secara intrasel dengan fagositosis maupun ekstrasel dengan yang dikeluarkannya. Neutrofil hampir selalu merupakan pertahanan pertama pada invasi bakteri dan, karena itu, sangat penring daiam respons peradangan. Selain itu, sel ini melakukan pembersihan. Monosit seperti neutrofil, diarahkan untuk menjadi fagosit profesional. Sel-sel ini keluar dari sumsum tulang selagi masih imatur dan beredar dalam darah selama satu atau dua hari sebelum akhirnya menetap di berbagai jaringan di seluruh tubuh. Di tempat mereka yang baru, monosit terus berkembang dan sangat membesar, menjadi fagosit jaringan besar yang dikenal sebagai makrofag. Eosinofil adalah spesialis jenis lain. Peningkatan eosinofil dalam darah (eosinofilia) berkaitan dengan keadaan alergik (misalnya asma dan hay feuer) dan dengan infestasi parasit internal (misalnya cacing). Eosinofil jelas tidak dapat menelan parasit cacing yang ukurannya jauh lebih besar, Tetapi sel ini melekat ke cacing dan mengeluarkan bahan-bahan yang mematikannya.

Basofil adalah leukosit yang paling sedikit Basofil adalah leukosit yang paling sedikit. Sel ini tidak beredar dalam darah tetapi tersebar di jaringan ikat di seluruh tubuh. Basofil mensintesis dan menyimpan histamin dan heparin, yaitu bahan kimia poten yang dapat dibebaskan jika terdapat rangsangan yang sesuai. Pelepasan histamin penting dalam reaksi alergik, sedangkan heparin mempercepat pembersihan partikel lemak dari darah setelah kita makan makanan berlemak. Heparin juga dapat mencegah pembekuan (koagulasi) sampei darah yang diambil untuk analisis klinis dan digunakan secara luas sebagai obat antikoagulan. Limfosit menghasilkan pertahanan imun terhadap sasaran yang telah diprogamkan untuk mereka. Terdapat dua jenis limfosit, limfosit B dan limfosit T. Limfosit B menghasilkan antibodi, yang beredar dalam darah. Antibodi berikatan dan memberi tanda untuk destruksi (melalui fagositosis atau cara lain) benda asing tertentu, misalnya bakteri, yang menginduksi pembentukan antibodi itu. Limfosit T tidak menghasilkan antibodi; sel-sel ini secara langsung menghancurkan sel sasaran spesifik, suatu proses yang dikenal sebagai respon imun yang diperantarai sel (seluler). Sel yang menjadi sasaran limfosit T mencakup sel-sel tubuh yang telah dimasuki oleh virus dan sel kanker. Limfosit memiliki rentang usia sekitar 100 sampai 300 hari.

Trombosit Trombosit dibentuk di sumsum tulang dari megakariosit. Megakariosit pecah menjadi trombosit kecil. Konsentrasi normal trombosit dalam darah adalah antara 150.000 - 300.000 per mikroliter. Hormon trornbopoietin, yang dihasilkan oleh hati, meningkatkan jumlah megakariosit di sumsum tulang dan merangsang masing-masing megakariosit untuk menghasilkan lebih banyak trombosit. Trombosit tetap berfungsi rara-rata selama 10 hari, setelah itu keping darah ini dibersihkan dari sirkulasi dan diganti oleh trombosit baru yang dibebaskan dari sumsum tulang. Membran sel trombosit mengandung phospolipid dan dilapisi glikoprotein. Walaupun tidak mempunyai inti dan tidak dapat bereproduksi. Di dalam sitoplasmanya terdapat faktor-faktor aktif seperti : molekul aktin, miosin dan trombostenin yang berupa protein kontraktil yang dapat menyebabkan trombosit berkontraksi; sisa-sisa retikulum endoplasma dan aparatus golgi yang mensintesis berbagai enzim dan menyimpan sejumlah besar ion kalsium; mitokondria dan sistem enzim yang mampu membentuk ATP dan ADP prostaglandin, merupakan hormon yang meningkatkan kontraksi faktor stabilisasi fibrin yang ada hubungannya dengan pembekuan darah. faktor pertumbuhan (growth factor), untuk memperbaiki dinding pembuluh yang rusak.

Mekanisme Hemostasis Hemostasis adalah proses penghentian perdarahan dari suatu pembuluh darah yang rusak. Hemostasis melibatkan tiga langkah utama: spasme vaskular pembentukan sumbat trombosit koagulasi darah (pembentukan bekuan darah). Tombosit berperan kunci dalam hemostasis untuk membentuk sumbat trombosit. Mekanisme Pembekuan Darah Terdapat tiga langkah utama: sebagai respons terhadap rupturnya pembuluh darah atau kerusakan darah itu sendiri. Hasil akhirnya adalah terbentuknya suatu kompleks substansi teraktivasi yang secara kolektif disebut aktivator protrombin. aktivator protrombin mengatalisis pengubahan protrombin menjadi trombin trombin bekerja sebagai enzim untuk mengubah fibrinogen menjadi benang fibrin yang merangkai trombosit, sel darah, dan plasma untuk membentuk bekuan.

Pemeriksaan Darah Lengkap 1. Kadar hemoglobin (Hb) Satuan: g% atau g/dl atau g/L 2. Hematokrit (Hct) atau packed cell volume (PCV) Satuan: % atau L/L 3. Jumlah sel darah merah atau Red Blood cell Count (RBC) Satuan: …/cmm atau …./L atau …x 1012/L 4. Indeks sel darah merah: a. Mean Cell (Corpuscular) Volume (MCV), satuan: fl MCV= PCV/Ery X 10 (fL) (1 fL=10-12L= 1μm3) N : dewasa : MCV=80-100 fL, di bawah 1 thn = 76- 86 fL

b. Mean Cell (Corpuscular) Hemoglobin (MCH), satuan: pg MCH= Hb/RBC x 10 (pg) (1pg=10-12g=1μμg) N: Dewasa: MCH = 27-32 pg, Anak-anak: MCH =23-31 pg c. Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC), satuan: % atau g/dl MCHC= Mean Cell Hb Concentration MCHC (Mean Cell Hb Concentration) : MCHC=Hb/PCV x 100 (g/dL) Normal: MCHC = 32-36 g/dL 5. Jumlah sel darah putih atau White Bood cell Count (WBC), Satuan : …./cmm, atau ………./L atau …… x 109 / L 6. Hitung jenis sel darah putih (differential leucocyte count) 7. Retikulosit, satuan : % 8. Laju endap darah (LED), satuan: mm/jam 9. Jumlah trombosit, satuan …./ul, …/cmm, …..x109/L 10. Hapusan darah tepi.

Pengambilan Sampel Darah Antikoagulan: Ethylene Diamine Tetra-Acetic acid (EDTA) - Macam : - Sodium EDTA (Na2EDTA) - Potassium EDTA (K2, K3EDTA) - Lithium EDTA Cara Kerja : chelating agent Dosis : 1-2 mg untuk 1 ml darah Penyiapan: buat larutan EDTA 10% dlm aquadest → bagi dalam botol-2 @ 20 μL (~ 2 mgEDTA) → keringkan ( 1 btl utk 2 ml darah) Sodium Citrate : untuk pemeriksaan LED, Faal Hemostasis - Konsentrasi :0.109 M (3.2%), 3.8% - Dosis : 1. LED Westergren – 4 vol drh : 1 vol Sitrat 2. Faal Hemostasis - 9 vol drh : 1 vol Sitrat 2. Heparin : - Untuk pemeriksaan OFT dan Mikrohematokrit - Dosis : 1 mg (0.1 – 0.2 ml larutan) atau 10-20 IU heparin/ml darah .

Jika memakai tabung vacutainer  warna tutup tabung vacutainer menunjukkan antikoagulan yang dipakai. Pemeriksaan DL: EDTA (vacutainer tutup ungu /lavender). Prinsip Pemeriksaan complete blood count (CBC) dengan mesin hitung sel otomatis Prinsip: 1. Tahanan listrik / impedansi 2. Prinsip optik Kelebihan penggunaan mesin hitung sel otomatis dibanding metode konvensional: 1. presisi dan reprodusibilitas baik 2. jumlah pemeriksaan banyak dengan tenaga relatif sedikit

Reprodusibilitas indek sel darah merah Cara pemeriksaan % error (± 2 CV ) Hb Spektrofotometris 1,0 – 2,0 Otomatis <1,0 MCV Manual 9,5 MCH 10,0 0,6 – 1,2 MCHC 1,0 – 1,5

Pembahasan Saudara X merasa lemas badannya, mudah capai dan tidak bisa bermain basket seperti biasanya dan wajahnya pun tampak pucat . Oleh dokter, saudara X diminta untuk melakukan pemeriksaan darah lengkap. Pemeriksaan darah lengkap digunakan sebagai pemeriksaan dasar dan skrening test untuk melihat ada tidaknya : kelainan hemoglobin (Hb), kelainan sel – sel hematopoesis, kelainan sintesis dan fungsi sel-sel darah : jumlah sel eritrosit, jumlah sel trombosit, jumlah sel leukosit, MCV, MCH, MCHC, pemeriksaan hematokrit, yaitu pemeriksaan dengan tujuan untuk mengetahui prosentase eritrosit terhadap darah penuh (whole blood) dalam tabung wintrobe dengan kecepatan dan waktu tertentu. Batas normal dari hematokrit pada pria adalah 40 – 48 % dan pada perempuan adalah 37 – 43 %. Apabila hematokritnya meningkat, maka akan menyebabkan polisitemia vera dan dehidrasi. Di samping itu juga dilakukan pemeriksaan darah tepi untuk mengetahui bentuk dan ukuran eritrosit dan adanya mikroorganisme dalam darah. Untuk pemeriksaan hemoglobin, maka bisa melakukan pemeriksaan dengan cara cyanthment Hb dan juga pemeriksaan dengan menggunakan tabung sahli. Batas normal hemoglobin pada laki – laki 13 – 18 g/dl dan untuk wanita 12 – 16 g/dl. Kemudian ada pemeriksaan LED yaitu pemeriksaan untuk mengukur kecepatan pengendapan eritrosit, apabila LED menurun maka akan menebabkan polisitemia vera, dan apabila LED meningkat maka akan menyebabkan infeksi bakteri, anemia, remathoid arthritis.

Kesimpulan Faktor – faktor yang menyebabkan Saudara X merasa lemas, mudah capai dan terlihat pucat: - kadar hemoglobin dan eritrosit turun - kelainan pada sel darah

Daftar Pustaka P. Eroschenko, Victor. 2013. Atlas Histologi diFiore Daftar Pustaka P. Eroschenko, Victor. 2013. Atlas Histologi diFiore. Jakarta : EGC J.Corwin, Elizabeth . 2009 . Buku Saku Patofisiologi Corwin. Jakarta : EGC. Davey, Patrick. 2012. At a Glance Medicine. Jakarta : Erlangga. Amanda Sullivan, Lucy Kean, Alison Cryer, 2009. Panduan Pemeriksaan Antenatal. Jakarta : EGC. Mahmet C. Oz, Michael F. Roizen 2009 . Staying Young . Bandung : PT Mizan Pustaka. Handayani, Wiwik. 2008 . Buku ajar asuhan Keperawatan dgn gangguan system hematologi. Jakarta : Salemba Medika. Indriasari, Devi. 2009 . 100% Sembuh Tanpa Dokter. Yogyakarta : Pustaka Grhatama Gedung Galangpress Center. Guyton and Hall,2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC