Perencanaan Pendapatan Daerah SR. Faridatussalam
Kesenjangan Perencanaan Target Pendapatan Realisasi Pendapatan Potensi pendapatan Kesenjangan Obyektif Kesenjangan Perencanaan Collection Ratio Coverage Ratio Efisiensi & Efektif Pendapatan Daerah
kelemahan Penentuan Target Pendapatan Daerah untuk masing-masing jenis penerimaan lebih didasarkan pada Kaidah Incremental, bukan didasarkan pada potensi jenis penerimaan.
Kelemahan Masing-masing jenis penerimaan daerah belum dihitung potensinya secara obyektif dan komprehensif. Alasannya : Anggapan jika diketahui nilai potensi penerimaan daerah yang dikelolanya, instansi tsb harus memasang nilai potensi tsb sebagai target tahun mendatang Karena kurang transparan dalam pengelolaan adanya perhitungan potensi sama saja dengan membuka rahasia dapur instansi tsb.
Kelemahan Dampak belum dilakukannya perhitung potensi akan menjerumuskan pada penilaian yang salah terhadap kinerja instansi pengelola pendapatan. Karena : Lebih didasarkan pada Rasio Pengumpulan (collection ratio) dimana datanya adalah Data Realisasi Belum dilengkapi dengan Rasio Cakupan (Coverage Ratio) data yang dipakai adalah Data Potensi
Kelemahan Upaya peningkatan PD masih dianggap sebagai kegiatan rutin instansi pengelola, bukan merupakan kegiatan strategis yang didukung program dan pendanaannya oleh Pemda. Kelemahan : Sifat perencanaan kegiatan dan program lebih bersifat “Budget Oriented” bukan “Performance/Program Oriented” Bersifat jangka pendek tidak terpadu dan berkesinambungan Penentuan alokasi anggaran lebih didasarkan pada”kepentingan Tertentu” Belum bersifat obyektif dan fairness , tp lebih pada “kekuatan suara”
Analisis Kinerja Pendapatan Asli Daerah Grand Strategy Otonomi Daerah
Implementasi Otonomi Daerah di Indonesia Made Suwandi Menjadikan Pemda sebagai instrumen untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat Menjadikan Pemda sebagai instrumen pendidikan politik di tingkat lokal untuk mendukung proses demokratisasi menuju civil society
Elemen-Elemen Dasar Pemerintahan Urusan Pemerintahan (function) Kelembagaan (institution) Personil (personnel) Keuangan Daerah (local finance) Perwakilan (representation) Pelayanan Publik (public service) Pengawasan (control/supervision)
Arah & Target Local Finance Pemda mempunyai sumber-sumber keuangan sebagai sumber pembiayaan daerah Pemda mampu mengelola keuangan daerah secara efektif, efisien dan akuntabel dengan berbasis pada kinerja Pemda dapat mengurangi overhead cost (biaya rutin) dan mengalokasikan untuk pelayanan publik Pemda mampu meningkatkan PAD tanpa mengakibatkan high cost economy
Hal yang harus dilakukan untuk mencapai Grand Strategy Mengembangkan Analisis Kinerja PAD beserta komponennya Mengembangkan Analisis Potensi PAD Mengembangkan Kajian & Evaluasi Aspek Legal Mengembangkan Rencana Tindakan / Action plan
Analisis Perkembangan Perkembangan Growth PAD = (𝑷𝑨𝑫 𝒏 − 𝑷𝑨𝑫 𝒏−𝟏) 𝑷𝑨𝑫 𝒏−𝟏 x 100% PAD n > PAD n-1 = meningkat PAD n < PAD n-1 = menurun
Analisis Perkembangan untuk menjawab : Bagaimana perkembangan PAD Seberapa besar rata-rata perkembangan PAD
Analisis Kontribusi Kontribusi PAD = 𝑷𝑨𝑫 𝒏 𝑻𝑷𝑫 𝒏 x 100% TPD = Total Pendapatan Daerah
Ukuran yang digunakan Derajat Desentralisasi Fiskal (DDF) Dengan Role of Thumbs / nilai batas = 50% > 50% = DDF tinggi < 50% = DDF rendah Untuk mengetahui : Seberapa besar kontribusi PAD terhadap pembentukan total PD
Analisis Rasio Pengumpulan (Collection Ratio) CLR PAD = 𝑹𝒆𝒂𝒍𝒊𝒔𝒂𝒔𝒊 𝑻𝒂𝒓𝒈𝒆𝒕 x 100% Role of Thumbs dari efektivitas adalah 100% Untuk menjawab : Seberapa besar pencapaian realisasi PAD berdasarkan target yang ditetapkan
Analisis Ratio Cakupan (Coverage Ratio) CVR PAD = 𝑹𝒆𝒂𝒍𝒊𝒔𝒂𝒔𝒊 𝑷𝒐𝒕𝒆𝒏𝒔𝒊 x 100% Ukurannya : Indeks Coverage Ratio (Pedoman Implementasi PAFPACK Tahap ll )
CVR = 100% , memiliki status kinerja sangat baik 60% ≤ CVR ≤ 99% , memiliki status kinerja baik 30% ≤ CVR ≤ 59% , memiliki status kinerja cukup 0% ≤ CVR ≤ 29% , memiliki status kinerja kurang
Analisis Matrik Kinerja Rasio Pertumbuhan Rasio Pertumbuhan = 𝚫 𝑿𝒊 𝚫𝑿𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 ∆ Xi = pertumbuhan komponen pendapatan daerah ∆ X total = pertumbuhan total pendapatan daerah
Analisis Matrik Kinerja Rasio Kontribusi = 𝑿𝒊 𝑿𝒓𝒂𝒕𝒂−𝒓𝒂𝒕𝒂 Xi = nilai komponen PD Xrata-rata = rata-rata kmponen PD
kontribusi pertumbuhan 𝑿𝒊 𝑿𝒓𝒂𝒕𝒂−𝒓𝒂𝒕𝒂 > 1 𝑿𝒊 𝑿𝒓𝒂𝒕𝒂−𝒓𝒂𝒕𝒂 ≤ 1 𝚫 𝑿𝒊 𝚫𝑿𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 > 1 Prima Berkembang 𝚫 𝑿𝒊 𝚫𝑿𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 ≤ 1 Potensial Terbelakang
Metode Kuadran Metode Indeks Peta Keuangan Daerah Metode Kuadran Metode Indeks
Metode Kuadran Growth PAD = (𝑷𝑨𝑫 𝒏 − 𝑷𝑨𝑫 𝒏−𝟏) 𝑷𝑨𝑫 𝒏−𝟏 x 100% Share PAD = 𝑷𝑨𝑫 𝒏 𝑨𝑷𝑩𝑫 𝒏 x 100%
Kuadran Kondisi l Kondisi paling ideal. PAD mempunyai peran besar dalam pembentukan APBD. Daerah mampu mengembangkan potensi lokal. Nilai Share dan Nilai Growth tinggi ll Kondisi belum ideal. Potensi daerah msih berpotensi untuk dikembangkan. PAD mempunyai peran penting dalam APBD. Sumbangan PAD masih rendah terhadap APBD tetapi pertumbuhan PAD tinggi lll Kondisi yang belum ideal. PAD mempunyai peran besar terhadap APBD tetapi berpeluang mengecil. Sumbangan PAD besar terhadap APBD, namun pertumbuhan PAD rendah lV Kondisi paling buruk. PAD belum cukup berperan dalam APBD dan daerah belum mampu mengembangkan potensinya.share dan growth PAD rendah
Peta Kemampuan Keuangan Daerah Growth (%) s h a r e (%) *sumber : Deddy_Bappenas Kuadran ll Kuadran l Kuadran lV Kuadran lll
Metode Indeks Indeks = 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑿 𝒉𝒂𝒔𝒊𝒍 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒖𝒌𝒖𝒓𝒂𝒏 −𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑿 𝒉𝒂𝒔𝒊𝒍 𝒎𝒊𝒏𝒊𝒎𝒖𝒎 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑿 𝒉𝒂𝒔𝒊𝒍 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎 −𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑿 𝒉𝒂𝒔𝒊𝒍 𝒎𝒊𝒏𝒊𝒎𝒖𝒎 IKK = 𝑿𝑮+𝑿𝑬+𝑿𝑺 𝟑 Elastisitas = 𝑩𝒆𝒍𝒂𝒏𝒋𝒂 𝑷𝒆𝒎𝒃𝒂𝒏𝒈𝒖𝒏𝒂𝒏 𝑷𝑨𝑫
IKK mempunyai nilai range antara 0,75 s/d 0,25 Kelas l : 0,00 - 0,25 status kemampuan keuangan Rendah Kelas ll : 0,26 – 0,50 status kemampuan keuangan Sedang Kelas lll : 0,51 – 0,75 status kemampuan keuangan Tinggi