PENYAKIT KULIT AKIBAT KERJA
Kulit Kulit merupakan organ tubuh yang terpenting yang berfungsi sebagai sawar (barrier) Kulit secara terus menerus terpajan terhadap faktor lingkungan, berupa faktor fisik, kimiawi, maupun biologik.
Contoh kasus Lima dari 15 individu pekerja baru pada pabrik metal mengeluh adanya ruam yang terasa gatal pada tangan dan lengan bawah dalam 2 bulan sejak mulai bekerja. Kelima pekerja mempunyai riwayat atopi, dan pada pemeriksaan kulit menunjukkan bahwa kelimanya mengalami dermatitis kontak pada tangan bagian dorsal dan setengah lengan bawah bagian distal. Inspeksi tempat kerja adalah menunjukkan tangan dan lengan bawah pekerja sangat terkontaminasi dengan minyak mesin pemotongan dalam melakukan pekerjaannya.
PENYAKIT KULIT AKIBAT KERJA (PKAK) Yaitu penyakit kulit yang terjadi atau diperberat oleh jenis pekerjaannya, atau penyakit kulit yang terjadi akibat interaksi kulit dengan lingkungan kerja
Insidensi PKAK merupakan jenis penyakit akibat kerja terbanyak yang kedua setelah penyakit MSD berjumlah sekitar 22% dari seluruh penyakit akibat kerja, Insidens di berbagai negara barat penata rambut 97,4%, pengolah roti 33,2% penata bunga 23,9% Perempuan > Laki-laki 15-24 tahun merupakan usia dengan insidens PKAK tertinggi
Macam macam PKAK Dermatitis kontak iritan primer Dermatosis kaibat kerja yang paling sering ditemukan Dermatitis kontak alergi (ekzema) Mempunyai ciri-ciri klinis yang sama dengan ekzema yang terjadi bukan akibat kerja Akne akibat kerja Mirip dengan jerawat pada umumnya, tetapi terutama menyerang bagian yang kontak dengan agen Dermatitis solaris akut Penyakit kulit ini dianggap sebagai penyakit kulit akibat kerja, jika sangat dipermudah oleh zat-zat fotodinamik yang digunakan dalam pekerjaan tersebut Kanker kulit akibat kerja Biasanya berupa kanker sel skuamosa atau sel basal. Kanker akibat kera cenderung terjadi pada permukaan kulit yang paling banyak terpapar terhadap karsinogen Penyakit kulit menular akibat kerja Paling sering adalah penyakit zoonotik, kandidiasis, tuberkolosis verukosa
PKAK 5% penyakit kulit lain 95%dermatitis kontak
Dermatitis kontak Dermatitis kontak adalah peradangan pada kulit, ditandai dengan ruam gatal kemerahan, yang muncul akibat kontak dengan zat tertentu. Ruam yang muncul akibat peradangan ini tidak menular atau berbahaya, tapi bisa menyebabkan rasa tidak nyaman bagi penderita.
Dermatitis kontak Dermatiti s Kontak Alergika (DKA) muncul saat kulit bersentuhan dengan zat yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh bereaksi tidak normal dan menyerang sel serta jaringan tubuh sehat yang menyebabkan kulit meradang dan nyeri. Gejala dermatitis kontak alergi biasanya butuh beberapa hari untuk berkembang. Dermatiti s Kontak Iritan (DKI) terjadi ketika kulit bersentuhan dengan zat tertentu yang merusak lapisan luar kulit, sehingga menyebabkan kulit kemerahan, gatal dan muncul sensasi nyeri atau tersengat Gejala dermatitis kontak iritan biasanya akan muncul kurang lebih 48 jam
zat yang umumnya bisa menyebabkan dermatitis kontak alergi adalah: Bahan kosmetik seperti pengawet, parfum, pengeras cat kuku, pewarna rambut. Logam, seperti nikel atau kobalt pada perhiasan. Beberapa obat-obatan oles. Karet, termasuk lateks. Tekstil, khususnya pewarna dan resin yang terkandung di dalamnya. Lem kuat. Beberapa jenis tumbuhan tertentu. Hena hitam dan tato kulit. Zat yang terbawa udara, seperti aromaterapi dan obat nyamuk semprot. Produk-produk kulit yang bereaksi ketika terkena sinar matahari, misalnya beberapa jenis tabir surya.
Beberapa zat yang bisa menimbulkan dermatitis kontak iritan adalah: Sabun dan deterjen. Antiseptik dan antibakteri. Parfum dan pengawet pada produk perawatan tubuh atau kosmetik. Pelarut. Minyak pelumas mesin. Disinfektan. Larutan asam dan alkali. Semen. Bubuk, atau debu, atau tanah. Air yang mengandung klorin atau kapur. Beberapa jenis tumbuhan tertentu. Pemutih. Spiritus.
Kelompok pekerja yang beresiko tinggi Pekerja pertanian Akibat kondisi cuaca, agen-agen zoonotik, pestisida, pupuk, dll Pekerja bangunan Akibat kinta dengan semen, cat, serat-serat mineral dll Pekerja industri rekayasa Akibat kontak dengan minyak atau pelumas Penyepuh elektrik Akibat pembersih pelumas, asam-asam, garam-garam Petugas kesehatan Kontak dengan antibiotik, anestesi lokal, dan desinfektan
Penyebab dermatitis kontak
Work time lost
Cost
Mekanisme iritan Agen iritan (hapten) bergabung dengan protein didalam epidermis Ditelah oleh makrofag Dibawa ke jaringan limfe Jaringan limfe membentuk antibodi Reaksi antibodi terhadap jaringan lokal
Diagnosis Pemeriksaan fisik. Dokter akan melihat tampilan kulit yang diduga terkena dermatitis kontak dan mempelajari gejala-gejala yang dirasakan pasien. Uji tempel. Pada uji ini dokter akan menempelkan kertas yang mengandung beberapa zat penyebab alergi pada kulit, untuk mengidentifikasi zat penyebab munculnya dermatitis kontak alergi. ROAT test. Pada pemeriksaan ini pasien akan diminta untuk menempelkan zat tertentu beberapa kali pada bagian kulit yang sama dua kali sehari selama 5 sampai 10 hari untuk melihat bagaimana reaksi kulitnya.
DKA
DKA
DKA
DKI
DKI / DKA ?? UJI TEMPEL INDIKASI : 1. Mencari/membuktikan suatu zat adalah alergen penyebab 2. Kecurigaan DKA yg belum terbukti 3. DKI DD/ DKA 4. Dermatitis kronis UJI TEMPEL
UJI TEMPEL Dilakukan bila : 1. lesi tenang / sembuh 2. setelah 3 minggu 3. lokasi : punggung
UJI TEMPEL CARA - 72 jam – 96 jam Bahan diletakkan pd Finn Chamber Tempelkan pd kulit Tutup rekat dgn plester Setelah 48 jam buka Hasil dibaca : - 48 jam - 72 jam – 96 jam
UJI TEMPEL meragukan +1 +2 +3 PEMBACAAN Eritema (kemerahan) Eritema + papul (bentol) +1 Eritema + papul + vesikel (nanah) +2 Eritema + nekrosis +3
UJI TEMPEL
UJI TEMPEL
Hasil uji tempel +++
PENGOBATAN Menghindari paparan zat penyebab iritasi dan alergi di kulit. Penderita dianjurkan untuk mencari tahu zat apa yang menyebabkan dermatitis kontak. Menggunakan pelembap kulit. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko kulit kering dan melindungi kulit. Mengoleskan obat krim kortikosteroid. Obat jenis ini mampu mengatasi kulit merah, nyeri dan meradang yang diakibatkan oleh dermatitis kontak. Mengonsumsi tablet kortikosteroid. Obat ini akan diberikan jika pasien menderita dermatitis kontak parah, di mana area kulit yang terserang cukup luas. Terapi imunosupresan. Pemberian obat-obatan untuk mengurangi inflamasi dengan menekan sistem imun tubuh. Fototerapi. Area kulit yang terpengaruh diberikan pajanan terhadap sinar UV untuk membantu mengembalikan penampilannya. Biasanya, teknik ini disarankan oleh dokter kulit untuk memperbaiki wujud kulit yang terpengaruh.
Pencegahan Ditempat kerja Kenakan pakaian pelindung atau sarung tangan, untuk mengurangi kontak langsung antara kulit dengan zat penyebab alergi dan iritasi. Substitusi bila mungkin Apabila produk atau bahan yang digunakan menyebabkan alergi atau iritasi