Menemani Rasulullah di Surga
Taat kepada Rasulullah عَنِ ابْنِ عَبَّاس رضي الله عنهما أنَّ رَجُلا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي لأُحِبُّكَ، حَتَّى إِنِّي لأَذْكُرُكَ، فَلَوْلا أَنِّي أَجِيءُ فَأَنْظُرُ إِلَيْكَ ظَنَنْتُ أَنَّ نَفْسِي تَخْرُجُ، فَأَذْكُرُ أَنِّي إِنْ دَخَلْتُ الْجَنَّةَ صِرْتُ دُونَكَ فِي الْمَنْزِلَةِ فَشَقَّ ذَلِكَ عَلَيَّ، وَأُحِبُّ أَنْ أَكُونَ مَعَكَ فِي الدَّرَجَةِ. فَلَمْ يَرُدَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْئًا، فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: {وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ} [النساء/ 69]، فَدَعَاهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَلاهَا عَلَيْهِ.
Diriwayatkan Ibnu Abbas bahwa seseorang datang kepada Rasulullah dan berkata, “Ya Rasulullah, aku sangat mencintaimu sampai-sampai aku selalu mengingatmu. Kalau saja aku tidak datang lalu melihatmu, bisa-bisa jiwaku akan keluar. Kemudian aku ingat kalau aku masuk surga jauh darimu maka hal itu sangat menggelisahkanku. Aku ingin selevel denganmu di dalam surga. Rasulullah saw tidak menjawab apa lalu turun ayat, “Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul maka mereka bersama orang-orang yang Allah beri nikmat.” Lalu Rasulullah memanggilnya dan membacakan ayat itu kepadanya.
Cinta Nabi saw. عن أَنَسٍ رضي الله عنه، أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم عَنْ السَّاعَةِ، فَقال: مَتَى السَّاعَةُ؟ قال: «وَمَاذَا أَعْدَدْتَ لَهَا»؟ قال: لَا شَيْءَ، إِلَّا أَنِّي أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ صلى الله عليه وسلم. فَقال: «أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ». قَالَ أَنَسٌ: فَمَا فَرِحْنَا بِشَيْءٍ فَرَحَنَا بِقَوْلِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم: «أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ»، فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم، وَأَبَا بَكْرٍ، وَعُمَرَ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّي إِيَّاهُمْ وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ.
Anas ra meriwayatkan bahwa seseorang bertanya kepada Nabi saw tentang hari Kiamat. Ia berkata, “Kapan ari Kiamat?” beliau bersabda, “Apa yang kamu siapkan untuknya?” ia menjawab, “Tidak ada persiapan apa-apa. Hanya saja aku mencintai Allah dan Rasul-Nya saw.” Beliau bersabda, “Kamu bersama siapa yang kamu cintai.” Anas berkata, “Tidak ada yang membuat kami bahagia sebagaimana sabda Nabi saw.; “kamu bersama siapa yang kamu cintai.” Dan aku mencintai Nabi saw., Abu Bakar, dan Umar. Dan aku berharap agar aku bersama mereka karena cintaku kepada mereka kendatipun aku tidak melakukan amalan sebagaimana amalan mereka.
Bukti Cinta kepada Nabi 1. Meneladaninya 2. Sering menyebutnya dan rindu kepadanya 3. Mencintai orang yang dicintainya 4. Membela dan menyebarkan sunnahnya. 5. Beradab saat menyebut namanya.
Memperbanyak Sujud قال رَبِيعَةُ بْنُ كَعْبٍ الْأَسْلَمِيُّ رضي الله عنه: كُنْتُ أَبِيتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَتَيْتُهُ بِوَضُوئِهِ وَحَاجَتِهِ، فَقَالَ لِي: «سَلْ». فَقُلْتُ: أَسْأَلُكَ مُرَافَقَتَكَ فِي الْجَنَّةِ. قَالَ: «أَوْ غَيْرَ ذَلِكَ»؟ قُلْتُ: هُوَ ذَاكَ. قَالَ: «فَأَعِنِّي عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ». Rabiah bin Ka’ab Al-Aslami ra meriwayatkan, “Aku pernah bermalam bersama Rasullah saw lalu aka bawakan beliau air wudhu dan keperluan lainnya. Beliau berkata, “Mintalah!” Aku jawab, “Aku minta agar bisa menemanimu di surga.” Baliau bersabda, “Ada permintaan lain?” aku jawab, “Itu saja.” Beliau lalu bersabda, “Tolonglah aku atas dirimu dengan memperanyak sujud.” (Muslim)
Akhlak yang Baik عَنْ جَابِرٍ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا، وَإِنَّ أَبْغَضَكُمْ إِلَيَّ وَأَبْعَدَكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ الثَّرْثَارُونَ، وَالْمُتَشَدِّقُونَ، وَالْمُتَفَيْهِقُونَ». قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ قَدْ عَلِمْنَا الثَّرْثَارُونَ وَالْمُتَشَدِّقُونَ، فَمَا الْمُتَفَيْهِقُونَ؟ قَالَ: «الْمُتَكَبِّرُون».
Jabir ra meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya denganku adalah yang paling baik akhlaknya. Dan orang yang paling aku benci diantara kalian dan paling jauh tempat duduknya di hari Kiamat adalah Tsartsarun, Mutasyaddiqun, dan Mutafayhiqun.” Mereka (para sahabat) bertanya, kami telah mengerti Tsartsarun dan Mutasyaddiqun, lalu apa itu Mutafayhiqun?” beliau bersabda, “Mereka adalah orang-orang sombong.”
Shalawat untuk Nabi عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «أَوْلَى النَّاسِ بِي يَوْمَ القِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلاَةً» رواه الترمذي. Abdullah bin Mas’ud ra meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Orang yang paling utama bagiku pada hari Kiamat adalah yang paling banyak membaca shalawat untukku.” (Tirmidzi)
Memelihara Anak Yatim عن سهل بن سعد رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «أنا وكافل اليتيم في الجنة هكذا» وأشار بالسبَّابة والوسطى وفرَّجَ بينهما. Sahal bin Sa’ad ra meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Aku dan pemelihara anak yatim di surga seperti ini.” Beliau mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah.
Mendidik Anak-anak Perempuan عن أنس رضي الله عنه، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: «من عال جاريتين حتى تدركا، دخلت أنا وهو في الجنة كهاتين». وأشار محمد بن عبد العزيز بالسبابة والوسطى. Anas ra meriwayatkan, Nabi saw bersabda, “Barangsiapa memelihara dua anak perempuan sampai mereka dewasa, aku dan dia akan masuk surga seperti ini.” Beliau mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah.
Doa عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ: دَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَسْجِدَ وَهُوَ بَيْنَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ، وَإِذَا ابْنُ مَسْعُودٍ يُصَلِّي، وَإِذَا هُوَ يَقْرَأُ النِّسَاءَ، فَانْتَهَى إِلَى رَأْسِ الْمِائَةِ، فَجَعَلَ ابْنُ مَسْعُودٍ يَدْعُو وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «اسْأَلْ تُعْطَهْ، اسْأَلْ تُعْطَهْ». ثُمَّ قَالَ: «مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَقْرَأَ الْقُرْآنَ غَضًّا كَمَا أُنْزِلَ فَلْيَقْرَأْهُ بِقِرَاءَةِ ابْنِ أُمِّ عَبْدٍ». فَلَمَّا أَصْبَحَ غَدَا إِلَيْهِ أَبُو بَكْرٍ لِيُبَشِّرَهُ، وَقَالَ لَهُ: مَا سَأَلْتَ اللَّهَ الْبَارِحَةَ؟ قَالَ: قُلْتُ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ إِيمَانًا لَا يَرْتَدُّ، وَنَعِيمًا لَا يَنْفَدُ، وَمُرَافَقَةَ مُحَمَّدٍ فِي أَعْلَى جَنَّةِ الْخُلْدِ. ثُمَّ جَاءَ عُمَرُ، فَقِيلَ لَهُ: إِنَّ أَبَا بَكْرٍ قَدْ سَبَقَكَ، قَالَ: يَرْحَمُ اللَّهُ أَبَا بَكْرٍ،مَا سَبَقْتُهُ إِلَى خَيْرٍ قَطُّ إِلَّا سَبَقَنِي إِلَيْهِ.
Ibnu Mas’ud ra. Meriwayatkan bawah Rasulullah saw pernah masuk masjid sedangkan beliau berada di dintara Abu Bakar dan Umar sedangkan Ibnu Mas’ud kala itu shalat dan membaca surah An-Nisa’ sampai selesai pada permulaan ayat seratus. Ibnu Mas’ud mulai berdoa sambil berdiri shalat. Lalu Nabi saw bersabda, “Mintalah pasti akan diberi.” Lalu beliau melanjutkan sabdanya, “Barangsiapa ingin membaca Al-Qur’an persis sebagaimana ia diturunkan, hendaknya ia membaca sebagaimana bacaan Ibnu Ummi Abd.” Esok harinya Abu Bakar menemuinya dan menyampaikan berita gembira sembari bertanya, “Kamu minta apa kepada Allah tadi malam?” aku berkata, “Ya Allah, aku memohon kepadamu keimanan yang tidak ada keraguan, kenikmatan yang tidak habis, dan menemani Muhammad di surga kekal tertinggi. Setelah itu Umar datang dan berkata, “Abu Bakar telah datang lebih dulu kepadamu. Allah merahmati Abu Bakar, tidak pernah aku mendahuluinya dalam kebaikan sama sekali.