Kuliah Pertemuan ke-10 Sub Topik : TRIP ASSIGNMENT MODEL/

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Pemodelan Keputusan Dr. Sri Kusumadewi, S.Si., MT. Materi Kuliah [2]:
Advertisements

TRANSPORTASI PERKOTAAN
TRANSPORTASI MAKRO YENI WIPARTINI SE.MT.
Kuliah Pertemuan Ke-5 MODEL SINTETIS DISTRIBUSI PERJALANAN
Mode Choice Model (Model Pemilihan Moda)
Kuliah Pertemuan Ke-6 MODEL SINTETIS DISTRIBUSI PERJALANAN
Kuliah Pertemuan ke-10 Sub Topik : TRIP ASSIGNMENT MODEL/
ABSTRAK Pola pergerakan dalam sistem transportasi sering dijelaskan sebagai arus pergerakan (kendaraan, penumpang dan barang) yang bergerak dari zona asal.
Pertemuan ke-4: INDEKS TINGKAT PELAYANAN
REKAYASA LALU LINTAS LANJUT
Pengambilan Keputusan
Modul 10 : Optimasi Kompetensi Pokok Bahasan :
14 PRINSIP DASAR PERENCANAAN LINTASAN RUTE
PERSIMPANGAN BERSINYAL
PENGENALAN TRAFFIC MANAGENET Pertemuan 12
Ukuran Pemusatan Data sering menunjukkan kecenderungan terpusat di sekitar suatu nilai. Nilai pusat ini kemudian dapat digunakan sebagai suatu ukuran ringkas.
Rekayasa Transportasi Universitas Mercu Buana Jakarta
REKAYASA TRANSPORTASI
F2F-2:Pengantar Pemodelan
Pertemuan 4 Analisa Network
MODUL 22 POKOK BAHASAN : MODEL STOKHASTIK DAN IMPLEMENTASINYA
Pemodelan Keputusan.
KLASIFIKASI JALAN Klasifikasi jalan menurut fungsinya dapat digolongkan menjadi: Jalan Arteri, yaitu jalan yang melayani angkutan jarak jauh dengan kecepatan.
REKAYASA TRANSPORTASI
MODEL ARUS JARINGAN Pertemuan 9.
Model Arus Jaringan.
Pendekatan Perencanaan Transportasi
PENDAHULUAN Pertemuan 1
PENGANTAR MODEL PERKIRAAN KEBUTUHAN TRANSPORTASI
PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN PASAR Pertemuan 2
PROSES PEMBUATAN KEPUTUSAN
Kuliah 11 & 12 : MANAJEMEN TRANSPORTASI & DISTRIBUSI
PEMODELAN TRANSPORTASI
REKAYASA TRANSPORTASI
TATA GUNA LAHAN & Transportasi
REKAYASA TRANSPORTASI
PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN PASAR -Pertemuan 2-
Jaringan Transportasi
PENGANTAR PERENCANAAN DAN PEMODELAN TRANSPORTASI
09 RUANG LINGKUP OPERASI TRANSPORTASI
PENGERTIAN JARINGAN TRANSPORTASI
MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI
HIPOTESIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS
TRIP ASSIGNMENT Pemilihan Rute: All or Nothing Curva (Formula) Diversi
RUANG LINGKUP OPERASI TRANSPORTASI RUANG LINGKUP OPERASI TRANSPORTASI
Herman R. Suwarman, S.Si, MT
ANGKUTAN DAN TRANSPORTASI PERKOTAAN
13 SISTEM ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN ANGKUTAN PENUMPANG ANGKUTAN BARANG
12 TRANSPORTASI SEBAGAI SUATU SISTEM
PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN PASAR Pertemuan 2
Pemodelan Keputusan Dr. Sri Kusumadewi, S.Si., MT. Materi Kuliah [2]:
Algoritma Floyd Teori Optimasi.
PERTEMUAN 12 P'HES " ROUTING JARKOM".
TRANSPORTASI MAKRO.
Pertemuan 4 Analisa Network
Konsep Simulasi Ipung Permadi, S.Si, M.Cs.
KONSEP PEMODELAN Untuk menyederhanakan suatu realita secara terukur
PEMODELAN SISTEM Dasar pemodelan dan simulasi sistem.
DASAR-DASAR REKAYASA TRANSPORTASI KIS_237
Manajemen Transportasi dan Distribusi
PERENCANAAN DAN PEMODELAN TRANSPORTASI
REVIEW MATA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN PAI
MANUAL KAPASITAS JALAN INDONESIA’97 KAJIAN RUAS JALAN.
Bangkitan Lalu Lintas.
HIPOTESIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS
Dosen Pengampu : GUNAWAN.ST.,MT
Lampu Lalu Lintas & Metode Pengaturan Waktu Lampu Lalu-Lintas
Konsep Dasar dan Parameter Geometrik Jalan Raya Perencanaan geometrik merupakan bagian dari suatu perencanaan konstruksi jalan, yang meliputi rancangan.
Tercapainya peningkatan profit Terjadinya efisiensi kerja dan biaya Pengurangan total jarak tempuh transportasi pengiriman produk Memudahkan SDM dalam.
Analisis rute jaringan jalan (STUDI KASUS: JEMBATAN SURAMADU – BANDARA JUANDA) Boy Dian Anugra Sandy.
Transcript presentasi:

Kuliah Pertemuan ke-10 Sub Topik : TRIP ASSIGNMENT MODEL/ ROUTE CHOICE MODEL (Model Pembebanan Perjalanan/Rute)

Definisi Pembebanan Perjalanan : Suatu proses dimana permintaan perjalanan (yang didapat dari tahap distribusi) dibebankan ke rute jaringan jalan yang terdiri dari kumpulan ruas-ruas jalan. Tujuan : untuk mendapatkan arus di ruas jalan dan/atau total biaya perjalanan di dalam jaringan yang ditinjau.

Definisi Dalam tahap pemodelan ini, terjadi interaksi langsung antara permintaan (demand) dan penyediaan (supply) yang hasilnya dijadikan sebagai ukuran dalam penilaian kinerja (performance) jaringan jalan akibat adanya perubahan (skenario) permintaan atau penyediaan.

Struktur Pemilihan Rute MATRIK ASAL TUJUAN - MAT (PERMINTAAN) JARINGAN (PENYEDIAAN) KRITERIA MEMUTUSKAN PEMILIHAN RUTE ARUS/TOTAL BIAYA PERJALANAN

Kriteria Pemilihan Rute Beberapa faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan rute : Waktu tempuh, Jarak, Kombinasi Waktu – Jarak, Biaya dalam bentuk uang, Rambu Lalu Lintas, Keselamatan, Jumlah Persimpangan, Kondisi Permukaan Jalan, dan lain sebagainya.

Tingkat Penyederhanaan Model sebagai usaha untuk menggambarkan fenomena tertentu tidak terlepas dari asumsi penyederhanaan. Hasil penyederhanaan berupa komponen pemodelan pembentukan lalu lintas terdiri dari : Spesifikasi Jaringan Spesifrikasi MAT Spesifikasi Pergerakan Arus Problem Rute Terpendek Algoritma dalam pencapaian Prinsip Pe-rute-an

Penyederhanaan Model Spesifikasi jaringan antar kota adalah dipilih untuk jalur yang dominan saja. Spesifikasi MAT lebih ditentukan oleh panjang perjalanan (trip length) di daerah kajian dan biasanya dianggap tetap (fixed) sepanjang periode/selang peninjuan. Spesifikasi pergerakan arus bisa diwakilkan dari atribut yang paling sederhana hingga yang micro/rinci. Jika hanya ruas saja yang disertakan, cukup digunakan kurva biaya-arus sederhana dalam penentuan biaya perjalanan.

METODE PEMILIHAN RUTE B A Rute 2 (Kap. 4000 kend./jam) Rute 1

Prinsip Perutean PRINSIP WADROP (1956) Prinsip khusus dalam pembebanan adalah menggambarkan kondisi akhir hasil pembebanan dan yang mungkin terjadi berdasarkan perilaku pengedara pada umumnya. PRINSIP WADROP (1956) User Equilibrium (UE) : “ Waktu tempuh di semua rute-rute yang dipilih adalah sama dan lebih singkat dari yang mungkin dialami oleh pengendara melalui rute yang tidak terpilih”, atau tidak seorang pengendara pun dapat mengurangi waktu tempuhnya dengan merubah rute pilihan”. Sistem Optimum (SO) : “Total biaya perjalanan minimum”.

Prinsip Perutean UE merupakan gambaran deskriptif perilaku pengendara di jaringan, sedangkan So merupakan gambaran normatif (ideal yang mungkin dicapai). SO biasanya dipakai sebagai tolok ukur jaringan dalam arti seberapa jauh usulan rencana perubahan sistem jaringan jalan dan lalu lintas berbeda dari SO.

Klasifikasi Model Pemilihan Rute Kriteria Efek Stokastik dipertimbangkan Tidak Ya Efek Batasan Kapasitas dipertimbangkan All or Nothing Stokastik Murni Keseimbangan Wardrop Keseimbangan Penggunaan Stokastik (KPS)

METODE ALL OR NOTHING Metode ini mengasumsikan bahwa proporsi pengendara dalam memilih rute hanya tergantung pada asumsi pribadi, ciri fisik setiap ruas dan tidak tergantung pada tingkat kemacetan. Semua pengendara berusaha meminimumkan biaya perjalanannya yang tergantung pada karakteristik jaringan jalan dan asumsi pengendara. Rute terpendek hanya mungkin didapatkan secara manual untuk jaringan yang senderhana bukan untuk jaringan jalan yang luas.

METODE BATASAN-KAPASITAS Model ini mulai memperhitungkan faktor kemacetan (keterbatasan kapasitas) dengan menghubungkan secara matematis antar rerata biaya dengan arus lalu lintas. Model ini lebih realistis (pembebanan lebih merata) dibandingkan dengan A-o-N. Pengaruh kecepatan dalm persamaan ongkos-arus biasanya digambarkan dengan menaiknya ongkos sesuai peningkatan arus.

METODE KESEIMBANGAN Model ini menggunakan prinsip Wardrop. Model ini menyertakan pengaruh kemcetan yang biasanya merupakan standar untuk evaluasi jaringan kota dimana kemacetan merupakan faktor penentu pengendara dalam memilih rute. Pada kondisi tidak macet, setiap kendaraan berusaha meminimumkan biaya perjalanannya dengan beralih menggunakan rute alternatif. Jika tidak satupun pengendara dapat memperkecil biaya maka sistem dikatakan mencapai kondisi keseimbangan.

METODE KESEIMBANGAN Dalam teknik ini, diasumsikan bahwa pengguna jalan memiliki informasi yang lengkap mengenai keberadaan jaringan jalan sehingga setiap pengendara akan berusaha mengurangi waktu/ongkos perjalanan. Prinsip keseimbangan penting untuk mempertahankan konsistensi dalam mengevaluasi berbagai alternatif rencana.

METODE STOKASTIK Model yang lebih realistis adalah metode banyak rute yang memperhitungkan penyebaran arus ke rute dengan mempertimbangkan kecenderungan pengendara dalam memilih rute. Dalam metode keseimbangan pengendara memiliki informasi yang lengkap sehingga dapat membuat keputusan 100 % tepat sedangkan dalam metode stokastik diasumsikan bahwa persepsi pengendara tentang ongkos perjalanan terdistribusi menurut standar distribusi peluang (probabilistik) tertentu.

METODE STOKASTIK Pengendara diasumsikan akan mengambil rute tercepat tetapi tidak yakin mana rute tercepat itu. Pilihan diberikan terhadap rute dengan seleksi secara acak waktu tempuh tercepat. Model stokastik murni hanya cocok untuk rural road sedangkan model stokastik dengan batasan kapasitas baik digunakan untuk perkotaan. Model yang dikembangkan : Model Burell (1968), Model Sakarovitch (1968) dan Model Dial (1971).

CONTOH ANALISIS SEDERHANA METODE PEMBEBANAN RUTE CLICK HERE TO DISPLAY THE FILE

Sekian, Terima Kasih

Tugas: Buatlah resume kuliah dari model trip generation hingga trip assignment, diskusikan secara berkelompok dan buatlah kelompok untuk 5 mahasiswa/i (mixed). Batas akhir : 07 Januari 2006