Kuliah VII: ETIKA BAHASA JURNALISTIK

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BAB I Tinjauan Umum Etika
Advertisements

Definisi Etika Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom).
Apakah Etika Itu?.
PANCASILA 10 PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA PENGANTAR
ETIKA PROFESI.
Pancasila sebagai ETIKA kehidupan berbangsa
perkembangan ETIKA PROFESI
ETIKA KERJA.
PUBLIC RELATIONS DAN ETIKA
EKSISTENSI PROFESI DIPANDANG DARI SEGI ETIKA UMUM DAN ETIKA KHUSUS
ETIKA & ETIKET.
Beda Etika dan Moral Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos,” artinya adat kebiasaan, (jamaknya “ta etha”),. Moral berasal dari bahasa Latin “mos,” artinya.
SRI SULASMIYATI, S.Sos, M.AP
BAB II Etika Dalam Tinjauan Umum
BAB XIII ETIKA PROFESI/BISNIS
PENDAHULUAN purwati.
Di susun oleh : MEILILIYANIE, S.SiT.
PENGERTIAN DAN PERANAN ETIKA PROFESI
Etika Dan Regulasi Maria Christina.
Hasim As’ari TEORI ETIKA 1.
RAGAM BAHASA.
Tugas Softskill minggu 1 : definisi etika sebagai profesi
PENGERTIAN FILSAFAT CABANG –CABANG FILSAFAT ALIRAN DI DALAM FILSAFAT
Dr. Risma Niswaty, S.S., M.Si..
BAB I Tinjauan Umum Etika
Oleh: Devie Rosa Anamisa, S.Kom
TEORI DAN ETIKA KOMUNIKASI MUH. ALFIAN
Dosen: Sopian, S. Sos., M.I.K PARAGRAF JURNALISTIK.
ETIKA BISNIS DAN PROFESI
ETIKA PROFESI.
PENGERTIAN ETIKA, MORAL, DAN AHLAK
Kuliah V: PARAGRAF JURNALISTIK
PENGANTAR FILSAFAT Topik 8 ETIKA.
MK. 702 Peristilahan, Pengertian, dan Konsep Etika (Materi 3)
Dosen Dr. Horadin Saragih, SH.,M.Hum
PERTEMUAN 1 ETIKA & ETIKET
Oleh : Purnamasari Nazara Am.Keb SST
Mengenal Jurnalistik.
PENGERTIAN DAN PERANAN ETIKA PROFESI
Etika.
ETIKA PROFESI.
TUTORIAL TATAP MUKA ASIP4406 ETIKA PROFESI KEARSIPAN
Kuliah VIII: PEDOMAN BAHASA JURNAL|ST|K
ETIKA PROFESI Agus Firmansyah Dosen dan Peneliti Media
ETIKA KOMUNIKASI MASSA
Makna Akhlak, etika dan moral
ETIKA FILSAFAT DZIKRINA HIRONI, S.Psi HP /
KONSEP ETIKA DAN ETIKET
BAB I PERKEMBANGAN ETIKA PROFESI
Kuliah XIV: EVALUASI MATERI – PERSIAPAN UAS
SILABUS Mata Kuliah : Etika Profesi Sasaran :
Etika Komunikasi Massa Pertemuan 7
ETIKET, ETIKA, PROTOKOL.
Sistematika Penulisan Karya Ilmiah
Emylia Fiskasari, S.Si., Apt. M.M.
PANCASILA 10 PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA PENGANTAR
MEMPERSEMBAHKAN KELOMPOK 1 M. Reza Ansyari LubisMuammad Abduh Arya Syaputra Novika LubisWiwik HerawatiSiti Nuranis.
Apakah Etika Itu?.
BEBERAPA PENGERTIAN DALAM ETIKA PROFESI
ETIKA PROFESI.
Teori Etika.
Etika Profesi 2 sks SRIYONO, S.Kom.,M.Pd
Etika Profesi Pertemuan 1 Pengantar Etika Profesi
Teori Etika.
Etika, etiket, dan respect
PENGERTIAN. ETIKA . MORAL DAN ETIKET
Teori Etika.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
KONSEP DASAR ETIKA
Jurnalistik dan Pers Selain komunikasi, istilah jurnalistik juga memiliki kaitan erat dengan istilah pers. Bahkan, jurnalistik sering diidentikkan dengan.
Transcript presentasi:

Kuliah VII: ETIKA BAHASA JURNALISTIK Univ. Esa Unggul, Jakarta, 18 Nopember 2015 Dosen: Sopian, S. Sos., M.I.K Kuliah VII: ETIKA BAHASA JURNALISTIK

Etika Secara etimologis, etika berasal dari bahasa Yunani, ethos, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (cutstom). Etika adalah standard moral yang mengatur perilaku kita: bagaimana kita bertindak dan mengharapkan orang lain bertindak. Etika pada dasamya mempakan dialektika antara kebebasan dan tanggungjawab, antara tujuan yang hendak dicapai dan cara untuk mencapai tuJuan itu. Ia berkaitan dengan penilaian tentang perilaku benar atau tidak benar, yang baik atau tidak baik, yang pantas atau tidak pantas, yang berguna atau tidak berguna, dan yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Dalam praktiknya tidak ada etika yang mutlak. Menurut K Berten dalam etika, etika dibagi menjadi tiga pengertian: 1) Etika dalam pengertian nilai-nilai dan norma-norma moral seseorang atau suatu masyarakat; 2) etika dalam arti kumpulan aasas atau nilai moral  kode etik; 3) etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan buruk.

Etika dan moral terdapat perbedaan Etika dan moral terdapat perbedaan. Moral atau moralitas untuk perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Istilah lain yang identik dengan etika yaitu susila dan akhlak. Susila (Sansekerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, dan aturan hidup (sila) yang lebih baik (su). Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak (Ruslan, 2002:29-30). Moralitas, dari kata sifat moralis (Latin), mempunyai arti yang pada dasarnya sama dengan “moral”. Moralitas merupakan sistem nilai mengenai bagaimana hita harus hidup secara baik sebagai manusia. Sistem nilai ini terkandung dalam ajaran moral yang berbentuk petuah-petuah, nasihat, wejangan, peraturan, perintah, dan semacamnya yang diwariskan secara turun temurun melalui agama atau kebudayaan tertentu tentang keharusan manusia untuk hidup secara baik. Etika suatu masyarakat tentang suatu hal, misalnya tentang komunikasi manusia, bersifat relatif. Tidak mengingat pada masyarakat secara keseluruhan. Sebagian orang percaya, etika komunikasi bersifat individual, personal, dan subjektif.

Dua persamaan etika-etiket: sama-sama menyangkut perilaku manusia; mengatur perilaku manusia secara normatif. Dalam perspektif bahasa jurnalistik, etika melekat dengan perilaku dan kepribadian seorang jurnalis. Diawasi atau tidak ia tunduk pada kaidah etika. Empat perbedaan etika-etiket: 1) etiket menyangkut cara perbuatan harus dilakukan sedangkan etika lebih dari itu. Etika juga menyangkut masalah apakah suatu perbuatan boleh dilakukan atau tidak boleh dilalukan. 2) Etiket hanya berlaku dalam konteks pergaulan, misalnya bertemu dan berinteraksi dengan orang-orang. Etika lebih dari itu, tanpa bertemu atau berinteraksi dengan orang lain, etika tetap harus ditunjukkan. 3) Etiket cenderung relatif , sedangka etika bisa absolut. Biasanya dipengaruhi oleh budaya yang berlaku. 4) Etiket hanya memandang manusia dari segi lahiriah saja. sedangkan etika menyangikut manusia dari aspek ruhani. Bisa saja orang tampil sebagai "musang berbulu ayam": dari luar sangat sopan dan halus, tetapi di dalam penuh kebusukan

Etika Bahasa Jurnalistik Etika bahasajumalistik termasuk ke dalam rumpun keluarga etika sosial. Etika sosial berbicara mengenai kewajiban, sikap dan perilaku sebagai anggota masyarakat yang berkaitan dengan nilai-nilai sopan-santun, tatakrama dan saling menghorrnati, yaitu bagaimana saling berinteraksi yang menyangkut hubungan manusiat dengan manusia, baik secara perorangan dan langsung, maupun secara bersama-sama atau kelompok dalam kelembagaan masyarakat dan organisasi formal lainnya. Para pelaku atau subjek etika bahasa jurnalistik adalah semua orang yang bersentuhan dalam prosesperencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan segala hal yang berkaitan dengan aktivitas jurnalistik, sejak peliputan sampai dengan penyajian, pemuatan, penyiaran, atau penayangannya dalam media massa. Etika bahasa jurnalistik di suatu negara melekat dengan sistem ideologi dan sistem politik masing-masing. Dalam etika bahasa jurnalistik, komitmen, kapasitas, kualitas, dan kredibilitas suatu media, benar-benar dipertaruhkan. Etika seorang jumalis/wartawan menyangkut bagaimana ia berpikir, bersikap, dan bertindak dengan merujuk kepada kaidah etika profesi. Sebagai jurnalis, ia terikat kepada kode etik jurnalistik yang mengatur tingkah laku dan aspek-aspek moralitasnya.

Pedoman Etika Bahasa Jurnalistik Etika bahasa jurnalistik, mengajarkan kepada jurnalis atau siapa pun pengelola media massa untuk udak keluar dari koridor yuridis, sosiologis, dan koridor etis. Koridor yuridis untuk pers  UU Pokok Pers No. 40/1999, dan untuk media penyiaran radio dan televisi  UU pokok penyiaran No. 32/2002. Koridor sosiologis sudah dibakukan dalam enam landasan pers nasional. Koridor etis, sebagian sudah dibakukan dalam berbagai ketentuan dan pedoman baku seperti kode etik jurnalistik dan kode praktik media massa. Tetapi untuk sebagian lagi melekat dengan kebijaksanaan redaksional dan pegangan personal spiritual setiap jurnalis. Etika bahasa bahasa jurrnalistik menjadi pedoman setiap jurnalis atau pengelola media massa untuk memperhatikan serta tunduk kepada kaidah bahasa media massa. Teori jumalistik mengajarkan, bahasa media massa merupakan salah satu ragam bahasa yang khas karena senantiasa dipadukan dengan karakteristik suatu media berikut khalayalarya yang anonim dan sangat heterogen. Etika bahasa jurnalistik juga diartikan sebagai pedoman etis dalam penulisan dan penyajian semua jenis dan bentuk karya jurnalistik seperti tajuk rencana, karikatur, pojok, artikel, kolom, surat pembaca, berita langsung, berita mendalam, berita investigasi, wawancara berita, teks foto, dan feature.

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada 10 November 1978 di Jakarta mengeluarkan sepuluh pedoman pemakaian bahasa dalam pers. Kesepuluh pedoman ini meliputi: Wartawan hendaknya secara konsekuen melaksanakan pedoman EYD. Hal ini juga harus diperhatikan oleh para korektor karena kesalahan paling menonjol ddalam surat kabar sekarang adalah kesalahan ejaan. Wartawan hendaknya membatasi diri dalam singkatan atau akronim. Kalaupu harus menulis akronim, maka satu kali ia harus menjelaskan dalam tanda kurung kepanjangan akronim tersebut supaya tulisannya dapat dipahami oleh khalayak ramai. Wartawan hendaknya tidak menghilangkan imbuhan, bentuk awal atau prefiks. Pemenggalan kata awalan me dapat dilakukan dalam kepala berita mengingat keterbatasan ruangan. Akan tetapi pemenggalan jangan iampai dipukulratakan sehingga merembet pula ke dalam tubuh berita. Wartawan hendaknya menulis dengan kalimat-kalimat pendek. Pengutaraan pikirannya harus logis, teratur, lengkap dengan kata pokok, sebutan, dan kata tujuan (subjek, predikat, objek). Menulis dengan induk kalimat dan anak kalimat yang mengandung banyak kata, mudah membuat kalimat tidak dapat dipahami, lagi pula prinsip yang harus dipegang ialah "satu gagasan atau satu ide dalam satu kalimat”.

Wartawan hendaknya menjauhkan diri dari ung;kapan klise atau stereotypeyang sering dipakai dalam transisi berita seperli kata-kata sementara itu, dapat ditambahkan, perlu diketahui, dalam rangka. Dengan demikian dia menghilangkan monotoni (keadaan atau bunyi yang selalu sama saja), dan sekaligus dia menerapkan ekonomi kata atau penghematan dalam bahasa. wartawan hendaknya menghilangkan kata mubazir seperti adalah (kata kerja kopula), telah penunjuk masa lampau) , untuk (sebagai terjemahan to dalam bahasa Inggiris), dari (sebagai terjemahan of daiam hubungan milik), bahwa (sebagai kata sambung dan bentuk jamak yang tidak perlu diulang. Wartawan hendaknya mendisiplinkan pikirannya supaya iangan campur aduk dalam satu kalimat bentuk pasif (di) dengan bentuk aktif (me). Wartawan hendakanya menghindari kata-kata asing dan istilatr-istilah yang terlalu teknis ilmiah dalam berita. Kalaupun terpaksa menggunakannya, maka satu kali harus dijelaskan pengertian dan maksudnya. Wartawan hendaknya sedapat mungkin menaati kaidah tata bahasa Wartawan hendaknya ingat bahasa jurnalistik ialah bahasa yang komunikatif dan speslfik slfatnya, dan karangan yang baik dinilai dari tiga aspek yaitu isi, bahasa, dan tekntk persembahan.