Itsnaini al amira sofyan

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ILMU PENYAKIT DALAM I GANGGUAN DIURESIS, ELEKTROLIT, ASAM & BASA Dr. H
Advertisements

Kelas Penulisan Artikel
PENGKAJIAN SISTEM PERKEMIHAN
Striktur Uretra dr. Arnold M Simanjuntak, SpU.
Program Diploma III Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang
Infeksi saluran kemih (ISK)
RUDY AFRIANT Bag. Ilmu Penyakit Dalam FKUA/RSUP M. Djamil Padang 2013
SISTEM PENGELUARAN (SISTEM EKSKRESI )
Batu Empedu Sering Dikira Sakit Maag
Penderita Asam Urat Lebih Banyak Lelaki
KEPERAWATAN SISTEM PERKEMIHAN GLOMERULUSNEFROTIK KRONIK
GAGAL GINJAL KRONIk (CHORONIC KIDNEY DISEASE)
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA
Ns. Janny Erika, S.Kep,M.Kes KMB
Diagnosis dan analisis batu
Dr. Arnold Simandjuntak, Sp.U
PATOFISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN DIANA IRAWATI. Overview of Nephron Function.
VIRUS INOVASI MULAI MEWABAH
Wahai Penggemar Makan Enak, Awasi Ginjalmu!
Oleh : Margaretha Telly, SKep, Ns
BATU TRAKTUS URANIUS & GAGAL GINJAL
PENGENALAN PENYAKIT GLOMERULONEPHRITIS DAN SYSTITIS
PENYAKIT GINJAL Kelompok 10 : Nisatin Asila (D )
EPIDIDIMITIS Kelompok 3b Dwi ratih septia Khairul wara Khoirul solihin
ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS BAYI DAN BALITA DENGAN PENYAKIT GINJAL YANG DIDERITA IBU SELAMA KEHAMILAN OLEH KELOMPOK 11: DEWI WIJAYA GULO ILUSI CERIA.
Sistem Ekskresi Manusia
Sistem Ekskresi Manusia
ASKEP KLIEN DENGAN MASTOIDITIS
TEKNIK OPERASI UROLITHIASIS KUCING (Cystolithiasis,Uretrolithiasis)
DIET RENAL CALCULI/BATU GINJAL
LIGHT ENVIRONMENT ASSESSMENT
ARDIYA REGITA PRAMESTI BIMA NAFI NURCAHYO KARMELIA SUWANTI
Di susun oleh : Abdull Rahim Mokodompit
PENCITRAAN PADA KELAINAN SISTEM UROGENITALIA
KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
PNEUMONIA dr. Purwanto.
PATOFISIOLOGY SEMESTER IV KE - 12.
PENYAKIT GINJAL KHRONIK
URINARY TRACT INFFECTIONS (UTI)
Sistem Ekskresi.
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Pielonefritis
SISTEM EKSKRESI PARU HATI KULIT GINJAL.
SISTEM PENGELUARAN (SISTEM EKSKRESI )
Erlita febriani ( ) Only ivon riwu ( )
Sindrom Guillain–Barré
KELOMPOK VI GAGAL GINJAL AKUT & KRONIK
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
ASKEP PADA GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN OLEH : WITRI HASTUTI, S.Kep, Ns
ASKEP GLOMERULONEFRITIS
PENYAKIT BATU SALURAN KEMIH (UROLITHIASIS)
Batu Saluran Kemih.
OBSTRUKSI SALURAN KEMIH
GOUT Oleh Dr. Sri Utami, B.R. MS.
Hematuria et causa Cystitis
PATOFISIOLOGI PENYAKIT GINJAL ILMU GIZI / FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PENGKAJIAN SISTEM PERKEMIHAN
BATU SALURAN KEMIH (UROLITHIASIS)
PATOFISIOLOGI PENYAKIT GINJAL ILMU GIZI / FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Patofisiologi dan terapi penyakit ginjal
Nama: Franciska Danik Sandrayanti NPM:
INFEKSI SALURAN KEMIH.
Hati (hepar) Merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia (2 kg) yang terletak di rongga perut sabelah kanan di bawah diafragma.
URINARY TRACT INFECTION
Sistem Ekskresi Manusia
Ensefalopati Hepatik.
Sistem Ekskresi Manusia
Ns. Yanti Rostianti, S.Kep, M.SI
PRESENTASI ramuan tradisional batu ginjal
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NEFROLITIASIS OLEH : 1. LUCI ANDRIANA 2. AIYUB.
Ns. Yanti Rostianti, S.Kep, M.SI
Transcript presentasi:

Itsnaini al amira sofyan Skenario 2 KOLIK H2A012060 SASARAN BELAJAR a. Definisi b. Etiologi c. Faktor resiko d. Patofisiologi e. Tanda dan gejala f. Pemeriksaan fisik g. Pemeriksaan penunjng h. Komplikasi i. Penatalaksanaan j. Prognosis 1. Urolitiasis 2. Pielonefritis

UROLITIASIS Definisi Etiologi 1. Lorem ipsum In libris graecis appetere mea. At vim odio lorem omnes, pri id iuvaret partiendo. Vivendo menandri et sed. Lorem volumus blandit cu has.Sit cu alia porro fuisset. Ea pro natum invidunt repudiandae, his et facilisis vituperatoribus. Mei eu ubique altera senserit, consul eripuit accusata has ne. Urolithiasis adalah adanya batu (kalkuli) di traktus urinarius (Brunner and Suddarth, 2002, hal. 1460). Urolithiasis adalah kalsifikasi dengan sistem urinari kalkuli, seringkali disebut batu ginjal. Batu dapat berpindah ke ureter dan kandung kemih (Black, Joyce, 1997, hal. 1595). In libris graecis appetere mea. At vim odio lorem omnes, pri id iuvaret partiendo. Vivendo menandri et sed. Lorem volumus blandit cu has.Sit cu alia porro fuisset. Ea pro natum invidunt repudiandae, his et facilisis vituperatoribus. Mei eu ubique altera senserit, consul eripuit accusata has ne. Ignota verterem te nam, eu cibo causae menandri vim.

Faktor Resiko Faktor ekstrinsik Geografi Iklim dan temperatur Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium yang dikonsumsi Diet : diet banyak purin,oksalat, dan kalsium

Patofisiologi PROSES TERJADI BATU SALURAN KEMIH Agregasi ↓ - Since 1802 Kristal bahan organik dan anorganik (normal) ↓ Masih keadaan metastable dalam urin Pada daerah stasis urin Kristal mengadakan presipitasi Nukleasi batu Agregasi ↓ Menarik komponen lain Nempel pada epitel saluran kemih (bentuk retensi kristal) Kristal besar Nyumbat

Teori Pembentukan Batu I. Teori Fisiko- Kimiawi 1.Teori Supersaturasi

5. Teori Kombinasi 2.Teori Inhibitor 3.Teori Epitaksi 4. Teori Matriks Inhibitor : Mencegah terbentuknya batu Inhibitor Organik: Sitrat Nefrokalsin Tamm – Horsfal Glikoprotein Glikosamin Glikans Uropoetin, dll Inhibitor Anorganik: Pirofosfat Magnesium (Mg) Zincum (Zn) Kristal Menempel pada kristal lain (Dis. Nukleasi heterogen) Paling sering : Kristal Kalsium oksalat menempel pada kristal asam urat 4. Teori Matriks Yaitu jaring protein berasal dari pemecahan mitokondria (Seperti sarang laba- laba) . Kristal kalsium oksalat / lain- lain menempel padanya 5. Teori Kombinasi Terjadinya batu berdasar gabungan macam- macam teori

1.Infeksi Urea Splitting Bacteria (Urease Producing Bacteria) II. Teori Infeksi 1.Infeksi Urea Splitting Bacteria (Urease Producing Bacteria) Gram Negatif: Proteus - Klebsiella Providensia Pseudomonas Gram Positif: Strain Stafilokokus Mikrokokus Korinebakteria Mikoplasma: T-Strain Ureaplasma Urelitikum Reaksi Kimia NH2 - CO - NH2 + H2O ----------> 2 NH3 + CO2 (UREASE) NH3 + H2O ---------> NH4 - + OH - CO2 + H2O ---------> H2CO3 NH4+ + Mg++ + PO43- + H2O ------>MgNH4PO4 6H2O Akibat: pH Urin > 7.2 Terbentuk Batu MgNH4PO4 6H2O (=Batu Struvit = Batu Infeksi = Batu Tripelfosfat = MAP = Magnesium Amonium Phosfat)

3.Infeksi Bakteri Pemakan Oksalat 2. Infeksi Nano Bakteria 3.Infeksi Bakteri Pemakan Oksalat Ditemukan oleh Ciftcioglu + Kajender (1998)  Univ.Kuopio, Finlandia Bakteri terkecil, Ø 50 – 200 nm (Sedikit lebih besar dari virus) Hidup di darah, ginjal dan urin Gram Negatif Sensitif terhadap tetrasiklin Oxalobacter Formigenes Eubacterium Lentum Pseudomonas Oxalaticus Yang O.Formigenes hanya hidup dan makan oksalat saja Penderita batu kalsium oksalat  70 % O.Formigenes NEGATIF Beri quinolon 1 minggu  50 % Mati Dinding Sel Mengeras diliputi kristal kalsium (Karbonat Apatit)  Cangkang Kristal kalsium oksalat menempel

III. Teori VASKULER 1.Teori Hipertensi 2.Teori Cholesterol Hipertensi  83 % Perkapuran ginjal Kontrol  52 % Hipertensi  Aliran Turbulensi di papila ginjal -> Kapur mengendap == Randall’s Plaque 2.Teori Cholesterol Hipercholesterolemia  Butir- butir cholesterol dalam urin positif  Kristal kalsium menempel / agregasi  Batu kalsium oksalat / fosfat Batu kalsium setiap 1gr terdapat: 0.058 – 2.258 µg cholesterol bebas 0.012 – 0.777 µg cholesterol ester

Komposisi Batu Batu kalsium Terdiri dari calsium oksalat, calsium fosfat atau campuran dari keduanya Terjadi karena Hiperkalsiuria Peningkatan absobri calsium diusus lebih besar Gangguan kemampuan teabsorbsi calsium melalui tubulus ginjal Peningkatan reabsorbsi calsium tulang pada hipertroidisem primer atau pada tumor para tiroid Hipokalsiuria Hiperurikosuria Kadar asam urat dalam urin ≥850 mg/24jam ↓ Asam inti batu (nidus) Batu oxalat Hipositratiuria Hipomagnesiuria  

Komposisi Batu Batu struvit   Batu struvit Atau batu infeksi, karena terbentuknya disebabkan oleh adanya infeksi saluran kaemih. Kuman yang berperan dari kuman pemecah urea (urea splitted) seperti proteus spp,klebsiella,enterobakter. Batu asam urat pada penderita gout,mieloproliferatif,terapi anti kanker,obat orikosurik (sulfinpirazone,thiazid, salisilat) Purin ↓ Hipoxanthin (enzim xanhtinoxidase) Xanthin Asam urat Tidak larut dalam air Bentuk kristal asam urat Faktor pembentuk Urin dengan pH <6 Pengeluran urin <2liter/hari atau dehidrasi Hiperurikosuria

Klasifikasi

prognosis

I.Ureter 1/3 proximal II.Ureter 1/3 tengah 2\ III.Ureter 1/3 distal

BATU GINJAL BATU URETER BATU BULI Komplikasi Hidronefrosis Gagal ginjal Pyonefrosis Urosepsis Neoplasma Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan abdomen Nyeri ketok sudut kostovertebrae Rectal toucher Komplikasi : Hidronefrosis Hidroureter Gagal ginjal Striktur ureter BATU BULI Pemeriksaan fisik Komplikasi Statis urin  infeksi saluran kemih Perubahan mukosa buli (trabekula, selula, divertikel) Iritasi kronik mukosa buli  metaplasia  karsinoma sel squamosa Hidroureter Hidronefrosis Gagal ginjal Pemeriksaan rectal toucher bimanual: Buli harus kosong

                                                                                                  Copyright © 2003, Elsevier Science (USA). All rights reserved.

BATU URETRA Pemeriksaan fisik: Teraba indurasi di urethra Berasal dari batu buli Pria > wanita Terbanyak pada pars bulbaris dan prostatika Gejala : Nyeri pada shaft penis Kencing tiba-tiba berhenti Hematuria Komplikasi : Striktur uretra Infeksi saluran kemih Pemeriksaan fisik: Teraba indurasi di urethra

Tanda dan gejala NEWS WOW NEWS Date today 00/00/00 In libris graecis appetere mea. At vim odio lorem omnes, pri id iuvaret partiendo. Vivendo menandri et sed. Lorem volumus blandit cu has.Sit cu alia porro fuisset. Ea pro natum invidunt repudiandae, his et facilisis vituperatoribus. Mei eu ubique altera senserit, consul eripuit accusata has ne.

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Laboratorium Darah : Hb, Leukosit, trombosit, ureum, creatinin, elektrolit (Na, K, Cl, Ca) Urin BJ, pH, sedimen, bakteri, kultur & sensitivitas - Since 1802 Pemeriksaan penunjang radiologi : Ultrasonografi (USG) Foto polos abdomen (FPA) Urografi intravena (UIV) Retrograd Pielografi (RPG) Uretrografi (retrograd/bipoler) Antegrad Pielografi (APG)

RPG USG FPA APG FPA-UIV Uretrografi

Komplikasi

Penatalaksanaan NEWS Konservatif Batu ureter (4-5 mm)40-50% keluar spontan (>6mm) 5% keluar spontan bila gejala (-), obstruksi (-) 2. Medikamentosa - spasmolitik - diuretika - banyak minum - banyak gerak NEWS

prognosis

PIELONEFRITIS Definisi 2. Pielonefritismerupakan infeksi bakteri yang menyerang ginjal, yang sifatnya akut maupun kronis .Pielonefritis akut -- biasanya akan berlangsung selama 1 sampai 2 minggu. Pielonefritis kronis -- Bila pengobatan pada pielonefritis akut tidak sukses Pielonefritis merupakan infeksi bakteri pada piala ginjal, tunulus, dan jaringan interstinal dari salah satu atau kedua gunjal (Brunner & Suddarth, 2002: 1436). Pielonefritis merupakan suatu infeksi dalam ginjal yang dapat timbul secara hematogen atau retrograd aliran ureterik (J. C. E. Underwood, 2002: 668)  

Etiologi 1. Bakteri (Escherichia coli, Klebsielle pneumoniac, Streptococus fecalis, dll). Escherichia coli merupakan penyebab 85% dari infeksi. 2. Obstruksi urinari track. Misal batu ginjal atau pembesaran prostat. 3. Refluks, yang mana merupakan arus balik air kemih dari kandung kemih kembali ke dalam ureter. 4. Kehamilan 5. Kencing Manis 6. Keadaan-keadaan menurunnya imunitas untuk malawan infeksi.

Patofisiologi - Since 1802 Pada pielonefritis akut, inflamasi menyebabkan pembesaran ginjal yang tidak lazim. Korteks dan medula mengembang dan multipel abses. Kalik dan pelvis ginjal juga akan berinvolusi. Resolusi dari inflamasi menghsilkan fibrosis dan scarring. Pielonefritis kronis muncul stelah periode berulang dari pielonefritis akut. Ginjal mengalami perubahan degeneratif dan menjadi kecil serta atrophic. Jika destruksi nefron meluas, dapat berkembang menjadi gagal ginjal. Bakteri naik ke ginjal dan pelvis ginjal melalui saluran kandung kemih dan uretra. Flora normal fekal seperti Eschericia coli, Streptococus fecalis, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphilococus aureus adalah bakteri paling umum yang menyebabkan pielonefritis akut. E. coli menyebabkan sekitar 85% infeksi.

Klasifikasi PIELONEFRITIS DAPAT AKUT DAN KRONIS: 1.Pielonefritis akut .2. Pielonefritis Kronik 1.setelah obstruksi kronik dengan refluks 2.gangguan kronik.   1.Pielonefritis akut a.kontaminasi bakteria pada uretra b.setelah dilakukan tindakan memasukan instrumen seperti catheter atau cystocope. .

Tanda dan gejala PEMERIKSAAN FISIK Demam Menggigil Pada pielonefritis kronis, nyerinya dapat menjadi samar-samar dan demam menjadi hilang timbul atau malah bisa tidak ditemukan demam sama sekali Demam Menggigil “Irretative voiding symptoms” (sering miksi, mendesak dan disuri) Nyeri pinggang Mual sampai muntah Kolik renalis (nyeri hebat) PEMERIKSAAN FISIK Pada perkusi atau palpasi dalam diatas CVA terasa lunak Nyeri ketok pada pinggang yang terkena (angulus costovetebral)

Pemeriksaan Penunjang a) Lekositosis –>  shift to the left b) Kultur urine positif hebat c) Urinalisis : piuri, bakteriuri, hematuri d) LED e) Silinder lekosit + f) USG g) IVP h) Imaging –> bila komplikasi –> hidronefrosis  

Komplikasi ADA TIGA KOMPLIKASI PENTING DAPAT DITEMUKAN PADA PIELONEFRITIS AKUT : Nekrosis papila ginjal. Fionefrosis. Abses perinefrik. (Brunner&Suddarth, 2002: 1437).   .

Penatalaksanaan Medikal manajemen Pielonefritis Akut antibiotik untuk membunuh kuman yang telah ditemukan pada kulktur urin dan sensitivitas. Jika ditemukan batu atau obstruksi  operasi. antibiotik spektrum luas yaitu sulfonamides atau kombinasi sulfa methoxazole dan trimethoprim untuk 10 hari sampai2 minggu. diberikan peroral atau dengan metode dosis tunggal yang tinggi. Pada kasus pielonefritis akut berat antibiotik diberikan intravena. 1. Istirahat Hindari hubungan seksual Banyak minum bila fungsi ginjal masih baik 2.Diet 3. Medikamentosa Obat pertama : Antibiotik yang sesuai dengan hasil kultur/pengalaman Kotrimoksazol 2 x 2 tablet Obat alternative : Bikarbonat 4 x 2 gr untuk alkalinase urine

Penatalaksanaan 2.Pielonefritis kronik   2.Pielonefritis kronik mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut. Jika bakteri ditemukan berikan antibiotik yang tepat. Pyelonphritis kronik cenderung kurang nyeri. Kontrol hypertensi sangat perlu. Karena kerusakan ginjal dapat menyebakan hypertensi yang lebih lenjutnya menambah kerusakan ginjal.

Pyelonephritis 80% Uncomplicated Acute pyelonephritis 10% Complicated Chronic pyelonephritis “smouldering” Medical therapy Medical and/or surgical therapy Medical and/or surgical therapy 100% Cured 40% Progressive renal damage 100% Progressive renal damage 60% Cured

prognosis Lorem ipsum - Since 1802 In libris graecis appetere mea. At vim odio lorem omnes, pri id iuvaret partiendo. Vivendo menandri et sed. Lorem volumus blandit cu has.Sit cu alia porro fuisset. Ea pro natum invidunt repudiandae, his et facilisis vituperatoribus. Mei eu ubique altera senserit, consul eripuit accusata has ne. Ignota verterem te nam, eu cibo causae menandri vim. Sit rebum erant dolorem et, sed odio error ad.Vel molestie corrumpit deterruisset ad, mollis ceteros ad sea. In libris graecis appetere mea. At vim odio lorem omnes, pri id iuvaret partiendo. Vivendo menandri et sed. Lorem volumus blandit cu has.Sit cu alia porro fuisset. Ea pro natum invidunt repudiandae, his et facilisis vituperatoribus. Mei eu ubique altera senserit, consul eripuit accusata has ne. Ignota verterem te nam, eu cibo causae menandri vim. Sit rebum erant dolorem et, sed odio error ad.Vel molestie corrumpit deterruisset ad, mollis ceteros ad sea.

Daftar Pustaka 1.Sudoyo, Aru W, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi 5. jakarta; EGC. 2009 2.Mansur A,dkk. Kapita Selekta kedokteran, ilid II, edisi II. Jakarta; FK UI. 1999 3.Rusdidjas, Ramayati. Infeksi Saluran kemih, In Atlas H, Tambunan, tribodo PP. 2002 4.Robbins, dkk. Buku Ajar Patologi, edisi 7, volume 2. Jakarta; EGC.2007 5.Underwood, J. C. E .Patologi Umum & Sistematik. Jakarta; EGC.2002