SELAMAT DATANG SELAMAT DATANG ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Peta Globe Atlas Garis Kontur Mental Map Atmosfer
Advertisements

Handout Analisis & Pengukuran Kerja
Geografi Kelas XII Semester 1
DALAM RANGKA PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANDAL
Tehnik Survey dan Penyajian Data
INTERAKSI KOTA DAN DESA
Dasar Pengelolaan Sampah Kota
BAB 4 PENELITIAN USAHATANI PERTEMUAN KE - 8.
POPULASI DAN SAMPEL.
Lepas jaketnya dunk Kalo gak sedang sakit !!!
Irigasi 1 Perencanaan Irigasi.
DAMPAK KENAIKAN MUKA AIR LAUT PADA KOTA-KOTA PANTAI DI INDONESIA
RIZQI IRFANI, Kemampuan Daya Tampung Sekolah Terhadap Kesempatan Bersekolah Masyarakat ( Studi Kasus Pada Satuan Pendidikan menengah Di Kabupaten.
PERTEMUAN 6: KAIDAH DAN ATURAN PENULISAN ILMIAH
AKHIRUL MUNAJAT, PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG.
ILMU UKUR TANAH & PEMETAAN (Pertemuan 4)
GERDA YUSTITYA HIMAWAN, PEMETAAN PERSEBARAN INDUSTRI FILET IKAN DI KELURAHAN TEGALSARI KECAMATAN TEGAL BARAT BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL
TATA TULIS BUKU TUGAS AKHIR
RANCANGAN SIRKULASI DAN PARKIR
Syllabus Kuliah PERPETAAN (2009)
Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Daerah Istimewa Yogyakarta
DATA DAN HIPOTESIS (DATA AND HYPOTHESIS)
SURVEI JALAN DAN LALULINTAS
PENGERTIAN UMUM PETA.
Metode Penelitian Ilmiah
Prinsip-Prinsip Dasar Peta Dan Pemetaan
Estimasi Topik Pembahasan: Konsep estimasi (pendugaan statistik)
DATA DAN HIPOTESIS (DATA AND HYPOTHESIS)
Spatial approach & perencanaan
Kuliah I Pengantar.
Sistem Informasi Geografis
Atlas By. Ank_Aden.
KESEMPATAN KERJA PERKOTAAN “Perkembangan Yang Sangat Merisaukan”
METODE PENELITIAN KUANTITATIF (13) FIKOM UNIVERSITAS BUDILUHUR.
Perencanaan Sumber Daya Hutan
PERTEMUA N I MARET 2010 JURUSAN TEKNIK SIPIL UNSOED
Tugas Pertemuan 1 Sistem Manajemen Basis Data
Aspek Teknis Analisis teknis bertujuan untuk memastikan bahwa ide atau gagasan yang telah dipilih itu layak, dalam arti kata ada ketersediaan lokasi, alat,
Geographic Information and Spatial Information
BAB I PENDAHULUAN Disampaikan pada:
POPULASI DAN SAMPEL mustikalukmanarief
DATA DAN HIPOTESIS (DATA AND HYPOTHESIS)
Aplikasi Komputer & Pengolahan Data UKURAN TENDENSI SENTRAL
PENATAAN RUANG DESA PANTAI
ASPEK TEKNIK & TEKNOLOGI
TUJUAN PEMBELAJARAN SISWA MAMPU :
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL
I pendahuluan.
POPULASI DAN SAMPEL.
Pertemuan <<#>> <<Judul>>
Menghitung KEKUATAN Interaksi ANTARA 2 WILAYAH
PENYUSUNAN SKRIPSI Presented by: Auliya’ul Muhlis
ANALISA DAN PERANCANGAN
POPULASI DAN SAMPEL KELOMPOK 1 FATHIN AMMAR ASIDIK ENDAH MARIADI
PERENCANAAN DAN PEMODELAN TRANSPORTASI
KARTOGRAFI Nama : Shauqi Isyana Tristantio NIM :
Disusun Oleh: Yogi Afroza ( )
PELUANG PROFESI AHLI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Pengelolaan drainase.
Teori Penarikan Sampel
A. Pengertian Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi.
GEOGRAFI KELAS XII MACAM - MACAM PETA
PPPUD (Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah)
PROPOSAL PENELITIAN Oleh Ansar G2F PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN DALAM MENUNJANG PERTUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN KONAWE SELATAN.
TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASI. 1. Pendahuluan Untuk melestarikan lingkungan perkotaan yang layak huni, keseimbangan antara fungsi- fungsi tersebut.
Pemahaman Dasar RP2KP/SPPIP merupakan strategi yang berfungsi sebagai ACUAN BAGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA yang penyusunannya.
KONSEP, PENDEKATAN, PRINSIP, DAN ASPEK GEOGRAFI OlehSUHAIDI SMAN 1 SUKAMULIA.
Lingkup Pekerjaan Lingkup kegiatan dalam Studi Pembangunan Pelabuhan Ikan Terpadu Kedungmalang adalah sebagai berikut : 1)Persiapan  Melakukan studi literatur.
Oleh : HENDRIK ARY DERMAWAN P E N I L A I A N R I S I K O B E N C A N A.
Transcript presentasi:

SELAMAT DATANG SELAMAT DATANG ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB JANGAN DI KLIK !!! ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB SELAMAT DATANG DI KELAS MULTI MEDIA MAHASISWA PRODI TP ANGKATAN 2008 FAKULTAS PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SELAMAT DATANG

GEOGRAFI PEMBANGUNAN DAN PERENCANAAN WILAYAH

Daftar pustaka 1. Bintarto,R & Surastopo H. Metode Analisa Geografi. 1979. Jakarta. LP 3 ES. 2. Bintarto,R. Interaksi Desa – Kota dan Permasalahannya. 1983. Jakarta. Ghalia Indonesia. 3. Bintoro Tjokroamidjojo. Perencanaan Pembangunan. 1982.Jakarta.PT.Gunung Agung. 4. Ischak. Berbagai Jenis Peta dan Kegunaannya.1987. Yogyakarta. Liberty. 5. Nursyid Sumaatmadja. Studi Geografi, Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. 1988. Bandung. PT Alumni.

N I L A I ANGKA HURUF BOBOT 86 – 100 A 4 80 – 85 A – 3,67 75 – 79 B + 3,33 71 – 74 B 3 66 – 70 B – 2,67 61 – 65 C + 2,33 56 – 60 C 2 0 – 55 D 1

PEMBANGUNAN DAN DAMPAKNYA Pembanguan selalu mempunyai dampak Positif dan Negatif. Evaluasi / kontrol harus dilakukan secara kontinue, sehingga dapat diketahui fluktuasi masing-masing dampak ( Positif dan Negatif) setiap saat. Besar Besar DAM PAK POSITIF Awal W A K T U DAMPAK NEGATIF Besar Besar

PERENCANAAN JANGKA PENDEK/SPONTAN PERENCANAAN JANGKA MENENGAH PERNCANAAN PERENCANAAN ABSTRAK PERENCANAAN RIIL PERENCANAAN JANGKA PENDEK/SPONTAN PERENCANAAN JANGKA MENENGAH PERENCANAAN JANGKA PANJANG PERENCANAAN DINAMIS JELASKAN DAN BERIKAN CONTOH MASING-MASING PERENCANAAN TERSEBUT !!?

MENGAPA PEMBANGUNAN SELALU BERLANGSUNG SEPANJANG MASA ??? ADAKAH SUATU OBYEK PEMBANGUNAN YANG “TIDAK MEMPUNYAI” DAMPAK NEGATIF ??? MUNGKINKAH SUATU KEGIATAN PEMBANGUNAN “TANPA RENCANA” ??? SEBUTKAN DAN JELASKAN JENIS-JENIS RENCANA ???!!!

JENIS-JENIS RENCANA : 1. RENCANA ABSTRAK : ? 2. RENCANA RIIL : ? 4. RENCANA STATIS : ? 3. RENCANA DINAMIS : ? - RENCANA JANGKA PENDEK - RENCANA JANGKA MENENGAH - RENCANA JANGKA PANJANG - RENCANA BAKU ( TUJUAN POKOK/TARGET UTAMA)

FUNGSI PERENCANAAN 1. Merupakan suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, untuk mencapai tujuan tertentu. 2. Merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif. 3. Merupakan Penentuan Tujuan yang akan dicapai. 4. Merupakan cara untuk memilih beberapa alternatif dalam mencapai tujuan. 5 Merupakan wujud pengarahan untuk mencapai tujuan. 6. Merupakan Alat Evaluasi / kontrol suatu ujud pembangunan.

Meningkatkan Taraf Hidup dan Kesejahteraan Manusia TUJUAN PEMBANGUNAN Meningkatkan Taraf Hidup dan Kesejahteraan Manusia

Daftar pustaka 1. Bintarto,R & Surastopo H. Metode Analisa Geografi. 1979. Jakarta. LP 3 ES. 2. Bintarto,R. Interaksi Desa – Kota dan Permasalahannya. 1983. Jakarta. Ghalia Indonesia. 3. Bintoro Tjokroamidjojo. Perencanaan Pembangunan. 1982.Jakarta.PT.Gunung Agung. 4. Ischak. Berbagai Jenis Peta dan Kegunaannya.1987. Yogyakarta. Liberty. 5. Nursyid Sumaatmadja. Studi Geografi, Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. 1988. Bandung. PT Alumni.

GEOGRAFI PEMBANGUNAN GEOGRAFI = ? PEMBANGUNAN = ? Geografi = Ilmu yang mempelajari kaitan sesama antara manusia, ruang, ekologi, kawasan dan perubahan- perubahan yang terjadi sebagai akibat dari kaitan sesama tersebut. Pembangunan = Realisasi dari Perencanaan. Geografi Pembangunan : adalah Kawasan : Suatu lingkungan dengan karakteristik tertentu.

Geografi Pembangunan : Adalah suatu STUDI yang memperhatikan aspek- Aspek Geografi yang menunjang suatu pemba – ngunan wilayah. Aspek-Aspek Pembangunan : a). Aspek Fisik : tanah, iklim, air, dll. b). Aspek Manusiawi / aspek Sosial : Jumlah penduduk, persebaran penduduk, tenaga kerja, kemasyarakatan , dll. c). Aspek Biotis : Hewan, dan tanaman. d). Aspek Abstrak : Letak, Luas, Batas, Bentuk.

TEORI POTENSI PENDUDUK Adalah Suatu Analisa KUANTITATIF ( Berupa angka-angka ) mengenai Tingkat Potensi suatu tempat / daerah untuk berkembang. Teori ini berdasarkan pada : 1. Data Jumlah Penduduk 2. Data JARAK antar tempat / titik berdasarkan JALUR TRANPORTASI.

Hasil Analisa : Semakin Besar Angka Potensi Penduduk Suatu daerah, maka daerah tersebut akan mudah berkembang, dan sebaliknya, Semakin Kecil Angka Potensi Penduduk Suatu daerah, maka semakin kecil pula kemungkinan daerah tersebut untuk berkembang.

Kegunaan Teori Potensi Penduduk Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan suatu wilayah. Misalnya : Pengadaan Rumah Sakit, Terminal, Pasar, dll. Teori ini relevan untuk Daerah-daerah yang relatip belum berkembang.

Langkah-langkah Analisa 1. Sediakan Peta Daerah yang akan dianalisa. 2. Ukurlah Jarak menurut Jalur Tranportasi yang ada pada Peta tersebut. Bila suatu Tempat/ daerah terhadap Tempat lain dihubungkan oleh lebih dari SATU jalur tranportasi, maka pilihlah jalur yang terpendek jaraknya. 3. Susunlah Tabel Jarak Antar Tempat, meliputi semua Tempat/Titik yang tercakup dalam wilayah tersebut. 4. Carilah data JUMLAH PENDUDUK untuk semua Tempat/ Titik. 5. Hitunglah Potensi Penduduk untuk masing- masing Tempat/Titik, menurut Rumus yang sudah ada.

RUMUS POTENSI PENDUDUK n = Jumlah Titik P1 P2 P3 P4 Pn PP 1 = + + + . . . + ( J 1 )² ½ (J 1.2)² (J 1.3)² (J 1.4)² (J 1.n)² P1 P2 P3 P4 Pn PP 2 = . . . + + + + ( J 2.n )² (J 2.1)² (½ J 2)² ( J 2.3 )² ( J 2.4)² P1 P2 P3 P4 Pn PP 3 = + + + + . . . (J 3.1 )² (J 3.2)² (½ J 3 )² (J 3.4)² ( J 3.n )² P1 P2 P3 P4 Pn . . . PP n = + + + + (J n.1)² (J n.2)² ( J n.3)² ( ½ J n )² (J n.4)² PP 1 = Potensi Penduduk di Tempat 1 PP 2 = Potensi Penduduk di Tempat 2 PP 3 = Potensi Penduduk di Tempat 3 PP n = Potensi Penduduk di Tempat n P 1 = Jumlah Penduduk Tempat 1 P 2 = Jumlah Penduduk Tempat 2 P 3 = Jumlah Penduduk Tempat 3 P n = Jumlah Penduduk Tempat n

? • • • • • J 1 = Jarak terdekat dari tempat 1 Keterangan Rumus : J 1 = Jarak terdekat dari tempat 1 J 2 = Jarak terdekat dari tempat 2 J 3 = Jarak terdekat dari tempat 3 J n = Jarak terdekat dari tempat n ? Peta • • LIHAT PETA : 1 4 J 1 = Jarak 1 – 2 ( J 1.2 ) Jarak 2 – 3 ( J 2.3 ) Jarak 3 – 2 = Jarak 2 – 3 = J 3.2 atau J 2.3 J 2 = • • 2 J 3 = 3 • = J1 : Kabupaten = J2 & J3 : Jalan Tranportasi J 4 = Jarak 4 – 3 ( J 4.3 ) = J4

Buatlah Rumus : 1. PP.6 = ? 2. PP.11 = ? 3. PP. 7 = ? 4. PP. 9 = ? DICOBA !

Peta Daerah X • • • • • • • • • • • K A B U PA T E N X 6 5 7 3 8 4 2 1 SKALA 1 : 50.000 6 • • 5 • 7 3 • • 8 • • 4 2 • 1 • 10 • • 11 9 : Batas Kabupaten : Jalan

Contoh Tabel : Jarak Antar Titik menurut Jalur Tranportasi ( Km ) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Tabel : Jumlah Penduduk Di Kabupaten Gunung Kidul, DIY Tahun l971 Kode Nama Kecamatan Jumlah Penduduk 1 Panggang 46.354 2 Paliyan 56.810 3 Tepus 59.969 4 Rongkop 53.364 5 Semanu 48.477 6 Ponjong 48.775 7 Karang Mojo 51.217 8 Wonosari 59.907 9 Playen 52.125 10 Patuk 42.004 11 Nglipar 43.411 12 Ngawen 3.099 13 Semin 55.050 n = 13

Hasil Perhitungan POTENSI PENDUDUK dari 13 Kecamatan Nilai Potensi Penduduk Prosentase Potensi Penduduk Terhadap Prosentase Penduduk TERTINGGI ( % ) Kode PP 1 1.948,55 PP 2 4.383,78 PP 3 2.394,45 PP 4 1.517,46 PP 5 12.415,71 PP 6 16.725,85 PP 7 19.914,48 PP 8 12.424,55 PP 9 43.899,21 PP 10 37.643,74 PP 11 3.775,40 PP 12 3.447,70 PP 13 3.686,84 4,44 9,99 5,45 4,03 28,28 38,10 45,36 28,30 100,00 85,75 8,60 7,85 8,40 PP Tertinggi DATA PROSENTASE ini dipakai Untuk Plotting kedalam Peta, dan dibuat Kontur Potensi Penduduk PP n PROSENTASE = X 100 % PP Tertinggi

CARA PEMBUATAN GARIS KONTUR POTENSI PENDUDUK Buatlah Garis Kontur Potensi Penduduk, dengan C I = 10 % Peta 70 % 80 % 60 % • 85 80 • 70 57 50 % • 80 • 60 • • • 80 • • • 70 • 62 70 50 • 60 • 60 40 % • • 60 • 50 40 • 50 40 • 40 • • • 30 % • 30 • 30 • 30 50 28 • • 42 • 30 40 EQUI POTENTIAL LINES / ISOPLETHS METODE : LOGICAL KONTUR (Interpolasi Linier) Angka dalam % Titik 100 % pasti merupakan Puncak Kontur

CARA PEMBUATAN GARIS KONTUR POTENSI PENDUDUK Buatlah Garis Kontur Potensi Penduduk, dengan C I = 10 % Peta 70 % 80 % 60 % • 85 80 • 70 57 50 % • 80 • 60 • • • 80 • • • 70 • 62 70 50 • 60 • 60 40 % • • 60 • 50 40 • 50 • 40 40 • • 30 • • 30 % • 30 • 30 50 28 • • 42 • 30 40 EQUI POTENTIAL LINES / ISOPLETHS METODE LOGICAL KONTUR Angka dalam % Titik 100 % pasti merupakan Puncak Kontur

CARA PEMBUATAN GARIS KONTUR POTENSI PENDUDUK Buatlah Garis Kontur Potensi Penduduk, dengan C I = 10 % Peta 70 % 80 % 60 % • 85 • 57 50 % • 62 40 % • 30 % 28 • 42 EQUI POTENTIAL LINES / ISOPLETHS METODE LOGICAL KONTUR Angka dalam % Titik 100 % pasti merupakan Puncak Kontur

CARA PEMBUATAN GARIS KONTUR POTENSI PENDUDUK BOLEH DIKIRA-KIRA Peta 5 % Buatlah Garis Kontur Potensi Penduduk dengan C I = 10 % 80 65 55 85 75 85 90 • 57 70 Posisi ini Tidak mungkin dibagi secara TEPAT • 62 60 45 35 • 85 50 • 25 28 • 42 15 40 30 Angka dalam % METODE LOGICAL KONTUR 20 10

CARA KOREKSI GARIS KONTUR C I = 10 % Peta : Garis Kontur yang salah 70 % 80 % 60 % • 85 80 • • 70 57 50 % 80 • 60 • • • 80 • • • 70 • 62 70 50 • 60 • 60 40 % • • 60 • 50 40 • 50 40 • 40 • 39 • 30 • • 30 % 30 • • • 30 50 28 • • 42 • 30 40 EQUI POTENTIAL LINES / ISOPLETHS METODE LOGICAL KONTUR Angka dalam % Titik 100 % pasti merupakan Puncak Kontur

Peta Kontur Potensi Penduduk, Daerah X, Tahun . . . . II = 20 - 50 % III = 10 – 40 % II 10 50 20 60 30 80 90 70 • 100 40 I III : Batas Administrasi

Cara Analisa Peta Kontur Potensi Penduduk Lokasi-lokasi yang mempunyai Garis Kontur Rapat, dan berada pada nilai Garis Kontur PALING TINGGI merupakan Daerah Prioritas I (satu ). Pada lokasi ini Potensi untuk berkembang adalah sangat besar diban- dingkan dengan lokasi-lokasi yang lain. Carilah lokasi Daerah Prioritas II ( Dua ), yaitu lokasi- lokasi dengan garis kontur yang rapat dan nilai GARIS-GARIS KONTURNYA dibawah nilai Daerah Prioritas I ( Satu ). Selanjutnya carilah lokasi-lokasi Daerah Prioritas III, IV, V dan seterusnya, yaitu dengan cara memperhatikan KERAPATAN dan NILAI GARIS KONTUR.

Diskripsi Analisa 1. Lokasi PP 100 % merupakan Pusat Interaksi dari seluruh titik yang dianalisa. 2. Lokasi Daerah Prioritas I, II, III, dan seterusnya merupakan Daerah pusat-pusat interaksi, sehingga untuk pengembangan wilayah perlu diperhatikan sesuai dengan prioritasnya masing-masing lokasi. 3. Dalam pelaksanaan pengembangan wilayah diperlukan pertimbangan faktor lain, sehingga penentuan prioritas pengembangan wilayah menjadi lebih tepat.

Penerapan Teori 1. Dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang akan dilaksanakan tentu akan meli- batkan beberapa pertimbangan berdasarkan hasil penelitian dari berbagai bidang. 2. Dalam suatu Perencanan yang relatif besar, pengembangan suatu wilayah akan memerlukan perencanaan, hasil, dan evaluasi secara kontinue.

Peta Kontur Potensi Penduduk, Daerah X, Tahun . . . . II = 20 - 50 % III = 10 – 40 % II 10 50 20 60 30 80 90 70 • 100 40 I III : Batas Administrasi

Peta Kontur Potensi Penduduk, Daerah X, Tahun . . . . II = 20 - 50 % III = 10 – 40 % II 10 50 20 60 30 80 90 70 • 100 40 I III : Batas Administrasi

BUATLAH GARIS KONTUR POTENSI PENDUDUK DENGAN CI = 10 % Peta • 6 9 • 29 • 17 • 48 • 31 • 48 • 30 • 86 100 • • 81 • 12 • 28 • • 7 78 • • 59 • 56 • 21 29 • • Angka dalam % 8 : Batas Kabupaten

BUATLAH GARIS KONTUR POTENSI PENDUDUK DENGAN CI = 10 % Peta • 6 9 • 29 • 17 • 48 • 31 • 60 48 • 30 • 80 86 100 • 81 • • 70 90 12 • 28 • • 7 78 • • 59 • 56 20 • 30 40 21 29 50 • 8 • 10 Angka dalam % : Batas Kabupaten

TUGAS JUDUL : ANALISA POTENSI PENDUDUK KABUPATEN . . . . . . , TAHUN . . . . 1. Carilah Peta Kabupaten. 2. Ukurlah jarak dari Kecamatan satuke Kecamatan lain, meliputi seluruh Kecamatan yang ada, atau gunakanlah data SEKUNDER jarak antar Kecamatan. 3. Carilah data jumlah Penduduk per Kecamatan. 4. Buatlah ANALISA POTENSI PENDUDUK terhadap Kabupaten tersebut. 5. Buatlah Analisa mengenai Hasil yang diperoleh, dan berikan analisa-analisa untuk PENGEMBANGAN KABUPATEN tersebut berkaitan dengan TEORI POTENSI PENDUDUK.

ISI LAPORAN I. PENDAHULUAN : Pengertian Teori. Rumus yang digunakan dan keterangannya. 3. Cara Analisa. II. DATA LAPANGAN : Data Jarak antar Kecamatan ( Hasil Ukur di Peta, atau data Sekunder. 2. Data Jumlah Penduduk per Kecamatan. 3. Lampiran Peta Kabupaten III. PENGOLAHAN DATA : 1. Hasil Hitungan Potensi Penduduk per Kecamatan. 2. Hasil Hitungan Prosentase Potensi Penduduk. 3. Peta Kontur Potensi Penduduk IV. ANALISA DAN KESIMPULAN : Berdasarkan Teori yang ada.

Contoh Data Tabel : Jarak Antar Titik menurut Jalur Tranportasi ( Km ) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 46 62 32 39 33 25 22 24 34 46 57 2 13 31 48 18 26 26 11 8 11 21 32 32 3 46 31 16 14 21 20 21 27 30 30 32 32 4 62 48 16 23 30 30 30 37 40 40 41 41 5 32 18 14 23 7 5,5 6 12 15 16 16 18 6 39 26 21 30 7 4 13 20 22,5 23 15 16 7 33 26 20 30 5,5 4 8 14 17 19 11 12 8 25 11 21 30 6 13 8 6 9 10 22 21 9 22 8 27 37 12 20 14 6 2,5 15 27 38 10 24 11 30 40 15 22,5 17 9 2,5 10,5 23 34 11 34 21 30 40 16 33 19 10 15 10,5 12 22 12 46 32 32 41 16 15 11 22 27 23 12 10 13 57 32 32 41 18 16 12 21 38 34 22 10

Tabel : Jumlah Penduduk Di Kabupaten Gunung Kidul, DIY Tahun l971 Kode Nama Kecamatan Jumlah Penduduk 1 Panggang 46.354 2 Paliyan 56.810 3 Tepus 59.969 4 Rongkop 53.364 5 Semanu 48.477 6 Ponjong 48.775 7 Karang Mojo 51.217 8 Wonosari 59.907 9 Playen 52.125 10 Patuk 42.004 11 Nglipar 43.411 12 Ngawen 3.099 13 Semin 55.050

Contoh Data Tabel : Jarak Antar Titik menurut Jalur Tranportasi ( Km ) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 46 62 32 39 33 25 22 24 34 46 57 2 13 31 48 18 26 26 11 8 11 21 32 32 3 46 31 16 14 21 20 21 27 30 30 32 32 4 62 48 16 23 30 30 30 37 40 40 41 41 5 32 18 14 23 7 5,5 6 12 15 16 16 18 6 39 26 21 30 7 4 13 20 22,5 23 15 16 7 33 26 20 30 5,5 4 8 14 17 19 11 12 8 25 11 21 30 6 13 8 6 9 10 22 21 9 22 8 27 37 12 20 14 6 2,5 15 27 38 10 24 11 30 40 15 22,5 17 9 2,5 10,5 23 34 11 34 21 30 40 16 33 19 10 15 10,5 12 22 12 46 32 32 41 16 15 11 22 27 23 12 10 13 57 32 32 41 18 16 12 21 38 34 22 10

Hasil Perhitungan POTENSI PENDUDUK dari 13 Kecamatan Nilai Potensi Penduduk Prosentase Potensi Penduduk Terhadap Prosentase Penduduk TERTINGGI ( % ) Kode PP 1 1.948,55 PP 2 4.383,78 PP 3 2.394,45 PP 4 1.517,46 PP 5 12.415,71 PP 6 16.725,85 PP 7 19.914,48 PP 8 12.424,55 PP 9 43.899,21 PP 10 37.643,74 PP 11 3.775,40 PP 12 3.447,70 PP 13 3.686,84 4,44 9,99 5,45 4,03 28,28 38,10 45,36 28,30 100,00 85,75 8,60 7,85 8,40 PP Tertinggi PP n PROSENTASE = X 100 % PP Tertinggi

Pola Persebaran suatu obyek biasanya hanya TEORI POLA PERSEBARAN NEAREST NEIGHBOUR ANALYSIS ( Analisa Tetangga Terdekat ) Pola Persebaran suatu obyek biasanya hanya dinyatakan dalam suatu diskripsi, sehingga sering menimbulkan kerancuan terhadap gambaran sebenarnya di lapangan. Teori ini merupakan Analisa Kuantitatif ( Berupa angka-angka ) mengenai Pola Persebaran suatu obyek tertentu. Hasil dari Analisa Kuantitatif ini akan lebih akurat dan memudahkan dalam membantu perencanaan selanjutnya.

Gambaran Pola Persebaran T = Index Persebaran T = 0 T = 1,0 T = 2,15 Menyebar Berkelompok ( Clustered ) Acak ( Random ) Seragam ( Uniform ) • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • I II III 0,5 1,575 T = 0 T = 1,0 T = 2,15 I. Menyebar Berkelompok / Clustered , Nilai T = 0 0,5 = II. Acak / Random Nilai T = 0,5 1,575 = III. Seragam / uniform Nilai T = 1,575 2,15 =

DASAR TEORI Teori ini berdasarkan Peta, yaitu : Peta yang berisi data/gambaran tentang obyek yang akan dianalisa. Data yang diperlukan adalah : 1. Jarak Lurus antar Titik (Obyek). 2. Jumlah Titik. 3. Batas Wilayah (untuk mengetahui luas). Titik (Obyek) dapat berupa : Lokasi tanah subur, lokasi pemukiman, lokasi tanah longsor, Lokasi Sumber Air, Lokasi Tambang, Lokasi bencana, dll.

KEGUNAAN TEORI 1. Untuk menunjukkan Pola Persebaran suatu obyek. 2. Untuk memperoleh Group-group atau kelompok-kelompok titik (obyek),sehingga akan memudahkan untuk membantu dalam perencanaan selanjutnya. 3.Untuk memprediksi lokasi-lokasi non obyek, sehingga bisa berguna untuk perencanaan lain yang berkaitan dengan analisa yang dilakukan.

LOKASI NON OBYEK ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● peta T ~ 2,15 T ~ 2,15 ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● T ~ 2,15 ● ● ● ● ● ● ● ● : Lokasi Longsor : Area Tanah Longsor : Area Bukan Tanah longsor ( AREA BENCANA ) ( AREA AMAN )

Tabel : Jarak Lurus Antar Titik ( Km ) Contoh Tabel : Jarak Lurus Antar Titik ( Km ) Titik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Langkah-Langkah Analisa 1. Sediakan Peta Daerah yang akan dianalisa. Apabila Peta yang diperoleh tidak memuat data obyek,maka harus dilakukan Plotting Data Obyek kedalam Peta. Bila data obyek berasal dari Peta topografi (misalnya data lokasi pemukiman), maka gambaran yang ada pada peta harus diubah terlebih dahulu, yaitu dengan cara merubah lokasi pemukiman yang ada menjadi persebaran titik-titik. 2. Berikan nomor urut secara BEBAS pada titik-titik Obyek yang ada pada Peta. 3. Ukurlah Jarak Terdekat/Lurus dari satu Titik ke Titik lainnya, dan Susunlah dalam tabel. Hitunglah T (Index Persebaran ) dengan menggunakan rumus yang ada. Contoh Tabel :

Rumus : T ( Index Persebaran ) Keterangan Rumus : J T = Index Persebaran U J T = = Jarak Lurus Terdekat J ∑ J = Jarak J1 + Jarak J2 + Jarak J3 + . . Jn h ( Jumlah Jarak J1 s/d Jn ) J = Jarak rata-rata yang diukur antara satu titik dengan titik tetangganya yang terdekat. ∑ J U J = U ∑ N N = Jumlah Titik. 1 J = Jarak rata-rata yang diperoleh andaikata semua titik mempunyai pola random. J h = h 2 √ p p = Kepadatan titik dalam tiap km² , yaitu jumlah Titik ( N ) dibagi dengan luas wilayah ( A )dalam km². N P = A

Diukur pada Peta, kemudian Dikalikan Skala (penyebut skala) Keterangan Rumus : J1 = Jarak Terdekat 1 J2 = Jarak Terdekat 2 J3 = Jarak Terdekat 3 Jn = Jarak Terdekat n Diukur pada Peta, kemudian Dikalikan Skala (penyebut skala) ∑ J = J1 + J2 + J3 + J4 + . . . . . . . . . . . Jn n = Jumlah Jarak Terdekat

JARAK TERDEKAT Bila Jumlah Titik = 2 (dua) Peta 1 Peta 2 Peta 3 • 1 2 • • 1 • 1 2 • J1 J1 J1 • 2 BILA DALAM SUATU WILAYAH JUMLAH TITIK = 2 (DUA), MAKA JUMLAH “ J “ (JARAK TERDEKAT) HANYA 1 (SATU) ATAU BELUM ADA VARIASI JUMLAH “ J “

JARAK TERDEKAT Bila Jumlah Titik = 3 (tiga) Peta 1 Peta 2 Peta 3 Peta 4 • 1 • 1 • 3 • 1 J1 1 • J1 J1 J1 J2 • 3 • J2 • • 2 2 3 J2 J2 • • J2 3 2 • 1,2,3 = sama sisi 2 BILA JUMLAH TITIK HANYA 3 (TIGA) , MAKA JUMLAH “ J “ (JARAK TERDEKAT) PASTI HANYA 2 (DUA). JADI BELUM ADA VARIASI JUMLAH “ J “ (JARAK TERDEKAT).

JARAK TERDEKAT bila Jumlah Titik = 4 (empat ) Peta 1 Peta 2 Peta 3 3 • 2 1 2 • 1 1 • J2 • • • J1 J1 2 J1 • J2 3 • 4 • 4 • 5 J3 J2 • J3 3 • J4 • • • 6 4 8 7 • J5 Jarak 5 – 4 = Jarak 5 – 6 Bila Jumlah Titiknya 4 (empat) atau Lebih, maka jumlah “ J “ (Jarak terdekat) Sudah bervariasi ( bisa 2, atau 3 ). Jarak 6 – 7 = Jarak 7 - 8

Kesimpulan : Dalam Analisa Teori Pola Persebaran, jumlah Titik yang berada dalam suatu wilayah “Minimal 4 (empat) buah titik”, sehingga sudah ada variasi jumlah “J” (Jarak Terdekat).

CARA MENENTUKAN “J” ( JARAK TERDEKAT) BILA MEMPUNYAI : JARAK SAMA KE ARAH 2 (DUA) TITIK Peta 1 Peta 2 Diketahui : J 1.2 = J 2.3 Diketahui : J 3.4 = J 4.5 Jadi Jarak Terdekat = J1, J2, J3 . Jadi Jarak Terdekat = J1, J2, J3, J4 . 4 2 • • 3 5 3 • J4 J2 • • J3 1 • J1 J1 • J2 4 • 1 J3 • • 5 2 Bila terdapat 2 (dua) “Jarak Terdekat” yang sama, maka digunakan Salah satu “Jarak Terdekat” YANG DAPAT DIPAKAI RANGKAP/GARIS YANG SUDAH ADA.

Mengukur Luas Wilayah SQUARE METHOD 1). transparan Luas 1 kotak = 2 cm x 2 cm = 4 cm² Peta 2 cm SKALA 1 : 5.000 transparan 2 cm < ½ kotak = hilang = 0 > ½ kotak = 1 kotak 1 2 3 4 5 6 Lihat Peta : 7 8 9 10 Luas Wilayah = 13 kotak 11 12 13 Jadi Luas Willayah Sebenarnya = = 13 x 4 cm² = 52 cm² 52 x 5.000 x 5.000 cm² = . . . . . . . . . . . . 1.300.000.000 cm² Semakin KECIL Ukuran Kotak, maka Hasilnya semakin TELITI. . . . . . . = 130.000 m² = 0,13 km²

• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 2). DOTS METHOD Skala 1 : 25.000 Peta 1 Kotak = 1 cm2 • • • • • • • 1 Dot = 1 cm2 • • • • • • • Lihat Peta : 1 2 3 Luas Wilayah X = 15 Dot ………. ? • • • • • • • 4 5 6 7 8 = 15 X 1 cm2 = 15 cm2 • • • • • 12 • • 9 10 11 Jadi Luas Sebenarnya = • • • 15 • • • • = 15 cm2 X 25.000 X 25.000 13 14 = 9.375.000.000 cm2 • • • • • • • = 937.500 m2 = 0,9375 Km2 • • • • • • • 1 cm 1 cm = Batas Wilayah X

WILAYAH X 3). STRIPS METHOD v v v v IS Skala 1 : 25.000 Peta = Jarak antar STRIP Skala 1 : 25.000 Peta = Interval STRIP = 0,5 cm. (Misal). A B STRIP v v Letakan garis batas ( ) Pada Pertengahan Garis batas Wilayah yang terletak antara Dua buah Strip. v v C D E F WILAYAH X G H Wilayah yang < dari ½ Interval Strip diabaikan. I J I S Cara Pengukuran : Ukurlah Panjang : AB, CD, EF, GH, IJ, kemudian dijumlahkan, dan dikalikan Jarak antar STRIP, maka HASILNYA = Luas Wil. X . : Batas Wilayah X = Diabaikan Dapat dirumuskan : AB + CD + DE + EF + GH + IJ Luas Sebenarnya = LUAS WILAYAH X = I S X (Skala)2

Hitunglah Index Persebaran ( T ), dan Tentukan Pola Persebaran Pemukiman Peta SKALA 1 : 250.000 U 11 • 13 • • 12 14 • • 15 10 • • 16 8 • • • 9 1 • 2 • 17 • 18 7 • • 3 5 4 6 19 • • • • • = Lokasi Pemukiman

LANGKAH ANALISA Tentukan Jumlah “J” (dengan menghubungkan jarak terdekat). Ukurlah masing2 “J” dan kalikan dengan penyebut skala (km). Jumlahkan panjang seluruh “J” ( J1 + J2 + J3 + J4 + ……Jn ). Hitunglah luas wilayah dengan metode yang ada ( km2 ). Hitunglah jumlah titik ( N ). HITUNGLAH “ T “ ( Index Persebaran ) dengan rumus .

Hitunglah Index Persebaran ( T ), dan Tentukan Pola Persebaran Pemukiman Peta SKALA 1 : 250.000 U 1 J8 13 11 • • 2 3 J7 • 12 14 • J9 4 • 5 6 7 8 15 10 16 • • J1 8 J5 J6 • • J10 • 9 1 • J11 2 • 17 J2 • 18 7 • • 3 5 4 6 J3 J12 J4 19 • • • • • = Lokasi Pemukiman JUMLAH J = 12 ???

Hitunglah Index Persebaran ( T ), dan Tentukan Pola Persebaran Pemukiman Peta U SKALA 1 : 250.000 11 • 13 • • 12 14 • • 15 10 • • 16 8 • • • 9 1 • 2 • 17 • 18 7 • • 3 5 4 6 19 • • • • • = Lokasi Pemukiman

Hipotesa dari Hasil Perhitungan 1. Apabila diperoleh Nilai T mendekati 0 (nol), yaitu nilai T antara 0 – 0,5 maka Pola Persebaran Obyek adalah “ Menyebar Berkelompok / Clustered “. Pada Daerah yang mempunyai Persebaran Obyek Clustered, maka akan dapat dicari/ditentukan Group 2 / Kelompok 2” yang terjadi, dan biasanya akan mudah untuk mencari Kelompok obyek/titik tersebut. 2. Bila diperoleh Nilai T mendekati 1 ( satu ), yaitu nilai T antara 0,5 – 1,575 maka dapat dikatakan Pola Persebaran Obyek/Titik adalah Acak / Random. Bila Nilai T diperoleh Acak / Random, maka harus dilakukan analisa lebih lanjut, yaitu dengan cara :

Analisa Lanjut Pola Persebaran Acak / Random ( Nilai T mendekati 1 (satu) T = 0,5 – 1,575 a). Carilah/ tentukan Group / Kelompok-kelompok yang terjadi dari persebaran obyek/titik yang ada, yaitu dengan cara membuat deliniasi (pembatasan) pada sekelompok titik tertentu. Pembuatan batas ini dengan cara merubah batas kelompok sedemikian rupa, sehingga pada Group / kelompok tersebut nilai T nya mendekati 2,15 ( pola Seragam / Uniform ). Titik – titik yang berada pada 1 (satu) Group / kelompok, berarti nilai T mendekati 2,15 ( Pola Seragam ).

CARA ANALISA LANJUT ( Mencari Group2 T mendekati 2,15 ) (BILA ” T “ = ACAK /RANDOM = 0,5 – 1,575) CARA ANALISA LANJUT ( Mencari Group2 T mendekati 2,15 ) Peta Setelah dihitung,diperoleh : Skala 1 : 200.000 U G1 ; T = 1,42 random G1 ● ● G2 ; T = 1,66 seragam ● ● ● ● ● ● ● G3 ; T = 1,12 random G6 ● G2 ● G3 ● ● ● G4 ; T = 1,84 seragam ● ● ● G5 G5 ; T = 0,87 random ● ● G6 ; T = 1,91 seragam ● G4 ● ● ● ● Pembuatan deliniasi biasanya Dilakukan berkali-kali, sampai Mendapatkan nilai “T” Mendekati : ● 2,15 : batas wilayah : Tanah subur (seragam). ● : tanah subur : tanah tak subur Pedoman Deliniasi (Pembatasan) : 1. Selalu mengurangi luas (Luas batasan semakin KECIL) 2.Menambah atau mengurangi Jumlah Titik (biasannya semakin BANYAK jumlah titik nilai “T “ semakin besar.

CARA MEMBUAT DELINIASI (PEMBATASAN AREA) UNTUK MEMPEROLEH GROUP/KELOMPOK ( T mendekati 2,15 ) PERSEBARAN TANAH SUBUR U SKALA : 1 : 200.000 ● ● ● ● ● ● ● ● ● G1 ● ● ● ● ● ● ● ● G2 ● G3 ● ● ● ● ● ● ● ● G4 ● ● ● ● ● : MENDEKATI POLA RANDOM : MENDEKATI POLA SERAGAM G = GROUP / KELOMPOK

b).Bila pada kelompok obyek / titik , nilai T nya belum diperoleh antara 1,575 – 2,15 maka perlu dilakukan pembatasan kembali dengan cara merubah batas Group / kelompok, dan merubah jumlah titik yang ada ( menambah dan mengurangi ) Jumlah titik. 3.Bila diperoleh Nilai T mendekati 2,15 (Nilai T antara 1,575 – 2,15 ) maka Pola Persebarannya adalah Seragam/Uniform, sehingga dapat dikatakan persebaran obyek/ titik tersebar merata diseluruh wilayah yang ada.

A Ju Setelah dihitung dengan Rumus : T = Jh Contoh : ANALISA NILAI “ T “ mendekati 2,15 • • 1 9 • 10 • • • 11 6 T mendekati 2,15 2 5 • A ( Pola Seragam ) • 12 • 3 7 8 • • • 4 • : Tanah Subur : Tanah Subur Ju Setelah dihitung dengan Rumus : T = Jh Kemudian diperoleh Nilai T mendekati 2,15 atau antara 1,575 – 2,15, maka : Berarti Titik 1 – 12 pada wilayah A mempunyai Pola Seragam, ATAU DAPAT DIKATAKAN BAHWA TITIK-TITIK PADA WILAYAH A BERADA DALAM 1 (SATU) GROUP / KELOMPOK.

TANGGAL 19 DESEMBER 2011 : UJIAN JILID I ( MATERI SEMUA ) UJIAN SEMESTER : SISA MATERI YANG BELUM DIUJIKAN

TEORI TITIK HENTI ( Breaking Point ) ● Breaking Point ( Titik Henti ) : adalah suatu analisa untuk menentukan suatu Titik /Tempat yang sangat berpotensi untuk berkembang, diantara 2 (dua) tempat. Analisa Teori ini berdasarkan pada : Jarak antara 2 (dua) Titik/Tempat , dan Jumlah Penduduk masing-masing Tempat. Lokasi Titik / Tempat hasil analisa adalah terletak diantara 2 (dua) Titik/Tempat.

Rumus yang digunakan B A J b = J ab P a 1 + P b TH TH = Titik Henti J b = Breaking Point antara Tempat a dan tempat b ( dalam Km atau Mile dihitung dari tempat b ) J ab = Jarak antara Tempat a dan b. P a = Jumlah Penduduk di tempat a. P b = Jumlah Penduduk di tempat b. B TH A J ab J b TH = Titik Henti

Contoh Soal Teori Titik Henti Diketahui Tempat A dan B ; Jarak A - B = 100 Km Jumlah Penduduk Tempat A = 341.586 Jumlah Penduduk Tempat B = 668.643 Tentukan Letak Titik Henti, dan gambarkan dengan skema grafis ! Jawab : J ab 100 J b = = = 58,4 = 58 km (dibulatkan) P a 1 + 1 + 341.586 P b 668.643 42 Km 58 Km (Jb) T H A B 100 Km

J b = J a = J ab J ab P a P b 1 + 1 + P b P a T H Diketahui Tempat A dan B ; Jarak A - B = 100 Km Jumlah Penduduk Tempat A = 341.586 Jumlah Penduduk Tempat B = 668.643 Tentukan Letak Titik Henti, dan gambarkan dengan skema grafis ! J ab J ab J b = J a = P a P b 1 + 1 + P b P a 100 = 58,4 = 58 km 100 = 41,68 = 42 km 1 + 341.586 1 + 668.643 668.643 341.586 (Ja) 42 Km (Jb) 58 Km T H A B 100 Km

TEORI GRAVITASI DAN INTERAKSI Dua benda akan saling tarik menarik dengan gaya yang besarnya berbanding lurus dengan perkalian massa kedua benda tersebut, dan berbanding terbalik dengan Jarak pangkat 2(dua). M1. M2 G = ( Jarak 1 – 2 )² I Massa I ( M1) Jarak 1 - 2 Massa II ( M2 ) II G A Y A P1. P2 I = ( Jarak 1 – 2 )² I = Interaksi Tempat I & II P1 & P2 = Jumlah Penduduk Tempat I & II

Cara analisa 1. Nilai Interaksi Besar menunjukkan bahwa kedua Daerah yang bersangkutan mempunyai Interaksi yang besar, sehingga daerah ini mobilitasnya tinggi dan relatif lebih cepat berkembang dibandingkan dengan Daerah-daerah lain dengan nilai Interaksi yang lebih rendah. 2. Dari angka-angka Interaksi yang diperoleh untuk jumlah Titik yang banyak, maka dapat dibuat suatu model diagram Interaksi antar Daerah, sehingga mudah unutk digunakan dalam perencanaan yang lebih lanjut.

Model Diagram Interaksi B A I = 1 I = 5 I = 3 C D Bila dalam suatu wilayah terdiri dari sejumlah Titik yang banyak, Dan masing-masing digambarkan dengan model diagram Interaksi (dalam sebuah Peta) Maka mudah dicari Daerah-daerah yang ramai atau mempunyai Interaksi Tinggi.

PETA INDEX INTERAKSI 5 10 15 20 Index Interaksi

ANALISA PETA UNTUK PERKEMBANGAN WILAYAH Peta Th 1980 Peta Th 2002 u u WILAYAH X WILAYAH X s s = Kelompok Pemukiman = Wilayah Tahun 2002 = Wilayah Tahun l980 = Perkembangan Wilayah TH l980 - 2002

PEMEKARAN FISIK WILAYAH Perkembangan Fisik Wilayah Mengikuti perkembangan jalur Tranportasi. : Jalan : Bangunan Fisik : Area Potensial

ARAH PERKEMBANGAN MENGIKUTI BENTUK DAN ARAH PERKEMBANGAN WILAYAH Peta U A B = Daerah Potensial Berkembng = Bentuk Perkembangan Terkini C D = Jalur Transportasi ARAH PERKEMBANGAN MENGIKUTI JARINGAN TRNSPORTASI .

SENTRALITAS ( Angka Koniq ) Sentralitas adalah suatu analisa pengukuran titik sentral dari suatu sistem jaringan dengan menggunakan angka yang disebut ANGKA KONIQ (Koniq Number). Teori ini dapat digunakan untuk menentukan daerah-daerah sentral (central of place), dari suatu sistem jaringan perhubungan. Titik-titik sentral sangat berpengaruh terhadap kelancaran transportasi, sehingga akan mempengaruhi tingkat perkembangan suatu daerah.

Gambar : Sistem Jaringan Tranportasi Titik 2 = Titik Sentral 1 Jalur masuk 1 Jalur masuk 1 1 2 Jalur masuk 1 1 1 Jalur masuk : Jalur Jalan : Batas Wilayah

Gambar : Sistem Jaringan Tranportasi Titik 2 = Titik Sentral Angka Koniq Minimal pada PERTIGAAN 1 Jalur masuk 1 2 Jalur masuk 1 2 1 2 Jalur masuk 1 1 1 Jalur masuk : Jalur Jalan : Batas Wilayah : Jalur Baru

Tentukan Letak Titik Sentral pada Sistem Jaringan di bawah ini : Buatlah Rencana Jalur Baru, agar Titik Sentral pindah di Daerah Hijau !!! 1 1 2 1 1 2 1 3 2 4 2 2 3 2 1 3 3 2 1 2 3 4 1 2 3 2 1 Bila Titik Sentral Berada Pada beberapa Titik, Buatlah Rencana Jalur-jalur baru, Agar Titik Sentral berada Pada 1 (satu) Titik ! 1 : Rencaana Jalur Baru

Tentukan Letak Titik Sentral pada Sistem Jaringan di bawah ini : Bila Titik Sentral Berada Pada beberapa Titik, Buatlah Rencana Jalur-jalur baru, Agar Titik Sentral berada Pada 1 (satu) Titik !

PERKEMBANGAN WILAYAH 1. Arah Perkembangan 2. Luas Perkembangan 3. Perkembangan Kepadatan Wilayah : - Penduduk - Tata Guna Lahan ( Land Use )

ADAPTASI MANUSIA DAN ALAM Mengapa Pembangunan Tidak Pernah Berhenti ? ADAPTASI MANUSIA DAN ALAM Keinginan dan Kemampuan Manusia untuk Beradaptasi dengan Alam, maka akan Menyebabkan Pembangunan tidak akan pernah berhenti sampai kapanpun.

Tentukan Angka Koniq, pada sistem Jaringan di bawah ini : Jalur Jalan : Batas Administrasi

Cantumkan Angka Koniq pada Sistem Jaringan di bawah ini : = Jalur Jalan = Batas Administrasi

Contoh Soal Geografi Pembangunan Titik 01 02 03 04 05 06 07 08 09 Titik JUMLAH PEND. 01 11 23 25 47 35 24 36 56 01 36 .761 02 12 21 41 24 26 38 45 02 21.171 03 13 26 12 25 37 33 03 28.668 04 16 27 38 49 39 04 42.161 05 15 27 38 26 05 32.478 06 11 23 17 06 27.772 07 12 28 07 29.124 08 16 08 35.406 09 09 24.887 Hitunglah Potensi Penduduk pada Tiap Titik !

Tentukan Letak Titik Sentral pada Sistem Jaringan di bawah ini : Bila Titik Sentral Berada Pada beberapa Titik, Buatlah Rencana Jalur-jalur baru, Agar Titik Sentral berada Pada 1 (satu) Titik !

Tentukan Letak Titik Sentral pada Sistem Jaringan di bawah ini : Bila Titik Sentral Berada Pada beberapa Titik, Buatlah Rencana Jalur-jalur baru, Agar Titik Sentral berada Pada 1 (satu) Titik !

Contoh Data Tabel : Jarak Antar Titik menurut Jalur Tranportasi ( Km ) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 46 62 32 39 33 25 22 24 34 46 57 2 13 31 48 18 26 26 11 8 11 21 32 32 3 46 31 16 14 21 20 21 27 30 30 32 32 4 62 48 16 23 30 30 30 37 40 40 41 41 5 32 18 14 23 7 5,5 6 12 15 16 16 18 6 39 26 21 30 7 4 13 20 22,5 23 15 16 7 33 26 20 30 5,5 4 8 14 17 19 11 12 8 25 11 21 30 6 13 8 6 9 10 22 21 9 22 8 27 37 12 20 14 6 2,5 15 27 38 10 24 11 30 40 15 22,5 17 9 2,5 10,5 23 34 11 34 21 30 40 16 33 19 10 15 10,5 12 22 12 46 32 32 41 16 15 11 22 27 23 12 10 13 57 32 32 41 18 16 12 21 38 34 22 10

ALAM, MANUSIA DAN PEMBANGUNAN Berikan Penjelasan ?

PEMBANGUNAN DAN DAMPAKNYA Pembanguan selalu mempunyai dampak Positif dan Negatif. Evaluasi / kontrol harus dilakukan secara kontinue, sehingga dapat diketahui fluktuasi masing-masing dampak ( Positif dan Negatif) setiap saat. Besar Besar DAM PAK POSITIF Awal W A K T U DAMPAK NEGATIF Besar Besar

FUNGSI PERENCANAAN 1. Merupakan suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, untuk mencapai tujuan tertentu. 2. Merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif. 3. Merupakan Penentuan Tujuan yang akan dicapai. 4. Merupakan cara untuk memilih beberapa alternatif dalam mencapai tujuan. 5 Merupakan wujud pengarahan untuk mencapai tujuan. 6. Merupakan Alat Evaluasi / kontrol suatu ujud pembangunan.

Meningkatkan Taraf Hidup dan TUJUAN PEMBANGUNAN Meningkatkan Taraf Hidup dan Kesejateraan Manusia

PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN

PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN

SUMBER DAYA DAN PEMBANGUNAN

PEMBANGUNAN SUMBER DAYA

HAMBATAN PEMBANGUNAN

ANALISA TERPADU DALAM PEMBANGUNAN

Contoh Soal Geografi Pembangunan Titik 01 02 03 04 05 06 07 08 09 Titik JUMLAH PEND. 01 11 23 25 47 35 24 36 56 01 36 .761 02 12 21 41 24 26 38 45 02 21.171 03 13 26 12 25 37 33 03 28.668 04 16 27 38 49 39 04 42.161 05 15 27 38 26 05 32.478 06 11 23 17 06 27.772 07 12 28 07 29.124 08 16 08 35.406 09 09 24.887

TEORI TITIK HENTI ( Breaking Point ) Breaking Point ( Titik Henti ) : adalah suatu analisa untuk menentukan suatu Titik /Tempat yang sangat berpotensi untuk berkembang. Analisa Teori ini berdasarkan pada : Jarak antara 2 (dua) Titik/Tempat , dan Jumlah Penduduk masing-masing Tempat. Lokasi Titik / Tempat hasil analisa adalah terletak diantara 2 (dua) Titik/Tempat.

Rumus yang digunakan B A J b = J ab P a 1 + P b TH TH = Titik Henti J b = Breaking Point antara Tempat a dan tempat b ( dalam Km atau Mile dihitung dari tempat b ) J ab = Jarak antara Tempat a dan b. P a = Jumlah Penduduk di tempat a. P b = Jumlah Penduduk di tempat b. B TH A J ab J b TH = Titik Henti

Contoh Soal Teori Titik Henti Diketahui Tempat A dan B ; Jarak A - B = 100 Km Jumlah Penduduk Tempat A = 341.586 Jumlah Penduduk Tempat B = 668.643 Tentukan Letak Titik Henti, dan gambarkan dengan skema grafis ! Jawab : J ab 100 J b = = = 58,4 = 58 km (dibulatkan) P a 1 + 1 + 341.586 P b 668.643 42 Km 58 Km (Jb) T H A B 100 Km

J b = J a = J ab J ab P a P b 1 + 1 + P b P a T H Diketahui Tempat A dan B ; Jarak A - B = 100 Km Jumlah Penduduk Tempat A = 341.586 Jumlah Penduduk Tempat B = 668.643 Tentukan Letak Titik Henti, dan gambarkan dengan skema grafis ! J ab J ab J b = J a = P a P b 1 + 1 + P b P a 100 = 58,4 = 58 km 100 = 41,68 = 42 km 1 + 341.586 1 + 668.643 668.643 341.586 (Ja) 42 Km (Jb) 58 Km T H A B 100 Km

TEORI GRAVITASI DAN INTERAKSI Dua benda akan saling tarik menarik dengan gaya yang besarnya berbanding lurus dengan perkalian massa kedua benda tersebut, dan berbanding terbalik dengan Jarak pangkat 2(dua). M1. M2 G = ( Jarak 1 – 2 )² I Massa I ( M1) Jarak 1 - 2 Massa II ( M2 ) II G A Y A P1. P2 I = ( Jarak 1 – 2 )² I = Interaksi Tempat I & II P1 & P2 = Jumlah Penduduk Tempat I & II

Cara analisa 1. Nilai Interaksi Besar menunjukkan bahwa kedua Daerah yang bersangkutan mempunyai Interaksi yang besar, sehingga daerah ini mobilitasnya tinggi dan relatif lebih cepat berkembang dibandingkan dengan Daerah-daerah lain dengan nilai Interaksi yang lebih rendah. 2. Dari angka-angka Interaksi yang diperoleh untuk jumlah Titik yang banyak, maka dapat dibuat suatu model diagram Interaksi antar Daerah, sehingga mudah unutk digunakan dalam perencanaan yang lebih lanjut.

Model Diagram Interaksi B A I = 1 I = 5 I = 3 C D Bila dalam suatu wilayah terdiri dari sejumlah Titik yang banyak, Dan masing-masing digambarkan dengan model diagram Interaksi (dalam sebuah Peta) Maka mudah dicari Daerah-daerah yang ramai atau mempunyai Interaksi Tinggi.

ANALISA PETA UNTUK PERKEMBANGAN WILAYAH Peta Th 1980 Peta Th 2002 u u s s = Kelompok Pemukiman = Wilayah Tahun 2002 = Wilayah Tahun l980 = Perkembangan Wilayah TH l980 - 2002

ANALISA PETA UNTUK PERKEMBANGAN WILAYAH Peta Th 1980 Peta Th 2002 u u s s = Kelompok Pemukiman = Wilayah Tahun 2002 = Wilayah Tahun l980 = Perkembangan Wilayah TH l980 - 2002

PERKEMBANGAN WILAYAH 1. Arah Perkembangan 2. Luas Perkembangan 3. Perkembangan Kepadatan Wilayah : - Penduduk - Tata Guna Lahan ( Land Use )

(BILA ” T “ = ACAK /RANDOM = 0,5 – 1,575) CARA ANALISA LANJUT (BILA ” T “ = ACAK /RANDOM = 0,5 – 1,575) Setelah dihitung,diperoleh : Skla 1 : 200.000 U G1 ; T = 1,42 random G1 ● ● G2 ; T = 1,66 seragam ● ● ● ● ● ● ● G3 ; T = 1,12 random G6 ● G2 ● G3 ● ● ● G4 ; T = 1,84 seragam ● ● ● G5 G5 ; T = 0,87 random ● ● G6 ; T = 1,91 seragam ● G4 ● ● ● ● Pembuatan deliniasi biasanya Dilakukan berkali-kali, sampai Mendapatkan nilai “T” mendekati ● 2,15 (seragam). : Tanah subur : batas wilayah ● : tanah subur : tanah tak subur Pedoman Deliniasi (Pembatasan) : 1. Selalu mengurangi luas (Luas batasan semakin KECIL) 2.Menambah atau mengurangi Jumlah Titik (biasannya semakin BANYAK jumlah titik nilai “T “ semakin besar.

(BILA ” T “ = ACAK /RANDOM = 0,5 – 1,575) CARA ANALISA LANJUT (BILA ” T “ = ACAK /RANDOM = 0,5 – 1,575) Setelah dihitung,diperoleh : Skla 1 : 200.000 U G1 ; T = 1,42 random G1 ● ● G2 ; T = 1,66 seragam ● ● ● ● ● ● ● G3 ; T = 1,12 random G6 ● G2 ● G3 ● ● ● G4 ; T = 1,84 seragam ● ● ● G5 G5 ; T = 0,87 random ● ● G6 ; T = 1,91 seragam ● G4 ● ● ● ● Pembuatan deliniasi biasanya Dilakukan berkali-kali, sampai Mendapatkan nilai “T” mendekati ● 2,15 : batas wilayah : Tanah subur (seragam). ● : tanah subur : tanah tak subur Pedoman Deliniasi (Pembatasan) : 1. Selalu mengurangi luas (Luas batasan semakin KECIL) 2.Menambah atau mengurangi Jumlah Titik (biasannya semakin BANYAK jumlah titik nilai “T “ semakin besar.

(BILA ” T “ = ACAK /RANDOM = 0,5 – 1,575) CARA ANALISA LANJUT (BILA ” T “ = ACAK /RANDOM = 0,5 – 1,575) Setelah dihitung,diperoleh : Skla 1 : 200.000 U G1 ; T = 1,42 random G1 ● ● G2 ; T = 1,66 seragam ● ● ● ● ● ● ● G3 ; T = 1,12 random G6 ● G2 ● G3 ● ● ● G4 ; T = 1,84 seragam ● ● ● G5 G5 ; T = 0,87 random ● ● G6 ; T = 1,91 seragam ● G4 ● ● ● ● Pembuatan deliniasi biasanya Dilakukan berkali-kali, sampai Mendapatkan nilai “T” mendekati ● 2,15 (seragam). : Tanah subur : batas wilayah ● : tanah subur : tanah tak subur Pedoman Deliniasi (Pembatasan) : 1. Selalu mengurangi luas (Luas batasan semakin KECIL) 2.Menambah atau mengurangi Jumlah Titik (biasannya semakin BANYAK jumlah titik nilai “T “ semakin besar.

Contoh Data Tabel : Jarak Antar Titik menurut Jalur Tranportasi ( Km ) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 46 62 32 39 33 25 22 24 34 46 57 2 13 31 48 18 26 26 11 8 11 21 32 32 3 46 31 16 14 21 20 21 27 30 30 32 32 4 62 48 16 23 30 30 30 37 40 40 41 41 5 32 18 14 23 7 5,5 6 12 15 16 16 18 6 39 26 21 30 7 4 13 20 22,5 23 15 16 7 33 26 20 30 5,5 4 8 14 17 19 11 12 8 25 11 21 30 6 13 8 6 9 10 22 21 9 22 8 27 37 12 20 14 6 2,5 15 27 38 10 24 11 30 40 15 22,5 17 9 2,5 10,5 23 34 11 34 21 30 40 16 33 19 10 15 10,5 12 22 12 46 32 32 41 16 15 11 22 27 23 12 10 13 57 32 32 41 18 16 12 21 38 34 22 10

SELAMAT DATANG SELAMAT DATANG ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB JANGAN DI KLIK !!! ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB SELAMAT DATANG DI KELAS MULTI MEDIA MAHASISWA PRODI TP ANGKATAN 2008 FAKULTAS PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG SELAMAT DATANG ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB JANGAN DI KLIK !!! ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB SELAMAT DATANG SELAMAT DATANG

BUATLAH GARIS KONTUR POTENSI PENDUDUK DENGAN CI = 10 % Peta • 6 9 • 29 17 • • 48 • • 31 • 48 • 30 86 100 • • 81 • 12 • 28 • • 7 78 • • 59 56 • • 21 • 29 • Angka dalam % 8 : Batas Kabupaten Nama / NIM :

BUATLAH GARIS KONTUR POTENSI PENDUDUK DENGAN CI = 10 % Peta • 6 9 • 29 17 • • 48 • • 31 • 48 • 30 86 100 • • 81 • 12 • 28 • • 7 78 • • 59 56 • • 21 • 29 • Angka dalam % 8 : Batas Kabupaten Nama / NIM :

Tentukan Letak Titik Sentral pada Sistem Jaringan di bawah ini : Bila Titik Sentral Berada Pada beberapa Titik, Buatlah Rencana Jalur-jalur baru, Agar Titik Sentral berada Pada 1 (satu) Titik !

Tentukan Letak Titik Sentral pada Sistem Jaringan di bawah ini : Bila Titik Sentral Berada Pada beberapa Titik, Buatlah Rencana Jalur-jalur baru, Agar Titik Sentral berada Pada 1 (satu) Titik !

CARA MENENTUKAN “J” ( JARAK TERDEKAT) BILA MEMPUNYAI : JARAK SAMA KE ARAH 2 (DUA) TITIK Peta 1 Peta 2 Diketahui : J 1.2 = J 2.3 Diketahui : J 3.4 = J 4.5 Jadi Jarak Terdekat = J1, J2, J3 . Jadi Jarak Terdekat = J1, J2, J3, J4 . 4 2 • • 3 5 3 • J4 J2 • • J3 1 • J1 J1 • J2 4 • 1 J3 • • 5 2 Bila terdapat 2 (dua) “Jarak Terdekat” yang sama, maka digunakan Salah satu “Jarak Terdekat” YANG DAPAT DIPAKAI RANGKAP/GARIS YANG SUDAH ADA.

Daftar pustaka 1. Bintarto,R & Surastopo H. Metode Analisa Geografi. 1979. Jakarta. LP 3 ES. 2. Bintarto,R. Interaksi Desa – Kota dan Permasalahannya. 1983. Jakarta. Ghalia Indonesia. 3. Bintoro Tjokroamidjojo. Perencanaan Pembangunan. 1982.Jakarta.PT.Gunung Agung. 4. Ischak. Berbagai Jenis Peta dan Kegunaannya.1987. Yogyakarta. Liberty. 5. Nursyid Sumaatmadja. Studi Geografi, Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. 1988. Bandung. PT Alumni.

Gambaran Pola Persebaran T = Index Persebaran T = 0 T = 1,0 T = 2,15 Menyebar Berkelompok ( Clustered ) Acak ( Random ) Seragam ( Uniform ) • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • I II III 0,5 1,575 T = 0 T = 1,0 T = 2,15 I. Menyebar Berkelompok / Clustered , Nilai T = 0 0,5 = II. Acak / Random Nilai T = 0,5 1,0 = III. Seragam / uniform Nilai T = 1,575 2,15 =

Kita jadi bisa menulis dan membaca Kar’na siaaapa . . . ? Kita jadi tahu beraneka bidang ilmu Dari siaaapa . . . . ? Kita jadi pintar dibimbing pak guru Kita bisa pandai dibimbing bu guru Guru bak pelita penerang dalam gulita Jasamu tiadaaa tara