Cok eghix tirta dinarta IIa
ABSTRACT Belajar kognitif ciri khasnya terletak dalam belajar memperoleh dan mempergunakan bentuk-bentuk representatif yang mewakili semua obyek yang dihadapi, entah obyek itu orang, benda atau kejadian/peristiwa. Segala obyek itu di representasikan atau di hadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan atau lambang, yang semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental. Misalnya, seseorang menceritakan pengalamannya selama mengadakan perjalanan keluar negeri, setelah kembali ke negerinya sendiri. Tempat-tempat yang dikunjuginya selama berada di lain negara tidak dapat dibawa pulang, orangnya sendiri juga tidak hadir di tempat-tempat itu pada waktu sedang bercerita. Tetapi, semua pengalamannya tercatat dalam benaknya dalam bentuk berbagai gagasan dan sejumlah tanggapan. Gagasan dan tanggapan itu di tuangkan dalam kata-kata yang disampaikan kepada orang yang mendengarkan ceritanya. Dengan demikian, hal-hal yang tidak hadir secara fisik pada saat sekarang, dapat menjadi bahan komunikasi antara dua orang; segala macam hal seolah-olah dipegang, disentuh dan dipermainkan secara mental. Karena kemampuan kognitif ini, manusia dapat menghadirkan realitas dunia di dalam dirinya sendiri.
Mengingat adalah suatu aktifitas kognitif, di mana orang menyadari bahwa pengetahuannya berasal dari masa lampau atau berdasarkan kesan-kesan yang diperoleh di masa lampau. Dalam aktivitas mental berpikir paling menjadi jelas, bahwa manusia berhadapan dengan obyek-obyek yang diwakili dalam kesadaran. Jadi, orang tidak langsung menghadapi obyek secara fisik seperti terjadi dalam mengamati sesuatu bila melihat, mendengar atau meraba-raba.[1] Semakin bertambah dewasa kemampuan kognitif seseorang, maka semakin bebas seseorang memberikan respon terhadap stimulus yang dihadapi. Perkembangan itu banyak tergantung kepada peristiwa internalisasi seseorang ke dalam sistem penyimpanan yang sesuai dengan aspek-aspek lingkungan sebagai masukan.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Dengan kata lain, model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas dan untuk menentukan material/perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, media (film-film), tipe-tipe, program-program media komputer, dan kurikulum (sebagai kursus untuk belajar). Hal ini sejalan dengan pendapat Joyce (1992) “Earch model guides us as we design instruction to helf students achieve various objectis” . Artinya, setiap model mengarahkan kita dalam merancang pembelajaran untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Sejalan dengan Joyce, Joyce dan Weil (1992:1) menyatakan “Models of teaching are really models of learning. As we help student acquire information, ideas, skills, value, ways of thinking and means of expessing themselves, we are also teaching them how to learn”. Artinya, model pembelajaran merupakan model belajar. Dengan model tersebut guru dapat membantu siswa mendapatkan atau memperoleh informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide diri sendiri. Selain itu, model belajar juga mengajarkan bagaimana mereka belajar. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran (kompetensi pembelajaran), dan pengelolaan kelas (Kardi dan Nur 2000:8). Hal ini sejalan dengan pendapat Arend (1997) “The term teaching model refers to a particular aproach to instruction that includes its goals, sintax, enviroment, and management system”. Artinya, model pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu, termasuk tujuannya, langkah-langkahnya (syntax), lingkungannya, dan sistem pengelolaannya. Arend (1997) memilih istilah model pembelajaran didasarkan pada dua alasan penting. Pertama, istilah model memiliki makna yang lebih luas daripada pendekatan, strategi, metode, dan teknik. Kedua, model dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi yang penting, apakah yang dibicarakan tentang mengajar di kelas, atau praktik mengawasi anak-anak. Atas dasar pendapat di atas, model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai berikut. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik (teratur) dalam pengorganisasian kegiatan (pengalaman) belajar untuk mencapai tujuan belajar (kompetensi belajar). Dengan kata lain, model pembelajaran adalah rancangan kegiatan belajar agar pelaksanaan KBM dapat berjalan dengan baik, menarik, mudah dipahami, dan sesuai dengan urutan yang lagis.
Gambar 1. pinguins Design Belajar kognitif ciri khasnya terletak dalam belajar memperoleh dan mempergunakan bentuk-bentuk representatif yang mewakili semua obyek yang dihadapi, entah obyek itu orang, benda atau kejadian/peristiwa. Segala obyek itu di representasikan atau di hadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan atau lambang, yang semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental. Misalnya, seseorang menceritakan pengalamannya selama mengadakan perjalanan keluar negeri, setelah kembali ke negerinya sendiri. Tempat-tempat yang dikunjuginya selama berada di lain negara tidak dapat dibawa pulang, orangnya sendiri juga tidak hadir di tempat-tempat itu pada waktu sedang bercerita. Tetapi, semua pengalamannya tercatat dalam benaknya dalam bentuk berbagai gagasan dan sejumlah tanggapan. Gagasan dan tanggapan itu di tuangkan dalam kata-kata yang disampaikan kepada orang yang mendengarkan ceritanya. Dengan demikian, hal-hal yang tidak hadir secara fisik pada saat sekarang, dapat menjadi bahan komunikasi antara dua orang; segala macam hal seolah-olah dipegang, disentuh dan dipermainkan secara mental. Karena kemampuan kognitif ini, manusia dapat menghadirkan realitas dunia di dalam dirinya sendiri. Gambar 3 Bunga tulip Disamping itu, semakin besar kemampuan berbahasa untuk mengungkapkan gagasan dan tanggapan itu, semakin meningkatlah kemahiran untuk menggunakan kemampuan kognitif secara efisien dan efektif. Kemapuan berbahasa pun harus dikembangan melalui belajar. Pembahasan tentang belajar kognitif di sini, akan dibatasi pada dua aktifitas kognitif yaitu mengingat dan berpikir. . Gambar 1. pinguins
Teoritical Basic TEORI BELAJAR KOGNITIF Belajar kognitif ciri khasnya terletak dalam belajar memperoleh dan mempergunakan bentuk-bentuk representatif yang mewakili semua obyek yang dihadapi, entah obyek itu orang, benda atau kejadian/peristiwa. Segala obyek itu di representasikan atau di hadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan atau lambang, yang semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental. Misalnya, seseorang menceritakan pengalamannya selama mengadakan perjalanan keluar negeri, setelah kembali ke negerinya sendiri. Tempat-tempat yang dikunjuginya selama berada di lain negara tidak dapat dibawa pulang, orangnya sendiri juga tidak hadir di tempat-tempat itu pada waktu sedang bercerita. Tetapi, semua pengalamannya tercatat dalam benaknya dalam bentuk berbagai gagasan dan sejumlah tanggapan. Gagasan dan tanggapan itu di tuangkan dalam kata-kata yang disampaikan kepada orang yang mendengarkan ceritanya. Dengan demikian, hal-hal yang tidak hadir secara fisik pada saat sekarang, dapat menjadi bahan komunikasi antara dua orang; segala macam hal seolah-olah dipegang, disentuh dan dipermainkan secara mental. Karena kemampuan kognitif ini, manusia dapat menghadirkan realitas dunia di dalam dirinya sendiri.
Conclusion Dalam pembelajarkan suatu materi (tujuan/kompetensi) tertentu, tidak ada satu model pembelajaran yang lebih baik dari model pembelajaran lainnya. Artinya, setiap model pembelajaran harus disesuaikan dengan konsep yang lebih cocok dan dapat dipadukan dengan model pembelajaran yang lain untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dalam memilih suatu model pembelajaran harus mempertimbangkan antara lain materi pelajaran, jam pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, lingkungan belajar, dan fasilitas penunjang yang tersedia. Dengan cara itu, tujuan (kompetensi) pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai. Hal itu sejalan dengan pemikiran Arends (1997:7) yaitu model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahapkegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan engelolaan kelas. Hal itu dengan harapan bahwa setiap model pembelajaran dapat mengarahkan kita mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh 1) sifat dari materi yang akan diajarkan, 2) tujuan akan dicapai dalam pengajaran, 3) tingkat kemampuan peserta didik, 4) jam pelajaran (waktu pelajaran), 5) lingkungan belajar, dan 6) fasilitas penunjang yang tersedia. Kualitas model pembelajaran dapat dilihat dari dua aspek, yaitu proses dan produk. Aspek proses mengacu apakah pembelajaran mampu menciptakan situasi belajar yang menyenangkan (joyful learning) serta mendorong siswa untuk aktif belajar dan berpikir kreatif. Aspek produk mengacu apakah pembelajaran mampu mencapai tujuan (kompetensi), yaitu meningkatkan kemampuan siswa sesuai dengan standar kemampuan atau kompetensi yang ditentukan. Dalam hal ini sebelum melihat hasilnya, terlebih dahulu aspek proses sudah dapat dipastikan berlangsung baik. Karena itu, setiap model memerlukan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang berbeda. Setiap model memberikan peran yang berbeda kepada siswa, pada ruang fisik, dan pada sistem sosial kelas. Sifat materi dari sistem saraf (penerimaan/proses berpikir) banyak konsep dan informasi-informasi dari teks buku bacaan materi ajar siswa, di samping banyak kegiatan pengamatan gambar-gambar. Tujuan yang akan dicapai meliputi aspek kognitif (produk dan proses) dari kegiatan pemahaman bacaan dan lembar kegiatan siswa (Trianto 2007: 5-6).