PROGRAM STUDI KEHUTANAN UNIVERSITAS MATARAM 2016 PUSAT PENYELAMATAN SATWA TASIKOKI ( TASIKOKI WILDLIFE RESCUE CENTERE) KELOMPOK 2 PROGRAM STUDI KEHUTANAN UNIVERSITAS MATARAM 2016
SEJARAH Pusat TASIKOKI didirikan dilokasi yang strategis untuk mengatasi perdagangan Lintas-perbatasan dari Indonesia menuju Filipina dan seterusnya ke Cina, Taiwan dan Jepang. Sulawesi merupakan pulau indonesia yang paling dekat dengan Filipina dan kemudian dimanfaatkan sebagai titik konsolidasi untuk pengiriman iligal Satwaliar Banyak Satwaliar yang dilindungi dikirim keluar dalam jumlah yang besar. untuk menanggulangi tingkat perdagangan satwa liar di Indonesia, khususnya wilayah Sulawesi Utara, Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Tasikoki pun berdiri. PPS Tasikoki mulai beroperasi tahun 2004 dan merupakan salah satu dari 15 pusat penyelamatan, transit, dan rehabilitasi satwa liar yang didirikan oleh Yayasan Gibbon Indonesia bekerja sama dengan Departemen Kehutanan RI. Pada tahun 2010, PPS Tasikoki dipegang oleh manajemen baru dan menjadi salah satu dari lima unit di bawah Yayasan Masarang. Selain merawat satwa hasil sitaan, PPS Tasikoki juga memiliki misi lain yakni untuk mengintervensi perdagangan ilegal di garis batas antara Indonesia dan Philipina menuju Cina, Taiwan, dan Jepang.
TUJUAN Membantu Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Utara dalam menegakan hukum Pelepasliaran satwa yang telah direhabilitasi Peningkatan standar kesejahteraan satwa Pendidikan konservasi untuk masyarakat sekitar
MANDAT Pusat rehabilitasi satwa liar yang didirikan oleh Yayasan Gibbon Indonesia bekerja sama dengan Departemen Kehutanan RI. Pada tahun 2010, PPS Tasikoki dipegang oleh manajemen baru dan menjadi salah satu dari lima unit di bawah Yayasan Masarang. Penyelamatan, transit dan rehabilitasi satwa liar.
Koridor Kerja Team Borneo: Orangutan, Beruang Dan Monyet Team Birds: Big Aviary, Cassowary Dan Lories Team Primates: Macaca Nigra, Macaca Maura, Macaca Hecki, Macaca Tonkeana, Siamang Dan Gibbon
Manajemen pengelolaan Beroprasi sebagai sebuah kolaborasi antara Masarag Foundation dan Badan Sulawesi Utara (Balai Konservasi Sumberdaya Alam Sulawesi Utara- BKSDA SULUT) dibawah Direktorat Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya Kementerian Lingkungan dan Kehutanan Kewenangan PPS Tasikoki adalah bertanggung jawab atas semua masalah hukum yang berkaitan dengan satwaliar dan konservasi ekosistem. Bersama dengan LSM diwilayah SULUT Mendukung upaya pendidikan dan konservasi bersama BKSDA SULUT, serta membantu rehabilitasi/merawat satwa yang terluka
Aktivitas pengelola Melakukan konervasi terhadap monyet yang hampir punah Mengembangkan lebih banyak dan lebih besar fasilitas kudus di Tasikoki ke rumah Monyet-monyet Mencoba untuk mengembangkan peluang dan mendukung untuk mendapatkan beberapa kelompok satwa kembali ke hutan Memberikan perawatan umum, perawatan dokter hewan, pemberian pakan, membersihkan kandang. Mencari dukungan lebih lanjut untuk penyelamatan baik dukungan materi maupun relawan.
Jenis satwa yang di kelola Primata sekitar 50 ekor: Orangutan, gibbon, siamang, monyet endemik Sulawesi( monyet yaki, monyet dige, monyet dihe, monyet boti, monyet dare) dan monyet ekor panjang. Babi rusa Beruang madu Rusa Macan tutul Reptil: buaya muara, buaya Irian, kura-kura Baning Sulawesi, kura-kura Leher Ular, Burung sekitar 150 ekor dari 20 spesies (parrot, kasuari, elang, kakatua, nuri, angsa, jurong)
Prestasi Selama 10 tahun terakhir hampir 200 Kera Sulawesi di selamatkan, terutama jenis M.nigrescens dan M. Hecki. Di PPS Tasikoki terdapat sedikitnya 400 satwa yang terdiri dari 40 spesies. PPS Tasikoki di jadikan tempat penelitian untuk kalangan pelajar dan mahasiswa.
Hambatan volunteer WNA dikenakan biaya untuk dapat tinggal dan bekerja di PPS Tasikoki. PPS Tasikoki membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk merawat satwa. Masyarakat Minahasa mempunyai taradisi Berburu Sulawesi Utara merupakan pusat perdagangan antara indonesia barat ( Jawa) dengan indonesia Timur ( Maluku dan Papua)
Lokasi Rehabilitasi Buaya Papan pembagian tugas pps Tasikoki
TERIMAKASIH