10 ORGANIZATION THEORY AND DESIGN Budaya organisasi Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA Pascasarjana Magister Manajemen
Budaya Organisasi Budaya Organisasi Budaya Pembelajaran dan Kinerja Organisasi Pembentukan Budaya Organisasi Asal Muasal Budaya Organisasi Pengelolaan Budaya Organisasi
Budaya Organisasi Robbins (2006) Jaffee (2001) Luthans (2011) Kultur organisasi mengacu pada sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lainnya. Budaya dapat didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh untuk menginterpretasikan pengalaman dan mengha-silkan perilaku sosial budaya organisasi sebagai salah satu metafora yang digunakan untuk menganalisis sebuah organisasi. dalam metafora ini, esensi organisasi berkisar pada pengembangan makna bersama, keyakinan, nilai-nilai, dan asumsi yang membimbing dan diperkuat oleh perilaku organisasi. Robbins (2006) Jaffee (2001) Luthans (2011) 3
a. Budaya pembelajaran organisasi 2. Budaya Pembelajaran dan Kinerja Organisasi a. Budaya pembelajaran organisasi Menurut Schein (2004), budaya pembelajaran organisasi dapat juga dipahami pada tiga tingkatan, yaitu (1) lapisan paling dalam berupa asumsi-asumsi dasar (beliefs); (2) nilai-nilai, sikap-sikap atau norma-norma; dan (3) artefak-artefak atau simbol-simbol.
Tingkatan pembelajaran, Schein : Lapisan paling bawah mendasari dan menopang lapisan kedua dan ketiga. Nilai-nilai organisasi biasanya konsisten dengan dan mencerminkan beliefs organisasi. Demikian halnya, artefak-artefak atau simbol-simbol organisasi konsisten dan merefleksikan nilai-nilai organisasi. Pengaruh sebaliknya pun dapat terjadi, yaitu adanya pengaruh dari lapisan paling luar terhadap nilai-nilai. Selanjutnya, nilai-nilai mempengaruhi keyakinan-keyakinan. Akan tetapi, hal yang terakhir ini hanya terjadi jika nilai-nilai benar-benar baru teruji. Keyakinan baru yang terbentuk kemudian diterima sebagai “kebenaran” dan menjadi pembimbing perilaku tanpa keraguan
Lanjutan b. Kinerja Organisasi Robbins (2006), nilai- nilai/karateristik dari budaya organisasi mempengaruhi kinerja dan kepuasan
Anggota-anggota organisasi membentuk suatu persepsi subjektif keseluruhan mengenai organisasi berdasarkan kepada faktor-faktor seperti toleransi resiko, tekanan pada tim, dukungan orang, dan sebagainya. Persepsi yang terbentuk itu sebenarnya merupakan budaya atau kepribadian dari organisasi yang bersangkutan. Dukungan atau penolakan sebagaimana bentukan persepsinya, mempengaruhi kinerja dan kepuasan anggota-anggota organisasi, atau dampak yang lebih besar adalah kepada terbentuknya budaya yang lebih kuat.
3. Pembentukan Budaya Organisasi Robbins (2006) berpendapat bahwa dibutuhkan waktu yang lama untuk pembentukan budaya organisasi. Berikut proses pembentukan budaya organisasi :
Lanjutan Proses pembentukan budaya, (Robbins): Pertama, pendiri hanya merekrut dan mempertahankan karyawan yang sepikiran dan seperasaan dengan mereka. Kedua, pendiri melakukan indoktrinasi dan menyosialisasikan cara pikir dan berperilakunya kepada karyawan. Ketiga, perilaku pendiri sendiri bertindak sebagai model peran yang mendorong karyawan untuk mengidentifikasi diri dan, dengan demikian, menginternalisasi keyakinan, nilai, dan asumsi pendiri tersebut.
4. Asal Muasal Budaya Organisasi Budaya masyarakat atau budaya nasional dimana organisasi berada secara fisik Visi, gaya manajerial, dan kepribadian para pendiri organisasi atau pemimpin yang dominan. Macam bisnis yang digeluti dan nature of business environment. Struktur organisasi. Misalnya struktur birokratis akan melahirkan pula budaya yang cenderung birokratis. Pelanggan. Perilaku pelanggan akan berpengaruh terhadap perilaku organisasi Tradisi warisan organisasi yang tercermin dalam nilai ataupun artefak
5. Pengelolaan Budaya Organisasi Menurut Kotter (dalam Lukito, 1996) menyatakan bahwa organisasi yang memiliki budaya adaptif selalu berusaha memuaskan kebutuhan dari pelanggan, karyawan, dan para pemegang saham. Hal ini sejalan dengan pendapat Reichheld (1994) yang menyatakan bahwa kesuksesan bisnis ditentukan oleh kreasi value yang berjalan secara sistematis. Value tersebut selanjutnya harus diberikan kepada (minimal) tiga kelompok yang berbeda, yaitu: stockholders, pelanggan, dan karyawan.
Proses pemeliharaan budaya adaptif : Menciptakan dan menerapkan suatu visi dan strategi yang sesuai dan bekerja baik Dalam lingkungan yang ada pada saat itu. Perusahaan mulai tumbuh besar dan meraih kesuksesan. Menekankan pentingnya unsur-unsur pokok organisasi dan kepemimpinan. Terciptalah budaya kuat dengan nilai-nilai pokok yang menekankan diri pada pelayanan. Mempertahankan nilai pokok keadaptifan dari budaya organisasi. Akibat usaha-usaha tersebut, maka: nilai adaptif dari budaya organisasi akan tetap hidup.
Wassalamu ‘alaikum, Wr, Wb