DASAR-DASAR FILOSOFIS PENDIDIKAN ISLAM: HAKIKAT KEBENARAN DAN PENGETAHUAN NILAI KEBAIKAN DAN KEINDAHAN Oleh: IDRUS : 1502521472 SYAPUANSYAH : 1502521468
Apa Itu Hakikat? Hakikat ialah realitas; realitas adalah “real” artinya kenyataan yang sebenarnya. jadi, hakikat adalah kenyataan yang sebenarnya, keadaan sebenarnya sesuatu, bukan keadaan sementara atau keadaan yang menipu, bukan keadaan yang berubah.
HAKIKAT KEBENARAN DAN PENGETAHUAN Pengetahuan dan kebenaran adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Pengetahun merupakan hasil dari pencarian sebuah kebenaran. Kebenaran adalah hasil dari rasa ingin tahu. Jadi antara pengetahuan dan kebenaran selalu bersama-sama. Kebenaran dapat didefinisikan sebagai kesetiaan pada realitas objektif, yaitu suatu pernyataan yang sesuai dengan fakta atau sesuatu yang selaras dengan situasi. Kebenaran adalah persesuaian (Agreement) antara pernyataan (statement) mengenai fakta dengan fakta aktual; atau antara putusan (judgement) dengan situasi seputar (environmental situation) yang diberi interpretasi. Kebenaran itu relatif dan subjektif. Setiap orang memiliki kebenaran sendiri-sendiri. Jadi ukuran kebenaran segala sesuatu adalah manusia itu sendiri.
Kebenaran dapat dihasilkan melalui ilmu pengetahuan yang datang dari akal manusia. Dalam pandangan islam, ilmu pengetahuan atau kebenaran terbagi menjadi dua, yaitu: 1. Kebenaran berian (wahyu) 2. Kebenaran carian (hasil olah pikir manusia). Semua kebenaran keseluruhannya bersumber dari Allah SWT.
Kriteria dan Tingkatan Kebenaran Kebenaran bersifat relatif, sehingga semua orang memiliki kriteria kebenaran yang berbeda-beda. Tingkatan kebenaran dari yang terendah ke pemahaman yang tertinggi adalah sebagai berikut: => Kebenaran Inderawi. => Kebenaran Ilmiah (Sains). => Kebenaran Filsafat. => Kebenaran Religius.
Teori-teori Kebenaran 1. Teori Korespondensi Sesuatu dianggap benar apabila yang dianggap (pendapat, kejadian, informasi) sesuai dengan fakta (kesan, ide-ide) di lapangan. Contohnya: Ibu kota Indonesia adalah Jakarta, maka pernyataan ini adalah benar sebab pernyataan itu dengan obyek yang bersifat faktual yakni Jakarta memang menjadi Ibu Kota Republik Indonesia. 2. Teori Koherensi Suatu proposisi (pernyataan suatu pengetahuan, pendapat, kejadian, atau informasi) akan diakui sahih atau dianggap benar apabila memiliki hubungan dengan gagasan-gagasan dari proposisi sebelumnya yang juga sahih dan dapat dibuktikan secara logis sesuai dengan kebutuhan logika. Contohnya: Seluruh mahasiswa PAI Pascasarjana IAIN Antasari Banjarmasin mengikuti perkuliahan prinsip, dasar dan tujuan Pendidikan Islam. Anang adalah mahasiswa PAI Pascasarjana IAIN Antasari Banjarmasin. Jadi, anang harus mengikuti Perkuliahan prinsip, dasar dan tujuan Pendidikan Islam.
3. Teori Pragmatik Suatu pernyataan benar apabila konsekuensi dari suatu pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia. Contohnya: setelah Yadi mandi kembang di gunung kayangan, ia terpilih menjadi bupati tanah laut. 4. Teori Performatif kebenaran diputuskan atau dikemukakan oleh pemegang otoritas tertentu. Pemegang otoritas yang menjadi rujukan bias pemerintah, pemimpin agama, pemimpin adat, dan sebagainya. Contohnya: mengenai penetapan 1 Syawal. Sebagian umat muslim di Indonesia mengikuti fatwa atau keputusan MUI atau pemerintah, sedangkan sebagian yang lain mengikuti fatwa ulama atau organisasi tertentu. 5. Teori Relegiusme Sesuatu benar apabila sesuai dengan hukum agama dan bersifat mutlak.
Pengetahuan adalah kebenaran dan kebenaran adalah pengetahuan, maka didalam kehidupan manusia dapat memiliki berbagai pengetahuan dan kebenaran. Jadi pengetahuan itu harus benar, kalau tidak benar adalah kontradiksi. Burhanuddin salam, menjelaskan bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia ada empat yaitu: Pengetahuan biasa Pengetahuan ilmu (secience) Pengetahuan filsafat Pengetahuan agama. Abd. Aziz, membedakan pengetahuan manusia menjadi tiga jenis pengetahuan yaitu: Pengetahuan Ilmiah Pengetahuan Moral Pengetahuan Religius
Ada dua teori untuk dapat mengetahui hakikat dari sebuah pengetahuan, yaitu: 1. Teori Realisme mengatakan bahwa pengetahuan adalah kebenaran yang sesuai dengan fakta. Apa yang ada dalam fakta itu dapat dikatakan benar. Dengan teori ini dapat diketahui bahwa kebenaran obyektif juga di butuhkan bukan hanya mengakui kebenaran subyektif. 2. Teori Idealisme menjelaskan bahwa pengetahuan itu bersifat subjektif. Oleh karena itu pengetahuan menurut teori ini tidak menggambarkan hakikat kebenaran, yang diberikan pengetahuan hanyalah gambaran menurut pendapat atau penglihatan orang yang mengatahui (subjek).
Sumber dalam Memperoleh Pengetahuan Empirisme menyatakan bahwa manusia memperoleh pengetahuan dengan pengalaman yang dialaminya. Rasionalisme menjelaskan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Pengetahuan yang benar diukur dan diperoleh dari akal. Intuisi, mereka yang menggunakan intuisi biasanya memperoleh pengetahuan dengan perantara hati bukan indera maupun akal. Sehingga teori ini menggunakan metode perenungan yang mendalam untuk mencari kebenaran. Wahyu, menjelaskan bahwa pengetahuan di peroleh langsung dari Allah melalui perantara Nabi.
NILAI KEBAIKAN DAN KEINDAHAN Dari segi bahasa baik atau kebaikan dalah terjemahan dari kata Khoir, al-Birr, al- Ma’ruf (dalam bahasa Arab). Good (dalam bahasa Inggris). Sedang baik menurut ethik adalah sesuatu yang berharga untuk tujuan, sesuatu yang mendatangkan dan memberikan rasa senang dan bahagia. Bagi seorang Muslim berbuat kebaikan adalah kebutuhan yang oleh Allah Swt akan diberi balasan di akhirat dengan pahala. Keindahan terletak kepada bagaimana seseorang itu memandang, mengamati, menghayati sesuatu, kerena sesuatu yang indah itu di tentukan oleh alur pikir dan perasaan masing-masing.
Terima kasih….!!!!!