PRINSIP – PRINSIP PENGELOLAAN PADANG PENGGEMBALAAN
Prinsip-prinsip pengelolaan padang penggembalaan (3 sistem yang saling berkait; menentukan output ternak) Jumlah padang penggembalaan yang tumbuh per unit faktor pertumbuhan dari lingkungan, termasuk di dalamnya energy radiasi, air dan zat hara. (potensi produksi vs produksi sekarang) Jumlah padang penggembalaan (pasture) yang dimakan per unit pasture yang tumbuh. (Ha yang ditumbuhi vs Ha yang dimakan) Jumlah produksi ternak yang diperoleh dari setiap unit pasture yang dimakan. (Kg yang dimakan vs Kg produksi ternak)
Kelompok kegiatan besar dalam Pengelolaan padang penggembalaan Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan ternak. Kegiatan-kegiatan yang melibatkan vegetasi.
PRINSIP YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERNAK Intensitas penggembalaan (seperti: stocking rate) untuk menjaga keseimbangan kapasitas produksi dari lahan. JUMLAH Distribusi ternak di padang penggembalaan agar terjadi penggunaan hijauan yang tepat. SEBARAN Pengendalian terhadap jenis ternak yang menggunakan padang penggembalaan. SPESIES
PRINSIP YANG BERHUBUNGAN DENGAN VEGETASI Menghilangkan spesies tanaman yang tidak disukai ternak . Menyebarkan/menanam bibit spesies hijauan unggul. Pemupukan untuk memperbaiki kesuburan. Kegiatan konservasi lahan untuk mengendalikan air dan erosi. Weed control
ANIMAL UNIT EQUIVALENT (AUE) Satuan bagi ternak/ruminansia/herbivora yang sepadan dengan seekor sapi betina dewasa non-laktasi (BB 454 kg) yang didasarkan atas potensi intake bahan kering hijauan yang dibutuhkan ANIMAL UNIT (AU) Angka yang menggambarkan animal unit ternak/ruminansia/herbivora tertentu, yang ditentukan berdasarkan rata-rata harian dari intake bahan kering hijauan yang dibutuhkan (11,8 kg/AU) ANIMAL UNIT EQUIVALENT (AUE) Angka yang menggambarkan potensi intake bahan kering hijauan dari 1 animal unit ternak/ruminansia/herbivora tertentu selama satu bulan (30 hari) ANIMAL UNIT MONTH (AUM)
SAPI AUE Jantan dewasa (≥ 24 bln) 1,5 Jantan muda (18 – 24 bln) 1,15 Betina plus pedet 1,35 Betina dewasa, non-laktasi 1 Betina bunting, non-laktasi Sapi muda; yearlings (18 – 24 bln) 0,9 Sapi muda; yearlings (15 – 18 bln) 0,8 Sapi muda; yearlings (12 – 15 bln) 0,7 Pedet; sapih (12 bln) 0,6 Pedet; sedang laktasi (8 bln) 0,5
DOMBA DAN KAMBING AUE Domba betina plus anak 0,3 Kambing betina plus anak 0,24 Domba betina non-laktasi 0,2 Kambing betina non laktasi 0,17 Anak domba atau anak kambing; sapih 0,14
HERBIVORA LAIN AUE Kuda dewasa pekerja/penarik 1,5 Kuda dewasa pacuan 1,25 Bison dewasa 1 Moose dewasa Elk dewasa 0,65 Rusa/deer dewasa 0,23 Mule dewasa Antelope dewasa 0,17
STOCKING RATE GRAZING CAPACITY CARRYING CAPACITY
TINGKAT PENGGEMBALAAN : jumlah satuan ternak per unit luas lahan STOCKING RATE TINGKAT PENGGEMBALAAN : jumlah satuan ternak per unit luas lahan SAAT INI
KAPASITAS PENGGEMBALAAN GRAZING CAPACITY KAPASITAS PENGGEMBALAAN jumlah satuan ternak per unit luas lahan, dikaitkan dengan jumlah hijauan yang direnggut oleh ternak dari lahan yang ditumbuhi tanaman hijauan yang edible.
CARRYING CAPACITY KAPASITAS TAMPUNG jumlah satuan ternak per unit luas lahan, dikaitkan dengan jumlah panen total hijauan (baik secara mekanis maupun direnggut oleh ternak), dari lahan yang ditumbuhi tanaman hijauan yang edible.
TUJUAN KALKULASI TINGKAT PENGGEMBALAAN KAPASITAS PENGGEMBALAAN KAPASITAS TAMPUNG untuk mengetahui berapa jumlah unit ternak yang dapat digembalakan pada suatu padangan atau bagian dari suatu padangan, seraya memperhatikan keberkelanjutan produktifitas padangan yang bersangkutan
MEMPERKIRAKAN / MENGUKUR KAPASITAS PENGGEMBALAAN SUATU PADANGAN pertanyaan yang kerap ditanyakan praktek / aplikasi selalu tidak semudah teori; banyak faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan; banyak keputusan harus dibuat flexible
PROPER USE kondisi/keadaan padangan yang sehat, dengan indikasi produksi, reproduksi dan pertumbuhan kembali yang keberlanjutan, walaupun mengalami defoliasi dengan rentang waktu penggembalaan yang maksimum
FAKTOR PROPER USE tingkat defoliasi hijauan padangan dengan rentang waktu penggembalaan yang maksimum, tanpa mengganggu keberlanjutan produksi dan reproduksi hijauan yang bersangkutan, sehingga pertumbuhan kembali tetap terjamin
Faktor Proper Use tergantung : a. Keadaan lapangan b. Jenis hewan yang digembalakan c. Jenis hijauan padangan d. Tipe iklim dan keadaan musim
Mengukur Kuantitas dan Kualitas Hijauan Kuantitas Berat Basah / Segar Berat Kering Bahan Kering 2. Kualitas
Kuantitas mewakili Potong sedekat mungkin dengan tanah (5 – 10 cm) Tentukan luas areal sebagai sampel (2 x 2 m) : edible mewakili Potong sedekat mungkin dengan tanah (5 – 10 cm) Berat basah : timbang (P, SK, L, BETN, Mineral, Air ± 75% ) Berat kering : kering angin (air ± 25% ) Bahan kering : analisa lab. (proximate; air 0%) Konversikan ke hektar untuk menghitung produksinya
2. Kualitas Analisa Proximate di Lab : Protein Kasar Serat kasar Lemak BETN Mineral Air
LANGKAH-LANGKAH : Menghitung produksi padangan : Ubinan acak pertama persegi / lingkaran 10 langkah ke kanan tentukan kedua Cluster selanjutnya 125 meter dari sebelumnya dst Potong hijauan edible sedekat mungkin dengan tanah Hitung berat segar , berat kering dan bahan keringnya Cluster
2. Tentukan persentase Faktor Proper Use padangan yg bersangkutan; Faktor Proper Use tergantung : a. Keadaan lapangan b. Jenis hewan yang digembalakan c. Jenis hijauan padangan d. Tipe iklim dan keadaan musim
3. Gunakan rumus VOISIN (dalam Reksohadiprodjo,1981); musim kemarau merupakan pertimbangan ditetapkannya masa istirahat penggembalaan / merumput Rumus VOISIN: ( y – 1 ) s = r y = angka perbandingan luas tanah yang diperlukan per tahun dibanding per bulan s = periode STAY atau merumput r = perode REST atau istirahat
dayatampung padangan : Memperkirakan dayatampung padangan : hit berat segar/bhn kering tiap ubinan (1m2); pertimbangkan faktor proper use untuk perhit prod dan pertmbhan kmbli 2. hit prod per ha; periode istirahat perlu krn musim kemarau (rata-rata periode istirahat adalah 70 hari untuk 30 hari merumput) 3. hit kebutuhan pakan hijauan sapi/AU perbulan 184
4. hit kebutuhan luasan lahan perbulan 5. hit kebutuhan luasan lahan pertahun; rumus VOISIN 6. hit satuan ternak yang dpt ditampung
Seorang peternak ingin mengetahui berapa ekor domba betina non-laktasi dapat digembalakan pada padangan seluas 10 hektar miliknya. Sebelumnya peternak tersebut telah melakukan perhitungan melalui sampling produksi hijauan di lapangan, dan mendapatkan rata-rata 2 kg berat segar/m2. Hasil sampling lapangan tersebut kemudian diperiksa di laboratorium, dan ternyata memiliki kadar air rata-rata 77,5%. Karena kondisi umum padangan cukup bagus, peternak tersebut kemudian menentukan bahwa untuk 1 bulan periode merumput hanya perlu 60 hari periode istirahat. Sedangkan untuk faktor proper use ditentukan sebesar 60%. Bantulah peternak tersebut menghitung berapa ekor domba betina non-laktasi yang dapat digembalakan selama setahun di padangan miliknya! (jawablah lengkap langkah demi langkah dengan menggunakan 2 desimal di belakang koma).