Dasar-dasar Ilmu Tanah (PTN 101) Semester gasal 2012/2013 Dwi Setyawan dwi-ddit
Proses pembentukan tanah From rocks to soil dwi-ddit
Deskripsi tanah di lapangan Coklat gelap kelabu (2,5 Y 4/2) dengan banyak bercak coklat kekuningan (10 YR 5/8); lempung berliat; agak berbatu (fragmen batu kapur); struktur remah halus cukup berkembang; reaksi sangat berkapur (berbuih keras dengan HCl encer). Jika diperhatikan contoh di atas, maka kita akan menemukan lima sifat dasar yaitu warna tanah (dan bercak), tekstur, kondisi berbatu, struktur dan keberadaan bahan kapur. dwi-ddit
Warna tanah Hue (kilap) berkaitan dengan spektrum dasar warna yang dibagi menjadi 0-10 kisaran dalam spektrum cahaya tampak (visible) dan ditandai dengan satu atau dua huruf kapital, misalnya R (red) merah, YR (yellow-red) kuning-merah, dan Y (yellow) kuning. Dalam setiap huruf tersebut (R, YR, Y) kilap akan semakin kuning dan kurang merah dengan bertambahnya angka. Warna tanah umumnya dapat ditentukan dengan cukup tepat dengan memilih kilap 10R, 2.5YR, 5YR, 7.5YR, 10YR, 2.5Y dan 5Y. dwi-ddit
dwi-ddit
dwi-ddit
dwi-ddit
Value warna Value (nilai) merupakan parameter yang menggambarkan gelap (darkness) atau terang (lightness) suatu warna dengan skala 0 (hitam) hingga 10 (putih). dwi-ddit
dwi-ddit
Chroma Chroma (kroma) yaitu ukuran yang mencerminkan kekuatan warna (strength) yang juga diberikan skala 0-10. Kroma 10 berarti paling cerah dimana dengan menambahkan air kroma akan semakin pudar serta menjadi netral pada kroma = 0. Notasi warna tanah diberikan dengan menuliskan ketiga komponen tersebut, misal 10YR 4/4 adalah coklat gelap kekuningan (dark yellowish brown). Gambar 2.1 menunjukkan notasi selengkapnya pada hue 10YR. dwi-ddit
dwi-ddit
dwi-ddit
Penetapan tekstur di lapangan Contoh tanah dibersihkan dari akar, bahan kasar Ambil segenggam, lalu basahi hingga kapasitas lapang (terasa lembab Sambil digenggam, apakah tanah mantap sebagai bola. Tekan bola antara ibu jari dan telunjuk Teruskan pengamatan dengan membentuk pita dengan memirid bola tanah. Rasakan kasar/halus/lekatnya. dwi-ddit
dwi-ddit
Segitiga tekstur dwi-ddit
Agregat dan struktur tanah Butir-butir penyusun suatu tanah mungkin berdiri sendiri (single grains) atau berikatan satu sama lain membentuk massa yang lebih besar (agregat). Proses penggabungan butiran tanah umumnya berlangsung secara alamiah membentuk bongkah yang relatif permanen (ped), namun dapat juga kurang permanen, misalnya akibat pengolahan tanah (fragment/clod). dwi-ddit
Struktur tanah a) prisma b) tiang (columnar) c) kubus (blocky) d) sub-blocky e) lempeng (platy) f) remah (granular) dwi-ddit
Pori tanah Penting untuk dinamika air Sistem tata udara Pergerakan akar Pergerakan unsur hara dwi-ddit
Susunan pori tanah a) keadaan jenuh, semua pori terisi air (kadar air umumnya 35 %) b) kapasitas lapang, sebagian pori akan terisi air dan sebagian oleh udara (kadar air sekitar 25 %) c) titik layu permanen, air hanya pada pori mikro (kadar air umumnya kurang dari 15 % tergantung tekstur tanah). dwi-ddit
Susunan horizon tanah dwi-ddit
Tujuan klasifikasi tanah Mengorganisasi (menata) pengetahuan kita tentang tanah Mengetahui hubungan setiap individu tanah satu dengan lainnya Memudahkan mengingat sifat-sifat tanah Mengelompokkan tanah untuk berbagai tujuan praktis (sifat-sifat utama, lahan terbaik, produktivitas, lokasi penelitian dsb). Mempelajari hubungan dan sifat-sifat tanah yang baru dwi-ddit
Taksonomi Tanah 12 ordo tanah utama Tata nama dibuat secara hirarkis Subordo Great group Subgroup Family Serie dwi-ddit
Gelisol Gejala permafrost akibat suhu dingin atau beku dwi-ddit
Histosol Memiliki bahan tanah organik tebal >40 cm Bisa ada bahan andik < 36 cm tebalnya dwi-ddit
Spodosol Pencucian humus iluvial dengan seskui oksida Ciri hor spodik Hor albik di atasnya dwi-ddit
Andisol Ciri utama tanah dari bahan vulkanik Ciri andik dwi-ddit
Oxisol Tanah terlapuk sangat lanjut Horizon oksik dwi-ddit
Vertisol Tanah dengan mineral liat mengembang (smektit) Merekah waktu kering dwi-ddit
Aridisol Diklasifikasikan karena iklim kering Perkembangan profil tergantung air dwi-ddit
Ultisol Bahan induk masam dan terlapuk lanjut Umum di daerah tropika basah Horizon argilik Bercak merah-kekuningan Kesuburan rendah dwi-ddit
Mollisol Tanah dengan epipedon molik Vegetasi rumput atau biomassa tinggi dwi-ddit
Alfisol Bahan induk intermedier sampai mafik Iklim sedang Liat tinggi Bisa kaya oksida besi dwi-ddit
Inceptisol Tanah dewasa yang sudah menunjukkan perkembangan horizon bawah Horizon kambik dan epipedon umbrik dwi-ddit
Entisol Kedalaman solum (profil) sangat beragam tergantung lingkungan pembentukan Banyak di sepanjang aliran sungai Tanah tipis di atas batuan induk dwi-ddit
Entisol Tekstur tanah beragam dari berpasir (Psamment) dwi-ddit
Entisol Stratifikasi bahan (layering) memperlihatkan proses penimbunan bahan yang bertahap Bahan tersedimentasi dapat beragam dwi-ddit