Emile Durkheim (1858-1917) “Sosiologi: Ilmu Tentang Fakta Sosial” Program Studi Sosiologi, Teori Sosiologi Klasik, 30 Maret 2015 Husnul Muttaqin, S.Ag., S.Sos., M.S.I Email : husnulfikr@gmail.com Blog : http://sosiologiprofetik.wordpress.com
Bapak Sosiologi Selain Auguste Comte, Durkheim juga dikenal sebagai Bapak Sosiologi atas jasanya menjadikan sosiologi sebagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri Durkheim mentahbiskan sosiologi sebagai disiplin yang mandiri dengan memisahkannya dari filsafat dan psikologi melalui gagasannya tentang fakta sosial Bagi Dukheim, Comte hendak menjerumuskan sosiologi sekedar sebagai cabang filsafat karena ia hanya berbicara tentang ide tentang fenomena sosial, bukan pada studi atas dunia riil secara aktual Durkheim memisahkan sosiologi dari psikologi dengan mengemukakan bahwa sosiologi mempelajari fakta sosial yang terpisah dari fakta individual yang menjadi garapan psikologi
Sosiologi: Ilmu tentang Fakta Sosial Gejala sosial itu riil dan berbeda dari gejala psikologis, biologis atau karakteristik psikologis lainnya. Karena gejala sosial merupakan fakta yang riil maka dapat dipelajari dengan menggunakan metode-metode empirik. Kenyataan sosial dan struktur sosial bukanlah sekedar kumpulan, rangkuman atau gambaran dari sifat-sifat atau perilaku individu. Kenyataan sosial, struktur sosial dan masyarakat itu sendiri adalah riil dan obyektif, berbeda dan terpisah dari individu. Fakta sosial tidak dapat direduksi ke dalam fakta individu. Kompleksitas dan intensitas interaksi antar individu melahirkan level realitas baru yang tidak bisa dijelaskan berdasarkan individu
Apakah anda merasakan ada perbedaan antara anda dan kelompok anda? Apakah kelompok anda memiliki karakteristik yang berbeda dan terpisah dari individu-individu yang menjadi anggota kelompok? Diskusikan !
Apa itu Fakta Sosial Fakta Sosial: segala sesuatu yang nyata atau dianggap nyata fakta sosial dapat berbentuk material yaitu barang sesuatu yang dapat disimak, ditangkap dan diobservasi, yang merupakan bagian dari dunia nyata (external world). Fakta sosial juga dapat berbentuk non material, sesuatu yang dianggap nyata (external) dan terpisah dari kesadaran individu Fakta sosial dapat dilihat dalam struktur sosial (social structure) dan pranata sosial (social institution).
Karakteristik Fakta Sosial Eksternal terhadap individu Ini tampak terutama ketika fakta sosial itu berbeda atau bertentangan dengan kemauan individu atau bahkan tidak dimengertinya sama sekali. Walaupun seiring dengan proses sosialisasi, fakta-fakta sosial ini akan dinternalisasikan (diendapkan) dalam diri individu dan (seakan) menjadi bagian dari kesadaran individu itu sendiri. Coercive atau memiliki kemampuan memaksa Tinggi rendahnya perlawanan individu atas fakta sosial sangat tergantung pada sejauh mana keberhasilan sosialisasi berbagai fakta sosial terhadap individu. Bersifat umum, kolektif dan dimiliki bersama Milik bersama, bukan sekedar gambaran sifat individu atau penjumlahan dari seluruh sifat individu.
Contoh Fakta Sosial: Bahasa Bahasa merupakan fakta sosial karena: Bahasa adalah sesuatu yang mesti dipelajari secara empiris Bahasa adalah sesuatu yang berada di luar individu Bahasa memaksa individu Perubahan dalam bahasa hanya dapat dipelajari melalui fakta sosial lain dan tidak bisa hanya dengan keinginan individu saja
Jenis-jenis Fakta Sosial Nonmaterial Moralitas Kesadaran Kolektif Representasi Kolektif Arus Sosial
Moralitas Moralitas bersifat empiris, eksternal dan koersif Moralitas hanya bisa diidentifikasi di tengah masyarakat Masyarakat tidak mungkin tanpa moralitas, tapi masyarakat dapat kehilangan kekuatan moral jika kepentingan individu mengalahkan kepentingan kolektif Moralitas dapat membatasi individu yang didorong oleh nafsu untuk mencari kepuasan
Kesadaran Kolektif Durkheim mendefinisikan kesadaran kolektif sebagai “seluruh kepercayaan dan perasaan bersama masyarakat yang memiliki kehidupannya sendiri” Kesadaran kolektif tidak sama dengan kesadaran individual walaupun hanya bisa disadari lewat kesadaran individual Kesadaran kolektif merujuk pada pemahaman bersama, norma dan kepercayaan bersama
Representasi Kolektif Representasi kolektif menunjuk pada konsep-konsep bersama dan kekuatan sosial yang memaksa individu Contoh representasi kolektif adalah simbol-simbol keagamaan, mitos dan legenda yang merepresentasikan kepercayaan, norma dan nilai bersama yang mendorong kita untuk mengikutinya
Arus sosial tampak dalam luapan antusiasme yang besar, kemarahan dan rasa iba yang terbentuk dalam kumpulan publik Arus sosial tidak berada di dalam diri kita tapi diluar diri kita dan kita terbawa hanyut olehnya Bisa jadi kita tidak merasakan tekanan ketika membiarkan diri kita terhanyut dalam arus sosial tapi tekanan itu akan menjadi nyata ketika kita berusaha melawannya Arus Sosial
Sumber Rujukan Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern George Ritzer, Sociological Theory Taufik Abdullah dan A.C.Van Der Leeden, Durkheim dan Pengantar Sosiologi Moralitas George Ritzer, Sosiologi: Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda