UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE SISWA KELAS VIIIA MTs. MUHAMMADIYAH KASIHAN
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Guru masih mendominasi kegiatan pembelajaran atau pembelajaran masih bersifat teacher centered. Masih kurangnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Prestasi belajar siswa yang masih kurang, hanya 40,60% yang mencapai nilai KKM. Variasi model pembelajaran masih minim. A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah C. Pembatasan Masalah Pembelajaran matematika yang dilaksanakan di kelas masih menggunakan metode ceramah. Peran guru masih mendominasi dalam proses pembelajaran atau pembelajaran tersebut masih bersifat teacher centered sehingga aktivitas belajar siswa masih kurang. Prestasi belajar matematika masih belum memuaskan, hal ini kemungkinan karena aktivitas siswa yang masih kurang dan model pembelajaran yang digunakan oleh guru cenderung monoton menggunakan metode ceramah sehingga siswa menjadi bosan. C. Pembatasan Masalah Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran cooperatif tipe Think Pair Square. Aktivitas belajar siswa yang dimaksud yaitu dalam proses kegiatan belajar mengajar siswa terlihat berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar matematika. Prestasi belajar siswa yang dimaksud yaitu capaian skor hasil yang diperoleh siswa setelah menyelesaikan soal dengan materi menyesuaikan.
D. Rumusan Masalah E.Tujuan Penelitian 1. Bagaimana upaya meningkatkan aktivitas belajar dengan model pembelajarankooperatif tipe Think Pair Square siswa kelas VIIIA MTs. Muhammadiyah Kasihan? 2. Bagaimana upaya meningkatkan prestasi belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square siswa kelas VIIIA MTs. Muhammadiyah Kasihan? Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII A MTs. Muhammadiyah Kasihan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square. 2. Untuk meningkatkan Prestasi belajar siswa kelas VIIIA MTs. Muhammadiyah Kasihan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square.
F. Manafaat Penelitian 1. Secara Teoritis Adapun manfaat secara teoritis hasil penelitian dapat memberikan informasi tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square sebagai upaya meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar matematika. 2. Secara Praktis a. Bagi Sekolah Meningkatkan kualitas sekolah dan mampu menjadi acuan untuk selalu mengadakan inovasi pembelajaran ke arah yang lebih baik. b. Bagi Guru Memberikan gambaran pada guru mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square. c. Bagi Siswa Untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa supaya menjadi lebih baik d. Bagi Peneliti Sarana bagi peneliti untuk mengimplementasikan pengetahuan yang didapatkan selama kuliah serta menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti e. Bagi Peneliti Berikutnya Memberikan gambaran mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian lebih lanjut ataupun penelitian yang sejenis.
Bab II Landasan Teori Kajian Teori 2. Aktivitas Belajar Matematika Menurut Erman Suherman (2001: 254) Pembelajaran matematika diartikan sebagai proses belajar matematika oleh siswa dengan bantuan atau pendampingan guru, hal ini dimaksudkan bahwa dalam pembelajaran matematika, kegiatan utama yang dilakukan oleh siswa untuk mempelajari bahan ajar matematika dalam rangka menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Menurut Paul B. Diedrich (Sardiman, 2001:101) ,Kegiatan belajar baik secara fisik maupun mental, antara lain: visual activities, oral activities, listening activities, writing activities, drawing activities, motor activities, mental activities, emotional activities Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran hasilnya ditujukan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru 1. Pembelajaran Matematika 2. Aktivitas Belajar Matematika 3. Prestasi Belajar
5. Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Square Pembelajaran kooperatif menurut Isjoni (2012: 15) menyatakan bahwa Cooperative Learning barasal dari kata Cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Dalam struktur pembelajaran kelompok Berpikir Berpasangan Berempat (Think Pair Square), siswa dapat saling berdiskusi mengungkapkan idenya. Jika salah satu pasangan mengalami kesulitan maka pasangan lain dapat membantu untuk menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru. Mereka dapat mengkombinasikan jawaban antar pasangan dan membuat kesimpulan dari diskusi yang dilakukan dalam kelompok. 4. Pembelajaran Kooperatif 5. Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Square
B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan oleh Nurokhmah Ana Safitri tahun 2006 dengan judul Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Berpasangan Think Pair Square siswa kelas X SMA N 1 Welahan Jepara semester II Tahun Ajaran 2005/2006. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Hersi Widyaningsih tahun 2008 tentang “Upaya meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square siswa kelas VIIIC SMP N 2 Kasihan Bantul”
C. Kerangka Berfikir Pembelajaran dapat lebih bermakna yang pada akhirnya dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa D. Hepotesis Tindakan Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square dalam pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar kelas VIIIA MTs. Muhammadiyah Kasihan.
Bab III Metode Penelitian Jenis Penelitian C. Subjek dan Objek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan secara kolaboratif Subjek: adalah siswa kelas VIII A MTs. Muhammadiyah Kasihan, yang terdiri dari 40 siswa Objek : penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square B. Tempat dan Waktu Penelitian MTs. Muhammadiyah Kasihan, tanggal dan bulan menyesuaikan pada tahun ajaran 2015 / 2016
D. Desain Penelitian SIKLUS I Tindakan (acting) Perencanaan (planning) Pengamatan (observing) SIKLUS I Refleksi (reflecting) SIKLUS SELANJUTNYA
E. Rancangan Penelitian Tahap Penelitian Siklus I 1. Perencanaan : Mengumpulkan informasi, membuat kesepakatan bersama guru matematika, dan merancang program pembelajaran. 2. Pelaksanaan Tindakan : Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square pada materi yang telah direncanakan 3. Observasi : Proses pengamatan dilakukan pada waktu tindakan berlangsung 4. Refleksi : Evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan siklus I Hasil refleksi dan perbaikan terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus sebelumnya Tahap Penelitian Siklus Selanjutnya
F. Teknik Pengumpulan Data Observasi Angket Pedoman Wawancara Tes Prestasi Dokumentasi Catatan Lapangan G. Instrumen Penelitian Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Angket aktivitas Belajar Pedoman Wawancara Tes Prestasi Dokumentasi Catatan Lapangan
H. Validitas Instrumen Validasi instrumen dilakukan melalui konsultasi dengan validator ahli yaitu Dosen Pendidikan Matematika FKIP UPY I. Teknik Analisis Data Reduksi data Penyajian data Triangulasi Penarikan kesimpulan
a. Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa Analisis data observasi aktivitas siswa berpedoman pada hasil penskoran pada lembar observasi aktivitas siswa. Skor pada lembar observasi dikualifikasikan untuk menentukan seberapa besar aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Square. Untuk setiap siklus, presentase diperoleh dari rata-rata presentase aktivitas siswa pada tiap pertemuan. Cara menghitung presentase aktivitas siswa berdasar lembar observasi untuk tiap pertemuan adalah sebagai berikut: P% = Keterangan: P% = Persentase siswa yang aktif dalam indikator (Sugiyono, 2012: 95)
Selanjutnya data observasi ini dianalisis dengan pedoman kualifikasi sebagai berikut: Tabel 7 Kualifikasi Hasil Persentase Aktivitas Belajar Siswa Persentase skor yang diperoleh Kategori 80% 100% Baik Sekali 60 % 80% Baik 40 % 60% Cukup 20 % 40% Kurang < 20% Kurang Sekali (Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin, 2007: 18)
b. Analisis Prestasi Belajar Siswa Analisis tes prestasi dilakukan dengan cara menghitung mean (rata-rata) dari rata-rata nilai tes prestasi siswa sehingga akan terlihat ada tidaknya peningkatan nilai rata-rata siswa pada tiap siklus. Adapun rumus matematis yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan proses pembelajaran adalah sebagai berikut: (Sudjana, 2005: 67) Untuk menghitung persentase ketuntasan siswa menggunakan rumus berikut: Peningkatan nilai individu diperoleh dengan membandingkan skor dasar siswa (nilai tes sebelumnya) dengan nilai tes sekarang.
J. Indikator Keberhasilan Meningkatnya aktivitas siswa mencapai sekurang-kurangnya (80%) dalam mengikuti pelajaran dengan model kooperatif tipe Think Pair Square. 2. Meningkatnya prestasi belajar siswa sekurang-kurangnya (80%) sudah mencapai standar KKM sekolah pada mata pelajaran matematika yaitu 70,00.