KETERKAITAN PERTUMBUHAN PENDUDUK DENGAN KESEHATAN
Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate/AKI) Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan dan tempat persalinan per 100.000 kelahiran hidup. Kematian ini disebabkan karena faktor kehamilan atau komplikasi kehamilan dan kelahiran atau pengelolaannya dan bukan karena sebab-sebab lain, misalnya seperti kecelakaan atau terjatuh dan lain-lain.
PENYEBAB KEMATIAN IBU Jumlah Kematian Pendarahan 30 Eklampsi 25 Jantung 11 Paru 7 Infeksi Nifas 4 Emboli 3 Ginjal 2 HIV/AIDS 1 DBD Pendarahan saluran cerna HELLP Lain-lain 8 Jumlah Kematian Ibu 94 Jumlah Lahir Hidup 179,328 AKI/MM 52.42 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Tahun 2016, Bahwa tabel tersebut menunjukan angka kematian ibu di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2016 sebesar 52,42, artinya bahwa di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2016 terdapat 52 sampai dengan 53 kematian maternal per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2016.
Lanjutan . . . bahwa penyebab terbesar kematian ibu adalah pendarahan yakni 30 orang ibu. Secara umum kematian ibu atau maternal disebabkan karena : penyakit yang berkaitan dengan kehamilan atau memburuk akibat kehamilan. pertolongan kelahiran yang tidak tepat (tidak termasuk kematian karena kecelakaan atau kelalaian). Kematian maternal ini dapat dicegah dengan adanya penanganan profesional dalam pemeliharaan kehamilan dan kelahiran, serta peningkatan gizi ibu hamil.
Angka Kematian Balita Balita atau bawah lima tahun adalah semua anak termasuk bayi yang baru lahir yang berumur 0 tahun sampai dengan menjelang tepat 5 tahun, pada umumnya ditulis dengan notasi 0-4 tahun. Angka kematian balita adalah jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun selama satu tahun tertentu per 1.000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu.
NO Wilayah Kota/Kab Administrasi Penduduk Usia <5 Tahun Pada Pertengahan Tahun Kematian Balita AKABA n % 1 KEP.SERIBU 2,538 0.31% 7 0.34% 2.76 2 JAKARTA PUSAT 83,164 9.73% 184 9.07% 2.21 3 JAKARTA UTARA 149,016 17.47% 462 22.77% 3.10 4 JAKARTA BARAT 194,876 22.96% 490 24.15% 2.51 5 JAKARTA SELATAN 174,314 20.48% 272 13.41% 1.56 6 JAKARTA TIMUR 246,515 29.06% 614 30.26% 2.49 PROVINSI DKI JAKARTA 850,423 100% 2,029 100.00% 2.39 Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta, Tahun 2016
Tabel menunjukan bahwa Angka Kematian Balita di Provinsi DKI Jakarta tahun 2016 adalah 2,39, artinya terdapat 2 kematian balita setiap 1.000 balita di tahun 2016. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2015 yakni 2,83 atau turun sebesar 0,44%.
Lanjutan. . . Jakarta Utara menempati peringkat tertinggi 3,10 Kab. Kepulauan Seribu 2,76, Jakarta Barat 2,51, Jakarta Timur 2,49, Jakarta Pusat 2,21 Jakarta Selatan yaitu 1,56. Angka Kematian Balita ini diduga akan tinggi bila terjadi keadaan salah gizi atau gizi buruk, kebersihan yang buruk dan tingginya prevalensi penyakit menular, atau kecelakaan yang terjadi di dalam atau di sekitar rumah.
Angka kematian Bayi Neo-Natal (NNDR) di provinsi DKI JAKARTA 2016 Kota Jumlah Kelahiran Kematian Bayi Neonatal NNDR L P L + P Kep. Seribu 243 230 473 JAKPUS 6,972 6,612 13,584 28 21 49 4.02 3.18 1.88 JAKUT 13,448 12,569 26,017 69 73 142 5.13 5.81 4.31 JAKBAR 17,053 15,891 32,944 65 63 128 3.81 3.96 4.49 JAKSEL 14,856 14,032 28,888 35 20 55 2.36 1.43 1.30 JAKTIM 21,783 20,526 42,309 93 81 174 4.27 3.95 1.21 DKI JAKARTA 74,355 69,860 144,215 290 258 548 3.90 3.69 3.80 Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Prov.DKI Jakarta, tahun 2016
Dari tabel diatas terlihat dari angka kematian bayi neonatal di provinsi DKI Jakarta adalah sebesar 3,80. Artinya terdapat 3-4 bayi yang belum genap 1 bulan meninggal dari setiap 1000 kelahiran hidup.
Kematian Bati Post Neonatal Jumlah kelahiran hidup Angka kematian bayi lepas baru lahir (Post Neo-Natal Death Rate) di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2016 Kota/kab Kematian Bati Post Neonatal L+P Jumlah kelahiran hidup P-NNDR L P Kep. seribu 1 2 473 4.23 Jakarta Pusat 31 24 55 13,584 4.05 Jakarta Utara 93 68 161 26,017 6.19 Jakarta Barat 97 66 163 32,944 4.95 Jakarta Selatan 56 45 101 28,888 3.50 Jakarta Timur 121 89 210 42,309 4.96 DKI JAKARTA 399 293 692 144,215 4.80 Sumber : Data kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta Tahun 2016
Berdasarkan data tersebut, maka nilai P-NNDR untuk provinsi DKI jakarta pada tahun 2016 adalah sebesar 4.80. ini artinya bahwa di provinsi DKI jakarta pada tahun 2016 terdapat 4-5 kematian bayi post neonatal setiap 1000 kelahiran.
Angka Kematian Anak Angka kematian anak adalah penduduk yang berusia 1 sampai menjelang 5 tahun atau tepatnya 1 tahun sampai dengan 4 tahun 11 bulan 29 hari. Angka kematian anak juga dapat dipengaruhi kecukupan gizi, tingginya pravelensi penyakit menular pada anak atau kecelakaan yang terjadi di sekitar rumah. Kematian anak berdasarkan Kota sebagai berikut:
Penduduk usia 1-4 Th pada pertengahan tahun Angka kematian anak (Child Mortality Rate) Provinsi DKI Jakarta tahun 2016. Kota/kab Penduduk usia 1-4 Th pada pertengahan tahun Jumlah kematian anak (1-4 Th) AKA(CMR) n % Kep.Seribu 2,156 0.30% 5 0.63% 2.32 Jakarta Pusat 70,449 9.78% 80 10.14% 1.14 Jakarta Utara 125,871 17.47% 159 20.15% 1.26 Jakarta Barat 165,843 23.01% 199 25.22% 1.20 Jakarta Selatan 147,763 20.50% 116 14.70% 0.79 Jakarta Timur 208,617 28.95% 230 29.15% 1.10 DKI JAKARTA 720,699 100.00% 789 1.09 Sumber : Data kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta Tahun 2016
Bahwa angka kematian anak di provinsi DkI Jakarta tahun 2016 yakni sebesar 1.09. artinya pada tahun 2016 di provinsi DKI Jakarta terdapat 1-2 orang anak meninggal per 1000 penduduk usia anak (1-4 tahun). Angka ini menurun jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2015 yakni 1,47 atau turun sebesar 0,38%
Lanjutan. . . Menurut wilayah kab/kota administrasi angka kematian anak tertinggi di kab. Kepulauan Seribu yaitu 2,32 . Kematian anak ini diakibatkan kondisi kesehatan lingkungan yang langsung mempengaruhi tingkat kesehatan anak, seperti : Keadaan gizi Hygiene buruk Tingginya pravelensi penyakit menular Insiden kecelakaan dalam atau luar rumah
Penduduk Miskin Jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh besarnya Garis Kemiskinan (GK), karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. Statistik BPS Provinsi DKI Jakarta No. 04/01/31/Th.XIX, pada tanggal 03 Januari 2017 menyebutkan bahwa Jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada bulan September 2016 sebesar 385,84 ribu orang (3,75 persen) menurun dari persentase penduduk miskin September 2016 yaitu 3,61 persen atau menurun sebanyak 0,14 persen.
Garis kemiskinan (Rp/Kapita/Bln) Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Provinsi DKI Jakarta, September 2015 - Maret 2016 - September 2016 Garis kemiskinan (Rp/Kapita/Bln) Bulan Makanan Bukan makanan Total Jumlah penduduk miskin Persentase penduduk miskin (1) (2) (3) (4) (5) (6) September 2015 327,678 175,361 503,038 368.67 3.61 (65.14%) (34.86%) (100%) Maret 2016 329.644 180.715 510.359 384.30 3.75 (64.59%) (35.41%) September 2016 334,938 185,752 520,690 385.84 (64.33%) 35.67 Sumber : Statistik BPS Provinsi DKI Jakarta No. 04/01/31/Th.XIX, 03 Januari 2017
Lanjutan . . . Jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada bulan September 2016 sebesar 385,84 ribu orang (3,75 persen). Dibandingkan dengan Maret 2016 (384,30 ribu orang atau 3,75 persen), jumlah penduduk miskin turun sebesar 1,54 ribu. Sedangkan dibandingkan dengan September 2015 dengan jumlah penduduk miskin sebesar 368,67 ribu orang (3,61 persen), jumlah penduduk miskin naik 17,17 ribu atau turun 0,14 poin.
Jumlah Penduduk Miskin, Persentase Penduduk Miskin (Po), Garis Kemiskinan (GK), Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Provinsi DKI Jakarta dan Nasional September 2016 uraian DKI Jakarta Nasional Jumlah Penduduk Miskin (ribu) 385.84 27,760.00 PersentasePenduduk Miskin(P0) 3.75 10.70 Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan) 520,690 361,990 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) 0.433 1.74 Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) 0.075 0.44 Sumber : Statistik BPS Provinsi DKI JakartaNo.04/01/31/Th.XIX,03 Januari 2017
Persoalan kemiskinan bukan hanya sekadar jumlah dan persentase penduduk miskin, dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan penanggulangan kemiskinan juga sekaligus dapat mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan.