PRESENTASI MINI PROJECT “PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA YANG TELAH MENIKAH TENTANG PEMERIKSAAN IVA UNTUK MENDETEKSI KANKER LEHER RAHIM DI PUSKESMAS SENTOLO I TAHUN 2012” Oleh: dr. J. Sekar Ruti M
LATAR BELAKANG BAB I: PENDAHULUAN Salah satu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Indonesia. Salah satu hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal adalah kesehatan wanita, khususnya kesehatan reproduksi karena dampaknya sangat luas dan menyangkut berbagai aspek kehidupan dan menjadi parameter Negara dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. WHO melaporkan bahwa di dunia setiap tahunnya ada 6,25 juta penderita kanker dan dalam dekade terakhir ini ada 9 juta manusia mati karena kanker. Dan perlu dicatat bahwa 2/3 kejadian ini terjadi di negara yang sedang berkembang. Di Indonesia diperkirakan 100 penderita kanker dari 100.000 penduduk
LATAR BELAKANG BAB I: PENDAHULUAN Data dari pathological based registry, kanker leher rahim menempati urutan pertama diantara kanker wanita lainnya. Di Indonesia kanker leher rahim merupakan kanker terbanyak pada wanita Indonesia, berbeda dengan negara yang sudah maju, kanker leher rahim menduduki urutan kelima. Perbedaan ini mungkin disebabkan adanya program skrining tes pap di Negara maju yang telah dilakukan secara periodik dalam upaya deteksi pra kanker. Di Indonesia program skrining (deteksi dini) belum menjadi prioritas dalam program pemerintah padahal kebijakan untuk menentukan secara dini lesi prakanker akan memberikan dampak yang cukup besar di dalam menurunkan insidensi, morbiditas dan mortalitas penyakit kanker leher rahim. Inspeksi Visual langsung telah dilakukan uji coba di Negara Afrika dan ternyata dapat menurunkan insidensi 26%.
LATAR BELAKANG BAB I: PENDAHULUAN Upaya pemeriksaan visual dengan asam asetat telah dilakukan uji coba di banyak Negara ternyata juga punya sensitifitas dan spesifitas yang cukup baik dalam menemukan lesi pra kanker leher rahim. Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) adalah metode sederhana untuk deteksi penyakit kanker leher rahim, murah, nyaman, praktis dan mudah. Sederhana mengoleskan asam cuka pada leher rahim lalu mengamati perubahannya, lesi prakanker dapat dideteksi bila terlihat bercak putih Nyaman prosedurnya tidak rumit, tidak memerlukan persiapan dan tidak menyakitkan. Praktis dapat dilakukan dimana saja, tidak memerlukan sarana khusus cukup tempat tidur sederhana yang representative, spekulum dan lampu. Mudah dapat dilakukan oleh bidan dan perawat yang terlatih.
PERNYATAAN MASALAH BAB I: PENDAHULUAN Bagaimana pengetahuan dan sikap wanita yang telah menikah terhadap pemeriksaan IVA untuk mendeteksi kanker leher rahim di puskesmas Sentolo I tahun 2012 ?
TUJUAN BAB I: PENDAHULUAN Untuk mengetahui pengetahuan dan sikap wanita yang telah menikah terhadap pemeriksaan IVA untuk mendeteksi kanker leher rahim di puskesmas Sentolo I tahun 2012.
MANFAAT BAB I: PENDAHULUAN Sebagai masukan untuk bahan informasi bagi puskesmas Sentolo I dalam melaksanakan penyuluhan-penyuluhan tentang kesehatan reproduksi kepada masyarakat khususnya kepada ibu-ibu yang telah menikah untuk melakukan pemeriksaan IVA untuk mendeteksi kanker leher rahim secara dini. Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis mengenai pengetahuan dan sikap ibu-ibu yang telah menikah terhadap pemeriksaan IVA di Puskesmas Sentolo 1. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian ini.
IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) BAB II: TINJAUAN PUSTAKA IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) IVA (Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat) sebagai metode pemeriksaan alternatif yang sesuai untuk indonesia. Pemikiran perlunya metode pemeriksaan alternatif dilandasi oleh fakta, bahwa temuan sensitifitas dan spesitifitas tes Pap bervariasi dari 50-98%. Selain itu juga kenyataannya skrining massal dengan tes Pap belum mampu dilaksanakan antara lain karena keterbatasan ahli patologi/sitologi dan teknisi sitologi. Manfaat dari IVA antara lain: memenuhi kriteria tes penapisan yang baik, penilaian ganda untuk sensitivitas dan spesifitas menunjukkan bahwa tes ini sebanding dengan Pap smear.
IVA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Wanita berusia 30 dan 45 tahun dianjurkan menjalani tes IVA. Sejumlah faktor resiko yang berhubungan dengan perkembangan kanker leher rahim, diantaranya sebagai berikut: Usia muda saat pertama kali melakukan hubungan seksual (usia<20) Memiliki banyak pasangan seksual (wanita atau pasangannya) Riwayat pernah mengalami IMS (Infeksi Menular Seksual), seperti Chlamydia atau gonorrhea, dan khususnya HIV/AIDS Ibu atau saudara perempuan yang memiliki kanker leher rahim Hasil Pap Smear sebelumnya yang tak normal Merokok Ibu yang mengalami masalah penurunan kekebalan tubuh (mis., HIV/AIDS) atau mengunakan kostikosteroid secara kronis (misal: pengobatan asma atau lupus) berisiko lebih tinggi terjadinya kanker leher rahim jika mereka memiliki HPV.
IVA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Tes IVA dapat dilakukan kapan saja dalam siklus menstruasi, termasuk saat menstruasi, pada masa kehamilan dan saat asuhan nifas atau paska keguguran. IVA dapat dilakukan di klinik manapun yang mempunyai sarana sebagai berikut ini: Meja periksa Sumber cahaya/lampu Spekulum Bivalved (Cusco or Graves) Rak atau wadah peralatan Bahan-bahan yang diperlukan untuk melakukan tes IVA : Kapas swab Sarung tangan Spatula kayu Asam asetat 3-5%
IVA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Untuk melakukan IVA, petugas mengoleskan larutan asam asetat pada leher rahim. Larutan tersebut menunjukkan perubahan pada sel-sel yang menutupi leher rahim (sel-sel epithel) dengan menghasilkan reaksi “acetowhite”. Pertama-tama petugas melakukan menggunakan spekulum untuk memeriksa leher rahim, lalu dibersihkan untuk menghilangkan keputihan, kemudian asam asetat dioleskan secara merata pada serviks. Setelah minimal 1 menit, serviks dan seluruh SSK (sambungan skuamokolumner), sebagai sambungan antara epitel skuamous dan epitel glanduler diperiksa untuk melihat apakah terjadi perubahan acetowhite.
IVA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Pada fase permulaan kanker leher rahim kemungkinan penderita belum mempunyai keluhan dan diagnosis biasanya dibuat secara kebetulan (skrining kesehatan penduduk). Pada fase lebih lanjut sebagai akibat nekrosis dan perubahan-perubahan proliferatif jaringan leher rahim timbul keluhan-keluhan sebagai berikut : Perdarahan vaginal yang abnormal (intermensrual) Perdarahan kontak / senggama Keputihan vaginal yang abnormal Gangguan miksi (disuria) Gangguan defekasi Nyeri di perut bawah menyebar Limfedema Pada stadium lanjut ketika tumor telah menyebar keluar dari leher rahim dan melibatkan jaringan di rongga panggul dapat dijumpai tanda lain seperti nyeri yang menjalar ke pinggul atau kaki.
PENGETAHUAN BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Pengetahuan informasi, fakta, hukum prinsip, proses, kebiasaan yang terakumulasi dalam pribadi sebagai hasil proses interaksi dan pengalaman. Pengetahuan diperoleh manusia baik secara langsung melalui pengalaman dan kontak dengan segala realita dalam lingkungan hidupnya, ataupun pengetahuan diperoleh langsung melalui catatan-catatan (buku-buku, kepustakaan). Pengetahuan adalah hasil aktivitas tertentu. Makin sering kita menghadapi tuntutan lingkungan dan makin banyak pengalaman kita dalam praktek, maka makin besar persiapan kita dimodifikasi dengan realita baru di dalam lingkungan (Jalaluddin dan Abdullah, 2002). Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara yang menanyakan sesuatu yang ingin diukur tentang pengetahuan dari subjek penelitian (Notoatmodjo
SIKAP BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Menurut Trow (1985), mendefinisikan sikap sebagai suatu kesiapan mental atau emosional dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat. Disini lebih menekankan pada kesiapan mental atau emosional pada seseorang terhadap sesuatu objek. Adapun fungsi sikap, yaitu : Sebagai alat menyesuaikan diri. Alat untuk mengukur tingkah laku. Sebagai alat pengatur pengalaman. Alat untuk menyatakan kepribadian. Namun, suatu sikap belum tentu terwujud dalam suatu tindakan Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menanyakan bagaimana pendapat atau pertanyaan responden terhadap suatu objek
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA KONSEP
BAB III: METODE Jenis Penelitian Penelitian survei yang bersifat deskriptif yang menggambarkan pengetahuan dan sikap wanita yang telah menikah tentang pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) di Puskesmas Sentolo 1 tahun 2012. Lokasi Penelitian Puskesmas Sentolo I, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Waktu Penelitian Bulan Desember 2012 Populasi Seluruh wanita yang telah menikah di wilayah Puskesmas Sentolo 1 yang terdata di laporan PWS KIA Puskesmas Sentolo 1 yaitu sebanyak 4.056 orang
BAB III: METODE Sampel Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus Lemeshow (1994) sebagai berikut: Maka, besar sampel 94 orang Usia 20-29= 23 orang Usia 30-39= 24 orang Usia 40-49= 23 orang Usia 50-59= 24 orang
BAB III: METODE Data Primer Data primer diperoleh dari pengisian kuesioner oleh para ibu yang telah disiapkan sebelumnya. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari buku-buku, jurnal, penelitian sebelumnya dan majalah. Definisi Operasional Pengetahuan informasi atau hal yang diketahui responden tentang pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) Sikap pendapat atau persepsi berupa pernyataan penerimaan atau penolakan dari pemeriksaan IVA Pemeriksaan IVA pemeriksaan visual exocervix, SCJ (squamocolumnar Junction), dan kanal endocervix dengan mata telanjang (tanpa pembesaran) dengan asam asetat untuk mendeteksi kanker leher rahim.
BAB III: METODE Aspek Pengukuran Pengetahuan Sikap Pengetahuan baik, apabila jumlah nilai responden 24 - 31 (> 75%) Pengetahuan sedang, apabila jumlah nilai responden 12 - 23 (40% - 75%) Pengetahuan kurang, apabila jumlah nilai responden 0 - 11 (< 40%) Sikap Sikap baik, apabila jumlah nilai responden 27 – 35 ( > 75%) Sikap sedang, apabila jumlah nilai responden 14 – 26 (40% - 75%) Sikap kurang, apabila jumlah nilai responden 7 – 13 (< 40%)
BAB III: METODE Teknik Pengolahan Data Data yang diperoleh diolah secara manual dan komputerisasi Editing Coding Tabulasi Teknik Analisa Data Analisa data dilakukan dengan menggunakan analisis yang bersifat deskriptif yaitu mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap wanita yang telah menikah terhadap pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat).
BAB VI: HASIL Puskesmas Sentolo I adalah puskesmas dengan rawat inap yang merupakan salah satu dari 21 Puskesmas yang ada di Kabupaten Kulon Progo, DIY. Puskesmas Sentolo I terletak 17 km di sebelah barat Yogyakarta. Batas wilayah kerja Puskesmas Sentolo I adalah: Batas utara : Wilayah Kecamatan Nanggulan Batas timur : Sungai Progo dan Desa Salamrejo Batas selatan : Desa Srikayangan Batas barat : Wilayah Kecamatan Pengasih
BAB VI: HASIL Luas wilayah kerja Puskesmas Sentolo I adalah 27,59 km2, meliputi 4 Desa dan 43 Dusun. Pada tahun 2010, jumlah penduduk tercatat sebanyak 23.999 jiwa, terdiri dari 11.838 laki-laki dan 12.161 perempuan, dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 6394 KK. Tenaga kesehatan di Puskesmas Sentolo I ada sebanyak 4 dokter umum dan 1 dokter gigi, 13 perawat dan 11 bidan, 2 perawat gigi, 2 petugas farmasi, 2 petugas laboratorium, 1 petugas gizi, dan 1 sanitarian
BAB VI: HASIL Distribusi Responden Berdasarkan Umur Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
BAB VI: HASIL Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Pemeriksaan IVA Untuk Mendeteksi Kanker Leher Rahim di Puskesmas Sentolo I Tahun 2012 Kategori Sikap Responden Tentang Pemeriksaan IVA Untuk Mendeteksi Kanker Leher Rahim di Puskesmas Sentolo I Tahun 2012
BAB VI: HASIL Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Nomor Enam Tentang Pengetahuan Seputar Kanker Leher Rahim Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Nomor Delapan Tentang Pengetahuan Seputar Pemeriksaan IVA Untuk Mendeteksi Kanker Leher Rahim
BAB V: DISKUSI LIHAT SLIDE SEBELUMNYA
KESIMPULAN BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN Tingkat pengetahuan responden dalam kategori baik 19.1%, dalam kategori sedang sebanyak 76,6% dan 4.3% memiliki pengetahuan kurang. Sikap responden 58.5% pada kategori sikap baik, kategori sikap sedang sebanyak 31,9% dan pada kategori sikap kurang. Responden sebanyak 35.1% tidak mengetahui tentang pemeriksaan IVA yang dapat digunakan sebagai pemeriksaan skrining kanker leher rahim yang bisa dilakukan selain dengan pemeriksaan Pap Smear
SARAN BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN Diharapkan bagi petugas kesehatan perlu meningkatkan kegiatan promosi dan penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan IVA sebagai deteksi kanker leher rahim, karena pemeriksaan IVA merupakan hal yang baru dan banyak masyarakat yang belum mengetahui informasi tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan pemberian informasi seluas-luasnya tentang kelebihan dan kekurangan jenis alat kontrasepsi, waktu pemeriksaan, tidak sakit saat dilakukan pemeriksaan, biaya pemeriksaan.