Filsafat Perennial (Sayyed Housein Nasr)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Disadur dari berbagai sumber
Advertisements

HUBUNGAN FILSAFAT ILMU DENGAN METODOLOGI PENELITIAN
PANCASILA 3 PANCASILA YURIDIS KENEGARAAN
TITIS RASARI NIM: Sejarah Metafisika Barat  Sejarah metafisika selalu dipenuhi dengan impian dan nostalgia akan kebenaran, akan logos yang ilahiyah.
Filsafat Ilmu (Manajemen)
RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU
Pendidikan Kewarganegaraan
KAJIAN ILMIAH TERHADAP PANCASILA
A GAMA I SLAM DISUSUN OLEH: MISNANI. S.Ag. M.Pd. I.
PANCASILA 8 FILSAFAT, PANCASILA, DAN FILSAFAT PANCASILA
Pendidikan Kewarganegaraan
HAKIKAT PENGETAHUAN Pranarka: pengetahuan adalah persatuan intrinsik antara subjek yang mengetahui dan objek yang diketahui. Pengetahuan selalu berada.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
AGAMA DAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
MK Filsafat dan Etika Kesejahteraan Sosial Arif Wibowo
Topik 3 PANDANGAN KEFILSAFATAN
PEMAHAMAN LINTAS BUDAYA
Kerangka Dasar Ajaran Islam
Hubungan Sains dan Agama
Pembacaan Al-Qur’an [Pengantar ke Pemikiran Mohammed Arkoun]
Pertemuan ke III (FILSAFAT PANCASILA)
Metodologi Penelitian, Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora
IBNU ARABI (560 .H/1164 M – 638 H/1240 M) Muhammad Ibn ‘Ali Ibn Muhammad Ibn al-‘Arabi al-Tha’i al-Hatimi.
Devine Revelation menurut Fazlur Rahman Oleh : zainul adzvar Al-Qur ’ an  Verbal (tidak hanya makna dan ide saja)
Teologi Pembebasan ( Hasan Hanafi )
Kerangka Dasar Agama Islam Dan Ajaran Hukum Islam (Bagian Pertama)
FILSAFAT – PENGETAHUAN - ILMU
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
WORKSHOP “RESEARCH DENGAN METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF”
ideologi Muhammadiyah: dalam Dinamika tajdid dan ijtihad
FILSAFAT KETUHANAN (Sebuah Pengantar)
PEMIKIRAN TOKOH – TOKOH DALAM ILMU SOSIAL
Fikom UEU Halomoan Harahap
PARADIGMA ILMU PENGETAHUAN
Posisi Semiotika dan Tradisi-tradisi Besar Filsafat Pemikiran
FILSAFAT, ETIKA DAN KOMUNIKASI
ASPEK DAN MAZHAB FILSAFAT ILMU KOMUNIKASI Pertemuan 2
FILSAFAT UMUM.
FILSAFAT, ILMU DAN ILMU SOSIAL
ILMU BUDAYA DASAR Yanti Trianita S.I.Kom.
Filsafat Sosiologi Komunikasi
MUHAMMAD FAHMI AL HABIB ( )
ETIKA PROFESI ISLAM DALAM PANDANGAN FILSAFAT
Pemahaman Agama : Etimologis & Teologis
Dosen Dr. Horadin Saragih, SH.,M.Hum
AGAMA dan PERUBAHAN SOSIAL
FILSAFAT ILMU.
ASPEK-ASPEK AGAMA Tony Tampake.
INTEGRASI ILMU DAN AGAMA
Mata Kuliah Islam dan Budaya Jawa Jurusan PAI STIT Muh. Wates
RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU
S E M I O T I K A (sebuah pengantar)
Pancasila sebagai sistem filsafat, perbandingan filsafat pancasila dengan sistem filsafat lainnya didunia.
Dekonstruksi Kebenaran (Pengantar ke Pemikiran Aliya Harb)
MENGAPA PERLU MENDALAMI FILSAFAT HUKUM ?
Konsep Kebudayaan Dalam Islam
KELOMPOK 3 ` AHMAD WAHYU AJI P RAMOS LENNY BINTI NURYIAH
FENOMENA KOMUNIKASI DALAM PRESPEKTIF EPISTEMOLOGIS
MATERI KULIAH PENDIDIKAN AGAMA
TINJAUAN DESKOMVIS TOPIK 5 MODEL TINJAUAN ESTETIKA FILOSOFI DARI RENAISANCE, PENCERAHAN, MODERN DAN POST MODERN TUJUAN INSTRUKSIONAL MATERI PERKULIAHAN.
Pemahaman Agama: Filosofis & Sosiologis
KRITIK TERHADAP HERMENEUTIKA
KULIAH PERTAMA HAKEKAT AGAMA.
Definisi Agama Agama adalah salah satu istilah dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa sanskerta. Istilah ini terambil dari dua kata yaitu a dan.
FILSAFAT, ETIKA DAN KOMUNIKASI
Silabus Pendidikan Agama
DNJ //Landasan Pendidikan
Pengantar Filsafat Ilmu
ASPEK-ASPEK AGAMA Tony Tampake.
Modul ke: Fakultas Program Studi Pendidikan Agama Islam Etos Kerja Islam Dian Febrianingsih, M.S.I 08 PSIKOLOGI Psikologi.
Transcript presentasi:

Filsafat Perennial (Sayyed Housein Nasr) Oleh : Zainul adzvar.

Filsafat Perennial= Kebijaksanaan Perennial (intelektual) Filsafat Perennial= Kebijaksanaan Perennial (intelektual) (realisasinya) Adalah: Pengetahuan yang selalu dan akan “ada”, bersifat universal. “ada” diantara orang-orang yang berbeda ruang, waktu, prinsip. Ini diperoleh lewat intelek Beda dengan Rasio: pemikiran terhadap rencana “roh”, intelek: mampu mengetahui Tuhan, ia bersifat ilahiyah dan sekaligus akses ke manusia sehingga sadar siapa mereka  ini terdapat dalam jantung semua agama dan tradisi.

Realisasi pencapaian hanya melalui tradisi tersebut dengan metode, ritual, yang dikuduskan oleh Perintah suci yang menciptakan tradisi Walaupun manusia bisa memperoleh dengan usahanya sendiri, tapi pencapaiannya tergantung “rahmat” dan ketentuan yang ditetapkan oleh agama.

Filsafat Perennial mempunyai cabang-cabangdan ranting-ranting ke kosmologi, antropologi, seni. dll. Jantungnya : metafisika (: pengetahuan tentang relitas tertinggi, sebagai pengetahuan menganai yang “kudus”/scientia sacra)  bukan sebagaimana Filsafat Barat. Metafisika yang dipahami dalam filsafat perennial Pengetahuan Ilahiyah (bukan konstruk mental yang selalu berubah sesuai dengan zaman)

Metafisika tradisional  Pengetahuan yang mensucikan dan mencerahkan, ia merupakan gnosis, ia terletak di jantung agama, yang mencerahi makna ritus-ritus, doktrin-doktrin, juga sebagai kunci untuk memahami pluralitas agama. Kalau ada “satu” prinsip yang terus diulang-ulang dalam wacana tradisional adalah ortodoksi  ia berarti mengandung esoterik dan eksoterik.

Obyek Filsafat Perennial adalah : Agama Tuhan --- Manusia Wahyu --- Seni Sakral Ritus --- Syari’at agama Mistisisme --- Etika sosial Metafisika --- Teologi

Realitas tertinggi melampaui semua ketentuan dan batasan. Agama bukan Historis tapi Trans-Historis. Historis -- Fenomenologi - dari luar Trans Historis  Perennial - dari dalam Realitas / metafisika merupakan realitas yang tidak hilang oleh dunia psikofisik (dimana manusia bisa berfungsi). Realitas tertinggi melampaui semua ketentuan dan batasan.

Apakah Prinsip Perennial bisa dilihat dalam konteks Postifistik (kepenuhan) atau nihilis (kekosongan)? Ada 2 kemungkinan. Pertama, Seperti yang difahami tradisi Timur  adanya “Aku” tertinggi, kutub subyektif. Kedua, imanen  tergantung tingkat kesadaran dan kecerdasan “intelektualitas” O.k.i agama bukan hanya kunci memahami agama, tapi juga alat perjalanan menuju ilahiyah  yaitu kehidupan seseorang itu sendiri

Tantangan sebuah agama Agama tidak hanya Ibadah dan Iman saja, tapi “asal yang Ilahi” (Devine origin)  polanya terletak dalam intelek ilahiyah. Agama di Bumi akan terhenti, tapi sebagai “ide” akan tetap dalam intelek ilahiyah dalam realitas Trans Historis.

Karenanya agama tidak bisa di reduksi ke dalam menifestasi yang bersifat sosial dan psikologis. Sebab agama adalah perkawinan antara norma ilahiyah dan kolektifitas manusia yang ditakdirkan untuk menerima jejak norma tersebut. Sehingga secara otomatis agama mempunyai “aksoterik” (dimensi yang luar). Filsafat dulunya erat dengan wahyu  akan tetapi di belokkan oleh Eropa menjadi Modern.