PERSEPSI DAN PERILAKU SAKIT
PERSEPSI PENYAKIT DAN SAKIT Penyakit (disease) adalah suatu bentuk reaksi biologis terhadap organisme, benda asing atau luka. Penyakit merupakan suatu fenomena yang objektif yang ditandai oleh perubahan fungsi-fungsi tubuh sebagai organisme biologis.
Sakit (illness) adalah penilaian seseorang terhadap penyakit sehubungan dengan pengalaman yang langsung dialaminya, atau persepsi seseorang terhadap penyakit yang dideritanya atau dialaminya. Sakit merupakan fenomena subjektif yang ditandai dengan perasaan yang tidak enak (feeling unwell)
Penyakit dan Sakit : Kombinasi Alternatif Penyakit (Disease) Tak Hadir (Not Present) Hadir/Ada (Present) Tak Dirasakan (Not perceived) 1 2 Dirasakan (perceived) 3 4
Faktor Yang Menyebabkan Seseorang Bereaksi Terhadap Sakit (Teori Mechanics) Gejala atau tanda-tanda dapat dikenali yang menyimpang atau lain dari biasanya Banyaknya gejala-gejala yang dianggap serius (perkiraan kemungkinan bahaya) Banyaknya gejala yang menyebabkan putusnya hubungan keluarga, pekerjaan dan aktivitas sosial yang lain Frekuensi dari gejala dan tanda-tanda yang tampak, persistensinya dan frekuensi timbulnya.
Sambungan 5. Nilai ambang dari mereka yang terkena. 6. Informasi, pengetahuan, dan asumsi budaya, dan pengertian-pengertian dari yang menilai. 7. Kebutuhan dasar (basic need) yang menyebabkan perilaku 8. Kebutuhan yang bersaing dengan respon sakit 9. Perbedaan interpretasi yang mungkin terhadap gejala yang dikenalnya 10. Tersedianya sumber daya, kedekatan fisik, biaya (juga biaya dalam sosial-ekonomi, jarak sosial) dan sebagainya.
Kelemahan Teori Mechanics Tentang nature atau sifat dari ketergantungan antara 10 variabel belum dispesifikasikan. Mendeteksi bagaimana keputusan individu saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya adalah penting untuk mengetahui perilaku sakit. Teori umum ini belum diuji secara keseluruhan sehingga hasilnya tidak mungkin untuk diketahui validitas empirisnya meskipun kelihatannya memang beralasan.
sambungan Meskipun teori mencari pengobatan telah dikembangkan namun belum dapat diterapkan pada perilaku sehat, terutama dari segi pencegahan. Pilihan terhadap fasilitas pencegahan tergantung pada kepercayaan dan keyakinan terhadap fasilitas tersebut. Terkonsentrasi kepada proses pembuatan keputusan untuk mencari atau tidak mencari pengobatan, tetapi tidak terhadap proses kontak pertama individu dengan petugas.