Tantangan Peradaban Barat KELOMPOK 4 Rahma Nur Aziza Kishi Afifa Putri
BAB IV. Tantangan Peradaban Barat Secara hakiki, peradaban barat memiliki perbedaan yang fundamental dengan islam. Barat adalah sebuah peradaban yang berdasarkan nilai-niilai sekular- liberal, yang kini dipaksakan untuk dianut oleh seluruh umat manusia, melalui berbagai cara.
Muhammad Asad (Leopold Weiss) mencatat, bahwa peradaban barat modern mengakui penyerahan manusia kepada tuntutan-tuntutan ekonomi, sosial dan kebangsaan. Tuhan-Nya yang sebenarnya bukanlah kebahagiaan spiritual melainkan keenakan, kenikmatan duniawi. Mereka mewarisi watak nafsu untuk berkuasa dari peradaban romawi kuno.
Asad menilai, sumbangan agama Kristen terhadap peradaban barat sangatlah kecil. Bahkan saripati peradaban barat itu sendiri sebenarnya irreligious. Dengan memahami hakekat perdaban baarat yang tidak berdasarkan agama dan hanya berdasarkan spekulasi semacam itu, Al-Attas sampai pada kesimpulan bahwa problem terberat yang dihadapi manusia dewasa ini adalah hegemoni dan dominasi keilmuan barat yang mengarah pada kehancuran umat manusia.
Al-Attas memulai tulisannya dalam “Dewesternization of Knowledge” dengan ungkapan bahwa sepanjang sejarahnya, manusia telah menghadapi kekacauan dan tantangan tetapi belum pernah, mereka menghadapi yang lebih serius daripada yang ditimbulkan peradaban barat saat ini.
Menurut Al-Attas kekacauan itu bersumber dari sistem keilmuan barat itu sendiri. Al-Attas mencatat “I venture to maintain that the greatest challenge that has surreptitiously arisen in our age is the challenge of knowledge, indeed, not as against ignorance; but knowledge as conceived and disseminated through out the world by western civilization.”
Pengetahuan yang disebarkan barat itu pada hakikatnya telah menjadi masalah karena kehilangan tujuan yang benar; dan lebih menimbulkan kekacauan dalam kehidupan manusia, ketimbang membawa perdamaian dan keadilan; pengetahuan yang seolah-olah benar padahal menimbulkan skeptisisme.
Menurut Al-attas, bagi barat kebenaran fundamental agama dipandang sekedar teoritis, tidak ada satu kepastian. Konsekuensi nya adalah penegasian Tuhan dan akhirat dan menempatkan manusia sebagai sebagai satu-satunya yang berhak mengatur dunia.