Filsafat Pendidikan Pragmatisme Kelompok 4 (1501601) Alfiz Rangga (1505947) Chintya Hana Dhiya Fauziyyah (1501052) Irwan Arwenda (1500450) Nurhaniyah Muharani
A. Sejarah lahirnya filsafat pendidikan pragmatisme Istilah pragmatisme berasal dari perkataan “pragma” artinya praktik atau aku berbuat. Maksudnya bahwa makna segala sesuatu tergantung dari hubungannya dengan apa yang dapat dilakukan.
Pendiri Filsafat Pragmatisme Charles Sandre Peirce (1839-1914), Pragmatisme Pierce dilandasi oleh fisika dan matematika. William James (1842-1910), filsafat Dewey dilandasi oleh sains-sains sosial dan biologi John Dewey (1859-1952), pragmatisme James adalah personal, psikilogis, dan bahkan mungkin religius. Ketiga filosof tersebut berbeda, baik dalam metodologi maupun dalam kesimpulannya.
Istilah Lain Filsafat Pragmatisme Aliran ini menganggap bahwa potensi intelegensi manusia sebagai kekuatan utama manusia harus dianggap sebagai alat (instrumen) untuk menghadapi semua tantangan dan masalah dalam pendidikan. Instrumentalisme Aliran filsafat ini menggunakan metode eksperimen dan berdasarkan atas pengalaman dalam menentukan kebenarannya. eksperimentalisme
B. Konsep Filsafat Pragmatisme 1. Realitas Hakekat realita adalah perubahan yang terjadi secara terus-menerus dalam kehidupan. Menurut Noor Syam (1984), pengalaman itu dinamis, temporal, spasial, dan pluralistis. Pengalaman itu dinamis: Hidup itu selalu dinamis, menuntut penyesuaian secara terus-menerus dalam semua aspek kehidupan. Realita tersebut menuntut tindakan-tindakan dinamis yang bersifat alternatif-alternatif. Pengalaman ittu temporal: Seperti alam, kebudayaan pun mengalami perkembangan, mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Pemgalaman berawal, berlangsung dalam waktu, dan berakhir pula dalam waktu.
Pengalaman itu spasial: Pengalaman terjadi ditempat tertentu lingkungan kehidupan manusia. Pengalaman itu pluralistis: Pengalaman itu terjadi seluas adanya antar hubungan dan antar aksi manusia dimana individu itu terlibat. Subyek yang mengalami pengalaman menangkap dengan seluruh kepribadiannya, dengan rasa, karsa, kikir, dan pancainderanya. Sehingga pengalaman itu bersifat pluralistik.
Pengetahuan untuk memecahkan masalah yang didapat dari pengalaman hidup tersebut adalah dengan pengetahuan-pengetahuan atau hipotesis-hipotesis. Pragmatisme mengajarkan bahwa tujuan semua berpikir adalah kemajuan hidup. Nilai pengetahuan manusia harus dinilai dan diukur dengan kehidupan praktis.
Menurut John Dewey,yang dikemukakan oleh Waini rasyidin (1992 : 144), dalam menerapkan konsep pragmatisme secara eksperimental dalm memecahkan masalah hendaknya melalui lima tahapan yaitu : Indeterminate situasion Diagnosis Hypotesis Hypotesis testing Evaluasion
3. Nilai Dalam pragmatisme, nilai = RELATIF Pragmatisme menyarankan untuk menguji kualitas nilai dengan cara mempertimbangkan perbuatan manusia dengan tidak memihak. Nilai merupakan suatu realitas dalam kehidupan, yang dapat dimengerti sebagai suatu wujud dalam perilaku manusia, sebagai suatu pengetahuan dan sebagai suatu ide.
C. Implikasi Filsafat Pendidikan Pragmatisme Konsep pendidikan Dikatakan kebutuhan karena pendidikan juga berfungsi sebagai pembaharuan hidup, “a renewal of life”. 1. Pendidikan merupakan kebutuhan hidup Pendidikan dikatakan sebagai pertumbuhan karena pada dasarnya pertumbuhan merupakan perubahan yg berlangsung terus untuk mencapai suatu tujuan/ hasil selanjutnya. 2. Pendidikan sebagai pertumbuhan Pendidikan dikatakan sebagai fungsi sosial karena lingkungan merupakan syarat bagi pertumbuhan, dan fungsi pendidikan merupakan “a process of leading and bringing up”. Dalam proses pendidikan terjadi proses interaksi sosial yang dapat membantu pertumbuhan seorang anak. 3. Pendidikan sebagai fungsi sosial
B. Tujuan Pendidikan Beberapa karakteristik tujuan pendidikan yang harus diperhatikan : Tujuan pendidikan hendaknya ditentukan dari kegiatan yang didasarkan atas kebutuhan intrinsik anak didik. Tujuan pendidikan harus mampu memunculkan suatu metode yang dapat mempersatukan aktivitas pengajaran. Tujuan pendidikan adlah spesifik dan langsung. Pendidikan harus tetap terjaga untuk tidak mengatakan yang berkaitan dangan tujuan umum dan tujuan akhir.
C. Proses Pendidikan Implikasi filsafat pendidikan pragmatisme terhadap pelaksanaan pendidikan sebagai berikut : Tujuan pendidikan, Memberi pengalaman untuk penemuan hal-hal baru dalm hidup sosial dan pribadi. Kedudukan siswa, Suatu organisme yang memiliki kemampuan yang luar biasa dan komplrks untuk tumbuh. Kurikulum, Berisi pengalaman yang teruji yang dapt diubah minat dan kebutuhan siswa yang dibawa ke sekolah dapt menentukakan kurikulum. Metode, Metode aktif, learning by doing. Peran guru, Mengawasi dan membimbing pengalaman belajar siswa, tanpa mengganggu minat dan kebutuhannya.
Sekian dan Terimakasih