(STIKES Majapahit Singaraja. Resmagek_87@yahoo.com) 2. I Ratnah CABANG – CABANG FILSAFAT ILMU KELOMPOK V 1. I Dewa Ayu Rismayanti (STIKES Majapahit Singaraja. Resmagek_87@yahoo.com) 2. I Ratnah (Pusdiknakes Jakarta. I_ratnah@yahoo.com) 3. Ida Suryati (Stikes Perintis Padang. idasuryatida@yahoo.com)
KATA PENGANTAR Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat dan Karunia-NYA Penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ cabang filsafat ilmu”. Pada kesempatan ini ijinkanlah Penulis mengucapkan ucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. virgana selaku dosen mata ajar ilmu filsafat
2. Rekan-rekan Mahasiswa Program Magister Keperawataan fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta, yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian makalah ini. Makalah ini Penulis susun untuk memenuhi tugas perkuliahan filsafat. Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu Penulis mengharapkkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
guna perbaikan di masa yang akan datang guna perbaikan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat berguna bagi Mahasiswa Keperawatan khususnya dan bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya Jakarta, 3 Januari 2013 penulis
PENDAHULUAN Kata ilmu merupakan serapan dari bahasa Arab "ilm" yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Berdasarkan asal katanya, ilmu dapat diartikan memahami suatu pengetahuan tertentu. Disebut pengetahuan tertentu karena ilmu berbeda dengan pengetahuan lainnya, ilmu merupakan pengetahuan khusus di mana seseorang mengetahui apa yang menjadi obyek pengetahuannya, bagaimana cara memperolehnya, dan apa kegunaannya bagi kemashlahatan umat manusia.
Ada 14 karakteristik ilmu yang tercermin dalam definisi ilmu, selanjutnya untuk mempermudah pemahaman terhadap definisi tersebut, maka ke empat belas ciri ilmu itu disederhanakan kedalam tiga kategori cabang ilmu yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi.
TIGA CABANG FILSAFAT ILMU ILMU PENGETAHUAN ILMU TIGA CABANG FILSAFAT ILMU FILSAFAT ILMU
Cabang filsafat ilmu dan karakteristik ilmu ONTOLOGI 1. Dunia Empirik 2. Sebagaimana Adanya EPISTEMOLOGI 3. Probabilistik 4. Umum (Universal) 5. Konseptual 6. Objektif 7. Logis 8.Analitis 9. Sistematis 10. Empiris AKSIOLOGI 11. Mendeskripsikan 12. Menjelaskan 13. Meramalkan 14. Mengendalikan
CABANG FILSAFAT ILMU Ilmu filsafat ontologi epistemologi aksiologi
Ontologi Pengertian Karakteristik Ilmu Dasar Ontologi ilmu Ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/ konkret maupun rohani/abstrak ( Bahtiar 2004 ) Karakteristik Ilmu 1. Dunia Empirik 2. Sebagaimana adanya Dasar Ontologi ilmu Ilmu membatasi masalah yang dikajinya hanya pada objek yang empiris. Artinya, yang terdapat pada ruang jangkauan pengalaman manusia
ONTOLOGI Pengertian; ontologi berasal dari kata on atau ontos yang artinya ada dan logos berarti ilmu. Jadi secara bahasa ontologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang yang ada Selanjutnya dari segi istilah para ahli mengemukakan beberapa arti,salah satunya oleh suriasumantri yang mengatakan bahwa ontologi membahas tentang apa yang ingin kita ketahui,seberapa jauh kita ingin tahu, atau dengan kata lain pengkajian mengenai teori tentang “ada”
Berdasarkan arti dari asal kata dan tiga definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut di atas dapat dikemukakan bahwa ontologi adalah penelaahan tentang yang ada, bagaimana hakekatnya, dan bagaimana hubungan di antara yang ada tersebut, serta berkaitan dengan pencandraan dan keberadaan wujud yang sesungguhnya.
Berkaitan dengan pencandraan dan keberadaan, ada dan tidak ada dapat dijelaskan dengan menggunakan matriks di bawah ini. Pengindraan wujud ada Tidak ada A B C D
KETERANGAN MATRIK Keterangan : A = Ada di keberadaannya B = Tidak ada di keberadaannya C = Ada di ketidak beradaannya D = Tidak ada di ketidak beradaannya
Di alam dunia ini, keberadaann dapat dibagi ke dalam empat kategori tersebut. Kategori A adalah sesuatu yang ada dalam pengindraan dan wujudnya benar-benar ada, sebut saja misalnya tubuh manusia, ikan, burung, air, gunung, dan sebagainya. Keberadaan dalam kategori B adalah sesuatu yang tidak ada dalam pengindraan mata tetapi sesungguhnya ada dalam rasa, sebut saja misalnya cinta, sayang, marah, benci, rindu, motivasi, persepsi, angin, dan sebagainya.
Keberadaan dalam kategori C adalah sesuatu yang ada dalam pengindraan mata tetapi sesungguhnya tidak ada dalam wujudnya. Keberadaan ini diistilahkan dengan sebutan fatamorgana. Contohnya adalah pelangi Terakhir, keberadaan dalam kategori D adalah sesuatu yang tidak tampak dalam pengindraan dan wujud fisiknya juga tidak ada. Itulah yang benar-benar tidak ada. Benda apakah itu ? Benda yang memang benar-benar tidak ada.
DASAR ONTOLOGI ILMU Secara ontologis, penjelajahan ilmu dimulai dari awal kehidupan manusia dan berhenti di akhir kehidupan manusia. Oleh karenanya ilmu tidak akan dapat memberi jalan keluar terhadap pertanyaan di mana manusia sebelum lahir dan ke mana mereka setelah mati Suriasumantri (1985), merinci tiga asumsi mengenai obyek empiris yang dimiliki oleh ilmu, yaitu (1) menganggap obyek-obyek tertentu mempunyai keserupaan satu sama lain, umpamanya dalam hal bentuk, struktur, sifat.
lanjutan (2) menganggap bahwa suatu benda tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu tertentu; (3) menganggap tiap gejala bukan merupakan suatu kejadian yang bersifat kebetulan. Tiap gejala mempunyai pola tertentu yang bersifat tetap dengan urut-urutan kejadian yang sama. Hal ini disebut determinisme. Determinisme dalam pengertian ilmu bersifat peluang (probabilistik).
DARI ONTOLOGI KE CABANG DAN RUMPUN ILMU Dilihat dari perjalanan sejarahnya, cabang-cabang ilmu tersebut berkembang dari dua cabang utama yakni filsafat alam yang melahirkan rumpun ilmu-ilmu alam dan filsafat moral yang melahirkan rumpun ilmu-ilmu sosial. Dari dua rumpun tersebut selanjutnya lahirlah ilmu fisika, ilmu kesehatan, kedokteran, sosiologi, antropologi, ekonomi, dan sebagainya. Di samping itu, lahir pula pengkajian ilmiah pada bidang sejarah, budaya, dan agama.
Ontologi ke Cabang ilmu Pokok pemikiran ontologi Monoisme Materialisme Idealisme Dualisme Pluralisme Nihilisme Agonotisme
Pokok pikiran lain dapat dikemukakan pula bahwa ontologi berkaitan dengan metafisika. Lorens Bagus (2000) mengemukakan bahwa pembahasan ontologi terkait dengan pembahasan mengenai metafisika. Ontologi membahas hakikat yang “ada”, metafisika menjawab pertanyaan apakah hakikat kenyataan ini sebenar-benarnya? Pada suatu pembahasan, metafisika merupakan bagian dari ontologi, tetapi pada pembahasan lain, ontologi merupakan salah satu dimensi saja dari metafisika. Karena itu, metafisika dan ontologi merupakan dua hal yang saling terkait.
Supernaturalisme Pandangan bahwa wujud gaib lebih berkuasa daripada alam yang nyata metafisika Naturalisme Paham yang menolak wujud-wujud yang bersifat supernatural
EPISTEMOLOGI Secara bahasa, epistemologi berasal dari kosa kata Yunani, Episteme, yang artinya pengetahuan, dan logos yang artinya teori. Berdasarkan asal katanya, secara bahasa epistemologi dapat diartikan sebagai teori pengetahuan. Epistemologi adalah cabang filsafat ilmu yang menengarai masalah-masalah filosofi yang mengitari teori ilmu pengetahuan.
Epistemologi Pengertian Dasar epistemologi ilmu Cabang filsafat ilmu yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode dan sah atau validnya pengetahuan. Karakteristik Ilmu 1. Probabilistik 5. Logis 2. Umum (universal) 6. Analitis 3. Konseptuan 7. Sistematis 4. Objektif 8. Empiris Dasar epistemologi ilmu Ilmu membatasi masalah yang dikajinya hanya pada objek yang empiris. Artinya, yang terdapat pada ruang jangkauan pengalaman manusia
PENGETAHUAN MUNCUL PADA DIRI MANUSIA DIKATEGORIKAN MENJADI TIGA ilmu Rasionalisme yang melahirkan metode deduktif Empirisme yang melahirkan metode induktif Kritinisme yang melahirkan metode ilmiah
RASIONALISME DAN METODE DEDUKTIF Penganut rasionalsme memandang sesuatu yang benar adalah yang dapat diterima oleh akal. Mereka percaya adanya dua sumber konsepsi, yaitu (a) penginderaan atau sensasi, dan (b) fithrah. Penalaran deduktif dikembangkan oleh Aristoteles, Thales, Pythagoras, dan para filsuf Yunani lainnya dari Periode Klasik (600-300 SM). Aristoteles, tokoh yang sangat terkenal dalam berfikir deduktif menyatakan bahwa penalaran deduktif
SILOGISME Pola pikiran aristoteles dikenal dengan silogisme, sebagai contoh dapat dikemukakan pernyataan-pernyataan berikut: A : Semua manusia pasti akan mati. B : Tuti adalah manusia. C : Tuti pasti akan mati.
Pernyataan A dikenal dengan premis mayor, pernyataan B dikenal dengan premis minor, dan pernyataan C dikenal dengan kesimpulan. Kesimpulan yang ditarik akan bernilai benar jika kedua pernyataan di atasnya benar, demikian pula sebaliknya. Nilai kebenaran dari penalaran deduktif tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin akan membawa kepada hasil yang salah pula. Premis yang tidak tepat juga akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat.
EMPIRISME DAN METODE INDUKTIF penalaran induktif adalah proses penarikan kesimpulan dari kasus-kasus yang bersifat individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Contoh kesimpulan yang mendasarkan pada logika induktif: 1. Tuti, manusia, punya mata 2. Tono, manusia, punya mata 3. Toni, manusia, punya mata 4. Tino, manusia, punya mata 5. Tino, manusia, punya mata
lanjutan Keimpulan : Jadi, manusia punya mata. Kesimpulan ini tentu saja benar. Akan tetapi tidak berarti yang tidak memiliki mata bukan manusia. Bukankah ada juga manusia yang lahir tanpa diberi mata oleh yang kuasa tetapi tetap dapat “melihat” dunia dengan indranya yang lain.
KRITISIME DAN METODE ILMIAH Gabungan penalaran deduktif dan induktif inilah yang kemudian memunculkan penalaran baru yang dikenal degan penalaran ilmiah. ”. Selanjutnya John Dewey, juga dikutip oleh Van Dalen (1973:13) menggabungkan dua penalaran tersebut ke dalam langkah-langkah berpikir yang dikenal sebagai berpikir reflektif (reflective thinking). Langkah-langkah berpikir reflektif inilah yang kemudian menjadi asal mula lahirnya metode ilmiah (scientific method).
Salah satu tokoh yang mengembangkan lebih lanjut langkah-langkah sistematis dari penggabungan kedua penalaran tersebut adalah Anderson (1970:5) yang mengemukakan urutan langkah-langkah metode ilmiah sbb: 1. Perumusan masalah. 2. Penyusunan hipotesis. 3. Melakukan eksperimen/pengujian hipotesis. 4. Mengumpulkan dan mengolah data. 5. Menarik kesimpulan.
BAGAN METODE ILMIAH perumusan penyusunan Khasanah pengetahuan diterima pengujian ditolak
AKSIOLOGI Secara etimologis, aksiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata “axios” yang berarti nilai, dan “logos” yang bearti teori. Jadi aksiologi adalah teori tentang nilai. aksiologi tidak hanya mempersoalkan nilai pada penggunaan ilmu (aksiologi), tetapi juga pada apa yang dikaji (ontologi) dan bagaimana proses pengkajiannya (epistemologi).
Menurut Bramel, aksiologi terbagi atas tiga bagian yaitu: moral conduct (tindakan moral yang melahirkan disiplin khusus yaitu etika), estetic expression (ekspresi keindahan), dan socio-political life (kehidpan sosial politik yang akan melahirkan filsafat sosial politik). Teori tentang nilai dalam filsafat mengacu pada permasalahan etika dan estika.
PERKEMBANGAN AKSIOLOGI Ilmu dan moral Tanggung jawab sosial ilmuan aksiologi Nuklir dan pilihan moral Revolusi genetika
ALIRAN-ALIRAN AKSIOLOGI pragmatisme Aliran aksiologi neopositivisme scholastisime empirisme
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM AKSIOLOGI Pendekatan aksiologi subjektif objektivitas Objektivitas metafisika
KESIMPULAN Berdasarkan uraian sebagaimana telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagi berikut: 1. Aksiologi adalah cabang dari filsafat ilmu yang membahas mengenai nilai-nilai yang terkandung dari pengunaan ilmu.
2. Ilmu itu bersifat netral hanya pada bagian ontologI dan efistemologinya saja, sedangkan pada bagian aksiologinya ilmu itu terkait dengan nilai-nilai, baik itu niloai etika maupun moral. 3. Dalam memanfaatkan / mengunakan ilmu hendaknya kita berlandasan kepada moral sebagai landasan normatifnya
KOMENTAR KELOMPOK Manusia adalah satu satunya mahluk hidup yang mempunyai rasa ingin tau yang tinggi, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap lingkungannya.Untuk menjawab rasa ingin taunya ini diperlukanlah ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan berkembang dari ilmu menjadi ilmu pengetahuan kemudian filsafat sampai berkembang menjadi filsafat ilmu. Untuk mempelajari empat belas karakteristik ilmu secara lebih ringkas maka digunakanlah tiga cabang filsafat ilmu.
yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi. Ontologi mempelajari apa yang ada,bagaimana hakekatnya dan bagaimana hubungan diantara yang ada tersebut.Secara ontologis, penjelajahan ilmu dimulai dari awal kehidupan manusia dan berhenti di akhir kehidupan manusia. Epistemologi diartikan sebagai teori pengetahuan atau cabang filsafat ilmu yang mempelajari asal mula atau sumber,struktur,metode dan sah atau validnya pengetahuan.
melalui epistemology inilah lahir cara berpikir deduktif dan induktif sampai lahirnya metode ilmiah untuk membuktikan kebenaran. Langkah langkah metode ilmiah terdiri dari perumusan masalah, penyusunan hipotesis, melakukan eksperimen/pengujian hipotesis,mengumpulkan dan mengolah data dan akhirnya adalah penarikan kesimpulan.Kemudian aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempelajari teori tentang nilai dan bagaimana ilmu dapat bermanfaat
sesuai dengan kaidah-kaidah moral sesuai dengan kaidah-kaidah moral.Seorang ilmuan harus memiliki landasan moral yang kuat.Jika ilmuan tidak dilandasi oleh moral yang kuat maka penemuannya akan mengakibatkan kehancuran. Aksiologi mengajarkan bagaimana seharusnya manusia memanfaatkan teknologi modern dengan baik agar tidak membuat manusia semakin malas dan lupa akan nilai agama. JADI TIGA CABANG ILMU FILSAFAT INI SANGAT BERGUNA UNTUK MENGETAHUI
APA ITU ILMU, BAGAIMANA CARA MEMBUKTIKAN PEMBENARAN ILMU DAN BAGAIMANA MEMANFAATKAN ILMU DAN TEKNOLOGI AGAR DAPAT BERMANFAAT BAGI KEMASLAHATAN ORANG BANYAK TANPA MENGABAIKAN NILAI MORAL DAN NILAI AGAMA.
SOAL-SOAL Salah satu karakteristik ilmu dan cabang ilmu ontologi adalah : Logis Meramalkan Sebagaimana adanya Sistematis
Anggapan bahwa hakikat kenyataan yang beraneka ragam itu semua berasal dari ruh atau sejenis dengannya yaitu sesuatu yang tidak terbentuk dan menepati ruang. Ini merupakan pokok pemikiran ontologi dan aliran… a. Materialisme b. Idealisme c. Dualisme d. Fluralisme
Didalam dunia ini, keberadaan dapat dibagi. ke dalam empat katagori Didalam dunia ini, keberadaan dapat dibagi ke dalam empat katagori. Katagori B adalah sesuatu yang tidak ada dalam pengindraan mata tetapi sesungguhnya ada dalam rasa yang termasuk dalam katagori B Kecuali..? a. Motivasi b. Marah c. Persepsi d. Manusia
4. Definisi Epistimologi menurut D.W. Hmaya secara istilah adalah? a. Cabang filsafat yang membicarakan hakikat ilmu b. Cabang filsafat yang mempelajari dan mencoba menentukan kodrat dan scope pengetahuan c. Cabang filsafat yang berurusan hakekat dan lingkup pengetahuan dasar dan pengadaian serta secara umum hal itu dapat diandalkan sebagai penegasan bahwa ada memiliki pengetahuan ilmu * d. Cabang filsafat yang membahas sumber,struktur metode dan validasi pengetahuan
5. Pengetahuan muncul dalam diri manusia 5. Pengetahuan muncul dalam diri manusia melalui berbagai cara salah satunya adalah cara rasionalisme.Pemikiran ini dikembangkan oleh? a. Dagabert D Nunes b. Rene Descaters c. Hardorahadi d. Toffler
6. Langkah – langkah metode ilmiah yang benar sebagai berikut : a 6. Langkah – langkah metode ilmiah yang benar sebagai berikut : a. Perumusan masalah, penyusunan hipotesa, ekperimen, mengupulkan dan mengolah data, menarik kesimpulan * b. Perumusan masalah, eksperimen, hipotesis, kesimpulan c. Hipotesa, perumusan masalah, ekperimen mengolah data d. Perumusan masalah, hipotesa, mengolah data , kesimpulan
Menurut Bramel, Aksiologi terbagi atas tiga bagian yaitu kecuali a. Moral Conduct b. Estetic expression c. Socio-political life d. Sosio kultural
8. Pada aliran Scholatisme ada 2 macam. kebaikan 8. Pada aliran Scholatisme ada 2 macam kebaikan. Kebaikan yang berkenaan dengan keimanan, harapan dan kemurahan hati adalah a. Kebaikan Kardinal b. Kebaikan Tealogis c. Kebaikan Hati d. Kebaikan Moral
Pendekatan aksiologi dapat dilakukan dengan dengan cara : a. Subjektif, objektifitas, metafisika b. Subjektif c. Empiris d. Metafisika
Sesuatu itu baik atau jahat harus berhubungan dengan kesenangan dan kesakitan pendapat ini merupakan aliran a. Parahmatisme b. Nepositifme c. Skolastisime d. Empirisme
JAWABAN C B D A
TERIMAKASIH