MULTIPLE SKLEROSIS
DEFINISI Sklerosis multiple ( SM ) merupakan keadaan kronis penyakit SSP degenerative yang dikarakteristikkan oleh adanya bercak kecil demielinasi (kerusakan myelin) pada otak dan medulla spinalis. Demielinasi menunjukkan adanya material lunak dan protein di sekitar serabut-serabut syaraf otak dan medulla spinalis, yang menghasilkan gangguan transmisi impuls syaraf, hal ini menyebabkan gangguan kemampuan serabut syaraf untuk menghantarkan pesan ke otak dan dari otak. Lokasi terjadinya kerusakan myelin (plak atau lesi) tampak seperti area (parut/luka) yang mengeras
Myelin adalah substansi putih yang menutupi serabut saraf, berfungsi seperti lapisan pelindung pada kabel listrik. Myelin berperan dalam konduksi saraf normal (konduksi salutatory) yaitu memudahkan syaraf untuk mengirim impulsnya dengan cepat. Kecepatan dan efisiensi pengiriman impuls inilah yang memungkinkan sebuah gerakan tubuh yang halus, cepat, dan terkoordinasi dilakukan hanya dengan sedikit upaya.
ETIOLOGI Penyebab MS belum diketahui secara pasti namun ada dugaan berkaitan dengan virus dan mekanisme autoimun (Clark, 1991). Kerusakan myelin pada MS mungkin terjadi akibat respon abnormal dari sistem kekebalan tubuh, yang seharusnya melindungi tubuh dari serangan organisme berbahaya (bakteri dan virus). Gangguan autoimun (kemungkinan dirangsang / infeksi virus) Genetik Kelainan pada unsur pokok lipid mielin Racun yang beredar dalam CSS Infeksi virus pada SSP
KLASIFIKASI Menurut Basic Neurologi (Mc. Graw Hill,2000),ada beberapa kategori sklerosis multipel berdasarkan progresivitasnya adalah : Relapsing Remitting sklerosis multipel Primary Progresssiv MS Secondary Progressiv sklerosis multipel Benign sklerosis multipel
PATOFISIOLOGI Pada kasus multipel sklerosis pemicu terjadinya kerusakan myelin belum diketahui secara pasti. Namun suatu teori menyatakan bahwa adanya serangan reaksi autoimun yang disebabkan oleh infeksi virus dan toksin lingkungan serta dipengaruhi oleh faktor genetik individu. Respon imun memicu kerusakan selaput myelin yang menyelimuti saraf pusat. Proses yang disebut demyelinasi ini disertai dengan edema dan inflamasi. Adanya inflamasi kronis dan terbentuknya jaringan parut menyebabkan konduksi impuls saraf menjadi terganggu atau menjadi lambat.
MANIFESTASI KLINIS Sindrom klinis pada MS secara klasik ditemukan adanya gangguan yang bersifat relaps dan remisi dengan gejala yang sangat beragam sehingga penyakit ini tidak terdiagnosis ketika gejala pertamanya muncul. Secara umum seorang dokter mencurigai suatu kasus MS bila ditemukan gejala : Pasien mendapat 2 serangan dari gangguan neurologi (tiap serangan lebih dari 24 jam dan berlangsung lebih dari 1 bulan, Perkembangan gejala yang progresif secara perlahan selama periode paling sedikit 6 bulan
LANJUTAN Gejala-gejala umum tersebut adalah: Gangguan Sensorik Gangguan motorik Gangguan kemampuan berbicara Gangguan berkemih dan BAB Gangguan Seksual Gangguan Kognitif dan Emosi Gangguan Nervus Cranialis
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Lumbal Pungsi : Pemeriksaan elektroforesis CSS Pemeriksaan potensial bangkitan CT scan MRI Urodinamik Neuropsikologik
PENATALAKSANAAN Farmakoterapi Terapi suportif Terapi obat untuk fase akut : Kortikosteroid, ACTH dan Predninsone Terapi obat untuk menurunkan jumlah kekambuhan : Beta interferon ( betaseron ) Terapi suportif Blok saraf dan pembedahan
KOMPLIKASI Komplikasi yang biasanya terjadi pada multiple skleriosis adalah : Disfungsi pernafasan Infeksi kandung kemih, system pernafasan dan sepsis Komplikasi dari imobilitas
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN Keluhan utama Klien datang dengan keluhan kelemahan kedua tungkai sejak ±1,5 tahun SMRS. Riwayat penyakit sekarang Pada awalnya (Januari 2013) pasien merasakan kelemahan pada kaki kiri dan tangan kiri disertai rasa tebal sampai di lutut, rasa tebal menghilang sendiri 2 bulan kemudian tetapi rasa lemah masih tetap ada. Oleh keluarga dibawa berobat kedokter saraf dan dikatakan terkena virus, pasien diberi obat (nama obat tidak ingat).
LANJUTAN 1 bulan kemudian kaki kanan terasa lemah dan tebal diikuti oleh rasa tebal pada lengan kiri, rasa tebal dirasakan sampai dikepala, oleh keluarga dibawa ke RS dan dirawat, pasien kemudian pulang dan dikatakan penyakit tidak dapat diobati. Kelemahan kedua tungkai makin bertambah selama 1 tahun pasien hanya dapat duduk di tempat tidur dan menggunakan kursi roda.Sejak 2 bulan SMRS pasien mulai bicara tidak jelas dan pasien mengeluh sulit menelan dan sering tersedak, disekitar mulut pasien juga merasakan tebal, oleh keluarga pasien dibawa ke RSCM.
Riwayat kesehatan dahulu Riwayat sakit kepala sejak 8 tahun yang lalu dan dirasakan di belakang kepala, pasien minum obat-obat warung. Riwayat vaksinasi : Menurut orang tua pasien tidak mendapatkan vaksinasi saat balita. Riwayat kesehatan keluarga Orangtua pasien (bapak) pernah mengalami kelemahan kedua tungkai disertai rasa baal yang menjalar keatas tetapi sembuh tanpa pengobatan medis (pengobatan alternatif)
TANDA – TANDA VITAL Kesadaran : komposmentis keadaan umum : lemah TD : 100/80 mmHg Nadi : 80 x/menit Suhu : 37 C RR : 18 x/menit
PEMERIKSAAN PER SISTEM Persyarafan: Anamnesa : hilang keseimbangan, perubahan bicara, parastesia pada bagian wajah dan paralysis pada bagian tungkai. Pemeriksaan nervus Nervus I olfaktorius (pembau) Klien bisa membedakan aroma saat di beri minyak wangi dan minyak kayu putih. Nervus II opticus (penglihatan) Ketajaman penglihatan : Penglihatan pasien kabur dan padangan menjadi dobel bila melihat jauh.
LANJUTAN Nervus III oculomotorius Tidak terdapat edem kelopak mata dan kelainan bentuk bola mata. Nervus IV toklearis Bentuk pupil bulat isokor, ukuran pupil 4mm/4mm dan reaksi pupil terhadap cahaya +/+ Nervus V trigeminus (sensasi kulit wajah) Reflek masester : + Sensibiltas wajah : Pasien tidak dapat merasakan tusukan benda tumpul dan tajam pada daerah sekitar wajah. Nervus VI abdusen Gerakan bola mata pasien cepat (nistagmus) dan penglihatan ganda (diplopia)
LANJUTAN Nervus VII facialis Pasien tidak bisa merengut dan menggembungkan pipi Nervus VIII auditorius/akustikus Fungsi pendengaran baik Nervus IX glosoparingeal Reflek muntah : - Nervus X vagus Pasien kesulitan menelan Nervus XI aksesorius Pasien kesulitan untuk mengangkat bahu Nervus XII hypoglosal/hipoglosum Bentuk lidah simetris, pasien mampu menjulurkan lidah dan menggerakkannya ke segala arah
Perkemihan-Eliminasi Uri Anamnesa : Enurisis/ngompol dan inkontenensia urine Genetelia Eksterna : Inspeksi : tidak ada oedem dan tidak ada tanda-tanda infeksi Palpasi : tidak ada nyeri tekan atau tonjolan Kandung Kemih Inspeksi : terdapat ketegangan pada kadung kemih Palpasi : adanya tahanan lunak pada kandung kemih Ginjal Inspeksi : tidak ada pembesaran pinggang Palpasi : tidak ada nyeri tekan Perkusi : tidak nyeri ketok
Sistem Pencernaan-Eliminasi Alvi Anamnesa : terjadi perubahan pola makan karena disfagia dan gangguan defekasi konstipasi Mulut Inspeksi : Mukosa bibir kering Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada rongga mulut, Lidah Inspeksi : tidak ada sariawan dan lesi Palpasi : tidak ada oedem atau nyeri tekan Abdomen Inspeksi : tidak terdapat pembesaran abdomen (distensi abdomen), tidak ada luka. Auakultasi : peristaltic usus Perkusi : hipertympani
LANJUTAN Palpasi Kuadran I Hepar : tidak terdapat hepatomegali dan nyeri tekan Kuadran II Gaster : tidak ada nyeri tekan abdomen dan tidak terdapat distensi abdomen Kuadran III Terdapat penumpukan feses Kuadran IV Tidak ada nyeri tekan pada titik Mc Burney
3 4 1 1 Sistem Muskuloskeletal Dan Integumen Anamnesa : terdapat kelemahan ekstermitas pada kedua tungkai dan pasien menggunakan kursi roda Warna Kulit Tidak ada hiperpigmentasi dan hipopigmentasi, warna kulit sawo matang Kekuatan Otot 3 4 1 1
Persepsi Sensori Anamnesa : penglihatan pasien kabur dan ganda Mata Inspeksi : bentuk mata simetris Kornea : normal berkilau transparan Iris/pupil : warna iris hitam reflek pupil isokhor Lensa : jernih dan transparan Sclera : putih Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan pembengkakan Penciuman-(hidung) Palpasi : tidak ada pembengkakan dan tidak ada nyeri tekan
DIAGNOSA KEPERAWATAN Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskuler Data subjektif kelemahan kedua tungkai bicara pasien tidak jelas pasien mengeluh sulit menelan dan sering tersedak, disekitar mulut pasien juga dirasakan tebal. Kesulitan BAB dan BAK pasien sering ngompol menurut keluarga, pasien sering lupa terhadap sesuatu yang sudah dikerjakan sebelumnya. Pandangan pasien juga semakin kabur dan pandangan pasien menjadi dobel bila melihat jauh
LANJUTAN Data objektif Kesadaran : komposmentis keadaan umum : lemah TD : 100/80 mmHg Nadi : 80 x/menit Suhu : 37 C RR : 18 x/menit Pasien menggunakan kursi roda hilang keseimbangan dan parastesia pada bagian wajah inkontenesia urine
TERIMA KASIH