PEMANFAATAN DATA SURVEI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN MEWUJUDKAN PENCAPAIAN MDGS 2015 DISAJIKAN DALAM SEMINAR DESIMINASI SDKI 2007 OLEH : TIM YUSRAN FAUZI, S.Si.M.Kes CHANDRA S.Sos Drs. AGUS SUPARDI
UU RI No. 52 Th. 2009, tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga “ Dalam mewujudkan pertumbuhan penduduk yang seimbang dan keluarga berkualitas dilakukan upaya : Pengendalian angka kelahiran Penurunan angka kematian, Pengarahan mobilitas penduduk, Peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga, Penyiapan dan pengaturan perkawinan serta kehamilan ........ sehingga penduduk menjadi sumber daya manusia yang tangguh bagi pembangunan dan ketahanan nasional, serta mampu bersaing dengan bangsa lain, dan dapat menikmati hasil pembangunan secara adil dan merata”.......;
Kependudukan dan MDGs Tujuan MDGs menempatkan manusia sebagai fokus utama pembangunan yang mencakup semua komponen kegiatan yang tujuan akhirnya ialah kesejahteraan masyarakat. Pembangunan kesehatan bagian integral dari Pembangunan Nasional yang pada hakekatnya merupakan upaya untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Percepatan pencapaian tujuan dan sasaran MDGs memerlukan penanganan masalah kependudukan secara komprehensif dan terpadu, mencakup perluasan akses pelayanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana, serta perlindungan bagi hak-hak reproduksi.
Semua Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) terkait masalah Kependudukan Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan Memenuhi pendidikan dasar untuk semua Mendorong kesetaraan jender & pemberdayaan perempuan Menurunkan angka kematian balita Meningkatkan kualitas kesehatan ibu melahirkan Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lain Menjamin kelestarian fungsi lingkungan hidup Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
Saling Keterkaitan Kependudukan & MDGs Kependudukan terkait dengan semua Tujuan MDGs makin baik kependudukan ditangani, semakin cepat MDGs dicapai MDGs bisa jadi “titik masuk” untuk penanganan masalah kependudukan, dlm keterkaitan dgn kemiskinan, kesetaraan gender, pendidikan, air bersih & sanitasi, perubahan iklim, dll MDGs can also work as a “commitment base” for expanding and strengthening future initiatives to revitalize PHC: Penanganan kependudukan & upaya pencapaian MDGs sama-2 membutuhkan pendekatan holistik, dengan kerja sama lintas sektoral, lintas pelaku dan lintas wilayah, dengan tanggung jawab (& sumberdaya) terdesentralisasi
DERAJAT KESEHATAN IBU
PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN MELALUI PENINGKATAN DERAJAT KESEHATAN IBU DERAJAT KESEHATAN IBU 1. MELAHIRKAN GENERASI BERKUALITAS/ FERTILITAS 2. KETAHANAN KELUARGA 3. KETAHANAN EKONOMI 4. KETAHANAN SOSIAL DAN BUDAYA TRAGEDI KEMANUSIAAN : KEMATIAN IBU KEMATIAN BAYI KEMATIAN BALITA EKONOMI SOSIAL DAN BUDAYA PENDIDIKAN PENYAKIT KLB : a. MALARIA b. HIV/AIDS c. IMS d. KSP Ibu Hamil PENDARAHAN EKLAMPSIA INFEKSI LANGSUNG TIDAK LANGSUNG KUNJUNGAN MASA HAMIL( K1, K4 ) PERTOLONGAN KELAHIRAN KB 3 T, 4 T 5. UNMED NEED 6. USIA KAWIN PERTAMA 7. KTD PENANGANAN LINTAS SEKTOR
1. Penyebab Kematian Ibu : a. Pendarahan (Nasional 28 %) disebabkan : - Keguguran atau Aborsi - Proses persalinan bukan pada tenaga medis terlatih - Usia ibu hamil dan melahirkan terlalu muda (<20 tahun) dan terlalu tua (>35 tahun) - Melahirkan anak dengan jarak terlalu dekat (<2 tahun) terlalu sering lebih dari 3 kali. - Anemia dan Gizi Ibu yang buruk - Gangguan kelemahan kontraksi otot rahim - Lambat mengetahui bahaya, lambat dibawa ke tempat persalinan dan lambat mendapat pertolongan - Tidak terpenuhi KB (Unmed Need)
Penyebab Kematian Ibu : b. Eklamsia : keadaan dimana ibu hamil mengalami kejang dan sebelumnya didahului dengan adanya tanda dan gejala dari preeklampsia, penyebabnya : - Usia ibu hamil diatas 35 tahun - Terlalu sering melahirkan - Terlalu muda melahirkan - Kehamilan Tidak Dikehendaki - Penyakit Kronis c. Tidak Langsung : - Pendidikan Ibu dan Masyarakat - Ekonomi Keluarga - KSP
SUMBER : PROFIL KESEHATAN, SDKI DAN BAPENAS Kematian Ibu Hamil yang dilaporkan di Provinsi Bengkulu tahun 2009 sebesar 114,4 dibanding tahun 2007 mengalami penurunan 43,09 dari 157,49, tetapi ibu hamil risiko tinggi tahun 2009 sebesar 12,8 naik 3,4 dari 9,4 pada tahun 2007
IBU HAMIL MENURUT UMUR DAN PENDIDIKAN PUS, BENGKULU, MINI SURVEI PEMANTAUAN PUS 2009
Pemeriksaan kehamilan dan penolong persalinan Terlihat bahwa ibu hamil di Provinsi Bengkulu telah memeriksakan kehamilan pada tenaga medis terlatih, tetapi dalam proses kelahiran tenaga dukun lebih dipercaya .
KOMPLIKASI SELAMA PERSALINAN
KEMATIAN NEONATUM, SDKI 2007 Angka kematian neonatal NN BKL 17 Nas 19SDKI 2007
FERTILITAS
FERTILITAS Banyak ukuran untuk Fertilitas, yang sering digunakan adalah TFR untuk provinsi Bengkulu hasil SDKI 2007 sebesar 2,23 dibawah rata-rata nasional 2,4. Selain itu digunakan dengan Children Ever Born-CEB hasil SDKI 2007 tingkat provinsi Bengkulu sebesar 3,5 pada ukuran sama melalui Mini Survei Pemantauan PUS tahun 2009 sebesar 3,6 artinya rata-rata anak dilahirkan hidup dari wanita tua umur 40 – 49 tahun yang hampir berakhir masa reproduksinya sebesar 3,6.
ANGKA FERTILITAS YANG DIINGINKAN, ANGKA FERTILITAS TOTAL, JUMLAH ANAK IDEAL MENURUT KARAKTERISTIK WILAYAH, BENGKULU, SDKI 2007 Semakin kecil perbedaan angka fertilitas sesungguhnya dan angka fertilitas diinginkan semakin berhasil wanita dalam mencapai keiinginan fertilitasnya.Di perdesaan lebih rasional dlm Jumlah anak yg dimiliki
ANGKA FERTILITAS YANG DIINGINKAN, ANGKA FERTILITAS TOTAL, JUMLAH ANAK IDEAL MENURUT KARAKTERISTIK PENDIDIKAN , BENGKULU, SDKI 2007
ANGKA FERTILITAS YANG DIINGINKAN, ANGKA FERTILITAS TOTAL, JUMLAH ANAK IDEAL MENURUT KARAKTERISTIK KEKAYAAN , BENGKULU, SDKI 2007
Umur Kawin Pertama di provinsi Bengkulu 19,3 (SDKI 2007). Wanita di Pedesaan, tidak tamat SD, dari keluarga ekonomi terbawah lebih cepat dalam melakukan hubungan seksual pertama kali dibandingkan dengan wanita dengan karakteristik yang lain
ANAK LAHIR HIDUP DAN ANAK MASIH HIDUP MENURUT KELOMPOK UMUR, SDKI 2007
Kelahiran dikehendaki dan tidak dikehendaki menurut kelompok umur ibu, Bengkulu, SDKI 2007
KELUARGA BERENCANA
KESERTAAN BER-KB, BENGKULU, SDKI 2007 DAN MINI SURVEI PEMANTAUAN PUS TAHUN 2009
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
KESIMPULAN Kematian ibu hamil turun, ibu hamil risiko tinggi naik Kesadaran memeriksa hamil pada tenaga medis terlatih tinggi, tetapi proses kelahiran tenaga dukun lebih dipercaya Sikap fertilitas berpendidikan rendah lebih baik dibandingkan berpendidikan tinggi Akses informasi mengenai KB pada daerah perkotaan, berpendidikan tinggi dan keluarga mampu keatas lebih tinggi dibandingkan di perdesaan, berpendidikan rendah, dan keluarga tidak mampu Remaja pria di provinsi berisiko tinggi terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja
TERIMA KASIH