DISUSUN OLEH KELOMPOK 5: LAPORAN BEDAH JURNALLL Persepsi Guru Matematika Prajabatan dalam peranan Perancah untuk Mencapai Mutu pengajaran Kelas Matematika DISUSUN OLEH KELOMPOK 5: Elis Muslimah Nuraida (06022681721013) Amelia Utari (06022681721014) Iftitah Primasanti (06022681721015)
Abstrak Makalah ini dirancang untuk menyelidiki persepsi empat guru matematika prajabatan tentang peran perancah dalam mendukung dan membantu mereka mencapai pengajaran kelas yang berkualitas. Ada Dua metode mengumpulkan data yang digunakan untuk penelitian ini yang mencakup observasi kelas dan pertemuan refleksi.
PENGANTAR PERANCAH
TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui sumber perancah yang diberikan kepada guru prajabatan 2. Untuk membahas berbagai metode dan cara yang digunakan untuk menyediakan dan mengidentifikasi area di mana guru preservice memerlukan perancah 3. Untuk mengetahui persepsi guru prabayar tentang peran perancah dalam mencapai pengajaran kelas matematika berkualitas
METODE LANGKAH PERTAMA LANGKAH KEDUA LANGKAH KETIGA INSTRUMEN ANALISIS Dalam Penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan pendekatan teori ground ANALISIS
Hasil PENELITIAN 1. Perancah telah menjadi metafora yang berguna untuk memikirkan pengajaran kelas dan memang dalam program pengembangan guru sejak diperkenalkan oleh Lev Vygotsky (1978). Makalah ini dirancang untuk menyelidiki persepsi empat guru preservice matematika tentang peran perancah dalam mendukung dan membantu mereka mencapai pengajaran kelas yang berkualitas. Analisis dimulai dengan sumber perancah, di mana peneliti mengidentifikasi tiga sumber utama yang meliputi guru dewasa (peneliti), empat guru preservice dan siswa kelompok fokus. Dari temuan tersebut diamati bahwa meskipun para guru dewasa pada tahap awal penelitian mengambil peran lebih besar dalam menyediakan perancah kepada guru prajabatan namun seiring penelitian tersebut berkembang, burg perancah diambil alih oleh guru prajabatan. Ini mendukung temuan Hartman (2002) dan Raymond (2000) yang berpendapat bahwa tujuan guru dewasa saat menggunakan perancah adalah membuat guru-pelajar menjadi mandiri dan mandiri dalam kompetensi mengajarnya.
2. Dalam penelitian kedua, diamati bahwa perancah yang diberikan berupa alat konseptual, material dan linguistik yang mendukung pemahaman guru matematika tentang bagaimana mencapai pengajaran kelas yang berkualitas. Alat konseptual, material dan linguistik ini berbentuk literatur, dan artikel penelitian dari jurnal yang masih ada. Temuan ini juga mengungkapkan bahwa perancah yang diberikan juga dalam bentuk diskusi, dialog dan interaksi yang dilakukan peneliti dengan para guru yang berpartisipasi selama lokakarya, pertemuan refleksi dan beberapa diskusi satu lawan satu yang tidak terjadwal.
3. Temuan pada tujuan penelitian ketiga menyarankan agar perancah yang diberikan kepada guru membantu mereka mengembangkan pemahaman baru dengan menghubungkan pengetahuan sebelumnya tentang instruksi kelas terhadap pengetahuan dan strategi baru yang membantu mereka mencapai pengajaran kelas yang berkualitas.
KESIMPULAN Temuan penelitian ini menunjukkan adanya perubahan positif persepsi guru terhadap pandangan mereka tentang pengajaran kelompok perguruan tinggi. Mereka dapat melihat anggota kelompok sebagai kelompok perguruan tinggi daripada supervisor atau inspektur pendidikan. Ini menyiratkan bahwa kegiatan perancah telah terbukti menjadi alat yang berguna dalam membantu pengawet guru memperbaiki praktik mereka. Pentingnya dan keunikannya menunjukkan bahwa para guru secara aktif terlibat dalam memberikan bantuan kepada kolega perguruan tinggi mereka dalam sebuah komunitas praktik sebagaimana didukung dalam penelitian yang dilakukan oleh Clarke (2001). Persepsi ini juga menunjukkan bahwa pengetahuan yang diterima guru secara signifikan menambah pemahaman kolektif mereka tentang strategi yang harus dilakukan untuk mencapai pengajaran kelas yang berkualitas. Mengingat hal ini, peneliti akan merekomendasikan penerapan strategi perancah ke dalam pengajaran kelas matematika terutama untuk menjaga guru dalam mengajar praktikum.