Pendahuluan Faktor-faktor penyebab ketidakpastian:

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Analisis Proses Bisnis Pertemuan V
Advertisements

ANALISA BREAK EVENT POINT
Metode Deret Seragam (A)
Fungsi penerimaan dan fungsi biaya
Pendahuluan Faktor-faktor penyebab ketidakpastian:
ANALISIS FINANSIAL / KELAYAKAN USAHA
(R O R) (LAJU PENGEMBALIAN)
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA (COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS)
ANALISIS TITIK IMPAS Kulaih ke - 14.
ANALISIS FINANSIAL / KELAYAKAN USAHA
>>0 >>1 >> 2 >> 3 >> 4 >> 8 Created by : Novia Evi Fikriyah Ekonomi Teknik Present Worth Analysis.
BREAK EVEN POINT Kelompok 5 Bernard C Eva Astriana
ANALISIS TITIK IMPAS PERTEMUAN 13 DAN 14.
ANALISIS TITIK IMPAS PERTEMUAN 13 DAN 14.
Keuangan Bisnis 1 ANALISIS PULANG POKOK ARI DARMAWAN, DR, S.AB, M.AB.
PAJAK dalam ANALISIS EKONOMI TEKNIK
SRI SULASMIYATI, S.SOS., M.AP
ANALISIS PULANG POKOK (BREAK EVEN POINT)
MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK
FUTURE WORTH ANALYSIS.
Sumber : Dionysia Kowanda
Analisis break even point
Analisis Titik Impas.
Latihan Soal Ekonomi Teknik
BENTUK-BENTUK DAN TEKNIK ANALISA
Entrepreneurship Center Universitas Dian Nuswantoro
Analisis Breakeven Operating Leverage
PERENCANAAN KAPASITAS
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL
LEVERAGE OPERASI DAN KEUANGAN SERTA BEP
* RETNO B. LESTARI07/16/96 B 6 Perencanaan Laba A B PENGANTAR EKONOMI*
RATE OF RETURN ANALYSIS
ANALISIS BREAK EVEN POINT
Analisis biaya-volume-laba
ANALISA BREAK EVEN POINT (BEP) PADA PENDIRIAN APOTEK ANUGRAH RAYA
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI
Analisis Ekonomi Teknik
ANALISA TITIK IMPAS PERTEMUAN 13TH DESEMBER 2007.
Analisis biaya-volume-laba
Pengambilan Keputusan Investasi (Jk. Panjang) dan Harga Transfer
Break even point.
Fungsi biaya, fungsi penerimaan dan bep
BENTUK-BENTUK DAN TEKNIK ANALISA
Pengertian Titik Impas
RoR (Rate of return.
KELAYAKAN USAHA TANI Silvana Maulidah, SP, MP
BREAK EVEN POINT ANALYSIS
TEKNIK SIPIL UNSOED JANUARI 2007
Analisis Proses Bisnis Pertemuan V
ANALISIS BREAK EVENT POINT
ASPEK2 SKB Pasar Konsumen dan Produsen Pemasaran Teknik dan teknologi
PENERAPAN FUNGSI LINIER PART 2
perencanaan laba: ANALISIS BIAYA – TITIK IMPAS (BEP)
Welcome.. .. and thanks for joining us...
Analisis biaya-volume-laba
Analisis Penggantian Analisis penggantian Alasan penggantian:
Metode Deret Seragam (A)
06 Matematika Bisnis Perhitungan & BEP Irson, SE., MM. EKONOMI
MATERI KE 6 : Analisis Ekonomi (4-6)
MATERI KE 6 : Analisis Ekonomi (1-3)
Analisis dan Estimasi Biaya
Analisis Proses Bisnis Pertemuan V
ANALISA BREAK EVEN POINT ( BEP )
Kelompok 5 : Dedi A. Panjaitan Efraim M Sembiring Elsa Meirin R.S Farhan Shabiru Ratna W Situmorang BAB 6 ANALISIS NILAI TAHUNAN.
Perhitungan Titik Impas ( Break Event Point (BEP)) Edi Rianto, M.Si.
ANALISA BREAK EVEN POINT ( BEP )
Fungsi penerimaan dan fungsi biaya
ANALISIS BREAK EVENT POINT
ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN
ANALISIS BREAK EVEN POINT OLEH : PAK PROJO. ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) Definisi BEP  Break Even Point = BEP= Titik Pulang Pokok Adalah keadaan suatu.
Transcript presentasi:

Pendahuluan Faktor-faktor penyebab ketidakpastian: Estimasi yang tidak akurat dalam analisis Tipe bisnis dan kondisi ekonomi masa depan Tipe pabrik dan peralatan yang digunakan Panjang periode studi yang digunakan Metode yang dapat digunakan: 1. Analisis Titik Impas (BEP) 2. Analisis Sensitivitas 3. Analisis Resiko

Analisis Titik Impas Analisis yang umum digunakan dalam ekonomi teknik terutama pada sektor padat karya Digunakan apabila pemilihan alternatif tergantung pada satu faktor tunggal misalnya penggunaan kapasitas Alternatif yang ada cukup sensitif terhadap variabel atau parameter yang sulit diestimasi nilainya. Nilai suatu parameter atau variabel yang menyebabkan dua atau lebih alternatif sama baiknya disebut nilai titik impas (BEP)

Analisis Titik Impas Fungsi BEP: Menentukan nilai ROR antara 2 alternatif yang sama baiknya Menentukan tingkat produksi dari 2 atau lebih fasilitas produksi yang memiliki biaya berbeda. Melakukan analisis jual beli Menentukan berapa tahun yang dibutuhkan agar perusahaan berada pada titik impas, yaitu biaya yang dikeluarkan sama dengan pendapatan yang diperoleh

BEP pada masalah produksi Ada 3 komponen biaya: FC (fixed cost); biaya tetap VC (variable cost); biaya variabel untuk membuat X produk TC (total cost); total biaya untuk membuat X produk

BEP pada masalah produksi VC = c X TC = FC + VC = FC + c X dimana, c = biaya variabel untuk membuat satu produk TR = p X dimana, p = harga jual per sat. produk TR= pendapatan total dari penjualan X buah produk BEP diperoleh jika TR = TC pX = FC + c X

BEP pada masalah produksi

Soal: PT. ABC merencanakan membuat sejenis sabun mandi untuk kelas menengah. Total biaya untuk membuat 10000 sabun per bulan adalah Rp. 25 juta dan untuk membuat 15000 sabun per bulan adalah Rp. 30 juta. Asumsi biaya variabel berhubungan proporsional dengan jumlah sabun yang diproduksi. Hitunglah : a. Biaya variabel per unit dan biaya tetap b. Bila perusahaan menjual sabun seharga Rp. 6000 per unit, berapa produksi per bulan agar perusahaan berada pada titik impas c. Bila memproduksi 12000 per bulan, apakah perusahaan untung atau rugi? Berapa besarnya keuntungan atau kerugian?

Jawab: a. X = 10000 TC = FC + cX 25 juta = FC + 1000(Rp/unit) x 10000 (unit) FC = Rp.15 juta Atau X = 15000 TC = FC + cX 30 juta = FC + 1000(Rp/unit) x 15000 (unit) FC = Rp. 15 juta b. p = 6000

C. Bila X = 12000, maka TR = p X = Rp. 6000/unit x 12000 unit = Rp. 72 juta per bulan TC = FC + c X = Rp. 15 juta + (Rp. 1000/unit x 12000 unit) = Rp. 27 juta per bulan Maka perusahaan untung; Rp. 72 juta – Rp. 27 juta = Rp 45 juta/bulan

BEP pada pemilihan alternatif Definisikan secara jelas variabel yang akan dicari dan tentukan satuan dimensinya Gunakan analisis EUAC atau PW untuk menyatakan total ongkos setiap alternatif Ekuivalenkan persamaan ongkos-ongkos tersebut dan carilah nilai impas dari variabel yang didefinisikan Bila tingkat utilitas yang diinginkan lebih kecil dari nilai BEP,pilih alternatif yang memiliki biaya variabel lebih tinggi, dan sebaliknya.

Alternatif A B C Soal; 1.Terdapat 3 alternatif proyek dengan data sbb: Biaya awal (juta) 100 150 250 Nilai sisa (juta) 25 Biaya tahunan (juta) 20 16 5 Umur proyek 10 Ongkos/unit produk 200 Bila MARR = 10%, pada interval tingkat produksi per tahun berapa alternatif B paling ekonomis?

2. Sebuah perusahaan plat baja sedang mempertimbangkan 2 alternatif mesin pemotong plat yang bisa digunakan Alternatif 1. Mesin otomatis; harga awal Rp. 23 juta dan nilai sisa Rp. 4 juta setelah 10 th. Bila mesin dibeli, operator harus dibayar Rp. 12000/jam. Output mesin 8ton/jam. Biaya O&M tahunan 3,5 juta rupiah. Alternatif 2. Mesin semi otomatis; harga awal Rp.8juta dengan masa pakai ekonomis 5 th dan tidak bernilai sisa. Biaya perjam adalah Rp. 24000/jam dan biaya O&M adalah Rp. 1,5 juta per tahun. Output mesin 6 ton/jam. Apabila MARR 10%; Berapa lembaran logam yang harus diproduksi tiap tahun agar mesin otomatis lebih ekonomis daripada mesin semiotomatis? Apabila manajemen menetapkan tingkat produksi 2000 ton per tahun, mesin mana yang sebaiknya dipilih?

Analisis Sensitivitas Nilai-nilai parameter dalam ekonomi teknik tidak terlepas dari faktor kesalahan Perubahan pada nilai parameter akan mengakibatkan perubahan hasil sehingga dapat mempengaruhi keputusan Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui seberapa sensitif suatu keputusan terhadap perubahan faktor-faktor atau parameter-parameter Analisis sensitivitas dilakukan dengan mengubah nilai suatu parameter pada suatu waktu untuk selanjutnya dilihat bagaimana pengaruhnya terhadap akseptabilitas suatu alternatif investasi

Soal: Sebuah alternatif investasi diperkirakan membutuhkan dana awal sebesar Rp. 10 juta dengan nilai sisa nol di akhir tahun ke lima. Pendapatan tahunan diestimasikan sebesar Rp.3 juta. Perusahaan menggunakan MARR sebesar 12% untuk menganalisis kelayakan alternatif investasi tersebut. Buatlah analisis sensitivitas dengan mengubah nilai-nilai: Tingkat bunga Investasi awal Pendapatan tahunan pada interval ± 40% dari nilai-nilai yang diestimasikan di atas dan tentukan batas-batas nilai parameter yang mengakibatkan keputusan tersebut bisa berubah (batas-batas kelayakan)

NPW = -10 juta + 3 juta (P/A,12%,5) = 0,8144 juta, layak karena NPW > 0. a. Apabila suku bunga (i) berubah ±40% dari suku bunga estimasi maka: 1. Bertambah 40%; NPW = -10juta + 3juta(P/A,16.8%,5) = -0,3572 juta 2. Bertambah 25%; NPW = -10juta + 3juta(P/A,15%,5) = 0,0566 juta

NPW = -10juta + 3juta(P/A,9%,5) = 1,6691 juta 4. Berkurang 40%; Keputusan menjadi tidak layak jika NPW negatif. Batas perubahan ini akan diperoleh melalui nilai ROR (NPW=0) NPW = 0; -10 juta + 3juta(P/A,i%,5) = 0; i = 15,25%

b. Perubahan investasi awal pada interval ± 40% 1. +40%; NPW = -10juta(1,4) + 3juta(P/A,12%,5) = -3,1856 juta 2. +25%; NPW = -12,5juta + 3juta(3,6048) = -1,6856 juta 3. -25%; NPW = -7,5juta + 3juta(3,6048) = 3,3144 juta 4. -40%; NPW = -6 juta + 3juta(3,6048) = 4,8144 juta NPW=0 bila besar investasi; P = 3 juta(P/A,12%,5) = 10,8144 juta Jadi investasi menjadi tidak layak jika biaya investasi lebih besar dari Rp 10,8144 juta atau meningkat sebesar 8,144% dari 10 juta