AGAMA SHINTO OLEH KHAIRUL UMAM TAFSIR HADITS USHULUDDIN dan FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGRI JAKARTA
PENGERTIAN SHINTO Berasal dari kata ‘shin’ dan ‘to’ yang berarti jalan Asal kata di ambil dari bahasa China yang berarti jalan para dewa Nama asli dari agama shinto ialah : kami no michi (jalan dewa) Kemungkinan didirikan pada masa prasejarah
KITAB-KITAB AGAMA SHINTO Kiyoki (catatan cerita naluri zaman kuno) Nihongi (cerita-cerita Jepang) Yengisiki (nyanyian dan puji-pujian). Kojiki (catatan peristiwa purbakala) Nihonji (riwayat jepang).
DEWA/I AGAMA SHINTO Amaterasu Omi Kami (dewi matahari) yang menguasai langit pada siang hari, (Kojiki, 43; NIhonji, 1:32) Tsuki Yomi (dewa bulan) yang menguasai langit pada malam hari (Kojiki, 43-44 ; Nihonji, 1:32) Ssusa no Wo (dewa topan) yang menguasai angina ribut. Kaga-se-Wo (dewa binatang) Ta-kiri-bima (dewi Embun).
KONSEP ETIKA Cinta pada tanah air Taat dan patuh pada Raja Ritual peribadatan keagamaan di integrasikan kedalam kehidupan politik dan ekonomi
KONSEP ESKATOLOGI Sesuatu yang telah mati masih di anggap memiliki ruh atau spirit Ruh dan spirit mempunyai pengaruh dalam kehidupan keseharian mereka yang masih hidup Ini adalah salah satu Butsudan (altar keluarga) yang terdapat di Jepang Butsudan (altar keluarga)
Tempat Peribadatan Agama Shinto Yasaka Jinja, Kyoto, dibangun pada zaman Asuka. Yasaka Jinja, Kyoto, dibangun pada zaman Asuka. Tempat Peribadatan Agama Shinto Sebuah torii di Kuil Itsukushima yang menjadi salah satu tempat peribadatan agama Shinto. Izumo Taisha, Izumo, Prefektur Shimane. Menurut kepercayaan, dibangun pada era mitologi
Kuil Shinto (神社 jinja?) adalah struktur permanen dari kayu yang dibangun untuk pemujaan berdasarkan kepercayaan Shinto. Tidak semua kuil Shinto adalah bangunan permanen, sejumlah kuil memiliki jadwal pembangunan kembali. Bangunan di Ise Jingū misalnya, dibangun kembali setiap 20 tahun
Cara Peribadatan Dalam menentukan Hak Absolut dari realiti agama ini menunjukan bahwa rajalah yang memegang peranan atau pemimpin, sedangkan Agama Shinto sangat mementingkan ritus-ritus dan memberikan nilai sangat tinggi terhadap ritus yang sangat mistis. Menurut agama Shinto watak manusia pada dasarnya adalah baik dan bersih. Adapun jelek dan kotor adalah pertumbuhan kedua, dan merupakan keadaan negatif yang harus dihilangkan melalui upacara pensucian (Harae).