ICT for Education
Digital Divide Indonesia belum mampu mendayagunakan potensi ICT secara baik, dan oleh karena itu Indonesia terancam digital divide yang semakin tertinggal terhadap negara-negara maju. Kesenjangan prasarana dan sarana ICT antara kota dan pedesaan, juga memperlebar jurang perbedaan sehingga terjadi pula digital devide di dalam negara kita sendiri.
Action Plan dari World Summit on the Information Society (WSIS) Seluruh Desa terhubung th 2010, terhubung dg sebuah Community Access Point th. 2015. Seluruh Universitas terhubung th. 2005, tingkat SMP-SMU terhubung th. 2010, dan tingkat SD terhubung th. 2015. RS terhubung pd th. 2005, dan pusat kesehatan pd th. 2010 Wireless tlh menjangkau 90% dr penduduk dunia pd th. 2010 & 100% pd th. 2015 Institusi pemerintah pusat memiliki situs & email th. 2005 dan Institusi daerah th. 2010.
Indonesia perlu menyambut komitmen dan inisiatif berbagai lembaga internasional, kelompok negara, atau negara-negara lain secara sendiri-sendiri dalam meningkatkan kerja sama yang lebih erat dalam penyediaan sumber daya pembiayaan, dukungan teknis, dan sumber daya lain untuk membantu Indonesia sebagai negara berkembang mengatasi digital divide
Wartel dan Warnet memainkan peranan penting dalam mengurangi digital divide. Warung Telekomunikasi dan Warung Internet ini secara berkelanjutan memperluas jangkauan pelayanan telepon dan internet, baik di daerah kota maupun desa US Department of Commerce dalam laporannya “The Emerging Digital Economy” Mei 1998 menyatakan bahwa internet memerlukan waktu hanya 4 tahun untuk mencapai 50 juta pengguna, dibanding 13 tahun untuk televisi, 16 tahun untuk komputer, 38 tahun untuk radio serta 74 tahun untuk telepon
Digital Literacy Era digital memaksa Depdiknas meluncurkan program melek komputer bagi seluruh masyarakat. Untuk mencapainya, pendidikan nonformal, termasuk program kesetaraan akan dibekali kemampuan komputer. ”Pemerintah bertekad untuk mewujudkan komputer atau digital literacy pada masyarakat,” ujar Mendiknas Bambang Sudibyo pada acara penyerahan sertifikat Approved Test Center (ATC) International Computer Driving License kepada sejumlah unit pelaksana teknis/daerah Pendidikan Nonformal di Jakarta kemarin
Program literasi (melek) komputer merupakan kebijakan revitalisasi Pendidikan Nonformal yang sedang digalakan pemerintah. Melalui kebijakan ini, disiapkan progam pendidikan kecakapan hidup di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Program literasi komputer akan disinergikan dengan pendidikan keaksaraan dan kesetaraan. Dengan begitu, yang melek komputer tidak hanya mereka yang mengenyak pendidikan formal. Tapi juga warga masyarakat yang ikut program kesetaraan seperti Paket A, Paket B, dan Paket C.