CSS OPDENT Tumpatan kelas IV RK Firmansyah Satrio Adi Prayogo Preseptor : drg. Any Setyawati, Sp. KG
Analisis Jurnal Judul : Adhesive restorative material : A review Penulis : MJ tyas, MF burrow
Pendahuluan Sekitar 50 tahun lalu michael buonore bisa mendemonstrasikan perawatan enamel dengan phosporic acid dan membuat permukaan yang porus sehingga bisa diinfiltrasi oleh resin untuk menghasilkan ikatan mikromekanik. Disisi lain wilsons team juga menemukan GIC yang waer based dan kompatibel dengan dentin dan merupakan kebalikan danri resin komposti yang hifrophiobic dan kurang kompatibel terhadap dentin. Pada review ini kan dibahas dua bahan adhesive yaitu GIC dan dentin bonding agent untuk resin komposit.
GIC GIC merupakan water based material yang setting dari reaksi asam basa antara ployalkenoic acid dan fluoroaluminosolicate glass. GIC memiliki sifat yang brittle sehingga pada perkembanganya di temukan RMGIC yang bertujuan untuk menambah kekuatan fisiknya. Salah satu karakteristik lain dari GIC adalah sifatnya yang mampu release fluor
Dentine Bonding Agnts Pada penelitian terdahulu berhasil menginvestigasi lapisan antara resin dan substrate dentin yang bernama dentin hybrid atau hybrid layer, yaitu merupakan komponen organik dentin yang telah diikat oleh resin. perkembangan saat ini terdapat beberapa jenis DBA berdasarkan jumlah stepnya, yaitu three step atau conventional system, two step system dan one bottle atau al in one system
Three step system Material ini memiliki itsa, primer, dan adhesive yang terpisah dan merupakan metode lama. Tetapi masih di gunakan karena menghasilkan ikatan yang kuat. Kekurangan dari sistem ini adalah banyaknya step sehingga rawan akan kontaminasi saat proses penumpatan
Two step system Pada sistem ini terdapat dua jenis. Yang pertama adala etsa terpisah dan campuran primer dan bonding. Kekurangan dari sistem ini sama dengan sistem konvensional. Masalah utamanya adalah sulit untuk memastikan infiltrasi bonding pada dentin yang telah terjadi demineralisasi. Sedangkan untuk grup kedua adalah etsa dan primer yang di gabung. Kekurangan dari sistem ini adalah kurangnya kemampuan pengetsaan pada enamel
One bottle system Merupakan sistem paling simple karena mengkombinasikan semua step dalam satu system. Masalah dari sistem ini adalah kurang efektifnya pengetsaan enamel di bandingkan pengetsaan phosporic acid
Bonding Mechanism Mekanisme ikatan DBA adalah melalui hybrid layer, yaitu terjadinya micromechanical interlocking dari resin di sekitar collageb fibrils yang terekspose karena adanya demineralisasi. Interlocking terjadi karena adanya diffusi dari resin pada primer dan bonding.Ketebalan hybrid layer adalah antara 1-5 um. Keteba;an dari hybrid layer tidak berpengaruh pada kekuatan ikatan. Pada penelitian lain proses pengetsaan, pencucian dan pengeringan dapat menyebabkan dentin menjadi collapse dan kehilangan hidroxyapatit, hal ini merupakan halangan untuk proses difusi resin ke daerah demineralisasi
Dari masalah tersebut kemudian di temukan teknik wet bonding technique yaitu dengan meninggalkan serat kolagen demineralisasi yang di dukung oleh air residu setelah di cuci.
TERIMAKASIH