TEKNOLOGI PEMBUATAN POLYETILEN
Polyetilen disintesa secara kimia dari etilena, senyawa yang biasanya terbuat dari minyak bumi atau gas alam. Monomernya adalah etilena. Polietilen merupakan molekul agak stabil yang berpolimerisasi hanya pada kontak dengan katalis. Katalis yang paling umum terdiri dari titanium (III) klorida, yang disebut katalis Ziegler-Natta.
Sifat Fisik : Berat Molekul : – g/mol Bentuk : padatan, cairan, slurry Densitas : 0,91 - 0,96 g/cm3 Titik lebur : 109 – 183 oC Sifat Kimia : Tidak larut dalam pelarut apapun pada suhu kamar Tahan terhadap asam/basa, tetapi dapat dirusak oleh asam nitrat pekat Tidak tahan terhadap cahaya dan oksigen
produk industri hulu adalah ethylene, propylene, butadiena, xylene. Sedangkan industri hilir adalah industri yang menghasilkan produk-produk jadi yang siap pakai seperti polyethylene yang bila diolah lebih lanjut dapat dibuat menjadi berbagai produk plastik.
High Presure Process 1) Autoclave reaktor Tekanan operasinya antara Mpa Waktu tinggal detik 2) Tubular Reaktor Tekanan operasi yang digunakan antara Mpa Temperatur reaksinya tergantung dari jenis inisiator oksigen maka temperatur reaksinya 1900 °C dan jika menggunakan inisiator peroxycarbonate maka temperatur reaksinya menjadi 1400°C.
Suspension (Slurry) Process Ada 2 macam proses dalam suspension (slurry) proses, yaitu autoclave process dan loop reaktor process. Autoclave ProcessLoop Reactor Process Tekanan operasinya Mpa (typical) Tekanan operasinya 3-4 Mpa (typical) Temperatur reaksinya antara °C (typical) Temperatur reaksinya 1000 °C (typical) Diluent yang digunakan adalah hexane Diluent yang digunakan adalah isobutene Katalis yang digunakan dicampur dengan alkyl alumunium Jika menggunakan Philip type maka katalisnya, campuran Ti dan Alkyl alumunium
Gas Phase Process Union Carbide banyak menggunakan proses ini dengan menggunakan reaktor fluidized bed. Disebut gas phase process karena hampir semua bahan baku disuplai dalam bentuk gas. a. Tekanan operasi yang digunakan antara Mpa b. Temperatur reaksinya antara °C Poison catalyst : CO2, CO, H2O
Inisiasi Tahap ini dimulai dengan proses pengaktifan katalis oleh ko-katalis. Katalis yang digunakan, TiCl4 dan ko-katalisnya : Al(C2H5)3. Setelah katalis diaktifkan oleh ko-katalis, akan terbentuk rantai polietilen sebagai hasil penyisipan monomer etilen di antara atom Ti dengan gugus metil. Propagasi Radikal etilen yang terbentuk akan menyerang monomer etilen lain secara terus menerus sehingga membentuk rantai polimer yang panjang. Pada tahap ini tidak terjadi pengakhiran sampai tidak ada lagi gugus fungsi yang tersedia untuk reaksi. Terminasi Pada tahap ini terjadi reaksi hidrogenasi. Hidrogen sebagai terminator akan bergabung dengan sisi aktif katalis sehingga terjadi pemotongan radikal polimer menjadi senyawa polimer dan senyawa hidrid. Senyawa hidrid akan bergabung kembali dengan monomer etilen lainnya untuk membentuk rantai etilen yang baru.
Reaksi ini menggunakan adisi koordinasi yang cenderung menangkap etilen, memecahkan ikatannya dan menggabungkannya dengan molekul polimer yang sudah terbentuk. Dengan kata lain reaksi polimerisasi ini cinderung reaktif, sehingga reaksi balik dapat dikatakan tidak ada.
Konversi yang besar dengan waktu tinggal yang pendek menunjukkan bahwa reaksi polimerisasi etilen menjadi polietilen berjalan searah. Konversi overall yang dapat dicapai pada polimerisasi etilen menjadi polietilen sampai di atas 95%.
Kontak dengan debu halus dan asap panas dapat menyebabkan iritasi sistem mata, kulit. Kontak dengan bahan cair panas dapat menyebabkan luka bakar yang parah, kemungkinan cedera permanen atau kebutaan. Produk ini akan terbakar jika terlalu lama pada suhu tinggi
Polietilena tidak mudah terurai di lingkungan kecuali telah dimodifikasi secara kimiawi oleh panas atau bahan kimia untuk mengurangi ukuran molekulnya. Polietilena dianggap tidak beracun dalam sistem tanah dan air.